EMTK dan ARTO Masuk MSCI, Harapan untuk Nyangkuters?

Saham ARTO dan EMTK masuk MSCI, jadi harapan untuk para nyangkuters? atau peluang saham itu bisa naik lebih tinggi lagi? baca ulasan lengkapnya di sini.

EMTK dan ARTO Masuk MSCI, Harapan untuk Nyangkuters?

Mikirduit – MSCI telah mengumumkan rebalancing index untuk 1 Desember 2023 nanti. Nama-nama yang masuk antara lain, PT Amman Mineral Tbk. (AMMN) di MSCI Standard Global Index, serta PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) di MSCI Small Caps Index. Apakah ini jadi angin segar untuk para nyangkuters? 

Sesuai prediksi dari artikel kami pada September 2023, saham AMMN mengejar masuk jalur cepat ke MSCI. Di mana, ekspektasinya kala itu, harga saham AMMN harus tembus Rp5.750 per saham di Oktober 2023 agar bisa masuk ke sana. Hasilnya, harga saham AMMN melampaui dari target sejak September 2023 dan bisa merealisasikan masuk jalur cepat indeks global tersebut.

Di luar AMMN, hal yang menarik justru ketika ARTO dan EMTK, sebagai dua saham yang memiliki kinerja harga lagi pesakitan akhirnya bisa tembus masuk ke MSCI Indeks Small Caps. Sepanjang 2023, saham ARTO sudah turun 43 persen, sedangkan EMTK sudah turun 47 persen. 

Lalu, apakah ini bisa mendongkrak harga saham keduanya?

BACA JUGA: Begini Efek Lengkap Saham yang Keluar Masuk Indeks Global Seperti MSCI 

Efek Masuk ke Indeks MSCI Small Caps ke Harga Saham

Jika berkaca kepada periode sama di November 2022, waktu itu MSCI Small Caps Index memasukkan 4 saham baru, yakni BUKA, BUMI, GGRM, dan BIPI. Lalu, apakah hasilnya keempat saham itu melejit?

Ternyata, banyak variabel yang membuat sebuah saham bisa melejit  atau tidak saat masuk MSCI. 

Pertama, dalam kasus BUKA, saat diumumkan masuk MSCI pada 11 November 2022, harga sahamnya sempat naik 9,85 persen menjadi Rp312 per saham. Namun, sampai jelang H-1 efektif, harga saham BUKA cenderung sideways ke Rp286 per saham. Apa yang terjadi? menariknya saat ada kenaikan harga saham BUKA, beberapa nyangkuters yang menoleransi risiko melakukan aksi jual untuk amankan modal. Hal itu membuat daya naik saham BUKA dari sentimen MSCI melambat hingga sampai hari efektif dibandingkan dengan sebelum pengumuman masuk itu hanya naik 0,7 persen. 

Kedua, dalam kasus GGRM, saat diumumkan masuk MSCI pada 11 November 2022, harga sahamnya malah turun 3,17 persen. Bahkan, sampai H-1 efektif, saham GGRM malah turun 9,42 persen. Apa yang terjadi? hal ini menginidikasikan GGRM telah turun kasta dari saham big caps dan kini dianggap saham secondliner saja. Hal itu membuat sentimennya negatif terhadap saham rokok tersebut. 

Ketiga, berbeda dari BUKA dan GGRM, saham BIPI malah meroket tidak karuan. Saham BIPI mencatatkan kenaikan hingga 35 persen dari periode sebelum pengumuman hingga H-1 efektif. Kenapa respons ke saham BIPI bagus? karena ini menjadi sesuatu yang menarik untuk saham seperti BIPI. Apalagi, saham BIPI tidak ada beban nyangkuters juga seperti BUKA. 

Keempat, saham BUMI justru merespons dingin terkait masuknya ke indeks tersebut. Saat pengumuman pada 10 November 2022, saham BUMI turun 1 persen, sedangkan dari periode sebelum pengumuman hingga H-1 efektif, saham BUMI malah koreksi 2,67 persen. Dalam kasus saham BUMI, investor tengah wait and see dengan aksi private placement yang dilakukan untuk bersih-bersih utangnya waktu itu. Sehingga pergerakan harga sahamnya cenderung mendapatkan sentimen gabungan.

Lalu, bagaimana dengan ARTO dan EMTK? ada potensi kasus ARTO dan EMTK bisa bernasib seperti BUKA dan GGRM. Alasannya, banyak nyangkuters di kedua saham tersebut. Jadi jika ada kenaikan, akan menjadi potensi waktu jual terbaik. Lalu, keduanya adalah eks penghuni 10 big caps, dengan masuk ke MSCI small index caps bisa membuat keduanya dianggap turun kasta. Namun, jika kinerja keduanya membaik, sentimen ini bisa jadi pemicu kenaikan harga saham juga. Lalu, bagaimana perkembangan kinerja keuangan keduanya di kuartal III/2023?

Kinerja Saham Bank Jago

Jika melihat kinerja keuangan ARTO per kuartal III/2023, hasilnya cukup positif. Pertumbuhan kredit sebesar 37 persen menjadi Rp9,96 triliun. Meski, laju pertumbuhan dana pihak ketiganya lebih lambat sebesar 24 persen menjadi Rp10,3 triliun. Di luar itu, satu hal positif di ARTO adalah rasio dana murahnya mencapai 73 persen dari total DPK. 

Dari segi pendapatan bunga bersih, ARTO masih mencatatkan kenaikan sebesar 22,91 persen menjadi Rp1,2 triliun meski beban bunga naik 125 persen menjadi Rp227 miliar. 

Laba bersih ARTO juga naik 26,88 persen menjadi Rp50,38 miliar, meski dari sisi pencadangan antisipasi kredit bermasalah naik 31 persen menjadi Rp348 miliar. 

Untuk rasio, dari segi kecukupan modal masih cukup tebal sebesar 71,33 persen. Lalu, rasio kredit bermasalah gross-nya juga turun menjadi 1,15 persen dibandingkan dengan 2,1 persen pada periode sama tahun lalu. Dari segi efisiensi operasional (rasio CIR), ARTO mencatatkan perbaikan yang tipis menjadi 69,43 persen dibandingkan dengan 69,76 persen pada periode sama tahun lalu. 

Namun, NIM ARTO mulai tergerus akibat beban bunga yang tinggi menjadi 9,97 persen dibandingkan dengan 10,47 persen pada periode sama tahun lalu. Loan to deposit ratio (LDR) juga masih cukup tinggi sebesar 111 persen. 

Lalu, ada satu permasalahan terbesar ARTO adalah valuasi yang ketinggian. Sampai 15 November 2023, price to book value-nya tembus 3,41 kali. Angka itu menjadi paling tinggi dibandingkan dengan 11 bank kelas menengah lainnya yang rasio PBV masih di bawah 2 kali. Padahal, dari segi kualitas kinerja dan fundamental, masih banyak yang lebih baik daripada ARTO.

BACA JUGA: Saham Bank Paling Diuntungkan Saat Suku Bunga Tinggi? Jawabannya NGGAK 

Kinerja EMTK

Sementara itu, kinerja keuangan EMTK per kuartal III/2023 jika dilihat memang masih merugi sekitar Rp162 miliar. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya yang mencatatkan laba bersih Rp5,54 triliun. Lalu, apa yang membuat EMTK merugi? 

Pertama, adanya penurunan pendapatan sebesar 3 persen menjadi Rp6,76 triliun. Penurunan pendapatan itu disebabkan adanya penurunan pendapatan iklan sebesar 1,2 persen menjadi Rp4,06 triliun. Ditambah, penurunan penjualan barang sebesar 27 persen menjadi Rp308 miliar, serta pendapatan lainnya yang turun 20,51 persen menjadi Rp740 miliar. 

Sementara itu, pendapatan dari jasa kesehatan dan layanan komunikasi mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 9,81 persen dan 6,5 persen. 

Kedua, saat pendapatan mencatatkan penurunan sebesar 3 persen, beban pokok pendapatan malah naik 9,6 persen menjadi Rp4,67 triliun. Hal itu membuat laba kotor EMTK turun 22 persen menjadi Rp2,09 triliun. 

Ketiga, jadi salah satu poin penyebab EMTK rugi adalah penurunan laba atas investasi menjadi Rp11 miliar dibandingkan dengan Rp5 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Jika dilihat, deretan investasi EMTK terdiri dari Grab, Modal Ventura dan Trust, serta lainnya yang berupa investasi saham senilai Rp2,64 triliun. Adapun, EMTK sempat menjual salah satu aset investasinya, yakni DANA ke Sinarmas. 

Keempat, ini juga menjadi poin penyebab EMTK rugi, yakni pencatatan bagian rugi entitas asosiasi senilai Rp258 miliar dibandingkan dengan sebelumnya yang laba Rp774 miliar. Salah satu entitas asosiasi yang mencolok bikin rugi di sini adalah BUKA, yang merugi Rp776 miliar dibandingkan dengan laba Rp3 triliun pada periode sebelumnya. Namun, selain BUKA, pastinya ada beberapa entitas asosiasi EMTK yang juga lagi merugi. 

Adapun, jika tidak memasukkan kerugian di entitas asosiasi itu, sebenarnya EMTK masih laba sekitar Rp115 miliar. 

Sementara itu, dari segi arus kas operasional EMTK masih cukup besar, yakni Rp561 miliar, meski free cashflow EMTK negatif Rp233 miliar. 

Secara valuasi dengan price to book value, saham EMTK juga sudah cukup murah dengan PBV 0,99 kali. Posisi itu sudah di bawah standard deviasi minus 1 PBV EMTK dalam 5 tahun terakhir.

BACA JUGA: Saham Media Jelang Pemilu 2024? Bakal Jadi Multibagger? 

Kesimpulan

Saat pembukaan 15 November 2023, harga saham EMTK dan ARTO memang melejit, tapi untuk kamu yang mau masuk perlu berhati-hati dengan fluktuasi jangka pendek. Pasalnya, sentimen masuk ke MSCI hanya mendorong kenaikan saat periode pengumuman hingga H-1 efektif, setelah itu harga saham akan bergerak normal. 

Momen ini bisa dioptimalkan bagi kamu yang lagi nyangkut, dan sudah siap menoleransi risiko jual cepat meski masih rugi. 

Di luar itu semua, kedua saham ini masuk ke MSCI meski small caps, tapi di saat yang tepat. Yakni, ketika data-data inflasi ekonomi AS turun sehingga ada potensi Federal Reserve akan menyetop kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal itu akan menjadi faktor pembangkit kedua saham tersebut.

BACA JUGA: Hubungan Antara Suku Bunga The Fed dengan Pasar Saham Indonesia 

Namun paling penting untuk dipahami agar bisa manajemen risiko dengan baik adalah, saham ARTO sudah mahal, dan saham EMTK masih berkutat dengan perlambatan bisnis, terutama di segmen iklan, serta biaya yang tinggi. 

Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Diskon Langsung Rp100.000

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
  • Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini