Investasi Modal Rp100.000 per Bulan, Pilih Saham, Reksa Dana, atau ETF?

Jika kamu punya modal Rp100.000, lebih baik investasi ke saham, reksa dana saham, atau ETF? berikut ini simulasi dan ulasan lengkapnya

Investasi Modal Rp100.000  per Bulan, Pilih Saham, Reksa Dana, atau ETF?

Mikirduit – Jika seorang investor hanya memiliki modal Rp100.000 per bulan dan ingin yang untung tinggi, apa pilihan investasi terbaiknya? apakah saham, reksa dana saham, atau exchange traded fund (ETF)? kita akan buat simulasinya di sini. 

Dengan alokasi modal Rp100.000 per bulan, kita hanya bbisa berinvestasi saham yang harganya di bawah Rp1.000 per saham. Dengan begitu, kita tidak bisa menggapai saham-saham bluechip dan bobot besar ke IHSG seperti BBCA, BBRI, BMRI,BBNI. Kecuali jika ingin masuk di GOTO. 

Untuk itu, kadang reksa dana menjadi pilihan yang menarik karena dengan modal Rp100.000 kita bisa mendapatkan eksposure di beberapa saham sekaligus. Meski, kendalanya ya kadang kurang percaya juga dengan manajer investasi karena suka masuk di saham yang kita tidak inginkan. 

Sementara itu, ETF menjadi pilihan yang mungkin harusnya terbaik. Pasalnya, kita bisa pilih masuk ke indeks saham yag paling cocok. Sayangnya, ETF di Indonesia juga kurang atraktif. Namun, apakah itu jadi kendala? kita coba ulas ketiganya di sini.

Investasi Saham Modal Rp100.000

Bicara investasi saham modal Rp100.000, kami sempat ulas step by step-nya di video Youtube yang bisa ditonton di sini. Dalam video itu, kami rekomendasikan tiga saham di bawah Rp500 per saham yang bisa jadi pilihan, yakni AVIA, PBSA, dan PWON. Namun, sebenarnya, pilihannya bisa lebih banyak dari itu. 

Sebenarnya, di luar itu ada cukup banyak yang bisa diborong. Aku berikan pilihan list-nya di sini, serta gambaran bagaimana perkembangan harganya dalam 5 tahun serta perkembangan harga rata-rata 5 tahun. 

Kelebihan dari investasi saham modal Rp100.000 per  bulan adalah kita bisa menentukan sendiri mau masuk ke saham apa. Meski, pilihannya lebih terbatas karena modal yang terbatas juga. 

Kekurangannya, berhubung dengan modal Rp100.000 berarti kita fokus di satu saham, berarti tingkat risiko yang diterima bisa lebih tinggi. Soalnya, kita tidak melakukan diversifikasi saham. 

Misalnya, dari list yang kami berikan, saham IPCC mencatatkan penurunan sebesar 52 persen dalam 5 tahun terakhir. Berarti jika kamu beli saham IPCC 5 tahun lalu dan terus cicil sampai saat ini, ada kemungkinan posisimu saat ini masih floating loss meski sudah 5 tahun berinvestasi. Walaupun saham IPCC juga bagi dividen dengan rata-rata yield dalam 5 tahun terakhir sebesar 7 persen.

Namun, dengan gaya konsentrasi di satu aset ini, jika saham-mu untung besar, maka keuntunganmu juga optimal. Misalnya, kamu beli NELY 5 tahun lalu dengan cicil per bulan. Berarti, kamu bisa merasakan pertumbuhan keuntungan rata-rata per tahunnya sebesar 31,8 persen. Angka itu belum termasuk rata-rata dividen yield NELY yang sekitar 5 persen. 

Artinya, pilihan ini memiliki tingkat risiko yang tinggi, meski menjanjikan keuntungan optimal serta tingkat fleksibilitas memilih aset yang sangat bagus.

Reksa Dana Pendapatan Tetap Lebih Cuan Daripada Saham?
Kamu mungkin berpikir kalau reksa dana saham menjadi produk reksa dana dengan cuan tertinggi. Namun, kamu harus baca ini agar paham apa fakta sesungguhnya?

Investasi Reksa dana Saham Modal Rp100.000

Reksa dana saham memberikan investor opsi investasi modal kecil, tapi bisa masuk ke aset yang cukup banyak. Misalnya, reksa dana saham, berarti dalam satu reksa dana itu bisa berisi beberapa saham, yang jika kita investasi sendiri membutuhkan modal besar. 

Tapi apakah lebih baik di reksa dana saham? oke kami akan mengambil salah satu reksa dana saham yang memiliki peforma paling bagus saat ini, yakni HPAM Ekuitas Syariah yang mencatatkan kenaikan sebesar 25 persen dalam setahun. Meski begitu, dalam sebulan terakhir, reksa dana ini turun 2,96 persen. 

Kenapa begitu? jawabannya ada di komposisi saham portofolionya. Menurut data Fact Fund Sheet per Desember 2023, deretan saham yang jadi portofolio reksa dana dan alokasinya dalam reksa dana ini: 

  • MPMX (13,9 persen)
  • SSIA (13,3 persen)
  • AKRA (11,2 persen)
  • TPIA (10,9 persen)
  • Deposito Bank Aaladin (7,8 persen)
  • MTEL (7,6 persen)
  • Deposito PNBS (6,5 persen)
  • PRDA (5,1 persen)
  • SRTG (4,2 persen)
  • IIKP (4,1 persen)

Jika dilihat dari portofolionya ini, ada tiga saham yang jadi pendorong utama kenaikan sepanjang setahun terakhir, yakni TPIA, SSIA, dan AKRA. Lalu, kerugian dalam sebulan terjadi karena adanya penurunan saham di TPIA. Mungkin yang kurang sregnya adalah adanya porsi IIKP (saham notasi khusus dan disuspensi) meski porsinya kecil dan tidak akan ditambah. 

Dari sini, kelebihan inevstasi di reksa dana saham adalah kita tidak perlu analisis per saham lagi dan tinggal mempercayakannya kepada manajer investasi. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan momentum eksposur cuan dari saham booming seperti TPIA, meski untuk hal ini akan tergantung dengan kebijakan masing-masing manajer investasi. 

Kekurangannya, kita tidak bisa fleksibel memilih aset sahamnya karena semua sesuai dengan keputusan manajer investasi. Dampaknya, ya dari seluruh saham yang masuk portofolio ada potensi yang zonk seperti IIKP di reksa dana ini. 

Dengan begitu, kita bisa simpulkan reksa dana saham memiliki risiko yang sedikit di bawah jika kelola sendiri karena adanya diversifikasi yang tidak bisa dilakukan jika melakukannya sendiri.

Investor Saham Dividen Ini Sulap Rp60 juta Jadi Rp150 miliar
Investor saham dividen ini bisa menyulap modal Rp60 juta jadi Rp150 miliar. Gimana caranya? simak di sini ya.

Investasi ETF Modal Rp100.000

Sebenarnya, solusi penengah antara saham dengan reksa dana itu ada di produk ETF. Produk ini seperti reksa dana, hanya saja pengelolaannya pasif mengikut indeks yang diacunya. Misalnya, ada ETF yang mengacu ke indeks LQ45 berarti nantinya saham-saham yang ada di ETF itu harus sesuai dengan komposisi partisipan di LQ45. Sehingga lebih transparan juga. 

Transaksi ETF pun berbeda dengan reksa dana saham, untuk ETF transaksi dilakukan layaknya investasi saham. Jadi, kita tuliskan kode ETF lalu nanti melakukan pembelian sesuai bid-offer-nya. 

Sebenarnya, sudah cukup banyak ETF di Indonesia, sayangnya produk ini kurang likuid. Per 17 Januari 2024, ada sekitar 53 indeks ETF, tapi tingkat likuiditas yang di atas Rp10 juta cuma ada 8 ETF. Kedelapan ETF itu antara lain:

  • XKMS (KISI MSCI Indonesia) Rp287 juta
  • XAQA (Ashmore LQ45 Alpha) Rp20 juta
  • XMLF (Mandiri LQ45) Rp19 juta
  • XNVE (Nusadana IDX Value) Rp18 juta
  • XIIT (Premier IDX30) Rp17 juta
  • XSSK (SAM ETF Srikehati) Rp15 juta
  • XKIV (KISI IDX Value 30) Rp11 juta
  • XBID (Batavia IDX30) Rp11 juta

Namun, dari total ETF dengan likuiditas terbesar ini, tidak semuanya bisa dibeli dengan modal Rp100.000. Berikut ini, deretan ETF yang bisa diborong dengan modal Rp100.000.

Jika melihat kinerja 5 ETF dengan likuiditas terbesar, kelebihan dari ETF ini adalah tingkat fluktuasi harganya tidak terlalu tinggi. Namun, itu juga yang jadi kelemahannya, potensi kenaikannya juga tidak tinggi, tapi tetap ada potensi penurunan. Apalagi, masalah likuiditas menjadi isu besar karena dengan likuiditas yang kering, berarti ada potensi kesulitan melakukan jual-beli secara cepat.

Dengan begitu, ETF ini punya risiko lebih rendah dibandingkan dengan saham dan reksa dana saham, tapi likuiditasnya sangat rendah. 

Strategi Mencari Aset Investasi Terbaik 2024
Menyambut 2024, banyak yang mulai mencari aset investasi terbaik 2024. Kira-kira apa saja aset investasi terbaik 2024? baca ulasan lengkapnya di sini

Kesimpulan

Pilihan aset investasi terbaik dengan modal Rp100.000 ini akan tergantung dengan pemahamanmu tentang aset saham. Jika kamu punya pemahaman tentang saham yang bagus, investasi langsung di saham menjadi pilihan terbaik. Namun, jika kamu tidak terlalu paham, reksa dana saham atau ETF bisa dijadikan pilihan. Di sini, kami menilai reksa dana saham masih lebih oke untuk dijadikan pilihan ketimbang ETF mengingat tingkat likuiditasnya yang rendah. 

Nah, kalau kamu, apa pilihan aset andalanmu dengan modal Rp100.000 per bulan?

Kamu mau dapat pilihan saham dividen serta update outlook setiap bulan hingga 2024 atau 2025?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini