Saham HRUM Menatap Peluang Kebangkitan Harga Nikel?

Saham HRUM menjadi cukup menarik dengan perseroan yang lagi di mode ekspansi, tapi harganya masih cukup murah. Jika beberapa proyek nikelnya mulai beroperasi di 2024, kinerjanya bisa lebih oke setidaknya jadi bantalan risiko penurunan bisnis batu bara. Begini prospek saham HRUM

Saham HRUM Menatap Peluang Kebangkitan Harga Nikel?

Mikirduit – Saham HRUM mencatatkan penurunan sekitar 17 persen dalam 3 hari perdagangan terakhir (pada periode 17-19 April 2024). Padahal, sebelumnya, tren harga saham HRUM terus naik pada periode Februari - April 2024 sebesar 40-an persen. Apakah ada berita buruk atau faktor eksternal lain?

Secara bisnis utama, HRUM adalah emiten batu bara. Perseroan konon masih punya cadangan batu bara sekitar 50 juta ton. Dengan asumsi rata-rata produksi per tahun sekitar 5 juta ton, cadangan batu bara HRUM masih bisa untuk 10 tahun ke depan. 

Meski begitu, HRUM sudah mulai gencar ekspansi ke sektor nikel dengan mengakuisisi perusahaan tambang maupun smelter nikel sejak 2020-an. Total ada sekitar 5 entitas HRUM yang terkait bisnis nikel seperti, PT Position (kepemilikan 51 persen). PT Infei Metal Industry (Kepemilikan 99,99 persen), PT Westrong Metal Industry (Kepemilikan 80,7 persen), PT Blue Sparkling Energy (Kepemilikan 51 persen), dan PT Sunny Metal Industry (Kepemilikan 10,55 persen).

Bisnis nikel HRUM diperkirakan mulai menunjukkan tajinya di 2024 nanti. Seperti, PT Position diperkirakan mulai produksi nikel pada akhir 2023 dan beroperasi penuh pada 2024 dengan kapasitas produksi 3-6 juta ton dalam 3-4 tahun pertama . 

Lalu, smelter kedua HRUM, yakni milik Westrong Metal Industry disebut mulai beroperasi di kuartal IV/2023 dengan kapasitas produksi sekitar 56.000 ton per tahun. Semlter Westrong Metal Industry ini akan memproduksi Nickel Matte, sedangkan smelter pertama, yakni dari PT Infei Metal Industry sudah beroperasi untuk produksi nickel pig iron dengan kapasitas produksi sebesar 28.000 ton per tahun sejak 2022 silam.

Dengan kontribusi pendapatan nikel di 2023 sudah sebesar 12 persen, berarti di 2024, prospek kontribusi nikel bisa lebih tinggi lagi. Apalagi, harga jual nickel matte dari hasil smelter teranyar lebih bagus dibandingkan dengan harga nickel pig iron.

Efek Divestasi Aset untuk Kolaborasi dengan Tsinghan

Salah news terbaru HRUM adalah rencana divestasi maksimal 49 persen di masing-masing induk bisnis nikel HRUM, yakni PT Harum Nickel Perkasa dan PT Tanito Harum Nickel, untuk berkolaborasi dengan perusahaan asal China, yakni Tsinghan. Banyak yang bertanya, apakah efek dari transaksi itu buruk karena setelah keluar beritanya, harga HRUM langsung jeblok. 

Memang apa yang terjadi dengan HRUM sampai ada rencana divestasi kedua entitas induk bisnis nikelnya tersebut?

Jadi, HRUM bersama Eternal Tsinghan berencana melakukan kerja sama strategis dengan catatan perusahaan China itu memiliki pengalaman di bidang pengolahan dan pemurnian nikel. Tsinghan akan menjadi mitra strategis HRUM dalam pengembangan bisnis pemurnian nikel. 

Kerja sama strategis itu dilakukan dengan penerbitan surat utang wajib konversi yang akan diambil oleh Tsinghan. Surat utang wajib konversi itu bisa diubah menjadi saham baru dalam bentuk saham Harum Nickel Perkasa atau Tanito Harum Nickel dengan maksimal kepemilikan sampai 49 persen. Artinya, posisi HRUM tetap sebagai pengendali di anak usaha nikelnya tersebut. 

Nantinya, dana dari obligasi konversi itu akan digunakan HRUM untuk menyelesaikan kewajiban perseroan (bayar utang) beserta anak usaha terkaitakuisisi beberapa aset nikel perseroan. Artinya, setelah mendapatkan dana tersebut, Tsinghan tidak langsung memiliki 49 persen saham bisnis nikel HRUM, tapi baru terjadi jika obligasinya sudah dikonversi ke saham. 

Di luar itu, HRUM dan Tsinghan akan berkolaborasi dengan segi pengetahuan teknis, pengalaman, dan pengoperasian proyek nikel perseroan. 

Apa efek dari aksi korporasi ini? 

Salah satunya adalah mengurangi tingkat risiko utang perseroan. Meski, hingga 2023, tren debt to equity ratio (DER) perseroan masih bagus sektiar 0,23 kali. Namun, anak usaha perseroan yang membawahi bisnis nikel, yakni PT Tanito Harum Nickel lagi mengajukan utang jumbo sekitar 620 juta dolar AS yang didapatkan dari OCBC Ltd., Bank CIMB Niaga, KEB Hana Indonesia, CTBC Indonesia, BTPN, dan Bank KB Bukopin. 

Tujuan penggunaan dana itu untuk membiaya modal kerja dan investasi, serta refinancing pinjaman dari pemegang saham. Salah satu utang anak usaha HRUM ke pemegang saham non pengendali ada di Tanito Harum Nickel senilai 3,1 juta dolar AS kepada PT Mahkota Emas Nickel.

Dengan tambahan utang baru itu, tingkat DER HRUM bisa jadi naik 1 kali, tapi dinormalisasi dengan keberadaan obligasi konversi hasil kerja sama dengan Tsinghan. 

Negatifnya, jika Tsinghan pegang hingga 49 persen saham dari anak usaha HRUM yang pegang bisnis nikel, berarti ada risiko penurunan laba bersih ke entitas induk. Pasalnya, porsi dari non-pengendali naik menjadi 49 persen. 

Namun, kami pikir ini bukan hal negatif selama pertumbuhan bisnis setelah mendapatkan modal bisa lanjut bertumbuh positif. Memang risikonya adalah ternyata setelah divestasi, pertumbuhan ekspansi bisnis-nya mandek atau tidak terlihat.

Prospek 5 Saham Nikel di Tengah Wacana Pangkas Produksi
Oversupply nikel terlalu berlebihan hingga muncul wacana untuk pangkas produksi demi mendorong harga nikel kembali naik. Gimana prospek saham nikel selanjutnya?

Prospek HRUM di 2024

Dari konsensus analis, prospek kinerja HRUM dua tahun ke depan sangat positif. Seperti, pertumbuhan pendapatan HRUM di 2024 bisa tembus 52,2 persen menjadi Rp21,74 triliun (sudah dikonversi ke rupiah). Lalu, pertumbuhan pendapatan di 2025 naik menjadi 20,73 persen. 

Sementara itu, laba bersih HRUM di 2024 diperkirakan naik 14,49 persen, sedangkan di 2025 naik 42,13 persen. 

Kami pun membuat proyeksi kinerja HRUM di 2024 dengan berbagai asumsi kondisi bisnis nikel dan batu bara yang lebih moderat. Kami proyeksi pendapatan HRUM secara keseluruhan naik 0,74 persen menjadi 921,69 juta dolar AS. Pendapatan HRUM didorong oleh pertumbuhan kontribusi pendapatan bisnis nikel yang naik 130 persen menjadi 230,32 juta dolar AS. Lalu, pendapatan batu bara turun 12,24 persen menjadi 715 juta dolar AS dengan asumsi volume penjualan 5,5 juta ton. Lalu, pendapatan dari sewa dan jasa masih tumbuh 13 persen. 

Dengan kondisi itu, kami ekspektasikan HRUM bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,74 persen menjadi 15,66 juta dolar AS. 

Dengan prospek laba bersih itu, kami asumsikan HRUM masih akan membagikan dividen sekitar 10 persen sampai 15 persen dari laba bersih 2024. Berarti tingkat dividen per saham sekitar Rp18 sampai Rp27 per saham dan tingkat dividen yield dengan asumsi harga penutupan per 19 April 2024 sekitar 1,43 persen sampai 2,15 persen.

Kisah Investor yang Hidup dari Keuntungan Saham Selama 3 Dekade
Bisa nggak sih kita investing for living? jika melihat kisah investor ini mungkin bisa. Namun, mungkin nggak ya dilakukan di pasar saham Indonesia?

Kesimpulan

Dengan kondisi HRUM yang lagi ekspansi sangat besar-besaran ke segmen nikel, harga saham perseroan saat ini bisa dibilang cukup murah karena posisi komoditas nikel juga lagi berada di siklus bawah. 

Dengan menggunakan proyeksi laba bersih 2024 dari perhitungan kami, harga wajar HRUM diperkirakan berada di sekitar Rp2.551 per saham. Artinya, harga saat ini diskon sekitar 97 persen dari harga wajar tersebut. 

Apalagi, harga komoditas nikel lagi mulai menuju ke 20.000 dolar AS per ton. Penyebabnya, LME, bursa komoditas untuk logam industri, akan menolak produk kiriman dari Rusia, salah satunya nikel. Hal itu diperkirakan bisa membuat pasokan nikel sedikit terganggu karena Rusia adalah salah satu pemain besar di nikel. 

Namun, kami menilai sentimen dari boikot produk Rusia itu sifatnya sementara. Pasalnya, meski tidak bisa masuk lewat LME, pasti ada jalan lain yang bisa ditempuh asal ada permintaan. Nah, permintaan ini yang mayoritas datang dari China masih belum optimal. 

Meski, jika melihat data China Caixin Manufacturing PMI per Maret 2024 mulai menunjukkan tren kenaikan dalam 5 bulan berturut-turut menjadi tembus 51,1 poin. Artinya, jika PMI manufacturing di atas 50 dan makin tinggi, tandanya industri manufaktur lagi mulai ekspansi, sebaliknya jika di bawah 50 berarti mengalami kontraksi alias penurunan produksi. 

Dengan melihat berbagai sentimen itu, kami menilai ada prospek kenaikan permintaan nikel terutama dari China untuk produksi baja tahan karat. Dalam 1-2 tahun ke depan, harga nikel bisa berubah siklus dari di bawah menjadi mulai naik. 

Meski, disclaimer, semua ini hanya dari perkiraan kami, belum pasti terjadi 100 persen. Pasalnya, banyak hal ketidakpastian yang terjadi secara global mulai dari perang Timur Tengah, Pemilu AS, hingga rencana penurunan suku bunga The Fed yang tak kunjung muncul hilalnya. 

Kalau kamu, ada yang sudah hold saham HRUM atau baru watchlist?

Musim Bagi Dividen Nih, Mau Tau Saham Dividen yang Oke dan Bisa Diskusi serta Tau Strategi Investasi yang Tepat?

Yuk join Mikirdividen, masih ada promo Berkah Ramadan hingga Rp200.000. Berikut ini benefit yang akan kamu dapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini