Tips Investasi Saham Tanpa Pusing Mikir Inflasi dan Kurs Rupiah

Konten viral bahas investasi saham di Indonesia rugi karena tergerus inflasi dan pelemahan kurs rupiah bikin banyak orang merasa sia-sia mulai investasi. Untuk itu, kami jelaskan fakta sesungguhnya di sini.

Tips Investasi Saham Tanpa Pusing Mikir Inflasi dan Kurs Rupiah

Mikirduit – Dalam beberapa waktu terakhir banyak yang bicara investasi saham di Indonesia itu rugi karena tergerus inflasi dan pelemahan kurs rupiah. Namun, menurut kami, campaign tentang investasi di Indonesia itu rugi jangan membuatmu malah tidak berinvestasi atau all in di aset berisiko tinggi. Terus harus bagaimana? 

Secara teori, investasi itu memang untuk menumbuhkan aset hingga bisa melawan inflasi. Di sisi lain, pelemahan kurs rupiah juga membuat inflasi di Indonesia perlahan naik karena bahan baku produk dan sebagainya masih banyak yang impor. Jadi, apakah percuma berinvestasi di saham atau obligasi Indonesia? 

Menurut kami tidak ada yang sia-sia. Ingat dalam investasi bukan cuma bicara mengalahkan inflasi, tapi juga bicara kebutuhan dan tujuan keuangan. Aset-aset investasi itu terbagi menjadi beberapa kelas, ada yang risiko rendah hingga tinggi sekali. Nantinya, tujuan keuangan akan diselaraskan dengan tujuan keuangan agar uang bisa dioptimalkan saat kebutuhan tersebut. 

Selain itu, bicara investasi, ada yang namanya profil risiko alias kesiapan seseorang menerima risiko. Tidak semua orang bisa menerima risiko di crypto, saham,derivatif (Forex dan kawan-kawan). Namun, ada juga yang toleransi risiko tinggi juga dengan berbagai faktor seperti usia masih muda sehingga kebutuhan masih kecil hingga modal yang besar sehingga bisa memasukkan modal nominal lumayan besar meski dari segi porsi keseluhan kecil ke aset yang risiko tinggi. 

Bicara aset risiko tinggi, apakah sia-sia investasi saham di Indonesia?

Memahami Kebutuhan dan Risiko

Kami masih ingat ada salah satu seorang influencer yang bilang kalau investasi saham di Indonesia itu sayang uangnya tergerus. Sosok ini pun mencontohkan saham BBCA kalau beli sejak IPO terlihat naik tinggi banget, tapi kalau dia konversi ke dolar AS katanya nggak bergerak kemana-mana. 

Namun, kita bisa lihat sendiri pergerakan saham BBCA yang dikonversi dalam dolar AS sejak 2001 sudah naik sekitar 14.000-an persen. Kalau dilihat secara nominal memang tidak terlihat signifikan karena kenaikannya dari 0 dolar AS hingga 0,64 dolar AS per saham. Lalu, kami juga coba bandingkan kenaikan harga saham BBCA dalam dolar AS selama lima tahun terakhir, hasilnya tumbuh sekitar 60-an persen. Kenaikan itu belum diakumulasi juga dengan pendapatan dividen. 

Tapi kan masih kalah tuh dengan crypto atau Bitcoin yang bisa naiknya kadang kenceng banget? 

Di sini, kita perlu memahami kebutuhan dan risiko. Seperti yang sempat dibahas awal-awal, kami menekankan dalam memilih aset investasi bukan bicara apakah asetnya PASTI bisa mengalahkan inflasi atau nggak, melainkan apa kebutuhan dan seberapa besar kamu siap menerima risiko. 

Seperti Bitcoin atau Crypto memang bisa naik kenceng, tapi jika kamu salah masuk harga di posisi tinggi dan butuh uang itu dalam jangka pendek, hasilnya gimana? bisa saja nilai uangmu malah negatif atau berkurang. Artinya, aset crypto atau Bitcoin tidak cocok untuk investasi jangka panjang. Namun, lain cerita jika kamu membeli aset tersebut untuk bertransaksi antar crypto yang sama juga. Kondisi itu tidak memikirkan nilai konversinya ke uang fiat karena bertransaksi menggunakan crypto tersebut. Meski, konsep ini masih dilakukan secara ilegal di Indonesia karena aturan alat transaksi yang sah adalah rupiah. 

Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk memilih aset investasi terbaik? 

Jawabannya: 

  • Jika kamu butuh untuk jangka pendek dalam artian bisa kurang satu tahun, kamu bisa simpan di aset risiko rendah yang likuid seperti, deposito dengan tenor 1-3 bulan dan reksa dana pasar uang. 
  • Jika kamu butuh untuk jangka menengah 3 tahunan bisa simpan ke reksa dana pendapatan tetap dan SBN ritel maupun non-ritel
  • Jika kamu butuh untuk jangka panjang lebih fleksibel lagi, bisa masuk ke emas, saham, crypto, derivative. Namun, untuk saham, crypto,hingga derivative juga harus mau belajar memahami potensi risiko instrumen dan cara kerjanya sehingga aset bisa bertumbuh untuk jangka panjang.

Pertanyaannya, kenapa emas dimasukkan ke jangka panjang, bukannya bisa untuk jangka pendek? oke emas memang menjadi salah satu aset yang likuid dan mudah dijual. Namun,untuk menjual emas ada spread harga antara harga waktu beli dan waktu mau jual sekitar Rp100.000 hingga Rp200.000 per gram. 

Jika mengasumsikan ingin menjual emas dalam posisi untung, kami menilai membutuhkan waktu 3-5 tahun sesuai dengan posisi beli. Bahkan, pembeli emas di harga tertinggi saat pandemi Covid-19 pada 2020, sampai saat ini belum bisa jual emas dengan harga yang untung lho.

Investasi Modal Rp100.000 per Bulan, Pilih Saham, Reksa Dana, atau ETF?
Jika kamu punya modal Rp100.000, lebih baik investasi ke saham, reksa dana saham, atau ETF? berikut ini simulasi dan ulasan lengkapnya

Investasi di Saham Amerika Serikat

Salah satu pilihan lainnya ada di investasi saham Amerika Serikat menggunakan dolar AS. Ini menjadi opsi dianggap lebih baik dibandingkan dengan Indonesia. Kami mengakui kematangan pasar saham AS memang jauh lebih oke dibandingkan dengan Indonesia. Namun, kamu harus tau juga tidak semua platform yang menyediakan jasa jual-beli saham AS itu bertransaksi saham asli. Melainkan, beberapa ada yang bertransaksi derivatif, dalam bentuk contract for differences (CFD).

Dalam CFD ini, konsepnya kita membeli aset turunan yang mengacu ke saham AS. Beberapa yang menggunakan konsep ini adalah Pluang dan Gotrade Indonesia, berbeda dengan Gotrade Malaysia ya. 

Namun, ada juga yang berinvestasi langsung di saham AS seperti, Gotrade Malaysia, Nanovest, dan Phillip Futures. Untuk Gotrade Malaysia dan Nanovest bekerja sama dengan Alphaca Securities. Mereka bertransaksi langsung ke saham di AS dan bisa dapat kelebihan dividen. 

Kalau begitu mending investasi ke saham di AS saja dong? nah, menurut kami tidak bisa juga all in langsung ke saham AS. Alasannya ada banyak, dari segi platform yang ada di Indonesia ini menggunakan partner lagi di AS sehingga kalau partnernya kenapa-kenapa mungkin bisa jadi masalah meski ada kebijakan penjaminan dan sebagianya. 

Lalu, kita juga tidak merasakan langsung atmosfer pasar saham AS, apalagi perdagangannya dimulai setengah sepuluh malam WIB hingga pagi dini hari di mana cukup melelahkan untuk mengikuti setiap hari. 

Artinya,investasi saham di AS memiliki risiko dari sisi platform jika ada masalah tidak terduga hingga pemahaman kondisi market secara lokal di sana. 

Kami menyarankan masuk ke saham AS bisa 10-20 persen dari total aset terlebih dulu untuk membantu penyeimbang pertumbuhan aset saham.

Investor Ini Beli 104 Saham Mau Bangkrut Dan Cuan 300 Persen
Salah satu kisah menarik adalah investor ini yang nekat beli 104 saham yang mau bangkrut dan bisa cuan 300 persen. Bagaimana caranya?

Kesimpulan

Dari obrolan dengan seorang teman, saya sempat khawatir konten tentang investasi di Indonesia yang bisa rugi karena kena inflasi dan pelemahan kurs rupiah membuat orang bingung mau mulai investasi. Pasalnya, mereka khawatir investasi di Indonesia menjadi sia-sia karena tergerus inflasi hingga pelemahan kurs rupiah. Padahal, kekhawatiran tergerus inflasi dan pelemahan kurs rupiah bisa dipikirkan setelah modal terkumpul cukup besar. 

Dengan kepemilikan modal besar, kita bisa mulai alokasikan modal ke aset berisiko dengan nominal lebih besar, tapi tetap porsinya terbatas sehingga manajemen risiko menjadi lebih baik. 

Jadi, menurut kami, untuk tahap awal investasi, kita bisa mulai melakukan nabung reksa dana pasar uang untuk mengumpulkan dana darurat dan modal masuk ke SBN ritel, serta nabung saham untuk jangka panjang. Untuk detail bisa disesuaikan dengan tujuan keuangan masing-masing.

Ketika modal sudah terkumpul cukup besar, baru kita bisa alokasikan ke aset-aset yang lebih berisiko agar pertumbuhannya makin tinggi. Siap mulai investasi tanpa kepikiran campaign efek negatif inflasi dan pelemahan kurs rupiah? yuk nabung saham dividen karena selain mendapatkan potensi capital gain, kita juga bisa mendapatkan tambahan modal dari pembagian dividen hasil laba bersih emiten.

DISKON UNTUK PEMBURU SAHAM DIVIDEN DI BULAN PENUH CINTA

Kami berikan promo untuk member baru dengan potongan harga hingga Rp200.000 langsung hingga Akhir Februari 2024. (kuota promo terbatas siapa cepat dia dapat)

baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini