Adu Saham Konstruksi Swasta TOTL vs PBSA, Mana yang Oke?

Saham konstruksi erat dengan gambaran saham tukang ngutang yang risiko rugi tinggi, tapi bicara saham konstruksi swasta beda cerita nih. Ada dua saham konstruksi swasta yang rutin bagi dividen dan tingkat utangnya rendah sampai tidak ada sama sekali. Cek ulasan lengkapnya di sini

Adu Saham Konstruksi Swasta TOTL vs PBSA, Mana yang Oke?

Mikirduit – Bicara saham konstruksi, mungkin banyak yang terbayang nasib WSKT hingga WIKA yang lagi di ujung tanduk. Namun, saham konstruksi swasta tidak seburuk itu juga. Untuk itu, kami akan head to head dua saham konstruksi swasta yang juga rutin bagi dividen, yakni TOTL vs PBSA. Siapa yang paling oke?

Emiten konstruksi buka sekadar perusahaan yang memiliki bisnis bangun jalan tol dan infrastruktur lainnya, tapi juga ada emiten konstruksi yang fokus bangun gedung, apartemen, hingga pabrik yang memiliki margin lebih bagus daripada bangun infrastruktur. 

Berikut ini ulasan perbedaan antara saham TOTL dan PBSA untuk pertimbanganmu yang tertarik masuk ke salah satu saham ini.

Saham TOTL

Saham TOTL lebih dikenal sebagai kontraktor pembangunan gedung, tapi perseroan juga menggarap beberapa proyek lainnya seperti pembangkit listrik. Salah satunya proyek pembangkit listrik tenaga uap Sumbangsel 1 Mine Mouth Coal Field Steam Power dari proyek PT D&C Engineering.

Secara struktur pendapatan, TOTL memiliki tiga jenis pendapatan, yakni pendapatan dari jasa konstruksi, pendapatan berulang dari sewa properti dan peralatan, serta pendapatan dari penjualan properti. 

Jika merujuk ke kinerja kuartal III/2023, 99,23 persen pendapatan TOTL berasal dari jasa konstruksi, sedangkan pendapatan berulangnya baru berkontribusi sebesar 0,64 persen, serta pendapatan dari penjualan properti baru berkontribusi 0,11 persen. Dari bisnis jasa konstruksi hingga kuartal III/2023, TOTL mencatatkan gross profit margin 15 persen. Kalau begitu, bagaimana prospek dari saham TOTL? 

Dengan mengacu dari kinerja TOTL yang sudah dirilis pada kuartal III/2023, tren perseroan cenderung positif di 2023. Pendapatan naik 19,22 persen menjadi Rp2,07 triliun, sedangkan laba bersih naik 66 persen menjadi Rp109,58 miliar. 

Laba bersih TOTL bisa naik tinggi karena adanya pertumbuhan laba proyek ventura bersama sebesar 166 persen menjadi Rp40,16 miliar, serta kenaikan pendapatan lain-lain sebesar 80 persen menjadi Rp74 miliar. 

Sebagai catatan, rata-rata perusahaan konstruksi swasta juga menempatkan dana cadangannya ke investasi. 

Misalnya, TOTL menempatkan dana sekitar Rp265 miliar di beberapa instrumen investasi dengan tingkat profil risiko cenderung moderat. Komposisinya, TOTL mayoritas menempatkan dana investasinya senilai Rp224 miliar dalam bentuk SBN fixed rate dan Global Bond INDON. 

Lalu, senilai Rp40,53 miliar ditempatkan ke deposito di Bank Panin (PNBN). Serta Rp224 juta disimpan ke saham APLN dengan kondisi floating loss sebesar 58 persen menjadi tersisa Rp93 juta. 

Secara risiko kredit, TOTL pun sangat rendah karena tidak memiliki utang berbunga, serta tingkat free cashflow yang cukup tinggi hingga Rp90 miliar per kuartal III/2023. 

Kalau begitu, bagaimana prospek harga sahamnya? apakah bisa terkerek dengan potensi dividen jumbo?

Ketika di 2023, saham TOTL memang membagikan dividen cukup jumbo sekitar Rp100 per saham dengan tingkat dividend yield sekitar 23 persen. Namun, jangan lupa, dividen TOTL di 2023 bisa menjadi jumbo karena menggunakan saldo laba cadangan yang belum ditentukan penggunaannya hingga membuat dividend payout ratio sebesar 370 persen. 

Kami menggunakan beberapa asumsi untuk prospek dividen TOTL: 

Pertama, jika menggunakan pola konservatif, artinya TOTL akan membagikan dividen sebesar 80 persen dari total laba bersih, berarti tingkat dividen per sahamnya menjadi Rp32 per saham. (Asumsi laba bersih per saham TOTL full year 2023 sebesar Rp40 per saham). Dengan begitu, tingkat dividend yield-nya sekitar 7,45 persen jika menggunakan harga saham TOTL pada 15 Februari 2024. 

Kedua, jika TOTL kembali menggelontorkan dari saldo laba cadangan yang masih ada sekitar Rp598 miliar sekitar Rp100 miliar. Berarti, tingkat dividen per saham yang dibagikan sekitar Rp55 per saham dengan tingkat dividen yield sekitar 12,93 persen. 

Namun, kami menilai di tahun ini peluangnya lebih menggunakan opsi yang pertama ketimbang kedua. Dengan begitu, ada potensi penurunan harga terlebih dulu karena ada realita yang tidak sesuai ekspektasi.

Secara valuasi, saham TOTL saat ini sudah cukup mahal dengan tingkat price to earning ratio (PE) sebesar 10,74 kali di atas rata-rata lima tahunnya. Dengan mengasumsikan harga wajar TOTL ada di PE rata-rata 5 tahun sebesar 10,04 kali dan menggunakan proyeksi laba bersih per saham di full year 2023 di Rp40 per saham, harga wajar TOTL berada di level Rp401. Artinya, harga saat ini lebih tinggi 6 persen dari perkiraan harga wajarnya.

Saham TOTL Laba Cuma Rp90 miliar, Dividen RP341 miliar, kok Bisa?
Saham TOTL bisa-bisanya bagi dividen Rp341 miliar padahal laba bersih cuma Rp90 miliar. Kok bisa ya? baca penjelasannya di sini.

Saham PBSA

Berbeda dengan TOTL, PBSA memiliki fokus pembangunan konstruksi untuk pabrik, terutama di industri pengolahan kelapa sawit. Dengan begitu, proyek yang dikerjakan PBSA memiliki tingkat margin keuntungan lebih bagus dibandingkan dengan TOTL. 

Jika melihat kinerja PBSA per kuartal III/2023, perseroan memang tengah mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 40 persen menjadi Rp373 miliar, sedangkan laba bersih turun 32,5 persen menjadi Rp68 miliar. Meski kinerja turun, fakta menariknya adalah tingkat margin keuntungan PBSA malah naik. 

Seperti, gross profit margin PBSA naik menjadi 27,83 persen dibandingkan dengan 22,05 persen, sedangkan net profit margin naik menjadi 18,34 persen dibandingkan dengan 16,15 persen. 

Tingkat pendapatan PBSA akan tergantung dengan rencana ekspansi dari perusahaan sawit dan produk olahan seperti consumer goods. Misalnya, di kuartal III/2023, ada beberapa proyek yang tengah dikerjakan perseroan seperti, pabrik olahan sawit anak usaha UNVR, yakni PT Unilever Oleochemical yang berkontribusi sebesar 40,07 persen dari total pendapatan, proyek dari PT Sinarmas Agro Resources adn Technology Tbk. (SMART) berkontribusi terhadap pendapatan sebesar 34,25 persen, serta PT Ivo Mas Tunggal, yang juga anak usaha SMART berkontribusi sebesar 10,22 persen. 

Dari sisi risiko kredit, PBSA hampir sama dengan TOTL, yakni sangat rendah, meski perseroan memiliki sedikit utang berbunga. Tingkat debt to equity ratio (DER) PBSA sekitar 0,002 kali. Dengan tingkat free cashflow senilai Rp132 miliar.

Lalu bagaimana prospek harga saham dan dividen PBSA? 

PBSA sempat berencana membagikan dividen interim senilai Rp40 per saham pada akhir Oktober 2023, tapi rencana itu dibatalkan karena dalam catatan laporan keuangan kuartal III/2023, tingkat laba bersih PBSA belum mencapai tingkat dividen per saham yang ditentukan. Dari sisi manajemen mengaku per Oktober 2023 sudah mencapai level laba bersih per saham senilai Rp40 per saham. 

Namun, perseroan akhirnya tetap membagikan dividen dengan nominal tersebut di akhir Desember 2023. Dengan melihat ini, ada kemungkinan, laba bersih per saham PBSA bisa melebihi dari Rp40 per saham sehingga perseroan berkukuh membagikan dividen interim dengan nominal tersebut. Kala itu, tingkat yield-nya mencapai 12,74 persen.

Kami pun membuat beberapa asumsi terkait potensi dividen final PBSA di 2024 nanti. 

Pertama, asumsi laba bersih full year 2023 PBSA sama dengan 2022 senilai Rp134 miliar. Artinya, ada tersisa Rp4 per saham untuk dividen final. Dengan begitu, tingkat dividen yield dengan harga 15 Februari 2024 sebesar 1,33 persen. 

Kedua, asumsi laba bersih full year 2023 melampaui kinerja 2022. Jika ini terjadi, efeknya cukup menarik ke harga saham karena terjadi pembalikkan posisi dari penurunan menjadi kenaikan di posisi laba bersih. Hal ini sangat memungkinkan jika PBSA menyelesaikan proyek atau mendapatkan proyek di mana pendapatannya sudah terhitung masuk ke akutansi. 

Kami proyeksikan laba bersih PBSA sepanjang 2023 naik sebesar 11,94 persen menjadi Rp150 miliar. Dengan begitu, tingkat laba bersih per sahamnya senilai Rp50 per saham. Artinya, jika PBSA ingin membagikan 100 persen laba bersih menjadi dividen di 2024, masih ada sekitar  Rp10 per saham. Dengan begitu tingkat dividend yield-nya mencapai 3,33 persen.

Ketiga, asumsi PBSA tidak akan membagikan dividen final di 2024. Pasalnya, seluruh laba bersih sudah dijadikan dividen untuk periode interim. 

Dari ketiga kemungkinan itu semuanya bisa membuat harga saham PBSA cukup fluktuatif. Untuk poin pertama dan kedua berdampak positif, sedangkan ketiga berdampak netral (meski ada potensi negatif sedikit). 

Secara valuasi historisnya, PBSA masih cukup murah dengan tingkat PE TTM sekitar 8,94 kali. Angka itu di bawah rata-rata historis 3 tahunnya yang sebesar 15,56 kali. Lalu, jika dibandingkan dengan TOTL, PE PBSA ini juga masih lebih murah. 

Berapa harga wajar PBSA? jika menggunakan asumsi proyeksi laba bersih per saham dengan tiga kemungkinan itu dan menilai harga wajar PBSA ada di rata-rata PE 3 tahunnya, berarti harga wajarnya sekitar Rp600-778 per saham. Level ini pernah dilampaui PBSA pada medio 2018. 

Namun, jika kita asumsikan harga wajar PBSA ada di 9 kali PE pada posisi saat ini. Berarti harga wajarnya sekitar Rp360 hingga Rp396 per saham. 

Artinya, dengan asumsi konservatif maupun optimistis, harga saham PBSA saat ini masih terhitung cukup murah.

Jadwal Dividen 2024 dan Tips Cuan serta Pajak
Jadwal dividen 2024 paling update untuk guideline strategi investasimu di tahun ini. Simak jadwalnya di sini

Kesimpulan

Jika dilihat posisi TOTL dan PBSA memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. TOTL masih ada potensi bagi dividen, meski nilainya akan lebih rendah dibandingkan dengan 2023. Namun, harga saham TOTL sudah berada di titik yang lumayan mahal.

Sementara itu, PBSA memiliki posisi harga saham yang cukup murah, tapi dari segi dividen ada potensi tidak bagikan dividen final di 2024. Alasannya, seluruh dividen sudah dibagikan saat interim. Potensi dividen selanjutnya dari PBSA bisa di interim 2024 atau final 2025. 

Dari segi fundamental tidak ada perbedaan signifikan, kedua saham konstruksi ini memiliki tingkat margin keuntungan yang bagus di sektornya, serta risiko kredit yang rendah. Kalau kamu, lebih suka TOTL atau PBSA?

DISKON UNTUK PEMBURU SAHAM DIVIDEN DI BULAN PENUH CINTA

Kami berikan promo untuk member baru dengan potongan harga hingga Rp200.000 langsung hingga Akhir Februari 2024. (kuota promo terbatas siapa cepat dia dapat)

baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini