Strategi Mencari Aset Investasi Terbaik 2024

Menyambut 2024, banyak yang mulai mencari aset investasi terbaik 2024. Kira-kira apa saja aset investasi terbaik 2024? baca ulasan lengkapnya di sini

Strategi Mencari Aset Investasi Terbaik 2024

Mikirduit – Menyambut 2024, salah satu yang sering menjadi fokus adalah mencapai tujuan keuangan dengan investasi. Di sisi lain, kini banyak marketing dari aset-aset berisiko tinggi yang menggunakan strategi penggoda untuk cepat jadi kaya. Hingga menjelek-jelekkan aset investasi yang lain. Untuk itu, kami mencoba meluruskan agar kita tidak salah langkah dalam menentukan aset investasi terbaik 2024. 

💡
Disclaimer, di sini kami tidak di-endorse dari salah satu aset investasi mana pun dan semuanya akan dibahas secara detail. 

Investasi cara menjadi kaya, ini anggapan dari banyak orang. Bayangkan, investasi Rp1 juta di saham CUAN sejak IPO, kini nilai asetnya sudah menjadi Rp60 juta. Jika investasinya Rp10 juta, berarti asetnya menjadi Rp600 juta. 

Belum lagi, tren rebound crypto banyak juga dimanfaatkan oleh marketing jasa pendidikan online hingga exchange-nya untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya dengan gimmick, sekarang saatnya beli crypto dan Bitcoin. Bayangkan, jika setelah halving 2024 harga Bitcoin naik menjadi 100.000 dolar AS per koin, berapa besar keuntungannya? 

Memahami Halving Bitcoin 2024, Bikin Harga Crypto Melejit?
Bitcoin kembali jadi obrolan setelah bakal masuk periode halving pada April 2024. Pertanyaannya, apa sih sebenarnya halving Bitcoin ini?

Masalahnya, strategi pemasaran menawarkan investasi ke masyarakat dengan strategi itu layaknya seperti pinjol yang mengatakan pinjam uang sekarang, cair cepat, bunga rendah. Eh ternyata malah kejerat pinjol. Jadi, apa investasi terbaik dan bagaimana cara untuk mengelolanya? 

Apa Investasi Pertamamu? Ini Ceritaku yang Investasi di Emas
Apa investasi pertamamu? saham? crypto? deposito? oh kalau cerita founder Mikirduit, investasi pertamanya tuh emas, mau tau ceritanya? baca di sini.

Memutuskan Tujuan Investasi

Tujuan investasi akan disesuaikan dengan beberapa faktor, seperti status menikah, punya anak, masih lajang, atau terjebak di generasi sandwich. Selain itu, faktor usia juga akan menentukan bagaimana tujuan dan strategi investasi yang digunakan. Misalnya, masih usia 20-30 tahun masih bisa memiliki porsi aset investasi risiko tinggi, sedangkan 30-45 tahun mulai membaginya dengan risiko moderat sesuai dengan tujuan keuangan. Lalu, usia 45-60 tahun mulai lebih banyak menempatkan aset di instrumen yang risiko lebih rendah. 

Kenapa begitu? jawabannya karena timeframe kebutuhan uang di masa yang semakin tua itu semakin pendek. Sehingga membutuhkan aset yang tidak memiliki potensi menggerus nilai modal dimiliki. Dengan begitu, ketika aset dibutuhkan untuk dicairkan, nominalnya tetap ada dan bisa bertambah tanpa ada risiko menyusut. 

Misalnya, kami bisa mencontohkan ada pria berusia 33 tahun, telah menikah dan punya 1 orang anak berusia 5 tahun. Berarti, kita bisa melihat ada beberapa kebutuhannya: 

  • Dana darurat selama 12 bulan ke depan
  • Dana liburan per tahun yang bisa dicicil untuk beberapa tahun ke depan
  • Dana pendidikan anak untuk SD, SMP, SMA, hingga kuliah
  • Dana beli rumah jika dibutuhkan
  • Dana pensiun

Dari kelima kebutuhan ini saja, keperluan asetnya akan berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya:

