3 Saham Dividen Anti Mainstream yang Bisa Kalahin Inflasi

Ada 3 saham dividen anti mainstream yang bisa mengalahkan inflasi nih. Tertarik cari tahu lebih dalam tentang ketiga saham dividen ini?

3 Saham Dividen Anti Mainstream yang Bisa Kalahin Inflasi

Mikirduit – Saat inflasi tinggi banyak yang bilang cash is the king, tapi ada lho saham-saham dividen yang bisa kasih dividen rutin dan mengalahkan inflasi. Namun, kira-kira kalau beli saham dividen ini sekarang masih oke atau malah bisa jadi ketinggian dan jadi punya barang floating loss yang tidak berkesudahan? cek selengkapnya 5 saham dividen yang bisa mengalahkan inflasi ini. 

Sebagai acuan, kami akan menggunakan formula dari Ray Dalio untuk menghitung keuntungan yang bisa mengalahkan inflasi. Materinya pernah di tulis di sini (Baca Juga: Suku Bunga Masih Tinggi Saatnya Cash is The King?)

Jadi, formula Ray Dalio itu adalah mencari aset investasi yang bisa memberikan keuntungan lebih tinggi dari akumulasi angka inflasi ditambah pertumbuhan ekonomi. Dengan inflasi Indonesia per Oktober 2023 itu 2,56 persen, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2023 itu 4,94 persen. Berarti, tingkat keuntungan yang menarik ada di 7,5 persen. Siapa saja saham yang memberikan dividen yield di atas itu? dan yang pastinya jarang diomongin seperti ITMG dan UNTR ya. 

1. PT Adira Multifinance Tbk. (ADMF)

ADMF menjadi salah satu saham yang dikenal paling rutin bagi dividen, dan nominalnya bisa dibilang cukup jumbo. Rata-rata tingkat dividen yield ADMF selama 5 tahun terakhir itu tembus sekitar 9,14 persen. 

Bahkan, dengan asumsi ADMF bakal bagikan dividen sebesar 50 persen dari laba bersih. Serta asumsi laba per saham ADMF di 2023 mencapai Rp1.790 per saham. Berarti, total dividen per sahamnya mencapai Rp895 per saham. 

Jika dihitung dengan harga perdagangan 9 November 2023 di Rp10.700 per saham, saham ADMF bisa mencatatkan tingkat yield sebesar 8,36 persen. Persentase estimasi dividen yield ini lebih bagus dibandingkan dengan periode 2023, yang tingkat dividen yieldnya sebesar 7,62 persen. 

Secara kinerja keuangan sampai kuartal III/2023, ADMF cukup kokoh dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 11,42 persen menjadi Rp6,89 triliun. Lalu, laba bersih juga tumbuh 17,16 persen menjadi Rp1,34 triliun. 

Secara umum, pertumbuhan kinerja ADMF didorong oleh pertumbuhan pembiayaan yang cukup signifikan, yakni naik 39 persen menjadi Rp30,4 triliun. Kenaikan pembiyaan didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sepeda motor yang naik 45 persen, serta mobil dan non otomotif yang masing-masing naik 35 persen.

Beberapa segmen pembiayaan baru ADMF antara lain, pembiayaan mobil listrik yang mencapai Rp123 miliar pada kuartal III/2023. Di mana, 66 persen berasal dari mobil listrik, sedangkan 34 persen dari motor listrik. 

Selain itu, ADMF juga membuka produk pembiayaan syariah umrah melalui agen travel lokal dan nasional dari mitra perseroan. Konsep pembiayaan ADMF di segmen pembiayaan umrah itu pun menggunakan konsep syariah. 

Jika melihat valuasi price to book value ADMF per 9 November 2023, perseroan mencatatkan price to book value (PBV) di level 1,01 kali. Di mana, angka itu di bawah rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 1,11 kali. Artinya, posisi ini sudah cukup murah. 

Hanya saja, jika melihat pergerakan harga saham ADMF, sebenarnya lagi proses normalisasi setelah sempat meroket tembus Rp12.000-an per saham akibat aksi akuisisi Home Credit dan MFIN. Di sini, kami melihat untuk masuk perlu melihat perkembangan selanjutnya. 

Untuk transaksi Home Credit, ADMF sudah menyelesaikan transaksi pembelian 9,83 persen saham Home Credit Indonesia di Oktober 2023 kemarin. Jumlah ini memang tidak membuat Home Credit langsung terkonsolidasi ke kinerja ADMF, tapi akan masuk ke bagian entitas asosiasi karena kepemilikannya minoritas. 

Sementara itu, untuk transaksi saham MFIN tampaknya masih diproses dan menunggu kabar selanjutnya. 

Dari sini, kami menilai untuk wait and see untuk masuk ke saham ADMF. Kecuali, jika ingin titip sendal untuk menikmati dividen, bisa masuk modal kecil seperti 10 persen dari alokasi modal. Tujuannya, untuk menghindari risiko harga saham ADMF price in setelah seluruh aksi akuisisi selesai. 

2. PT Pinago Utama Tbk. (PNGO)

PNGO menjadi salah satu saham dividen yang jarang dibicarakan. Meski, jika melihat rata-rata dividen yield-nya dalam 5 tahun terakhir 6 persen. Namun, nominal jika dilihaat setiap dividen, sedangkan jika digabung antara dividen interim dan final, totalnya menjadi sekitar 10-12 persen per tahun. 

Saham ini pun bisa dibilang salah satu pendatang baru di BEI, PNGO baru IPO sejak 2020. Waktu itu, PNGO IPO dengan harga penawaran Rp250 per saham. Kini, harga saham PNGO tembus Rp1.415 per saham. 

Setahun setelah IPO, PNGO memang menjadi salah satu saham yang rutin bagi dividen dengan tingkat yield yang lumayan. Saham yang bergerak di bidang perkebunan CPO dan karet ini pada tahun buku 2022 membagikan dividen dengan total yield tembus 16 persen.

Meski, secara kinerja keuangan, PNGO memang sedikit tertantang karena pendapatan hanya tumbuh 0,14 persen menjadi Rp1,52 triliun. Namun, laba bersih PNGO mampu melesat 27,4 persen menjadi Rp152 miliar.

Satu-satunya penopang kinerja PNGO adalah bisnis CPO yang masih mampu tumbuh 13,84 persen menjadi Rp985 miliar. Sementara itu, bisnis karet masih melanjutkan tren penurunan sebesar 17,81 persen menjadi Rp537 miliar. 

Manajemen PNGO mengungkapkan penurunan penjualan karet disebabkan harga pasar yang masih rendah di harga 1,5 dolar AS untuk jenis SIR20. Lalu, produksi PNGO juga turun akibat kena penyakit gugur daun di perkebunannya di Sumatra Selatan.  

Adapun, kenaikan laba bersih PNGO disebabkan oleh beberapa hal seperti, perubahan nilai wajar atas aset biologis yang naik 360 persen menjadi Rp23 miliar. Serta, adanya keutnungan selisih kurs senilai Rp3,95 miliar dibandingkan dengan rugi Rp4,3 miliar pada periode sama di tahun lalu.  

Sementara itu, dari sisi arus kas, PNGO cukup baik. Arus kas operasionalnya mencapai Rp286 miliar, sedangkan free cash flownnya tembus Rp212 miliar. 

Dari sisi utang, PNGO juga mencatatkan penurunan sebesar 27 persen menjadi Rp494 miliar. Tingkat debt to equity rationya pun sebesar 0,61 kali. 

Adapun, estimasi dividen PNGO dari tahun buku 2023 nanti adalah 50 persen dari laba bersih, yakni sekitar Rp130,5 per saham. Adapun, PNGO sudah membagikan Rp70 per saham sebagai dividen interim. Berarti, total dividen finalnya sekitar  Rp60,5 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 9  November 2023, tingkat yieldnya tembus 4,32 persen. 

Di mana, jika diakumulasi dengan dividen yield dari interim yang sekitar 5 persen, total dividen dari PNGO ini masih bisa mengalahkan inflasi. 

Secara valuasi saham PNGO saat ini sudah cukup menarik dengan price to book value (PBV) di 1,37 kali. Posisi ini berada di PBV rata-rata 3 tahunnya yang berada di nominal serupa. 

Jika dilihat secara price to earning ratio (PE) juga sudah di bawah rata-rata 3 tahunnya. (kami menggunakan rata-rata 3 tahun karena saham ini baru IPO di 2020). 

3. PT Surya Pertiwi Tbk. (SPTO)

SPTO juga hampir sama seperti PNGO, saham ini juga salah satu pedatang baru di BEI yang rutin bagi dividen. SPTO IPO pada 2018 dengan harga saham Rp1.160 per saham. Meski, kini harga sahamnya berada di bawah harga IPO, yakni Rp570 per saham. 

Namun, selepas IPO, anak usaha TOTO ini langsung rutin dividen. Dengan rata-rata 2 kali setahun, saham ini bisa membagikan dividen rata-rata 11 persen hingga 12 persen jika diakumulasi antara interim dengan finalnya. 

Jika dilihat kinerja keuangan per kuartal III/2023, hasilnya masih cukup positif. Pendapatan perseroan tumbuh 2,32 persen menjadi Rp1,86 triliun. Sebenarnya, kinerja pendapatan perseroan di segmen yang berkontribusi besar seperti sanitasi dan fitting cukup bagus, yakni tumbuh 12,71 persen dan 26,81 persen. Hanya saja tingkat eliminasi pendapatannya juga cukup besar mencapai Rp235 miliar. 

Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh lebih agresif sebesar 15,36% menjadi Rp149 miliar. Pertumbuhan laba bersih itu didorong oleh dua faktor terbesar, yakni kenaikan pendapatan bunga sebesar 55 persen menjadi Rp14 miliar. Serta kenaikan pendapatan lain-lain sebesar 105 persen menjadi Rp2,78 miliar.

Dari sisi arus kas, SPTO juga masih cukup kokoh dengan arus kas operasional mencapai Rp192 miliar. Lalu, free cashflow perseroan senilai Rp121 miliar. 

Dari segi utang berbunga juga masih terjaga. Total utang berbunga naik 1,31 persen menjadi Rp227 miliar. Namun, jumlah itu masih 0,1 kali dari total ekuitas perseroan. 

Adapun, estimasi total dividen SPTO dari tahun buku 2023 senilai Rp48,1 per saham. Estimasi itu dengan menggunakan asumsi dividen payout ratio sebesar 65 persen dari laba bersih, serta estimasi laba per saham di Rp74. Tingkat dividen yield jika menggunakan harga penutupan 9 November 2023 menjadi 8,43 persen. 

Namun, total dividen itu berpotensi di-split menjadi dua, yakni interim dan final. Biasanya, SPTO cenderung membagikan dividen interim dan final secara proposional. Sehingga estimasinya dividen interim dan final masing-masing sekitar Rp24 per saham. 

Jika melihat valuasinya, saham SPTO bisa dibilang cukup murah. Jika dilihat dari segi price to earning ratio, saham SPTO sudah berada di bawah PE 5 tahun standard deviasi minus satu di angka 6,73 kali, sedangkan dari segi PBV sebesar 1,04 kali sudah mendekati level rata-rata 5 tahun standard deviasi minus 1 di 0,91 kali.

Untuk kamu yang mau coba strategi dividen investing, kamu bisa baca step by stepnya di sini:

Kesimpulan

Meski terlihat saham dividen jumbo yang bisa mengalahkan inflasi ini menarik, serta fundamental bagus. Namun, ada masalah terbesar ketiganya, yakni pergerakannya kurang likuid.

Untuk itu, tantangan terbesar dari saham ini bisa lama dibawa sideways. Sehingga jika ada penurunan, naiknya juga agak lama. Kecuali tiba-tiba ada sentimen menarik, seperti ADMF ada akuisisi Home Credit dan MFIN. 

Di luar itu, jika ingin investasi jangka panjang dan menikmati dividennya, bisa saja masuk ke saham-saham ini, tapi di harga murah dengan alokasi modal yang terukur juga. Jangan sampai all in karena ketiganya kurang likuid. 

Tertarik borong ketiga saham dividen yang bisa mengalahkan inflasi ini?

Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Terbaru UPDATE Q3/2023

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
  • Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini