Suku Bunga Tinggi, Momen Beli Saham Bagus Harga Murah?

Ada yang bilang kalau beli saham bagus dan murah bisa kapanpun, faktanya waktu yang paling menarik untuk masuk ke saham bagus lagi murah adalah saat suku bunga acuan di pucuk. Begini faktanya

Suku Bunga Tinggi, Momen Beli Saham Bagus Harga Murah?

Mikirduit – Apakah saham fundamental bagus yang lagi murah bisa ditemukan setiap saat? kapan momen terbaik cara mendapatkan saham fundamental bagus saat lagi murah? kami akan kupas lebih dalam semua ini di konten kali ini. 

Jadi, ini semua bermula dari salah satu komentar netizen di video Youtube kami, ketika dia mengungkapkan kekecewaannya terkait isi video dengan topik saham terbaik saat suku bunga tinggi. Menurutnya, mau kapanpun, saham fundamental bagus yang murah pasti bagus. Kalau kamu belum tonton videonya, cek di sini. 

Di sini, ada missmatch konteks antara kami dan netizen tersebut, ini mungkin bisa menjadi saran untuk video selanjutnya. Untuk itu, secara detail, kami akan ulas maksud dari video tersebut, kenapa saham terbaik saat suku bunga tinggi adalah saham fundamental bagus yang lagi murah?

Tren Pasar Saham Saat Suku Bunga Tinggi

Seperti yang sudah kami sering bahas, efek dari kenaikan suku bunga yang tinggi adalah perlambatan ekonomi. Ketika ekonomi melambat, aktivitas bisnis pastinya juga melambat. Hasilnya, kinerja bisnis melambat dan harga saham turun. Big fund mulai mengamankan sebagian asetnya ke produk cash seperti deposito hingga obligasi negara. Alasannya, untuk mendapatkan keuntungan maksimal saat risiko ekonomi yang cukup tinggi. 

Lalu, apakah benar hal itu bisa berpengaruh terhadap pasar saham?

Kami membagi tiga periode suku bunga yang bisa dibilang cukup tinggi, yakni 2005, 2015, dan 2018-2019. Kenapa 2 periode itu?

Pertama, periode 2005 itu benar-benar petaka gara-gara kenaikan harga BBM subsidi membuat inflasi di Indonesia melejit. Sehingga, Bank Indonesia terpaksa menaikkan tingkat suku bunga hingga 12,75 persen. 

Kedua, periode 2015, Bank Indonesia terpaksa sempat menaikkan suku bunga hingga ke level 7,75 persen pada awal 2015 untuk antisipasi arus modal keluar akibat aksi tapering off Federal Reserve sejak 2013. Belum lagi, spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) itu telah membuat arus modal makin kencang hingga rupiah kian melemah. 

Ketiga, periode 2018 ketika suku bunga Bank Indonesia dinaikkan ke level 6 persen. Kenaikan suku bunga Bank Indonesia didorong oleh The Fed yang terus menaikkan suku bunga hingga ke level 2,5 persen pada 2018. Di sini, BI menjaga selisih suku bunga dengan Amerika Serikat untuk menjaga kurs rupiah stabil sehingga risiko kenaikan inflasi bisa diredam. 

Pertanyaannya, bagaimana nasib pasar saham setahun penuh di tiga periode tersebut? 

Pertama, IHSG pada 2005 mencatatkan kenaiakn 16,2 persen dalam setahun. Wah, itu kenaikannya masih besar? namun bagi periode waktu itu, persentase tersebut adalah perlambatan cukup signifikan. 

Soalnya, pada periode 2003 dan 2004 kenaikan IHSG tembus 63 persen dan 44 persen dalam setahun. Apalagi, di Agustus 2005, IHSG turun 11 persen, menjadi penurunan bulanan terparah sejak 2002. 

Kedua, pada periode 2015, IHSG koreksi 11,3 persen setelah mencatatkan kinerja yang ciamik pada 2014 dengan naik 21,71 persen dalam setahun. 

Ketiga, IHSG pada periode 2018 turun 2,7 persen setelah naik 20 persen pada periode 2017. 

Kesimpulannya, pasar saham cenderung merespons negatif saat suku bunga tinggi. Pergerakan IHSG pun cenderung koreksi. Hal itu juga terlihat pada 2022 ketika suku bunga mulai naik, laju IHSG mulai terbatas hanya naik 4,01 persen dalam setahun. 

Begitu juga, di tahun ini secara umum IHSG masih bergerak sideways dengan mencatatkan koreksi tipis 0,02 persen. Di mana, jika suku bunga BI tetap di level 6 persen hingga tutup tahun 2024, kami perkirakan pasar saham masih dalam tekanan.

BACA JUGA: Saham Bank Paling Cuan Saat Suku Bunga Tinggi? Cek Fakta Ini Dulu Ya

Posisi Suku Bunga Tinggi Jadi Momen Beli Saham Bagus di Harga Murah?

Pertanyaanya, apakah saat suku bunga tinggi ini jadi momen bagus beli saham di harga murah? untuk itu, kami akan melakukan riset pergerakan harga saham big caps yang dinilai berfundamental bagus sepanjang periode suku bunga tinggi. Beberapa saham yang akan dianalisis multisektor, seperti banking akan diambil BBCA, telekomunikasi diambil TLKM, dan konglomerasi diambil ASII. Di mana, ketiga saham ini secara konsisten selalu ada di 10 besar big caps lebih dari 17 tahun terakhir. 

Saham BBCA Saat Suku Bunga Tinggi

Pergerakan harga saham BBCA cenderung mencatatakan tren perlambatan saat posisi suku bunga tinggi. 

Seperti, ketika di 2005 saham BBCA hanya mencatatkan kenaikan sebesar 14 persen dalam setahun dibandingkan dengan 2004 yang melejit 79 persen. Lalu, saham BBCA juga hanya naik 0,9 persen di 2015 setelah sempat melejit 35 persen pada 2014. Terakhir, saham BBCA ditutup naik 18 persen pada 2018 dibandingkan dengan 2017 yang sudah naik 41 persen. 

Dalam perlambatan itu, kita memiliki peluang membeli saham BBCA dengan valuasi yang lebih murah. 

Ketika di 2004, rata-rata price ti book value BBCA berada di 2,62 kali dengan rentang harga tertinggi dan terendah dalam setahun sekitar Rp1.750 per saham hingga Rp2.820 per saham. [dihitung sebelum ada stock split di 2008 dan 2021]. 

Saat terjadi tren perlambatan harga saham BBCA di 2005, kita punya peluang beli saham BBCA di PBV sekitar 2,11 kali atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 2004. 

Lebih menarik lagi pada 2015, saat itu rata-rata PBV BBCA sekitar 3,7 kali dengan rentang harga sekitar Rp11.000 sampai Rp15.600 per saham. Posisi PBV BBCA itu lebih murah dibandingkan rata-rata 2014 yang sebesar 4,2 kali. 

Begitu juga, ketika saham BBCA masih mampu naik 18 persen pada 2018 dalam setahun. Kita diberikan peluang beli saham BBCA dengan PBV 3,34 kali atau di bawah rata-rata PBV 2017 yang sebesar 4,1 kali. Hal itu terjadi, karena saham BBCA di April dan Juni 2018 sempat turun 5 persen dalam sebulan. 

Lalu, bagaimana peluang beli saham BBCA saat suku bunga mendekati tinggi saat ini?

Sampai 20 Oktober 2023, PBV BBCA berada di kisaran 4,69 kali. Lalu, berapa titik beli terbaik BBCA dengan tren suku bunga tinggi?

Pertama, titik beli terbaik dengan asumsi tingkat suku bunga tinggi mulai diturunkan pada awal kuartal III/2023 adalah di PBV rata-rata 5 tahunnya sebesar 4,62 kali. Jika dihitung dengan asumsi nilai buku per kuartal III/2023, berarti titik beli terbaiknya adalah di Rp8.842 per saham.

