Saham ADRO Buyback Rp4 triliun, Begini Efeknya ke Investor Ritel

Saham ADRO berencana buyback saham Rp4 triliun. Gimana pengaruhnya ke investor ritel? harga saham akan naik atau turun nih? begini penjelasannya

Saham ADRO Buyback Rp4 triliun, Begini Efeknya ke Investor Ritel

Mikir Duit – PT Adaro Energy Tbk. alias saham ADRO berencana melakukan buyback senilai Rp4 triliun. Kira-kira, apa sebenarnya efek buyback saham terhadap investor ritel? apakah buyback saham ini berefek bagus atau tidak untuk kita para investor ritel?

Saham ADRO berencana melakukan buyback saham sebanyak-banyaknya Rp4 triliun. Periode buyback saham ADRO akan terjadi selama 18 bulan ke depan setelah pemegang saham setuju dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada 11 Mei 2023.

Buyback saham adalah aksi pembelian kembali saham-saham yang beredar di publik oleh emiten. Ibaratnya, emiten membeli saham emiten itu sendiri dengan uang yang dimilikinya.

Ada beberapa tujuan buyback saham:

  • Untuk meningkatkan kepercayaan investor saham terhadap saham emiten terkait. Ibaratnya, emiten saja yakin dengan hold saham perusahaannya, berarti prospek saham ke depannya harusnya tetap bagus.
  • Meredam risiko penurunan harga lebih dalam lagi. Dengan melakukan aksi buyback, penurunan harga saham bisa ditahan dan berpotensi kembali naik.
  • Dengan melakukan buyback, emiten berpotensi mendapatkan tambahan dana segar. Dengan catatan, mereka menjual harga saham yang sudah dibeli kembali dengan harga yang lebih tinggi. Namun, tetap ada risiko penurunan harga yang membuat modal investasi berkurang.
  • Pemberian bonus saham kepada karyawan, direksi, dan komisaris. Beberapa emiten kerap memberikan bonus saham dengan cara melakukan buyback saham tersebut.

Dalam kasus saham ADRO, perseroan melakukan buyback dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor ADRO terhadap prospek kinerja ke depannya. Harga saham ADRO sepanjang 2023 pun sudah koreksi sekitar 15 persen. Harapannya, dengan aksi buyback ini, harga saham ADRO bisa naik ke level yang sesuai dengan fundamentalnya.

BACA JUGA: Begini Efek Jika Tidak Ada Lagi Negara yang Menggunakan Dolar AS

Efek Buyback Saham ke Investor Ritel

Efek buyback saham yang bakal terasa ke investor ritel adalah kenaikan harga saham setelah pengumuman dan eksekusi aksi buyback. Biasanya, emiten melakukan buyback saham dengan cara beli di pasar reguler secara bertahap. Hal itu otomatis meningkatkan permintaan beli di saham tersebut, yang berujung kepada kenaikan harga saham.

Selain itu, ada beberapa alasan lagi kenapa ketika emiten melakukan buyback, harga saham cenderung naik seperti:

  • Aksi buyback membuat peredaran saham publik semakin sedikit. Sesuai hukum ekonomi, dengan supply yang terbatas dan demand yang tetap membuat harga cenderung naik. Namun, hal ini hanya berlaku untuk emiten yang sahamnya sangat likuid.
  • Aksi buyback membuat laba per saham atau earning per share (EPS) bisa naik. Dengan kenaikan laba per saham itu, secara jangka pendek mempengaruhi minat beli di saham tersebut.

Kemana Perginya Saham Buyback yang Dibeli Emiten?

Pernahkah kamu bingung? jika emiten melakukan aksi buyback saham, terus kemana sahamnya pergi? apakah akan menambahkan jumlah ekuitas perusahaan karena ada pembelian saham atau malah sebaliknya karena mengeluarkna modal dari ekuitas?

Saham yang dibeli kembali oleh emiten akan dihitung sebagai saham treasuri. Nah, posisi saham treasuri ini justru akan menjadi pengurang ekuitas perusahaan.

💡
Saham treasuri adalah jenis saham yang sudah dilepas ke publik, tapi kembali dibeli perusahaan dengan berbagai tujuan tertentu.

Misalnya, dalam kasus ADRO, sejauh ini (sampai publikasi laporan keuangan 2022) total buyback saham perseroan senilai 139  juta dolar AS atau setara Rp2,18 triliun dengan menggunakan kurs acuan laporan keuangan 2022.

Namun, pengurangan itu jelas bersifat sementara. Jika ADRO melepas saham treasuri itu ke publik dengan harga yang lebih tinggi dari pembelian, perseroan malah mendapatkan uang tambahan.

Kesimpulan

Aksi korporasi buyback ini tidak memiliki dampak negatif signifikan kepada harga saham maupun untuk investor ritel. Malah, aksi ini cenderung punya efek positif seperti bisa mengerek harga saham ketika pengumuman serta ketika emiten mulai eksekusi beli saham tersebut.

Menariknya, pengumuman aksi buyback ini dilakukan tepat sebelum pengumuman pembagian dividen ADRO. Dengan kata lain, jumlah lembar saham yang menjadi pembagi dividen per saham berpotensi berkurang jika eksekusi buyback dilakukan sebelum resmi membagikan dividen.
Jadi, tertarik mulai borong saham ADRO? atau masih wait and see karena harga batu bara turun terus?