Mitos FREN Merger dengan EXCL Kembali Muncul, Jadi Kenyataan?

Lagi-lagi kisah mitos saham FREN merger dengan EXCL kembali mengemuka. Kira-kira gimana ya prospeknya? beneran jadi gak nih?

Mitos FREN Merger dengan EXCL Kembali Muncul, Jadi Kenyataan?

Mikirduit – Setelah lama menguap sejak 2019, kini isu FREN akan dimerger dengan EXCL kembali mengemuka. Untuk itu, kami akan menceritakan lebih lengkap kenapa saham telekomunikasi di Indonesia ini didorong merger, lalu bagaimana peluang saham FREN diakuisisi EXCL untuk dimerger?

Semua bermula dari perang harga antar operator sejak 2014-an hingga mungkin sekitar 2019. Hal itu terefleksi dari kinerja keuangan emiten telekomunikasi yang cukup labil di 2015 dan 2018.

Jika dilihat secara historis, perang harga antara perusahaan telekomunikasi terjadi cukup lama. Dari riset kami, persaingan harga terlihat dari tingkat diskon beberapa perusahaan telekomunikasi naik-turun signifikan dalam periode 2014-2019.

Salah satu yang paling mencolok adalah PT Indosat Ooredo Hutchinson Tbk. (ISAT). Pada periode 2017, perseroan sempat mencatatkan diskon dan program loyalitas pelanggan hingga Rp5,73 triliun. Nilai itu cukup besar mengingat nominal diskon dan loyalitas pelanggan pada 2016 hanya senilai Rp3,23 triliun, sedangkan di 2015 hanya Rp1,77 triliun.

Sampai Juni 2023, biaya diskon ISAT sekitar Rp1,6 triliun. Jika disetahunkan, nilainya sekitar Rp3 triliun. Nilai diskon ISAT tetap yang paling jumbo bisa mencapai 6 persen dari total pendapatan.

PT XL Axiata Tbk. (EXCL) tidak segila ISAT dalam memberikan diskon. Bujet diskon EXCL dari periode 2014-2018 rata-rata di bawah Rp100 miliar. Hanya pada 2014, EXCL mencatatkan bujet diskon tembus Rp109 miliar. Namun, nominal itu bisa dibilang masih terkendali tidak mencapai 5 persen dari pendapatan.

Selain itu, periode 2012-2014 menjadi titik awal perusahaan telekomunikasi bersiap transformasi dari mendapatkan sumber pendapatan via SMS menjadi paket data. Perubahan perilaku konsumen itu membuat emiten telekomunikasi harus berbenah agar bisa bertahan hidup.

Atas alasan itu, pemerintah sempat menyarankan operator untuk merger dan akuisisi agar jumlahnya menjadi lebih sedikit sehingga tidak perlu ada perang harga lagi. Waktu itu, jumlah operator yang tersisa antara lain, ISAT, Telkomsel (TLKM), EXCL, 3 hutchinson (akhirnya merger dengan ISAT), dan FREN.

Sampai akhirnya, FREN, salah satu perusahaan telekomunikasi yang skalanya paling kecil dikabarkan bakal diakuisisi oleh EXCL maupun ISAT pada 2019. Sampai akhirnya, ternyata ISAT dan 3 Hutchinson yang akuisisi merger dan baru rampung pada 2021.

Lalu, kenapa isu FREN dan EXCL mengemuka lagi?

BACA JUGA: Apakah Aksi Akuisisi Bisa Bikin Harga Saham Meroket? Begini Kisah ADMF dan MFIN

Kabar FREN Diakuisisi Merger dengan EXCL kembali Mencuat

Kabar FREN bakal diakuisisi merger dengan EXCL emncuat karena adanya berita dari Bloomberg News berjudul Axiata, Sinar Mas Revive Talks for Indonesian Unit Deal, Sources Say.

Jadi, dalam berita itu, Axiata Group Bhd. dan PT Sinar Mas Group membangkitkan kembali obrolan untuk merger operator telekomunikasi di Indonesia. Kabar dari sumber yang tidak disebutkan namanya itu mengungkapkan, pemilik EXCL dan FREN lagi mempertimbangkan potensi transaksi akuisisi merger. Obrolan lainnya adalah terkait perjanjian berbagi jaringan dan kemitraan.