Kedua, titik beli terbaik jika tingkat suku bunga baru diturunkan pada akhir 2024 atau awal 2025 adalah di 4,25 kali atau setara dengan harga Rp8.133 per saham. [dengan asumsi nilai buku pada kuartal III/2023.]

Saham TLKM Saat Suku Bunga Tinggi

Jika dilihat polanya, saham TLKM sempat terlihat memiliki pola berbeda setelah harga sahamnya turun 31 persen pada 2004 dan kembali naik 21 persen pada 2005. Namun, penurunan harga saham pada 2004 disebabkan ada sentimen internal, yakni masalah keterlambatan publikasi laporan keuangan 2003.

Jadi, TLKM yang listing di dua bursa, yakni Indonesia dan Amerika Serikat kala itu mengalami keterlambatan penyelesaian laporan keuangan 2003. Soalnya, harus membuat dua format laporan keuangan. Akhirnya, saham TLKM sempat disuspensi dan dikenakan denda Rp100 juta akibat terlambat memberikan laporan keuangan.

Ditambah, kami tidak bisa menganalisis lebih dalam TLKM di 2005 karena tidak mendapatkan akses ke laporan keuangannya. 

Namun, jika melihat pola di 2015 dan 2018 akan sesuai dengan kondisi ekonomi, yakni saat posisi suku bunga tinggi. 

Di mana, TLKM hanya mencatatkan kenaikan 7,62 persen di 2015. Kenaikan itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan 2014 yang melejit 31 persen. Apalagi, selama periode 2015 ada beberapa penurunan yang cukup dalam , seperti di April 2015 turun 9,52 persen dalam sebulan , dan September turun 7,84 persen dalam sebulan. 

Jika dilihat dengan valuasi PBV-nya, rata-rata valuasi TLKM di 2015 yang sebesar 3,35 kali lebih murah dibandingkan dengan 2014 yang sebesar 3,74 kali. 

Begitu juga saat 2018, ketika secara mengejutkan saham TLKM turun 15 persen dalam setahun. Padahal, saham TLKM masih naik 12 persen dalam setahun pada 2017. 

Dengan penurunan itu, PBV TLKM di 2018 juga lebih menarik untuk diserok sebesar 3,5 kali dibandingkan dengan 3,99 kali pada tahun sebelumnya. 

Lalu, bagaimana dengan periode kenaikan suku bunga tinggi ini?

Menariknya, secara PBV, valuasi TLKM saat ini sudah cukup menarik sebesar 2,96 kali dibandingkan dengan rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 3,52 kali. Apalagi, saham TLKM dalam dua tahun terakhir memang cenderung koreksi seperti 2022 turun 7,64 persen dan 2023 hingga 20 Oktober 2023 turun 1,33 persen. Tekanan saham TLKM menguat seiring dengan posisi floating lossnya di saham GOTO. 

Jadi, apakah ini sudah harga terbaik? untuk mulai cicil tentunya, tapi belum tentu menjadi yang terbaik karena risiko penurunan tetap ada seiring dengan tingkat suku bunga yang tinggi. Harga terendah TLKM bisa diasumsikan dengan PBV sebesar 2,48 kali yang setara dengan harga Rp3.100 per saham untuk TLKM. [saham TLKM per 20 Oktober 2023 berada di kisaran Rp3.700 per saham, serta perhitungan ini menggunakan asumsi nilai buku laporan keuangan semester I/2023]

Saham ASII Saat Suku Bunga Tinggi

Saham ASII juga cukup responsif terhadap pergerakan tingkat suku bunga di tiga periode yang kami ambil. 

Misalnya, di 2005, harga saham ASII melambat hanya naik 5,15 persen setelah sebelumnya terbang 93,94 persen pada 2004. Bahkan, saham ASII sempat anjlok 23,11 persen pada Agustus 2005 dalam sebulan. 

Namun, meski ada penurunan harga saham yang cukup tajam, posisi price to book value (PBV) ASII di 2005 tetap naik menjadi 2,19 kali dibandingkan dengan 1,98 kali pada periode sebelumnya. 

Lalu, tren serupa terjadi ketika di 2015, saham ASII mencatatkan penurunan sebesar 19,73 persen sepanjang tahun. Padahal, sebelumnya saham ASII mencatatkan kenaikan 8,39 persen sepanjang 2014. 

Berbeda dengan periode 2005, penurunan harga saham ASII ini juga membuatnya secara valuasi menjadi lebih menarik. PBV ASII pada 2015 sekitar 1,92 kali, posisi itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan PBV ASII pada 2014 yang sempat tembus 2,8 kali. 

Hal serupa juga terjadi pada 2018 di mana sepanjang tahun itu, saham ASII turun tipis 0,9 persen. Meski, di tahun sebelumnya saham ASII masih naik tipis 1,84 persen. 

Secara PBV, valuasi ASII juga menarik karena sudah turun di bawah 2 kali, yakni 1,98 kali pada 2018 dibandingkan dengan 2,15 kali pada 2017. 

Lalu, bagaimana dengan prospek saham ASII saat suku bunga tinggi saat ini?

Secara PBV, posisi saham ASII saat ini sudah menarik banget di angka 1,24 kali. Jauh di bawah rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 1,58 kali. 

Namun, jika suku bunga tinggi berkepanjangan hingga akhir 2024 atau awal 2025, bukan tidak mungkin valuasi ASII turun ke standard deviasi minus 1-nya di 1,2 kali. 

Artinya, jika PBV ASII turun ke 1,2 kali, berarti harga sahamnya bisa sedikit turun ke Rp5.523 per saham. [Menggunakan asumsi nilai buku dari laporan keuangan semester I/2023]

BACA JUGA: BREN dan AMMN Masuk 10 Big Caps, Bisa Tahan Berapa Lama Nih? 

Kesimpulan

Apakah harga saham ketiga saham big caps ini tidak akan turun lebih dalam dari posisi saat ini? jawabannya ya bisa saja jika ada kejadian luar biasa secara internal maupun geopolitik. 

Namun begini intinya, tingkat suku bunga BI sangat beriringan dengan kenaikan harga BBM di 2005, 2015, dan 2018. Hal itu disebabkan kenaikan harga minyak dunia hingga pelemahan rupiah. Adapun, saat ini harga BBM berpotensi naik karena harga minyak dunia naik dan rupiah mengalami pelemahan cukup dalam juga sehingga berpotensi mengerek inflasi. Untuk itu, BI pasang badan dengan menaikkan tingkat suku bunga. 

Efeknya ekonomi melambat sehingga kami asumsikan ada potensi pasar saham koreksi. Di mana, titik beli menarik yang kami buat berdasarkan data-data yang tersedia saat ini. 

Lalu, momen untuk bisa masuk ke saham bagus harga murah hanya ada dua momen.

Pertama, saat market crash seperti 2008 dan 2020.

Kedua, saat suku bunga acuan bank sentral di pucuk seperti saat ini.

Sebenarnya, ada yang ketiga, yakni saat kinerja saham bagus terus turun atau stagnan selama beberapa tahun terakhir. Namun, nanti ujungnya seperti UNVR yang pernah kami ceritakan di sini: Saham UNVR Primadona Consumer Goods yang Tengah Terpuruk

Kami pun akan selalu mengingatkan, meski posisi yang kami sebutkan tadi bisa disebut murah, kami menyarankan untuk masuk ke saham big caps ini bisa cicil beli untuk manajemen risiko jika ada penurunan lebih dalam. Dengan begitu, jika ada penurunan lebih dalam, kita masih punya peluru untuk nyerok. 

Jika kamu mau all in langsung ketika harga saham big caps tadi menyentuh perkiraan terendah kami ya tidak apa-apa, asal siap dengan risiko floating loss sementara. 

Gimana, jadi siap menanti peluang beli saham big caps di level murah saat suku bunga tinggi?

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Referensi