11 Saham Bakal Melakukan Akuisisi Merger, Begini Detailnya

Ada sekitar 11 saham yang lagi mau proses akuisisi hingga merger. Siapa saja mereka dan sejauh mana prosesnya saat ini?

11 Saham Bakal Melakukan Akuisisi Merger, Begini Detailnya

Mikirduit – Kabar akuisisi cukup memanas jelang akhir 2023, dari yang baru sekadar rumor hingga mulai proses terus bertebaran. Berikut ini ada 11 kabar akuisisi yang berkaitan dengan saham di BEI. 

Isu akuisisi merger memang kerap menjadi pendorong harga saham hingga bisa melejit. Banyak contoh saham yang diakuisisi maupun pengakuisisi ikut melejit. Dengan syarat, tidak ada saham yang bermasalah terkait diakuisisi maupun yang mengakuisisi. 

Misalnya saja, saham SMMT yang mulai bergerak naik sejak Mei 2023 hingga meroket 93 persen sampai 15 November 2023. Ternyata, usut punya usut, 58 persen saham SMMT diambil oleh oleh Geo Energy. Ditambah, jika ada pergantian pemegang saham pengendali diwajibkan melakukan tender offer. Di mana, per Oktober 2023 harga tender offer dipatok Rp1.305 per saham. 

Begitu juga ketika saham MFIN tiba-tiba melesat di Mei 2023. Jingga saat ini, harga saham MFIN sudah naik 71,08 persen. Ternyata, saham multifinance itu mau diakuisisi oleh MUFG serta ADMF, meski sampai saat ini akuisisinya masih dalam proses. 

Namun, masuk ke saham akuisisi merger ini juga wajib diperhatikan karena beberapa hanya rumor di mana dari tren kenaikan sebentar, tiba-tiba langsung turun signifikan. Untuk itu, kami akan mengungkapkan fakta 12 kabar akuisisi yang berkaitan dengan saham di BEI. 

BACA JUGA: Membaca Arah Potensi Kenaikan Harga Saham Saat Ada isu Akuisisi

ISAT Akuisisi Sebagian Aset IPTV

Kabar ISAT akuisisi IPTV ini benar, tapi yang diakuisisi bukan IPTV, melainkan sebagian aset pelanggan MNC Play yang dikelola oleh anak usaha di bawah MNC Group tersebut. 

Kabarnya yang diakuisisi adalah pelanggan dan peralatan terkait layanan internet dan TV kabel dari IPTV. Pasalnya, ISAT lagi ekspansi mengembangkan layanan internet ke rumah dengan brand Hifi. Adapun, jenis produk terintegrasi antara layanan internet rumah dan operator seluler memang lagi digencarkan oleh seluruh operator seluler, dari EXCL dengan XL Home, serta integrasi Telkomsel dengan Indihome. 

Namun, transaksi akuisisi ini masih dalam proses perizinan sehingga belum ada detail nilai transaksi dan sebagainya. 

Sementara itu, IPTV mengaku ingin fokus dalam pembuatan konten sehingga melepas sebagian asetnya tersebut ke ISAT.

Bisnis Pulp and Paper Sinarmas (INKP dan TKIM)  Berencana Akuisisi Perusahaan Tisu China

Grup Sinarmas dikabarkan telah mengajukan penawaran untuk akuisisi mayoritas kepemilikan saham Vinda International Holdings Ltd. Perusahaan asal Hong Kong itu disebut memiliki kapitalisasi pasar senilai 3 miliar dolar AS. Bisnis Vinda itu mencakup produk tisu dari berbagai merek seperti, Tempo dan Tork, serta ada produk perawatan kewanitaan hingga perawatan bayi. 

Namun, persaingan memperebutkan saham Vinda ini cukup ketat, Grup Sinarmas juga harus bersaing dengan RGE milik Sukanto Tanoto dan Suzano SA (perusahaan pulp and paper besar di Brasil).

Selain itu, kabarnya Bain Capital, CVC Capital, dan DCP Capital juga tertarik untuk ambil alih perusahaan Tisu asal Hong Kong. 

Sebagai informasi, Vinda saat ini dikendalikan oleh Essity AB, perusahaan perawatan asal Swedia. Lalu, Pengendali Vinda itu sempat menyebutkan kalau kepemilikan sahamnya di Vinda dalam peninjauan strategis. 

Jika bicara Grup Sinarmas dan Pulp and Paper, berarti akan merujuk kepada dua saham, yakni INKP dan TKIM. Namun, tingkat transaksi akuisisi ini masih belum jelas karena persaingannya cukup ketat. 

BBTN Akuisisi Bank Muamalat

BBTN dikabarkan berencana mengakuisisi PT Bank Muamalat Tbk. Nantinya, setelah akuisisi Bank Muamalat, unit usaha syariah BBTN bakal dialihkan ke Bank Syariah pertama di Indonesia tersebut. 

Kabar BBTN akuisisi Muamalat muncul setelah negosiasi dengan Bank Victoria Syariah tidak menemui kata sepakat. 

Adapun, terkait rencana akuisisi ini, Bank Muamalat juga tengah merencanakan pencatatan sahamnya di BEI pada akhir 2023. Adapun, porsi kepemilikan saham BPKH sebagai pemegang saham mayoritas Muamalat sebesar 82,65 persen berpotensi terdilusi jika ada investor baru masuk. 

Tahapan BBTN akuisisi bank Muamalat pun masih dalam proses pengkajian dan belum ada tanda tangan MoU apapun. Kita perlu tunggu update ke depannya.

BACA JUGA: Saham BBTN Sudah Murah, Bisa Jadi Multibagger Nggak Nih?

CUAN Akuisisi PTRO

Saham Prajogo Pangestu CUAN telah mengumumkan rencana akuisisi 34 persen saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) melalui anak usahanya PT Kreasi Jasa Persada. Setelah transaksi selesai, anak usaha CUAN akan menjadi pengendali baru di PTRO. 

Dalam akuisisi PTRO, dari kabar terakhir masih dalam proses negosiasi dengan pemegang saham PTRO, yakni PT Caraka Reksa Optima. 

BACA JUGA: 2023 Menjadi Tahunnya Prajogo Pangestu?

Perusahaan Jepang Akuisisi Produsen GT-man RICY

Saham RICY, produsen celana dalam GT-Man dikabarkan tengah proses akuisisi oleh perusahaan perdagangan asal Jepang. Nilai transaksinya mencapai Rp1 triliun. Nilai transaksi itu jauh lebih besar dibandingkan dengan kapitalisasi pasar perseroan yang per 15 November 2023 senilai Rp75,08 miliar. 

Adapun,RICY juga masih memproduksi beberapa apparel untuk brand asal Jepang seperti Mizuno dan Champion. Dalam keterbukaan informasi kepada IDX per 13 November 2023, RICY pun mengungkapkan kalau proses akuisisi masih dalam tahap pembicaraan sehingga tidak bisa diberikan lebih detail.

EXCL dan FREN Merger?

Salah satu cerita panjang adalah kabar FREN yang mau diakuisisi. Dari sebelum periode  Covid-19 sampai sekarang, saham ini selalu dikabarkan akan diakuisisi. 

Namun, kali ini rumor kembali menguat kalau Axiata, induk dari EXCL berencana akuisisi FREN dan meleburkannya dengan EXCL. Meski, dari pihak manajemen EXCL maupun FREN mengaku belum mengetahui rencana tersebut. 

Adapun, aksi akuisisi merger FREN menguat setelah perusahaan telekomunikasi milik Grup Sinarmas itu juga berencana melakukan right issue jumbo. Bahkan, ada yang rumor mengabarkan kalau pihak EXCL akan masuk ke FREN dengan harga di bawah Rp50 per saham. Meski, hal itu sudah dibantah manajemen EXCL. 

Namun, yang pasti proses transaksi ini akan terjadi di pihak pemegang saham, yakni Grup Sinarmas dan Axiata. Serta, ceritanya masih penuh RUMOR belum ada pengumuman secara resmi. 

BACA JUGA: Mengurai Fakta Right Issue Jumbo Saham FREN

MIND ID Akuisisi 14 persen Saham INCO

MIND ID dikabarkan selangkah lagi akan mengakuisisi 14 persen saham INCO dengan harga diskon. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Dengan begitu, MIND ID akan memegang 34 persen saham INCO. Apakah akan menjadi pengendali? nah itu tergantung sebanyak 14 persen saham itu diambil dari siapa. 

Saat ini, pengendali INCO adalah Vale Canada Ltd sebesar 43,7 persen. Lalu, ada Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03 persen. 

Namun, Direktur utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkapkan 34 persen kepemilikan perseroan tidak akan signifikan untuk menentukan kebijakan. Soalnya, ada kesepakatan konsolidasi antara Vale Canada dengan Sumitomo lewat perjanjian block voting agreement. 

Meski begitu, pihak MIND ID tengah bernegosiasi agar setiap ketentuan yang ada sebelum divestasi bisa dinegosiasikan ulang. 

Adapun, aksi divestasi INCO ini menjadi jalan perseroan untuk bisa mendapatkan perpanjangan kontrak tambang Vale yang habis pada 2025 nanti.

BACA JUGA: Jelang Divestasi, Begini Prospek Saham INCO

Grup Salim Suntik Modal DEWA

Salah satu saham Grup Bakrie bakal kedatangan Grup Salim lagi, kali ini giliran DEWA. Kabarnya, Grup Salim bakal masuk DEWA melalui private placement. Apalagi, perseroan lagi mengaudit laporan keuangan kuartal III/2023. 

Kabarnya, Grup Salim akan masuk ke DEWA dengan menyetor modal sekitar Rp1,8 triliun. Namun, aksi private placement jumbo dari DEWA ini akan membutuhkan waktu lama karena butuh persetujuan dari regulator. 

Artinya, aksi Grup Salim masuk DEWA juga belum ada pengumuman pasti, hanya bersifat RUMOR di pasar. Meski begitu, peluangnya terbuka mengingat kedekatan Grup Salim dengan saham sektor pertambangan dari Grup Bakrie. Akankah terealisasi?

BACA JUGA: Review 21 Portofolio Saham Grup Salim, ada yang Kamu Punya?

Peter Sondakh Mau Jual ARCI?

Salah satu cerita lainnya adalah rumor rencana Peter Sondakh jual emiten tambang emasnya, yakni ARCI. Namun, transaksi ini belum ada kabar siapa pihak yang akan mengakuisisi karena sifatnya baru berencana melakukan divestasi. 

Di sisi lain, setelah kabar ARCI mau dilepas Peter Sondakh, muncul isu UNTR dari Grup Astra bakal akuisisi. Namun, manajemen UNTR maupun ARCI membantah hal tersebut. Adapun, rencana divestasi ARCI ini berpotensi kembali muncul ke permukaan pada 2024 jika sudah ada nama yang tertarik untuk beli kepemilikannya Peter Sondakh di saham tambang emas yang katanya terbesar di Asia Tenggara tersebut. 

ASII Incar Perusahaan untuk Diakuisisi

ASII mengungkapkan berencana melakukan akuisisi perusahaan dalam paparan publik pada 14 November 2023. Opsi akuisisi perusahaan ini terbuka untuk perusahaan konvensional hingga startup. 

Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengungkapkan perseroan memang ingin terus investasi untuk memperkuat portofolio bisnisnya. Lalu, ASII juga mencermati potensi sektor baru yang bisa memberikan manfaat dan menjadi pilar pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. 

Secara khusus, Djony mengutarakan ada beberapa inisiatif akuisisi dalam pipelinenya yang sedang dipantau. "Namun, saya perlu sampaikan, kami juga tidak akan terlalu melebar," ujarnya. 

Namun, kabar ini memang masih bersifat mentah tanpa ada kejelasan target perusahaan. Namun, wajib dipantau perkembangannya. Dalam beberapa tahun terakhir, ASII beserta anak usahanya seperti UNTR memang rutin berinvestasi. Misalnya, ASII mengakuisisi emiten rumah sakit HEAL, serta UNTR yang akuisisi emiten pembangkit listrik tenaga air ARKO. 

ITMG Berencana Akuisisi untuk Memperkuat Bisnis  Energi Hijau dan Ekspansi ke Nikel

Induk dari ITMG, yakni Grup Banpu juga mengumumkan rencana ekspansi pengembangan bisnis energi hijau. Apalagi, perseroan telah mendirikan perusahaan bidang tersebut dengan nama PT ITM Bhinekka. Saat ini, perusahaan itu membawahi dua sektor, yakni bisnis pembangkit listrik tenaga surya dan air. 

BACA JUGA: Begini Penyebab Kinerja ITMG Kuartal III/2023 Jeblok dan Rencana Divestasinya

Selain, itu induk ITMG juga menyiratkan perseroan tertarik untuk masuk ke bisnis nikel. Dengan kas yang tebal, pihaknya yakin tidak ada masalah bagi ITMG untuk mendorong pertumbuhan secara anorganik dengan akuisisi perusahaan atau bermitra dengan perusahaan yang lebih expert di bidang energi hijau. 

Namun, Banpu juga tidak mengungkapkan secara detail, siapa dan berapa modal akuisisi yang akan digelontorkan untuk ekspansi ITMG tersebut.

Dengan melihat ada 11 aksi akuisisi yang sedang berjalan, apakah 2024 akan jadi periode yang penuh dengan aksi akuisisi merger?

Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Diskon Langsung Rp100.000

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
  • Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Referensi