Namun, perundingan ini masih bersifat awal dan belum ada kesepakatan apapun yang PASTI akan terjadi. Direktur Smartfren Merza Fachys mengaku menunggu dan melihat perkembangan diskusi, sedangkan perwakilan Sinar Mas merujuk pertanyaan yang diajukan Bloomberg untuk dijawab manajemen FREN, sedangkan perwakilan EXCL belum bisa mengomentari spekulasi tersebut.

Juru Bicara Axiata mengakui Axiata selalu terbuka mencari kolaborasi dan kemitraan strategis, serta berharap dapat tumbuh secara berkelanjutan di wilayah operasinya.

Sejauh ini, EXCL telah memiliki 58 juta pelanggan hingga 30 Juni 2023. Lalu, FREN memiliki 36 juta pelanggan hingga akhir 2022. Jika merger keduanya terjadi bisa membuat persaingan industri telekomunikasi Indonesia makin sehat karena akan ada tiga entitas induk operator seluler besar di Indonesia, yakni Telkomsel (TLKM), ISAT, dan EXCL.

Langkah merger dengan FREN bisa menjadi langkah instan EXCL untuk bisa memiliki basis pengguna setara dengan ISAT yang kini memiliki sekitar 100 juta pengguna.

BACA JUGA: Misi Besar TLKM Merger Indihome dengan Telkomsel Setelah EXCL Gaet LINK

Menganalisis Untung-Rugi Merger dan Akuisisi EXCL-FREN

Aksi merger EXCL-FREN bisa menjadi dua sisi mata uang bagi EXCL. Beberapa keuntungan EXCL mengakuisisi FREN:

Pertama, mendapatkan koneksi basis pengguna FREN. Dengan begitu, EXCL bisa mendekati basis pengguna hasil merger ISAT dengan 3 Hutchinson. Di sisi lain, EXCL dan FREN juga bisa berkolaborasi untuk meningkatkan penggunannya dengan benefit-benefit yang saling terintegrasi.

Kedua, memperkuat basis pelanggan internet. FREN memiliki investasi di PT Moratelindo Tbk. (MORA) sebesar 18 persen saham. MORA adalah emiten menara dan juga fiber optik yang juga memiliki layanan internet, yakni Oxygen. Basis pelanggan Oxygen memang belum sebesar PT Linknet Tbk. (LINK). Namun, EXCL dan FREN bisa mengelaborasikan keduanya untuk meningkatkan layanan dan basis pengguna menjadi lebih besar lagi. Belum lagi, jika EXCL-FREN jadi merger, Sinarmas Grup bisa saja terbuka untuk berkolaborasi dengan Myrepublic miliknya, dengan basis pengguna yang cukup besar. Hal itu bisa membuat basis layanannya bersaing ketat dengan Indihome milik Telkomsel.

Namun, dua potensi indah itu bukan tanpa halangan. Ada beberapa sisi Axiata berpikir dua kali jika akuisisi-merger FREN dengan EXCL sehingga berujung kemitraan atau malah tidak jadi sama sekali.

Pertama, FREN punya utang jumbo senilai Rp11 triliun. Meski, mayoritas utang jangka panjang. Namun, jika jadi akuisisi-merger, berarti beban bunga sekitar Rp1 triliun per tahun juga harus menjadi catatan beban keuangan EXCL nantinya.

Kedua, Jika skemanya akuisisi-merger, berarti harus ada ongkos delisting sukarela FREN. Padahal, ongkos delisting FREN cukup besar. Saat ini, FREN punya sekitar 129 miliar lembar saham publik. Jika modal tender offer di harga Rp100 per saham saja, berarti dibutuhkan modal Rp12,9 triliun.  Di sisi lain, arus kas setara kas FREN per semester I/2023 Rp198 miliar. Free cash flow-nya sekitar Rp264 miliar. Jika, modal tender offer diambil dari hasil akuisisi EXCL, pertanyaannya apakah EXCL mau beli FREN dengan harga lebih dari Rp12 triliun? atau Sinarmas mau keluar modal sebanyak itu untuk tender offer saham FREN?

BACA JUGA: Persaingan Bisnis Telko Makin Sehat, Sahamnya Layak Koleksi?

Belajar dari Skema Rumit Merger ISAT dengan Tri Hutchinson

Dalam transaksi merger Indosat dengan Tri Hutchinson, ada beberapa skema yang dipahami. Banyak tertulis nilai transaksi mencapai 6 miliar dolar AS atau setara Rp90 triliun. Namun, bagaimana skemanya?

Jadi, transaksi merger terjadi di perusahaan bernama Ooredoo Asia, entitas milik Ooredoo Group, yang jadi pemegang saham Indosat.

Ketika, ISAT melakukan penerbitan saham baru, Hutchinson mengambil 21,8 persen saham tersebut. Setelah ini, transaksi merger terjadi di tahap perusahaan pemegang saham ISAT, yakni Ooredoo Asia, anak usaha Ooredoo Group.

Di sini, Ooredoo Asia mengambil alih 21,8 persen saham ISAT milik Hutchinson. Dengan imbalan, Hutchinson dapat kepemilikan 33 persen di Asia Ooredoo tersebut. Lalu, Hutchinson juga mengeluarkan dana sekitar 387 juta dolar AS atau setara Rp5,8 triliun untuk mendapatkan 16,7 persen saham Ooredoo Asia tersebut. Sehingga Ooredoo Asia berganti nama menjadi Ooredoo Hutchinson Asia Pte. Ltd., dan kini memegang sekitar 65 persen saham ISAT.

Di sisi lain, PT Tiga Telekomunikasi, anak usaha Hutchinson juga punya 8,33 persen saham ISAT.

Dari sini, nilai transaksi akuisisi mergernya pun kita tidak tahu berapa sebenarnya. Soalnya, ada tukar guling saham juga.

Kesimpulan

Jadi, apakah FREN akan diakuisisi merger dengan Axiata atau EXCL? kami pikir ini akan menjadi cerita panjang. Soalnya, belum ada perjanjian resmi seperti tanda tangan perjanjian transaksi seperti proses transaksi akuisisi merger Hutchinson tri dengan ISAT dulu.

Bahkan, proses akuisisi merger ISAT dengan Tri saja memakan waktu hampir satu tahun lebih. Artinya, proses FREN yang baru tahap obrolan awal ini, tingkat risiko deadlock atau gagal terjadi transaksi sangat tinggi.

Seperti dalam tulisan ini, mau skema apa yang dilakukan agar bisa akuisisi-merger? toh apapun aksi merger yang dilakukan FREN sebagai entitas yang skalanya lebih kecil pasti dilebur ke EXCL. Di situ, butuh modal tender offer yang tidak sedikit.

Namun, jika transaksi akuisisi-merger ini terjadi, saham sektor menara telekomunikasi bakal merana. Kenapa? baca selengkapnya di sini: Prospek Saham Menara Setelah Tertekan Aksi Merger Indosat-3

Di sisi lain, ketika rumor ini muncul, saham EXCL menjadi salah satu saham telekomunikasi yang valuasi secara price to book valuenya masih murah, yakni sebesar 1,27 kali dibandingkan dengan rata-rata 5 tahunnya di 1,4 kali. Bahkan, secara sektoral paling murah dibandingkan FREN yang sebesar 1,3 kali. Apakah rumor bisa mengangkat harga EXCL menjadi lebih tinggi?

Mungkin saja, tapi ingat transaksi antara FREN dan EXCL ini masih jauh dari setuju. Sehingga kenaikan saat ini sangat rentan untuk kembali dibanting. Jadi, hati-hati ya. Begitu juga saham FREN, kecuali kamu nyangkuters. Kalau sudah floating profit mending jual, karena menunggu sentimen penggerak harganya bakal lebih lama lagi.

Menurutmu apakah transaksi ini akan menjadi kenyataan?