BREN vs PGEO, Mana Saham Panas Bumi Terbaik Indonesia?

BREN, induk dari Star Energy milik BRPT berencana melantai di BEI. Kira-kira, mana yang lebih oke ya? BREN atau PGEO punya Pertamina?

BREN vs PGEO, Mana Saham Panas Bumi Terbaik Indonesia?

Mikirduit – Ada satu emiten panas bumi besar yang mau listing di BEI, yakni PT Barito Renewable Energy Tbk. alias BREN. Pemilik Star Energy, yang merupakan perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia itu jelas menjadi salah satu pesaing PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) yang sudah lebih dulu ke BEI pada awal 2023. Kira-kira, mana yang lebih oke, masuk ke PGEO saat ini atau mending di BREN?

Kami akan membagi beberapa perbandingan antara saham BREN dengan PGEO dalam beberapa indikator di bawah ini. Agar lebih apple to apple, kami akan membandingkan kinerja BREN dan PGEO pada kuartal I/2023.

Kinerja Pendapatan BREN vs PGEO

Dari segi pendapatan, BREN lebih besar dibandingkan dengan PGEO. Sampai kuartal I/2023, BREN mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,04 persen menjadi 147 juta dolar AS.

Di sisi lain, PGEO mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 18,96 persen menjadi 102,61 juta dolar AS pada kuartal I/2023.

BREN memiliki pendapatan yang lebih besar ketimbang PGEO karena dia mengelola tiga wilayah kerja panas bumi yang cukup besar, seperti Salak, Darajat, dan Wayang Windu yang rata-rata mencatatkan pendapatan di atas 30 juta dolar AS per wilayah kerja.

Di sisi lain, PGEO hanya punya satu wilayah kerja yang per kuartal I/2023 pendapatannya tembus 40 juta dolar AS, yakni Kamojang. Lalu, wilayah kerja terbesar kedua dan ketiga ada Lahendong dan Ulubelu yang per kuartal I/2023 pendapatannya baru di atas 20 juta dolar AS. Sisanya, Karaha dan Lumut Balai skalanya masih kecil.

BACA JUGA: Review 6 Saham yang Punya Keterkaitan dengan Panas Bumi di sini

Kinerja Laba Bersih BREN vs PGEO

Dari sisi laba bersih, BREN mencatatkan pertumbuhan sebesar 31 persen menjadi 29,24 juta dolar AS, sedangkan PGEO tumbuh 49,31 persen menjadi 46,96 juta dolar AS.

Menariknya di sini, meski nominal pendapatan BREN lebih besar daripda PGEO, tapi dari segi laba bersih justru lebih besar PGEO dibandingkan dengan BREN.

Ada beberapa penyebabnya:

Pertama, BREN memiliki beban bunga dan keuangan yang cukup besar dibandingkan PGEO.

Kedua, BREN punya beban tunjangan produksi kepada PT Pertamina Geothermal Energy yang nilainya 4,71 juta dolar AS. Jadi, bagi BREN itu adalah pengeluaran, tapi bagi PGEO justru malah menjadi pendapatan.

Ketiga, PGEO mencatatkan keuntungan selisih kurs yang lebih besar dibandingkan dengan BREN. Keuntungan selisih kurs PGEO senilai 11,21 juta dolar AS, sedangkan BREN hanya 1,14 juta dolar AS.

Dari deretan itu yang membuat net profit margin PGEO juga cenderung lebih besar dibandingkan dengan BREN. Sampai kuartal I/2023, PGEO punya net profit margin sebesar 45 persen, sedangkan BREN cuma 19,88 persen.

Adu Tingkat Utang Berbunga BREN dengan PGEO

Di sisi lain, tingkat utang BREN jauh lebih besar dibandingkan dengan PGEO. Tingkat utang berbunga (dari bank atau obligasi) BREN sebesar 2,06 miliar dolar AS, sedangkan PGEO sebesar 743 juta dolar AS.

Tingkat utang BREN terbesar ada di pinjaman jangka panjang yang mencapai 2,03 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan ekuitasnya, tingkat debt to equity ratio BREN tembus 4,36 kali. Bisa dibilang cukup tinggi, meski bisnisnya memang butuh modal besar.

Namun, jika dibandingkan dengan PGEO, risiko bisnis dari utangnya lebih rendah. PGEO punya porsi pinjaman jangka pendek senilai 415,62 juta yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun. Lalu, ada pinjaman jangka panjang senilai 328 juta dolar AS.

Jika ditotal, tingkat utang berbunga PGEO hanya 743 juta dolar AS. Lalu, debt to equity ratio-nya hanya 0,39 kali. Jauh lebih kecil daripada BREN.

BACA JUGA: Deretan Saham yang Diuntungkan dari Bursa Karbon

Adu Rencana Pembagian Dividen BREN dengan PGEO

BREN memberikan penawaran dividen dengan maksimal rasio lebih besar daripada PGEO. Jika menggunakan asumsi annualize kinerja 2023 keduanya dengan lembar saham setelah IPO, kira-kira lebih besar siapa ya dividennya?

BREN menjanjikan akan membagikan dividen maksimal sebesar 60 persen dari laba bersihnya. Artinya, jika sampai kuartal I/2023, laba bersih BREN senilai 29,24 juta dolar AS. Berarti, jika di annualized (disetahunkan) menjadi 116,98 juta dolar AS. Berarti, 60 persennya sama dengan 70 juta dolar AS. Dengan begitu, dividen per sahamnya dengan jumlah lembar saham yang baru setelah IPO, senilai Rp7,84 per saham. Jika dihitung dengan rentang harga penawaran IPO BREN, tingkat dividen yieldnya cuma 1 persen.

Di sisi lain, PGEO sampai semester I/2023 mencatatkan laba bersih senilai 92,77 juta dolar AS. Jika disetahunkan, berarti estimasi laba bersihnya sekitar 185 juta dolar AS. Dengan ketentuan maksimal dividen 50 persen dari laba bersih, berarti tingkat dividen per saham PGEO dari tahun buku 2023 senilai Rp10,36 per saham. Jika dihitung dengan harga saham penutupan 18 September 2023, tingkat dividen yieldnya hanya 0,67 persen.

Adu valuasi BREN dengan PGEO

Dari sisi valuasi, siapa yang termurah, BREN yang baru IPO atau PGEO yang baru melejit? oke dengan perhitungan dana IPO dimasukkan ke ekuitas BREN serta menggunakan perhitungan saham beredar setelah IPO. Tingkat price to book value BREN terbesar mencapai 10,14 kali. Lalu, untuk price to earning ratio BREN dengan menggunakan laba bersih disetahunkan dari Maret 2023, serta menggunakan jumlah lembar saham setelah IPO, posisi terbesarnya di angka 59,68 kali.

Di sisi lain, PBV PGEO yang sudah melejit tinggi sebesar 2,23 kali, sedangkan untuk price to earning ratio yang disetahunkan ke depan alias annualized sebesar 22 kali. Artinya, harga saham PGEO saat ini cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga IPO BREN.

Kesimpulan

BREN boleh jadi adalah saham panas bumi terbesar di Indonesia, tapi dari segi net profit margin masih jauh lebih bagus PGEO. Penyebabnya, tingkat utang PGEO tidak sebesar BREN yang sangat jumbo.

Selain itu, harga penawaran IPO BREN juga cukup tinggi, bahkan jika menggunakan kalkulasi annualized, untuk PBV dan PER, BREN jauh lebih tinggi dari PGEO saat ini.

Apakah BREN tidak akan ARA berjilid-jilid? oh bicara saham IPO ARA berjilid-jilid itu hal lain yang bisa saja tidak ada kaitannya dengan topik di sini.

Namun, satu hal yang menarik, Green Era Energy, salah satu pemegang saham BREN sebesar 24,33 persen telah menggadaikan kepemilikannya di induk usaha Star Energy kepada Bangkok Bank, alias nge-repoin saham BREN ke bank Thailand tersebut. Nah, ini bisa jadi game changer yang menentukan apakah harga saham BREN bisa naik dan turun. Sayangnya, kita tidak tahu jatuh tempo soal gadai saham BREN oleh Green Era Energy tersebut.

BACA JUGA: Begini Deretan Skandal Gadai Saham di BEI

Kalau kamu tertarik masuk ke saham BREN atau mending nunggu PGEO sedikit koreksi? soalnya, dua-duanya udah mahal banget saat ini.