Saham BREN IPO, BRPT Naik, Mending Beli Induknya atau Anaknya?

Saham BREN IPO, mending beli anak usahanya yang mau listing atau induk usahanya si BRPT? baca 5 kisah induk-anak di bursa ini ya.

Saham BREN IPO, BRPT Naik, Mending Beli Induknya atau Anaknya?

Mikirduit – Setelah PT Barito Renewable Enegry Tbk. alias BREN mengumumkan rencana IPO, harga saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) selaku induk usahanya perlahan juga naik. Di sisi lain, ada fakta menarik, jika anak usaha IPO, justru pergerakan harga saham anak usahanya itu bisa lebih menarik dibandingkan dengan induk usahanya. Jadi, kalau begitu mending beli induk usahanya yang udah listing lebih dulu atau borong anak usahanya yang baru mau IPO?

Sejauh ini, ada 5 aksi IPO dari anak usaha di mana induk usahanya sudah listing lebih dulu di BEI. Kelima pasangan saham induk-anak itu antara lain:

  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dengan anaknya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
  • PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan anaknya PT Adaro Mineral Tbk. (ADMR)
  • PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) dengan anaknya PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL)
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dengan anaknya PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA)
  • PT Medco Energy Tbk. (MEDC) dengan anaknya PT Amman Mineral Tbk. (AMMN).

Pertanyaannya, dari kelima saham itu, siapa yang lebih gacor, induk usahanya atau anak usahanya? gacor di sini bisa dalam artian pergerakan harga sahamnya dibandingkan dengan kinerja keuangannya.

1.INDF dengan ICBP

ICBP adalah anak usaha INDF yang baru didirikan pada 2009. Anak usaha yang fokus menggarap lini bisnis consumer goods-nya seperti makanan ringan dan juga mie instan itu IPO pada Oktober 2010 dengan harga penawaran Rp5.390 per saham.

Sebulan sebelum saham ICBP IPO, yakni sejak September 2009, harga saham INDF sempat naik kencang. Dari catatan kami, sejak awal September 2010 sampai periode IPO ICBP di 7 Oktober 2010, harga saham INDF naik sebesar 25 persen.

Namun, setelah itu, harga saham INDF cenderung sideways, meski kalau diakumulasikan hingga 2012, saham INDF sempat melejit ke Rp6.200 per saham.Jadi, jika dihitung dengan harga saham saat awal September 2010, kenaikannya sudah sebesar 37 persen. Di sisi lain, saham anak usahanya sejak IPO hingga akhir 2012 naik lebih agresif sebesar 48 persen.

Kenapa begitu? apakah ada korelasi dengan fundamentalnya?

Sebenarnya, jika melihat fundamentalnya, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih INDF dengan ICBP justru lebih menarik INDF. Bahkan, dari sisi margin keuntungan dari periode 2008-2014, INDF jelas lebih bagus dibandingkan dengan ICBP.

Meski, jika dilihat perkembangan kontribusi ke laba bersihnya, ICBP secara perlahan memang cukup dominan dalam menyokong INDF sih. Artinya, pertumbuhan kinerja bisnis ICBP cukup agresif.

Hal itu bisa jadi yang membuat harga saham ICBP bergerak lebih agresif dibandingkan dengan INDF. Artinya, anak usaha yang skalanya besar dan melakukan IPO bisa lebih memperlihatkan tajinya juga. Sehingga harga sahamnya mendapatkan apresiasi dari pasar.

Kini, tingkat kapitalisasi pasar saham INDF selaku induk juga sudah lebih rendah dibandingkan dengan ICBP. Per 20 September 2023, INDF memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp60,36 triliun, sedangkan ICBP sudah mencapai Rp128 triliun.

2. ADRO dengan ADMR

ADMR, anak usaha ADRO, yang bergerak di bidang usaha pertambangan batu bara metalurgi dan mineral ini menjadi salah satu saham IPO yang sensasional, bahkan salah satu saham yang meroket tertinggi di dunia pada 2022.

Banyak yang menilai, ADMR menarik karena memproduksi batu bara metalurgi hingga proyek smelter aluminium yang dinilai potensial.

Jika dihitung sejak IPO dengan harga penawaran Rp100 per saham. Harga saham ADMR sudah naik sebesar 1.415 persen hingga 19 September 2023.

Di sisi lain, sebulan jelang saham ADMR IPO, tepatnya di awal Desember 2021, harga saham ADRO juga tersengat naik. Dari awal Desember 2021 hingga ADMR IPO, harga saham ADRO naik 35 persen. Meski, kenaikan harga saham ADRO jelas bercampur dengan sentimen krisis energi di China pada akhir 2021. [sebelum pecah perang Rusia-Ukraina yang membuat harga saham batu bara melambung].

Namun, berbeda dengan INDF dan ICBP, meski sudah melambung tinggi, kapitalisasi pasar saham ADMR masih di bawah ADRO. ADMR memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp63 triliun, sedangkan ADRO senilai Rp93 triliun. Alasannya, sejak IPO memang posisi kapitalisasi pasarnya sudah di bawah ADMR.

3. MDKA dengan MBMA

MBMA menjadi salah satu saham nikel pendatang baru, yang merupakan anak usaha dari MDKA. Menariknya, saat ini kapitalisasi pasar MBMA sudah lebih tinggi dibandingkan MDKA. Per 20 September 2023, kapitalisasi pasar MBMA senilai Rp97 triliun, sedangkan kapitalisasi pasar MDKA senilai Rp80 triliun.

Namun, kami menilai kapitalisasi pasar MBMA lebih tinggi dari MDKA bukan karena kenaikan harga, melainkan karena sejak dari IPO, harga penawarannya memang sudah tinggi. Buktinya, sejak IPO hingga saat ini, harga saham MBMA baru naik 2 persen, meski saham MDKA sudah koreksi sebesar 19 persen.

Jika diukur dengan harga IPO MBMA di Rp795 per saham saja, kapitalisasi pasar MBMA senilai Rp83 triliun atau sudah di atas dari induk usahanya, yakni MDKA. Alias, price to book value sebelum listing sudah di sekitar 7 kali.

Lalu, jika dilihat sebulan sebelum MBMA IPO, saham MDKA malah bergerak koreksi sebulan sebelum anak usahanya itu listing di BEI.

4. MEDC dengan AMMN

AMMN adalah anak usaha MEDC yang mengelola tambang mineral (tembaga dan emas) eks Newmont. Setelah Newmont pergi dari tambang Batu Hijau, AMMN mengambil alih dan beroperasi sampai saat ini.

Menariknya, setelah IPO, saham AMMN melejit hingga masuk ke 10 besar saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI. Apakah artinya ini saham AMMN IPO dengan harga yang murah? sehingga harga sahamnya melejit?

Tentu saja tidak,  lonjakan saham AMMN jelas abnormal. Alasannya, ada beberapa faktor yang membuat saham AMMN justru kinerja keuangannya berisiko seperti, AMMN sempat tidak melakukan aktivitas ekspor konsentrat tembaga pada periode Maret-Juni 2023 karena izin yang berakhir. Namun, mereka baru mendapatkan lagi izin ekspornya pada Juli - Mei 2024. Artinya, dari segi pendapatan berpotensi turun di kuartal II/2023.

Lalu, apa yang membuat saham AMMN melejit hingga kapitalisasi pasarnya melampaui MEDC? sebenarnya, dari waktu IPO, saham AMMN sudah punya kapitalisasi pasar di atas MEDC, yakni senilai Rp121 triliun.

BACA JUGA: Menerka Harga Saham AMMN yang Sudah Terlampau Tinggi

Kemudian, tren kenaikan harga saham yang signifikan itu juga yang membuat kapitalisasi pasar AMMN melejit hingga sempat tembus 5 besar terbesar di BEI.

Artinya, sejak awal, harga IPO AMMN bisa dibilang cukup mahal, meski jika dibandingkan dengan MDKA akan terlihat lebih murah.

Sementara itu, ketika AMMN mau IPO, pergerakan harga saham MEDC, sebagai induk usahanya, ternyata tidak terlalu bergerak signifikan, malah bergerak koreksi 1 persen.

5. ERAA dengan ERAL

Berbeda dengan INDF - ICBP, MDKA - MBMA, dan MEDC - AMMN, selisih jarak kapitalisasi pasar antara ERAA dengan anak usahanya yang IPO ERAL masih cukup jauh. Kapitalisasi ERAL masih sekitar RP1,8 triliun, sedangkan kapitalisasi ERAA senilai Rp7,4 triliun.

Namun, saat ERAL akan IPO, saham ERAA yang sudah cukup lama sideways sempat tersengat dengan naik 12 persen dalam sebulan sebelum anak usahanya tersebut IPO. Di sisi lain, pergerakan saham ERAL juga tidak terlalu agresif karena memang bukan saham komoditas yang masuk dalam tren pasar saat ini.

Kesimpulan: Jadi Mending Beli Saham Induknya atau Anaknya yang Baru IPO?

Dari contoh 5 saham induk dan anak yang IPO di BEI itu, kita bisa mengambil beberapa simpulan:

Pertama, tidak ada korelasi yang kuat antara hubungan anak usaha yang IPO dengan kenaikan harga saham induk bisnisnya. Jika ada, peluang keberuntungan dengan sentimen yang tepat sangat tinggi. Misalnya, ICBP bisa jadi didorong sebagai salah satu brand consumer goods besar yang masuk BEI sehingga mengerek INDF, ADRO juga naik karena selaras dengan tren harga batu bara yang lagi naik, serta ERAA naik yang bisa jadi alasannya untuk mendorong saham tersebut naik. Soalnya, khusus ERAA, saham itu lagi minim sentimen sejak terjadi krisis microchip gara-gara China lockdown-nya kelamaan.

Kedua, saham anak usaha bisa melampaui kapitalisasi pasar itu bukan disebabkan oleh kenaikan harga, tapi sejak awal dengan harga IPO, rata-rata sudah memiliki kapitalisasi pasar di atas induknya. Kok bisa? itu sesuai penilaian harga penawaran IPO. Kalau saham IPO, pemegang saham eksistingnya pasti nawar mahal, mustahil diskon. Masa, mau nawar murah,apalagi kalau barang bagus.

Jadi, lebih baik beli saham induknya atau anak usahanya yang baru IPO? sebenarnya jawaban ini akan sesuai dengan kebutuhan seperti, jika ingin jangka panjang bisa cek dulu fundamental bisnis anak usaha dan induknya. Namun, jika ingin sekadar spekulatif, bisa pilih anak usaha yang pastinya potensi pergerakannya lebih agresif dibandingkan dengan induk usahanya. Namun, agresif di sini bukan cuma berarti naik kencang, melainkan juga turun cukup dalam.

Di sisi lain, untuk yang lebih stabil, bisa pilih induknya. Meski, tergantung nih, siapa dulu induknya. Jika bicara INDF dan ICBP, pergerakan INDF akan lebih stabil dan pendapatan dividennya cenderung lebih besar. Namun, untuk ADRO dan ADMR yang memiliki bisnis di sektor yang punya siklus akan sama-sama punya potensi naik-turun yang tinggi. Paling, dari sisi dividen jelas ADRO lebih menarik dibandingkan dengan ADMR.

Lalu, bagaimana dengan BRPT dan BREN? untuk BREN kami telah membandingkannya dengan PGEO di sini.  Kami juga akan memberikan gambaran tentang BRPT setelah konten ini. Sehingga bisa membantu kamu untuk memutuskan.

Sebenarnya, kalau spekulatif, masuk BRPT saat ini sudah tinggi banget, fluktuasi BRPT sangat tinggi. pengalaman, sempat rugi 40 persen saat beli Rp1.000 per saham, lalu baru jual beberapa hari lalu karena amankan modal sebelum dibawa turun lagi.

Jadi, kalau ditanya pilih BRPT atau BREN? kami jawabnya cari saham lain yang lebih oke aja sih.

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini