Penyebab Saham PGEO Naik 40 Persen Dalam 5 Hari, Begini Prospeknya
Saham PGEO menjadi salah satu yang harganya mengalami kenaikan dalam 5 hari terakhir. Kira-kira, apa yang membuatnya meroket dan bagaimana prospeknya?

Mikirduit – Saham PGEO mencatatkan kenaikan 42 persen dalam lima hari perdagangan terakhir. Kenaikan harga saham PGEO disusul oleh kabar rencana menambah bisnis baru. Lalu, kemana arah saham PGEO selanjutnya?
Dalam keterbukaan informasi pada 19 Mei 2025, PGEO mengumukan rencana penambahan kegiatan usaha baru, yakni bisnis jasa pengujian laboratorium, serta bisnis industri alat uji dalam proses industri.
Dalam keterangan jasa penilai publik RSR, dua bisnis baru PGEO ini baru akan terasa pada 2026. Adapun, kehadiran dua bisnis baru ini tidak akan membuat perubahan komposisi pendapatan PGEO secara signifikan.
Seperti, dalam bisnis uji laboratorium. Nantinya, PGEO akan menjalankan bisnis uji laboratorium hasil batuan dari pihak eksternal. Jika sebelumnya, laboratorium ini hanya digunakan oleh internal, nantinya perusahaan panas bumi lain bisa menggunakan jasa uji laboratorium tersebut.
Beberapa kompetitor PGEO dalam bisnis uji laboratorium ini antara lain, jika dari Indonesia adalah PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU), selain itu rata-rata pemain global seperti Asia Medical and Agricultural Laboratory, NCS Testing Technology, GRG Metrology & Test Group, Orbitech, EMTEK (Shenzhen), Etteplan Oyj, dan LMS Compliance.
Dalam perhitungan jasa penilai publik RSR, bisnis laboratorium ini diperkirakan bisa mencatatkan pendapatan Rp340 juta pada 2026 hingga puncaknya mencapai Rp1 miliar pada 2028 dan 2029.
Lalu, dari segi laba bersih, kontribusinya sekitar Rp20 juta pada 2026 dan naik menjadi Rp80 juta pada 2028 dan 2029.
Selain itu, PGEO akan memproduksi FLow2Max, yang merupakan teknologi alat ukur fluida dua fasa. Menurut jasa penilai publik RSR, dari komersialisasi alat ukur itu, PGEO dinilai berpotensi mendapatkan tambahan pendapatan senilai Rp4,92 miliar hingga Rp4,93 miliar sampai 2029. Lalu, dari segi laba bersih bertambah sekitar Rp2,62 miliar.
Sehingga total dua bisnis baru dari PGEO ini bisa mencatatkan tambahan pendapatan sekitar Rp5 miliar - Rp6 miliar, serta laba bersih sekitar Rp2,64 miliar hingga Rp2,7 miliar. Nilai tersebut bisa dibilang terhitung tidak signifikan jika dibandingkan dengan pendapatan sekitar Rp6 triliun dan laba bersih sekitar Rp2 triliun (nilai yang dikonversi)
Rencana PGEO di 2025
Selain menambah lini bisnis, PGEO juga berencana lebih agresif melakukan pengeboran dan menambah kapasitas produksinya pada 2025.
Menurut laporan tahunan 2024, PGEO memiliki beberapa target pada 2025 seperti:
- Pengeboran untuk eksplorasi sebanyak 9 sumur dibandingkan dengan 0 pada realisasi 2024
- Pengeboran untuk pengembangan sebanyak 7 sumur dibandingkan dengan 6 sumur pada 2024
- Kerja ulang reparasi sumur sebanyak 1 sumur dibandingkan dengan 4 sumur pada 2024.
Sampai akhir 2025, PGEO menargetkan produksi operasional sendiri mencapai 4.929 GWh dengan tambahan kapasitas terpasang dari tanggal operasional komersial PLTP Lumut Balai Unit 2 sebesar 55 MW.
PGEO memiliki target untuk bisa mencapai kapasitas produksi hingga lebih dari 1 GW pada 2028. Untuk mencapai target itu, perseroan tengah menyelesaikan beberapa proyek dengan target pada 2025 bisa mencapai tahapan berikut ini:
- Mempersiapkan infrastruktur pengeboran Proyek Lahendong Unit 7 dan 8 dan Binary Unit 2 dengan kapasitas 40+10 MW
- Pembebasan lahan tahap 2 atas Fluid Collection and Reinjection System (FEED FCRS) Hululais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas 110 MW
- Penyelesaian feasibility study Lumut Balai Unit 3 dengan kapasitas 55 MW
- Pengeboran sumur eksplorasi Gunung Tiga dengan kapasitas 55 MW
- Persiapan aktivitas eksplorasi Seulawah dengan kapasitas 70 MW
- Pengeboran sumur eksplorasi Kotamobagu Unit 1 dan 2 dengan kepasitas 50 MW
- Penyusunan Notice of Resources Confirmation (NORC) untuk Bukit Daun dengan kapasitas 30 MW.
- Membuat perusahaan patungan dengan PLN untuk Co-Generation Area ulubelu 30 MW dan Area Lahendong 15 MW
- Penyelesaian feasibility study pengembangan produk turunan panas bumi
Untuk menjalankan berbagai rencana dan target di 2025 itu, PGEO menyiapkan biaya investasi mencapai 318,94 juta dolar AS atau naik 77 persen dibandingkan dengan 2024. Mayoritas biaya investasi dianggarkan untuk proyek pengembangan bisnis.
Dari berbagai rencana itu, PGEO menargetkan bisa mencapai pertumbuhan pendapatan moderat naik 4,67 persen menjadi 426 juta dolar AS, sedangkan dari segi laba bersih diperkirakan turun 7,5 persen menjadi 148 juta dolar AS.

Potensi Dividen
Salah satu agenda PGEO lainnya adalah rencana RUPS Tahunan pada 3 Juni 2025. Dalam rencana RUPS tersebut, PGEO berpotensi kembali membagikan dividen.
Dengan menggunakan asumsi dividend payout rasio sebesar 80 persen, kami menilai potensi dividen per saham PGEO sekitar Rp48,8 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 20 Mei 2025 sekitar Rp1.325 per saham, tingkat dividend yield sekitar 3,68 persen.
Kesimpulan
Dengan fakta itu, apakah saham PGEO masih bisa terus dikejar saat sudah naik tinggi? kami menilai jika belum memiliki saham PGEO lebih baik wait and see hingga ada konsolidasi harga terlebih dulu, sedangkan jika sudah punya apalagi di bawah harga Rp1.000 per saham bisa menikmati hingga ada tanda tekanan jual mulai tinggi.
Butuh Konsultasi dan Diskusi Saham Setiap Hari Secara Real Time Bersama Ratusan Investor Lainnya?
Kamu bisa diskusi dan tanyakan dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini