Investor Ini Beli 104 Saham Mau Bangkrut Dan Cuan 300 Persen

Salah satu kisah menarik adalah investor ini yang nekat beli 104 saham yang mau bangkrut dan bisa cuan 300 persen. Bagaimana caranya?

Investor Ini Beli 104 Saham Mau Bangkrut Dan Cuan 300 Persen

Mikirduit – Salah satu strategi investasi adalah dengan menjadi contrarian atau melawan arus pasar. Ada beberapa investor di dunia yang memanfaatkan momen fear yang sangat besar dan melawan emosi investor yang tengah ketakutan. Untuk kali ini, kami akan membahas salah satu tokoh legendarisnya, yakni John Templeton. 

John Templeton adalah salah satu investor global, di mana dirinya tidak hanya berinvestasi di Amerika Serikat (AS), tapi juga belahan negara lainnya. Templeton menilai pasar saham di luar negeri punya potensi memberikan keuntungan yang sama besarnya dengan AS. 

Untuk itu, sewaktu masih muda, dia mengunjungi sekitar 35 negara untuk mencari peluang paling bagus di pasar saham. Beberapa indikator negara yang menarik jadi tempat investasi sahamnya adalah memiliki inflasi rendah, hambatan regulasi untuk bisnis yang rendah, dan ada diversifikasi atau memiliki korelasi yang sangat rendah dengan Amerika Serikat. 

Sementara itu, karier Templeton di pasar modal dimulai ketika ekonomi AS tengah mengalami The Great Depression, yakni pada 1938. Lalu, memasuki 1939, perang dunia kedua memuncak, tapi di sini Templeton yang ingin menjadi contrarian nekat meminjam uang dari bank senilai 10.000 dolar AS (jika disesuaikan inflasi setara 220.900 dolar AS atau Rp3,41 miliar). 

Dengan uang pinjaman itu, Templeton membeli sekitar 104 saham di mana masing-masing terdiri dari 100 lembar saham. Namun, saham yang dibeli Templeton ini bukan saham Bluechip, melainkan saham yang sudah mau bangkrut, bahkan ada yang sudah pailit, dengan harga saham di bawah 1 dolar AS per saham.

Dari modal 10.000 dolar AS tadi, John Templeton mampu mencatatkan kenaikan asetnya di Pennystock (saham dengan harga di bawah 1 dolar AS) menjadi 40.000 dolar As atau naik sekitar 300 persen (jika disesuaikan inflasi nilainya setara 709.944 dolar AS atau Rp10,98 miliar). Dari keuntungan itu, tidak semua saham Templeton menghasilkan cuan, ada 4 saham yang menjadi sangat tidak berharga, sedangkan yang lainnya menguntungkan. 

Dengan kesuksesan itu, Templeton pun menjadi hedge fund manager terkenal hingga dia meninggal pada 2008.

Mempelajari Filosofi Investasi Saham Templeton

Templeton ini seperti Warren Buffett, dia juga salah satu murid dari Benjamin Graham, salah satu value investor terkenal. Berbeda dengan Buffett yang mengombinasikan Ben Graham dengan Philip Fisher, Templeton benar-benar value investing garis keras. 

Gaya investasinya adalah mencari saham yang murah dan bagus, tapi sering diabaikan oleh pelaku pasar. Lingkup investasinya pun bukan cuma sekadar saham AS, tapi dia benar-benar mencari saham potensial dari negara lain. Salah satu kisah suksesnya adalah menjadi investor saham awal dan agresif di Jepang setelah perang dunia kedua sebelum Negeri Sakura masuk ke era emasnya. 

Beberapa indikator yang digunakan Templeton juga sederhana, seperti price to earning ratio yang rendah, price to book value yang rendah, serta metriks valuasi lainnya. 

Laba per Saham Mempengaruhi Harga Saham, Fakta atau Mitos?
Ada yang bilang laba bersih per saham mempengaruhi harga saham. Kira-kira itu mitos atau fakta ya? cari tau jawabannya di sini.

Dengan salah satu tools dari AAII Stock Investor Pro Screener, Forbes membuat beberapa metriks saham yang berpotensi disukai oleh Templeton, yakni:

  • Memiliki Price to earnings ratio di bawah rata-rata 5 tahun terakhir
  • Rata-rata price earning ratio harus di bawah 75 kali
  • Laba bersih per saham tumbuh positif selama 12 bulan dan 5 tahun terakhir
  • Perkiraan tingkat pertumbuhan laba bersih per saham di masa depan harus positif dan lebih besar dari industri
  • Laba bersih per saham saat ini harus lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya
  • Laba bersih per saham harus berkembang dalam lima tahun terakhir
  • Operating margin harus positif dalam setahun terakhir
  • Operating margin harus lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri. 

Kira-kira ada saham apa saja di Indonesia yang sesuai dengan kriteria tersebut ya? 

Saham Paling Murah di Indonesia Menurut Peter Lynch
Bosen cari saham murah dengan PER dan PBV, kita coba formula baru dengan PEG yang jadi favoritnya Peter Lynch yuk. Berikut ini saham paling murah di Indonesia dengan metode Peter Lynch ini.

Saham Indonesia yang Berpotensi Disukai Templeton

Kami pun melakukan screening saham dengan metriks terkait di Stockbit untuk melihat apa saja saham yang mungkin cocok dengan gaya Templeton tersebut. Meski, disclaimer dulu, screening ini murni hanya melihat dari metriks yang ada, tapi untuk keputusan jual-beli harus melakukan analisis fundamental secara mendetail lagi. 

Dari situ ada sekitar 11 saham potensial di Indonesia yang cocok dengan gaya Templeton ini. Kesebelas saham itu antara lain:

PE (TTM) PE rata-rata 5 tahun EPS (TTM) YoY EPS expected growth Operating Margin
ASRI 2,69 15,69 204,42% 290,42% 46,47%
UNTR 4,01 8,25 11,78% 36,61% 22,23%
BDMN 7,96 16,57 24,18% 141,92% 24,01%
BBNI 9,61 15,84 20,95% 45,64% 37,39%
ANTM 9,9 30,04 45,52% 127,03% 10,53%
MAPI 13,94 55,88 4,13% 108,17% 7,63%
BRIS 14,88 61,68 17,84% 27,97% 31,35%
ROTI 17,9 30,28 19,32% 23,33% 15,17%
AVIA 18,07 29,93 0,34% 12,38% 23,09%
CMRY 26,74 32,24 8,01% 27,16% 17,98%
MTEL 31,51 32,86 26,78% 41,54% 42,56%

Jika menggunakan metriks terkait saja tanpa melihat lebih detail kinerja keuangannya, kami akan tertarik kepada saham dengan operating margin di atas 20 persen. Artinya, ada 6 dari 11 saham itu yang menarik, yakni ASRI, UNTR, BDMN, BBNI, BRIS, AVIA, dan MTEL. 

Kenapa kami memilih saham hasil screening tadi hanya yang memiliki operating profit margin di atas 20 persen?

Jadi, operating profit margin ini adalah margin keuntungan yang didapatkan emiten dari total beban biaya yang dikeluarkan sebelum pajak. Artinya, makin tebal operating profit marginnya, menandakan dari segi utang cukup sedikit, serta punya ruang ekspansi besar karena memiliki untung yang lebih besar daripada beban yang dikeluarkan. 

Nah, dari 11 saham ini, ada yang kamu hold?

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini