Apa Investasi Pertamamu? Ini Ceritaku yang Investasi di Emas

Apa investasi pertamamu? saham? crypto? deposito? oh kalau cerita founder Mikirduit, investasi pertamanya tuh emas, mau tau ceritanya? baca di sini.

Apa Investasi Pertamamu? Ini Ceritaku yang Investasi di Emas

Mikir Duit – Coba ingat lagi, apa aset investasi pertama-mu? apakah langsung saham atau mulai dari deposito? nah kali ini, saya Surya sebagai founder Mikir Duit akan bercerita, apa sebenarnya aset investasi pertama yang dipilih dan kenapa memilih tersebut?

Jika melihat konten di Mikirduit, pasti kamu mengira investasi pertama saya ada di saham. Padahal, jawabannya bukan itu, investasi pertama saya ada di emas Antam batangan. Inget sekali, waktu itu pada 2015, dunia lagi ramai-ramai menanti rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve alias The Fed pertama kalinya sejak krisis 2008.

Waktu itu, harga emas mulai naik. Selain efek kenaikan suku bunga the Fed, penurunan harga komoditas hingga gejolak ekonomi  Yunani dan Argentina juga jadi pemicunya.

Pas sekali, waktu itu saya lagi bertugas sebagai jurnalis di sektor komoditas, salah satu yang dipantau terus adalah tentang pergerakan harga emas. Dari sini, pemahaman saya tentang emas bisa dibilang lebih bagus dibandingkan pengetahuan di aset investasi lainnya.

Seperti, saya lupa periode waktu kapan, tapi intinya harga emas Antam tembus Rp600.000-an per gram pada 2015. Nah, posisi harga itu adalah yang tertinggi sepanjang emas Antam karena didorong sentimen kenaikan suku bunga The Fed pertama kalinya sejak krisis.

Namun, di sini, saya sempat berpikir, jika membeli harga emas di saat level Rp600.000-an, berarti ada potensi turun. Soalnya, waktu itu harganya terlalu tinggi. Sampai akhirnya, saya ke Butik Antam di Sarinah ketika harga emas di Rp550.000-an per gram.

BACA JUGA: Harga Emas Tembus Rp1 juta per gram, Jadi Investasi Terbaik Saat Ini?

Alasan Kenapa Pilih Emas Sebagai Aset Investasi yang Pertama

Bukan sekadar karena saya paham seluk beluk pergerakan harga emas, tapi juga karena menilai risiko emas sangat rendah. Harga emas memang berpotensi turun, tapi risiko penurunannya tidak sedrastis pasar saham.

Harga emas turun jika ekonomi bagus, sedangkan harga emas bisa naik jika ada risiko ekonomi memburuk. Itu saja dasarnya.

Di sisi lain, ekonomi dunia menjadi sangat rentang ketika dolar AS sudah tidak bisa dikonversikan menjadi emas lagi sejak 1970-an. Dengan begitu, The Fed bisa kapanpun melakukan printing money dengan dalih untuk menyelamatkan ekonomi AS.

Sejak kejadian itu, risiko ekonomi dunia krisis menjadi lebih besar ketimbang positif. Soalnya, ketika ekonomi mulai naik secara agresif, risiko inflasi melonjak jadi lebih tinggi lagi. Hal itu akan memacu bank sentral menaikkan suku bunga dan membuat laju ekonomi sedikit nge-rem.

Kenapa? karena dolar AS yang beredar makin banyak dan dengan supply yang besar itu, risiko AS mengalami inflasi sangat tinggi. Di sisi lain, jika The Fed menaikkan suku bunga, suka tidak suka bank sentral negara lain juga harus menaikkan suku bunga agar kurs mata uangnya tetap stabil.

Pelik kan? ya itulah ekonomi dunia yang riskan terjadi resesi sehingga alasan investasi emas menjadi cukup menarik.

Jadi, Berapa Porsi Investasi Emas dari Total Keseluruhan Aset?

Walaupun, saya sempat bilang emas adalah investasi pertama saya, dan tingkat risiko emas sangat rendah di tengah ekonomi dunia yang rentang resesi, tapi porsi emas dalam aset investasi saya kurang dari 8 persen.

Kok rendah banget? alasan kuatnya adalah karena risiko investasi emas bukan dari penurunan dan kenaikan harga. Namun, dari bagaimana kita menyimpannya. Jika menyimpan sendiri jelas ada risiko hilang. Ya, kalau emas batangan hilang, bukan cuma cut loss lagi, tapi kehilangan seluruh nilai investasi.

Tapi kan ada Pegadaian atau Brankas Antam buat nyimpen yang aman?ya iya aman, tapi ada biayanya juga kayak di Pegadaian itu sekitar Rp30.000, sedangkan di Brankas Antam juga kena biaya pencetakan yang nilainya sesuai dengan jumlah gram emas yang dimiliki.

Sebenarnya, saya sempat investasi di emas digital bersama Pluang, tapi dijual juga. Alasannya, karena ya nggak sabar saja melihat pergerakan harga emas yang lambat sekali. Gara-gara ada di aplikasi, bikin kita mantau terus dan jadi resah. ketika ada keuntungan sedikit akhirnya dijual deh.

Namun, bukan berarti kamu juga harus mengikuti jalan saya ya. Ingat, bicara investasi, tidak bisa disama ratakan. Cerita saya ini hanya bisa dijadikan salah satu pertimbanganmu untuk investasi.

Jika kamu cocok investasi di emas batangan atau emas digital, ya kamu bisa lakukan. Dengan catatan kamu sudah memahami risiko dari investasi tersebut ya.