Strategi Investasi Saham: Lebih Baik Diversifikasi atau Konsentrasi ?
Banyak yang bilang diversifikasi itu bagus, tapi banyak juga yang bilang enakan konsentrasi, jadi mana yang benar? simak ulasan lengkapnya di sini
Ada yang bilang, diversifikasi ke banyak saham lebih bagus karena bisa memecah risiko, tapi ada juga yang menilai konsentrasi ke sedikit saham bisa memberikan tingkat keuntungan yang optimal.
Bahkan, Warren Buffett juga memiliki dua pernyataan terkait diversifikasi dan konsentrasi, yakni Jangan menempatkan seluruh telurmu di satu keranjang yang berarti diversifikasi. Namun, Buffett juga menilai diversifikasi tidak akan bermanfaat jika yang melakukannya tidak memahami apa itu diversifikasi sesungguhnya. Hingga ada opsi, Tempatkan seluruh telurmu di satu keranjang, dan awasi keranjang tersebut!
Kalau begitu, mana strategi investasi saham yang terbaik? Untuk memahaminya, kami akan mengulas apa itu diversifikasi dan konsentrasi dalam investasi saham.
Mengenal Strategi Investasi Saham Diversifikasi
Diversifikasi investasi saham adalah strategi investasi saham dengan cara membeli beberapa saham yang memiliki korelasi sangat rendah atau tidak berhubungan secara sektor bisnis. Sehingga jika satu sektor bisnis sedang tertekan, kamu masih punya saham di sektor bisnis lainnya yang tidak terdampak dari sektor bisnis yang tertekan tersebut.
Misalnya, saham batu bara sepanjang 2023-2024 mengalami tekanan karena harga batu bara mengalami penurunan setelah booming pada 2022 karena perang Rusia-Ukraina. Otomatis, kamu yang beli saham batu bara di pucuk saat lagi tinggi-tingginya pada 2022 akan mengalami kerugian yang belum direalisasikan atau floating loss hingga saat ini.
Namun, jika kamu diversifikasi saham ke sektor consumer goods seperti $ICBP yang tren harga sahamnya sejak 2022 hingga per November 2024 cenderung naik, berarti risiko floating loss di saham batu bara bisa diimbangi dengan kenaikan harga saham $ICBP.
Artinya, diversifikasi saham ini bukan cuma membeli beberapa saham saja, tapi juga melihat korelasi antar saham. Diversifikasi bisa efektif jika kita membeli saham dengan karakter bisnis yang tidak berhubungan satu sama lain. Sehingga jika ada risiko di satu sektor bisnis, saham lainnya bisa aman.
Selain itu, alokasi modal setiap saham disarankan untuk dibuat sama rata. Tujuannya, saat satu saham turun, tapi saham lainnya naik, kondisi portofolio-mu tetap seimbang. Namun, jika ada satu saham yang menguasai portofoliomu, hal itu bisa berdampak buruk jika tiba-tiba saham itu mengalami penurunan. Adapun, saham sektor lainnya yang mencatatkan kenaikan tidak akan mampu mengangkat posisi secara keseluruhan portofoliomu karena alokasinya minoritas.
Catatannya: dalam beberapa sentimen yang berdampak secara umum seperti pandemi Covid-19 pada 2020. Saham seluruh sektor bisnis mengalami penurunan karena adanya kekhawatiran dengan prospek ekonomi dan kinerja bisnis emiten akibat pandemi Covid-19.
Secara umum, diversifikasi saham bisa membantu investor meredam risiko karena memiliki aset dengan karakter yang berbeda. Meski, efeknya jika salah sektor menguat signifikan, investor tersebut tidak mendapatkan keuntungan optimal. Soalnya, bisa jadi salah satu portofolio saham di sektor lainnya lagi turun.
Mengenal Strategi Investasi Saham Konsentrasi
Strategi investasi saham Konsentrasi bisa dibilang strategi yang bisa memberikan keuntungan optimal jika investor bisa memiliki saham di waktu yang tepat. Soalnya, jika saham naik dan seluruh alokasi modal terkonsentrasi di saham tersebut, berarti keuntungan akan optimal.
Sebaliknya, jika saham itu mengalami penurunan, berarti tingkat risiko juga lebih besar daripada yang terdiversifikasi.
Sebenarnya, strategi investasi saham konsentrasi tidak berarti hanya berinvestasi di 1 saham. Namun, bisa juga berinvestasi di beberapa saham yang karakternya hampir sama dan berhubungan secara sektor bisnis. Misalnya, kamu berinvestasi di saham batu bara seperti $PTBA dan berinvestasi di saham perkapalan yang mengirim batu bara seperti $TPMA serta saham penyedia alat berat yang banyak dibutuhkan pertambangan batu bara seperti $HEXA.
Saat harga saham batu bara meroket, harga saham $PTBA bisa naik lebih dulu dibandingkan dengan $TPMA dan $HEXA. Namun, dalam beberapa waktu kemudian, saham pendukung sektor batu bara tersebut juga berpotensi mengalami kenaikan harga saham seiring dengan kenaikan permintaan layanannya karena meningkatkan aktivitas tambang batu bara.
Dengan kondisi tersebut, saat ada sentimen kenaikan harga batu bara dunia, portofolio investor yang terkonsentrasi ini bisa mendapatkan keuntungan yang lebih optimal. Namun, saat harga batu bara turun, portofolio terkonsentrasi ini bisa mengalami kerugian yang cukup besar.
Jadi, Mana yang Terbaik?
Salah satu cara menentukan strategi investasi saham yang cocok antara diversifikasi dan konsentrasi adalah dengan melihat seberapa banyak modalmu di saham.
Jika skala modal masih di bawah Rp100 jutaan. Kami menilai strategi konsentrasi akan lebih cocok untuk bisa mendorong pertumbuhan aset lebih optimal. Toh, kalau tingkat modal masih kecil langsung melakukan diversifikasi, pertumbuhan aset cenderung cukup pelan. Meski, ingat kata Warren Buffett jika ingin menggunakan strategi konsentrasi, “Tempatkan seluruh telurmu di satu keranjang, dan awasi keranjang tersebut.”
Jadi, kita yang menggunakan strategi terkonsentrasi harus mengawasi perkembangan saham tersebut sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang optimal.
Lalu, jika total modal sudah di atas Rp100 juta, bahkan hingga puluhan dan ratusan miliar rupiah, diversifikasi menjadi salah satu strategi yang tepat. Pasalnya, skala modal sudah cukup besar dan terlalu berisiko jika hanya terkonsentrasi di satu sektor.
Apalagi, dengan modal besar, tingkat pertumbuhan keuntungan yang dicari adalah yang lebih stabil bukan berfluktuasi sangat tinggi hingga justru berisiko mengalami penurunan nilai aset.
Catatan Akhir
Strategi investasi saham dengan diversifikasi maupun konsentrasi merupakan strategi yang bagus jika digunakan sesuai dengan kebutuhanmu. Misalnya, kebutuhan dari sisi skala modal. Jika modal masih kecil seperti baru nyicil Rp1 juta per bulan, salah satu cara yang paling oke adalah konsentrasi.
Soalnya, skala modal yang kecil membuat investor bisa lebih fleksibel keluar-masuk dari satu saham ke saham lainnya.
Sementara itu, jika modal besar justru lebih baik terdiversifikasi agar meredam potensi penurunan harga signifikan di satu sektor. Dengan modal besar, fleksibilitas untuk keluar-masuk dari satu saham ke saham lainnya harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat likuiditas saham tersebut.
Setelah memahami strategi investasi saham mana yang cocok untuk kondisimu, diversifikasi atau konsentrasi, kita akan mengulas bagaimana cara mencari saham yang bisa mencatatkan multibagger atau kenaikan harga di atas 1000 persen. 🤔 Kami akan mengupas tuntas semua jawabannya minggu depan! Jadi, tetap pantau terus ya! Stay tuned! 😊
Mau belajar saham? coba kamu isi dulu form di sini, agar kami tahu apa kebutuhanmu untuk bisa menjadi investor saham yang expert. KLIK DI SINI YA!
Disclaimer: Informasi dalam website ini bukan sebuah rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada Anda dan kami tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang mungkin timbul. Selalu lakukan riset Anda sendiri atau konsultasikan dengan ahli sebelum membuat keputusan investasi.