Saham Termurah di Indonesia dengan PBV Terendah

Saham termurah di Indonesia dengan PBV terendah, apakah kamu sudah koleksi atau belum? cari tahu deretan saham murah di sini ya

Saham Termurah di Indonesia dengan PBV Terendah

Mikir Duit – Salah satu cara untuk mencari saham termurah adalah dengan melihat price to book value atau PBV. Lalu, apa saja saham termurah menurut PBV ini?

PBV adalah adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham perusahaan. Nilai buku sering dianggap sebagai gambaran seberapa banyak uang yang dimiliki perusahaan.

💡
Update: 31 Desember 2023

Kenapa begitu? karena nilai buku itu berisi total ekuitas atau aset perusahaan di luar liabilitas. Jadi, nilai ekuitas itu menggambarkan ada seberapa banyak uang yang dimiliki perusahaan.

Jika nilai buku dibagi dengan total jumlah saham beredar, berarti menjadi nilai buku per saham. Nah, nilai buku per saham ini sering dijadikan acuan harga wajar saham. Alasannya, nilai buku per saham menggambarkan seberapa banyak masing-masing pemegang saham punya hak atas kekayaan perusahaan.

Bahkan, nilai buku per saham juga sering dijadikan gambaran jika perusahaan bangkrut, berapa banyak uang yang akan didapatkan oleh para pemegang saham. Meski, hitung-hitungan riilnya tidak seperti itu karena ketika perusahaan bangkrut, hasil jual aset perusahaan harus dibayarkan untuk kebutuhan utang terlebih dulu dan pemegang saham dapat bagian yang terakhir.

Dengan berbagai gambaran itulah, jika kita membandingkan harga saham terhadap nilai buku per saham, kita bisa mengasumsikan apakah harga saham ini lagi murah atau mahal.

Pastinya, harga saham yang dibilang murah adalah yang mendekati nilai bukunya, sedangkan harga saham yang mahal adalah yang jauh lebih tinggi dari nilai bukunya. Artinya, saham paling murah bisa dideteksi dengan posisi PBV paling kecil dan saham mahal memiliki PBV paling besar.

BACA JUGA: Saham Paling Murah dengan PER Terendah

Kenapa Saham Bank Harus Dilihat Berdasarkan PBV?

Pasti kamu tahu, khusus saham bank, kita bisa tahu cara cari saham murahnya hanya dengan PBV, sedangkan jika menganalisis dengan PER akan dinilai kurang representatif. Kenapa ya?

Jadi, gini, semua itu disebabkan model bisnis bank di mana berperan sebagai fungsi intermediasi dalam sistem keuangan. Jadi, bank menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan uang dan menyalurkannya lagi ke masyarakat yang butuh modal dalam bentuk kredit. Nah, dalam proses bisnis ini, dibutuhkan permodalan yang kuat agar bisnis bank bisa berjalan berkelanjutan dan konsisten.

Permodalan bank pun bukan cuma dari laba bersih dan pemenuhan modal inti saja, tapi juga ada dana dari pencadangan untuk mengantisipasi risiko kredit bermasalah. Dengan begitu, bank yang punya ekuitas besar akan bisa meredam risiko jika terjadi kenaikan kredit bermasalah dibandingkan dengan bank dengan ekuitas kecil.

Di sisi lain, jika hanya terpaku kepada PER, angka laba bersih bank itu sangat terpengaruh oleh tingkat pencadangan. Ketika pencadangan naik, berarti laba bersih berpotensi turun, sebaliknya ketika pencadangan turun, laba bersih berpotensi naik signifikan. Sehingga, menilai valuasi saham bank dengan PER dirasanya kurang representatif.

Saham LQ45 Termurah Menurut PBV

Berikut saham termurah di Indonesia yang ada di indeks LQ45 menurut PBV-nya:

sektor PBV saat ini PBV rata-rata 5 tahun
INDY batu bara 0,4 0,7
SRTG Investasi 0,46 0,53
INKP Pulp and paper 0,5 0,7
BBTN Perbankan 0,6 0,83
GGRM Rokok 0,65 1,54

Cara mencari saham yang paling murah dengan PBV ada dua cara. Pertama, membandingkan PBV saham terkait dengan kompetitornya yang serupa. Jika saham itu memiliki PBV paling kecil diantara kompetitornya, berarti saham itu bisa kita lihat murah.

Kedua, dengan membandingkan PBV saham terkait dengan rata-rata PBV lima tahunan. Jika PBV saat ini lebih rendah dari rata-rata lima tahunnya, berarti harga saham itu sudah mulai murah.

Saham Dengan Market Cap di atas Rp5 triliun yang Paling Murah

Kami mengambil data saham di atas Rp5 triliun agar lebih objektif dan tidak terjebak di saham third liner yang volatilitas harga sahamnya sangat tinggi. Berikut ini deretan saham dengan market cap di atas Rp5 triliun paling potensial.

sektor PBV saat ini PBV rata-rata 5 tahun
KPIG Properti 0,24 0,4
PNLF Keuangan 0,29 0,35
MNCN Media Massa 0,29 1,01
SIMP CPO 0,35 0,42
MAYA Bank 0,39 2,09

Untuk deretan saham paling murah menurut PBV dalam kategori saham market cap di atas Rp5 triliun ini mungkin beberapa bukan yang populer untuk investasi.

Untuk itu, jika kita perlu analisis fundamental keuangan hingga tingkat likuiditas sahamnya. Agar, kita tidak terjebak value trap.

Kami tidak ambil saham dengan market cap di atas Rp10 triliun, alasannya karena hasilnya akan mirip dengan saham termurah versi LQ45.

Risiko Cari Saham Murah dengan PBV

Seperti dengan rasio PER, rasio PBV juga tidak terlalu sempurna untuk cari saham murah. Pasalnya, kadang ada saham yang PBVnya rendah, tapi ternyata bisnisnya tidak menghasilkan uang tunai yang besar.

Misalnya, PT Greenwood Sejahtera Tbk. (GWSA) adalah saham dengan PBV terendah sekitar 0,17 kali. Jika melihat laba bersihnya sekilas juga terlihat bagus setelah per 2022 kemarin naik sebesar 57 persen menjadi Rp30 miliar. Namun, jika melihat laporan arus kas operasionalnya malah negatif Rp282 miliar. Artinya, dari bisnis dan kenaikan laba bersih itu, perusahaan belum mencatatkan uang tunai yang bisa diputar lagi dan secara bisnis ini sangat berisiko tinggi.

Ketika kita screening saham-saham yang paling murah biasanya muncul saham-saham third liner yang jarang terdengar. Hal itu bisa jadi ada saham third liner yang punya ekuitas besar, sedangkan harga sahamnya tidur saja atau malah ada saham yang kinerja laba-bersihnya semu alias tidak menghasilkan uang tunai bersih, tapi harga sahamnya juga tidak kemana-mana.

Untuk itu, kami mencari saham murah menurut PBV dari indeks saham mayor seperti LQ45 yang setidaknya tidak terhebak ke saham-saham tersebut.

Lalu, sebelum memutuskan saham murah itu layak beli, kita memang perlu melihat lagi fundamental keuangannya. Apakah, saham itu murah karena ada masalah atau tidak. Agar tidak terjebak oleh value trap.