Penyebab Laba Bersih ITMG Anjlok, Kiamat Batu bara?

Saham ITMG jadi obrolan karena laba bersihnya turun 54 persen. Kira-kira apa yang bikin laba bersihnya anjlok? apakah ini tanda-tanda kiamat batu bara?

Penyebab Laba Bersih ITMG Anjlok, Kiamat Batu bara?

Mikirduit – Kinerja laba bersih PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) jadi sorotan banyak pihak setelah turun 54 persen. Banyak yang bilang ini jadi pertanda kiamat batu bara. Namun, apa yang sebenarnya terjadi? 

💡
update komentar Grup Banpu terkait rencana diversifikasi ITMG di paragraf 19

Secara ringkas, ITMG memang mencatatkan penurunan seluruh pos pendapatan hingga laba bersihnya. Pendapatan turun 30,18 persen menjadi 1,82 miliar dolar AS, sedangkan laba bersih turun 54 persen menjadi 405,83 juta dolar AS. 

Lalu, apa saja yang menyebabkan laba bersih ITMG turun sangat dalam? 

Pertama, penurunan pendapatan sebesar 30 persen. Penurunan ini bisa dibilang cukup drastis dibandingkan dengan semester I/2023 yang cuma turun 8,6 persen. Jika dilihat sekilas tanpa melihat data lebih detail, penurunan ini bisa disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan penurunan harga jual rata-rata perseroan. Angka detailnya akan dibahas di bawah. 

Kedua, saat pendapatan turun, beban pokok pendapatan tetap naik tipis sebesar 0,57 persen. Menariknya, kenaikan beban pokok pendapatan ITMG lebih didorong oleh biaya penambangan yang naik 28 persen menjadi 464 juta dolar AS, serta pembelian batu bara naik 13 persen menjadi 243 juta dolar AS. Di sisi lain, pembayaran royalti batu bara malah turun 28 persen menjadi 265 juta dolar AS. Hal ini ada indikasi penurunan volume penjualan. 

BACA JUGA: Rencana Diversifikasi Bisnis 10 Saham Batu bara Terbesar

Pertanyaannya, ada apa dengan pendapatan ITMG?

Jika melihat demografi penjualan ITMG, kami agak terkejut ketika penurunan terjadi di seluruh lokasi penjualan, bahkan termasuk domestik turun 39 persen. Soalnya, hal serupa tidak terjadi di saham batu bara lainnya seperti, ADRO dan PTBA. [sebagai sampel]

ADRO memang mencatatkan penurunan penjualan di beberapa negara seperti India turun 32 persen, Taiwan turun 75 persen, Hong Kong turun 60 persen, Jepang turun 30 persen, dan Malaysia turun 10 persen. Namun, dari sisi domestik masih naik 18 persen, China naik 60 persen, serta Korea juga naik 6,3 persen. 

Begitu juga dengan PTBA, ada penurunan penjualan di India sebesar 39 persen, Jepang 58 persen, Thailand 67 persen, Malaysia 14 persen, Taiwan 53 persen, dan Italia turun 100 persen. Namun, tetap ada kenaikan dari domestik naik 1,59 persen, Korea naik 14,3 persen, China naik 73 persen, Kamboja naik 67 persen, dan Filipina naik 30 persen. 

Dari sini, berarti ada efek dari kombinasi penurunan volume penjualan ditambah penurunan harga jual rata-rata batu barnanya. Namun, apa yang menyebabkan penurunan volume penjualan?

Pertama, memang permintaan yang didapatkan turun cukup dalam. 

Kedua, ada masalah dalam pengiriman batu bara. 

Ketiga, ITMG memang menahan penjualan terlebih dulu. Mungkinkah?

Namun, mana jawaban yang pas? kita bisa lihat data produksi dan volume penjualan ITMG. 

BACA JUGA: Blackrock Sudah Jualan, Tanda Kiamat Saham Batu bara?

Jika melihat, data volume penjualan periode 3 bulan untuk kuartal III/2023 yang cuma 5,3 juta ton. Jumlah ini disebut cuma karena posisinya lebih rendah 7 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, serta 1 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Padahal, untuk volume penjualan pada kuartal I dan II di tahun ini masih bertumbuh masing-masing 4,65 persen dan 38,46 persen. 

Jadi, salah satu penyebab penurunan penjualan pada kuartal III/2023 adalah adanya penurunan volume penjualan signifikan. 

Ditambah, rata-rata harga jual batu bara ITMG untuk tiga bulan kuartal III/2023 turun 13 persen menjadi 98,7 dolar AS per ton. Meski, kalau akumulasi 9 bulan 2023 masih di 119,4 dolar AS per ton. 

Jadi, apakah ini akan jadi kiamat saham batu bara?

Rencana Diversifikasi ITMG

Pemegang saham pengendali perseroan, Banpu Public Company Ltd mengungkapkan rencana diversifikasi ITMG.

Chief Executive Officer Banpu Somruedee Somphong mengatakan ITMG telah mendirikan PT ITM Bhineka Power sekitar 2 tahun yang lalu. DAri situ, investasi ITMG akan terus berkembang.

"Kami berencana akan melakukan beberapa akuisisi untuk membuatnya semakin besar," ujarnya.

Namun, pihak Banpu belum membeberkan rencana lebih detail untuk akuisisi tersebut. Namun, kisi-kisinya, ITMG siap masuk ke bisnis energi hijau dari hulu, midstream, hingga hilir. Lalu, dari sektor mineral, ITMG mengincar bisnis nikel.

Soal pembiayaan, ITMG mengaku tidak terlalu masalah. Pasalnya, perseroan memiliki kas yang cukup tebal.

Jika dilihat dengan beberapa indikator, free cashflow ITMG memang cukup tebal sekitar Rp2,92 triliun. Sementara itu, dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya ada sekitar Rp18,48 triliun.

Sementara itu, sampai saat ini ITM Bhinneka Power telah memiliki dua anak usaha, yakni PT Cahaya Power Indonesia dan PT IBP Hydro Power.

Cahaya Power Indonesia memiliki bisnis untuk pengembangan atap panel surya. sedangkan IBP Hydri Power akan jadi bisnis pembangkit listrik tenaga air di masa depan.

Namun, bisnis energi terbarukan ITMG saat ini masih baru di tahap penyediaan pasokan energi untuk mitra usaha di area komersial dan industri.

Sampai semester I/2023, ITMG sudah mendapatkan kontrak kumulatif 9,7 megawatt peak. Lalu, ITMG juga tengah mengembangkan pembangkit hibrida surya PV di Bunyut untuk dukung operasi pertambangan perseroan.

Lalu, ITMG juga berencana mengembangkan ladang pembangkit listrik tenaga surya di lokasi strategis sambil mempertimbangkan transisi dari diesel ke energi surya dengan dukungan Battery Energy Storage System.

Kesimpulan

Sebenarnya, penurunan laba bersih ITMG sebesar 54 persen ini disebabkan faktor operasional bisnisnya, yakni penurunan volume penjualan dan rata-rata harga jual batu baranya. Jadi, apakah ini kiamat?

Menurut kami, jika disebut kiamat mungkin belum ya, setidaknya sampai 2030, tingkat kebutuhan batu bara akan masih akan ada. Kenapa? kami pernah jelasin alasan kuatnya di sini. [sebagai informasi, saya bukan pecinta saham batu bara juga, karena saya tidak terlalu suka saham cyclical, hanya saja menarik untuk mengulas saham ini]

Adapun, penurunan kinerja saat ini murni karena normalisasi kinerja keuangan setelah penurunan harga batu bara. Setiap perusahaan batu bara memiliki strategi masing-masing untuk menjaga tingkat profitabilitasnya bisa lebih berkelanjutan. 

Apalagi, jika kita melihat secara historis, posisi laba bersih ITMG per kuartal III/2023 itu masih jauh lebih besar dibandingkan dengan kuartal III/2021 alias sebelum periode booming batu bara.  

Lalu, apakah sekarang waktu yang tepat untuk serok saham ITMG?

Jika dilihat secara valuasi, price to book value ITMG saat ini sebesar 1,07 kali. Jika dilihat dari secara sektoral yang kami screening ada 4 saham batu bara besar, yakni ADRO, PTBA, UNTR, dan ITMG, rata-rata PBV-nya adalah 1,1 kali. Artinya, posisi ITMG sudah murah secara sektoral maupun historis rata-rata lima tahunnya. 

Bagaimana dengan price to earning ratio (PE)-nya? 

Sama dengan PBV, PE 12 bulan terakhir maupun yang diannualised sudah cukup murah secara historis maupun rata-rata 5 tahunnya. PE 12 bulan terakhir ITMG sebesar 2,46 kali, sedangkan annualisednya 3,34 kali. 

💡
Kami menggunakan dua asumsi 12 bulan terakhir dan annualised untuk memberikan gambaran penurunan kinerja ITMG di sepanjang 2023 dan efeknya secara valuasi. 

Di sisi lain, rata-rata PE sektoral [12 bulan terakhir] dari 4 saham batu bara yang kami sebtukan ada di level 3,44 kali, sedangkan untuk rata-rata PE annualised sektoral sebesar 4,04 kali. Jika dilihat secara historis 5 tahun terakhir juga sudah menarik, karena rata-rata PE ITMG 5 tahun terakhir sekitar 7,21 kali. 

Jadi borong? tunggu dulu, ini saham lagi mengalami konsolidasi kinerja keuangan setelah booming batu bara luar biasa di 2022. Risiko penurunannya masih ada. Jika mau masuk, saran yang selalu saya berikan kepada peminatnya adalah masuk cicil dikit-dikit dulu. Setidaknya, ketika ada penurunan lebih dalam, kita masih punya peluru untuk beli lagi. 

Ingat ini saham cyclical, kalau lagi nggak di-siklusnya ya risiko apapun itu ada. Tapi bakal sunset nggak?

Menurut saya, saham batu bara agak berbeda dengan rokok. Saham ini memiliki bisnis di mana sumber daya alamnya tidak bisa diperbarui atau jumlahnya terbatas. Kalau dari data Kementerian ESDM, cadangan batu bara di Indonesia masih ada hingga 90 tahun lagi jika produksi tetap di angka 547 juta ton per tahun. Hal itu harusnya bisa menjaga stabil harga batu baranya. Pekerjaan rumahnya, siapa saham batu bara yang punya cadangan terbesar dan bisa tahan lama?

Kalau kamu holder saham batu bara, baru watchlist, atau yang ogah masuk ke saham cyclical seperti saya? Namun, untuk detail penyebab kinerja ITMG turun mungkin bisa tunggu hasil Analys Meeting di 15 November 2023 ya. Kalau semua ini hanya asumsi dari pembacaan data yang saya miliki.

Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Diskon Langsung Rp100.000

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
  • Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Dukung Mikirduit dengan Klik di sini