  • Dana darurat lebih oke disimpan ke reksa dana pasar uang karena risiko lebih rendah dan top-up-nya bisa dicicil bertahap setiap bulan. 
  • Dana liburan per tahun bisa dikombinasi antara reksa dana pendapatan tetap dan saham. 
  • Dana pendidikan anak bisa disimpan di saham yang juga membagikan dividen sehingga selain sebagai nominal aset bisa terus bertumbuh mengalahkan inflasi kenaikan tarif sekolah. Di sini, kita juga bisa masuk ke crypto atau Bitcoin dengan syarat masuk di posisi yang menarik. Jangan sampai beli di posisi tinggi, seperti saat setelah halving 2024 nanti. Bisa lama nanti sideways hingga floating lossnya. Porsi antara saham dengan crypto pun bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing ya. Jika kamu tipe yang mau stabil tapi ingin coba crypto juga bisa 80 saham : 20 crypto, tapi kalau kamu tipe yang siap dengan risiko bisa 50 saham : 50 crypto.
  • Dana beli rumah bisa ditempatkan ke beberapa aset sesuai tujuannya, apakah hanya untuk mengumpulkan uang muka atau ingin membeli secara tunai. Jika hanya ingin mengumpulkan uang muka bisa simpan ke reksa dana pendapatan tetap dengan timeframe penyimpanan sekitar 2-3 tahun. Namun, jika hanya ingin mengumpulkan 1 tahun, lebih baik ke reksa dana pasar uang. Lalu, jika ingin membeli secara tunai, bisa menempatkan dana ke aset lebih berisiko seperti saham dan crypto dengan porsi sesuai profil risiko masing-masing. 
  • Dana pensiun memiliki timeframe jangka panjang yang berarti cocok masuk ke saham maupun crypto dengan porsi sesuai profil risiko masing-masing. 

Namun, perencanaan tersebut jelas baru menyebutkan aset, tapi tidak spesifik saham atau crypto apa. Jadi, saham dan crypto seperti apa yang cocok untuk tujuan keuangan tersebut? 

Jenis Saham dan Crypto yang Cocok untuk Tujuan Keuangan Tersebut

Ada fenomena menarik di 2023, yakni ketika saham berfundamental bagus dianggap bikin rugi, sedangkan saham gorengan malah bisa cuan. Sebenarnya, fenomena di 2023 itu wajar karena posisi suku bunga tinggi sehingga prospek pasar saham kurang menarik. Sebaliknya, saham gorengan naik bukan berbasis sentimen fundamental, dan biasanya saham gorengan yang meroket punya bobot rendah ke IHSG. 

Secara logika, saham yang bisa naik sekitar 6.000 persen dalam setahun jelas lebih menarik ketimbang saham yang cuma naik 10 persen per tahun. Berarti mending masuk gorengan semua dong ya biar makin cepat kaya? 

Kami tidak melarang masuk ke saham gorengan dan tidak bisa dipungkiri potensi kenaikannya menggiurkan. Untuk itu, kami menyarankan masuk ke saham gorengan dengan porsi alokasi modal yang terukur. Misalnya, total aset di saham ada Rp100 juta, berarti kamu bisa tentukan mau berapa persen dari modal itu yang akan ditempatkan di saham gorengan. 

Bagaimana cara menentukannya? bisa kamu analisis saja, dari total  Rp100 juta itu, berapa persen yang kamu siap kehilangan. Misalnya, kamu siapnya cuma Rp10 juta, yasudah modal Rp10 juta dicari ke saham gorengan potensial naik. Jadi, jika berbalik arah, kamu sudah siap dengan risikonya serta nggak pusing-pusing lagi kehilangan modal. 

Sisanya ditempatkan ke mana? ya bisa ke saham bluechip dengan bobot besar ke IHSG, terutama menu wajib setidaknya untuk 10 tahun ke depan itu adalah saham big bank seperti BBCA, BBRI, dan BMRI. Sisanya, bisa ditempatkan ke TLKM, atau beberapa saham secondliner yang stabil dan dividen lumayan. 

Berbeda dengan saham, kami menilai untuk masuk ke crypto lebih baik fokus ke aset yang sudah jelas. Misalnya, Bitcoin. Lalu, untuk alternative coin lainnya bisa dianalisis juga mana yang potensial. Kalau kami secara pribadi memantau saja yang ada di 20 big caps cryptocurrency. Kira-kira, mana yang punya prospek oke dari segi proyek dan ekosistemnya. 

Tapi kan coin micin bisa kasih potensi cuan lebih besar? ya potensi cuannya besar banget, tapi risikonya kena scam. 

Kesimpulan

Jadi, aset investasi terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Di mana, kebutuhan dan tujuan keuangan masing-masing orang bisa berbeda. Apalagi, dari segi profil risiko juga bisa berbeda-beda. 

Misalnya, si A tipe yang siap menerima risiko sebesar apapun, tapi si B bisa jadi tipe yang mindsetnya nggak mau uang hilang sepeser pun. Berarti, si A lebih siap ke aset seperti saham dan crypto, sedangkan si B mungkin mayoritas portofolionya bisa ke obligasi, reksa dana pendapatan tetap, atau deposito dan reksa dana pasar uang. 

Untuk itu, kami menyarankan agar kamu tidak tergiur dengan godaan bisa dapat uang banyak dalam waktu singkat dengan investasi. Pasalnya, investasi itu bukan jalan instan untuk menjadi kaya, melainkan cara mengelola hasil pendapatan aktif kita agar bisa bertumbuh tidak tergerus inflasi. 

Kira-kira, kamu sudah menyesuaikan strategi investasimu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu belum?

Mau dapat guideline saham dividen 2024-2025?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini