Saham ERAA Sideways Terus, Kapan Bangkitnya?

Saham ERAA sudah lama tidak bergerak kemana-mana, meski pernah sih sesekali naik lumayan, tapi yaudah cuma sekali-sekali. Kira-kira gimana ya prospek saham ini ke depannya?

Saham ERAA Sideways Terus, Kapan Bangkitnya?

Mikirduit – Anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk. atau ERAA, yakni PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) per 9 Agustus 2023 resmi listing di BEI. Namun, saham ERAL gagal auto reject atas dan malah koreksi. Begitu juga saham ERAA yang sudah hampir dua tahun terakhir sideways terus. Padahal, lagi ada sentimen IMEI ilegal diblokirin pemerintah yang bisa meningkatkan permintaan smartphone resmi. Kira-kira kapan saham ERAA naik?

Kali ini, kami mengompilasi tiga riset dari Trimegah Sekuritas, Ciptadana Sekuritas, dan Panin Sekuritas terkait saham ERAA.

Review Kinerja Saham ERAA Semester I/2023

Saham ERAA memang lagi mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menarik setelah laba bersihnya turun 7,3 persen menjadi Rp462 miliar. Namun, penurunan laba bersih itu lebih didorong karena meningkatnya biaya operasional dan keuangan akibat ekspansi jaringan toko yang agresif di semester I/2023.

Biaya operasional dan keuangan ERAA memang melejit signifikan pada semester I/2023, yakni masing-masing sebesar 34 persen dan 133 persen. Meski begitu, dari segi pendapatan, ERAA masih mencatatkan pertumbuhan yang positif setelah naik 23,5 persen menjadi Rp28,9 triliun.

Menurut riset Trimegah, hasil diskusi mereka dengan manajemen ERAA menyebutkan kalau pertumbuhan pendapatan itu didorong oleh segmen smartphone flagship, sedangkan brand yang mengambil segmen menengah ke bawah mencatatkan pertumbuhan yang lambat karena pengiriman produk juga lebih sedikit.

Secara angka, laba kotor dari segmen ponsel dan tablet tumbuh 36 persen menjadi Rp2,2 triliun di semester I/2023. Selain itu, segmen di luar smartphone, seperti yang dijalankan anak usahanya ERAL juga mencatatkan pertumbuhan 13 persen menjadi Rp716 miliar. Ada potensi, kontribusi pendapatan ERAL ke ERAA bisa menjadi lebih besar lagi karena perseroan mencatatkan ekspansi jaringan sebesar 37 persen sepanjang semester I/2023.

BACA JUGA: Jika OJK Atur Besaran Dividen Saham Bank, Bagaimana Prospeknya Ya?

Di sisi lain, masalah penurunan laba bersih ERAA bukan cuma soal ekspansi jaringan, tapi juga adanya kenaikan beban bunga utang ERAA pada semester I/2023 yang sebesar 148,2 persen menjadi Rp257,5 miliar. Kenaikan beban bunga ini sudah terjadi sejak kuartal I/2023.

Dengan kenaikan utang sejak kuartal I/2023, Net gearing level ERAA bisa dibilang cukup tinggi, yakni 0,95 kali dibandingkan dengan 0,4 kali pada periode sama tahun lalu.

Net gearing level adalah metriks yang menunjukkan seberapa besar utang bersih perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Utang bersih adalah selisih antara total utang dengan kas perusahaan.

Net gearing level menggambarkan seberapa berisiko keuangan perusahaan. Net gearing level yang tinggi cenderung menandakan risiko yang sangat tinggi karena menandakan perusahaan rentan terhadap fluktuasi suku bunga, tekanan likuiditas cashflow, hingga risiko kesulitan keuangan. Lalu, net gearing level yang rendah menandakan pendanaan perusahaan cukup beragam.

Prospek Saham ERAA

Salah satu prospek utama ERAA di semester II/2023 adalah menanti hasil dari ekspansi jaringan toko sebanyak 330 gerai. Adapun, setelah melihat kenaikan biaya operasional yang cukup signifikan, manajemen ERAA menyesuaikan target ekspansi toko menjadi cuma 400 dibandingkan dengan 600 pada target awal tahun.

Lalu, ada beberapa peluang penambahan omzet ERAA dari peluncuran model baru beberapa smartphone seperti, Samsung seri Galaxy Z, Xiaomi seri POCO dan Redmi, VIVO seri V, OPPO seri Reno dan Find. Serta, Iphone yang diprediksi merilis iPhone 15 di kuartal IV/2023.

Belum lagi, kebijakan pemblokiran IMEI Ilegal bisa meningkatkan pembelian smartphone resmi. Artinya, ada potensi permintaan naik, meski preferensi gadgetnya cenderung yang berada di harga terjangkau.

Meskipun begitu, data Worldwide Quaterly Mobile Phone Tracker menunjukkan kalau pasar smartphone Indonesia di kuartal I/2023 masih lesu. Hal itu terlihat dari pengiriman smartphone ke Indonesia turun 11,9 persen menjadi 7,9 juta unit di kuartal I/2023.

Selain itu, Trimegah menilai segmen ERAA selain smartphone berpotensi menjadi mesin pertumbuhan baru.

Seperti, anak usaha ERAL yang bisnisnya adalah distributor berbagai merek terkenal seperti, Garmin, Asics, Razer, dan DJI. Lalu, ERAL juga menjalin kemitraan dengan ritel raksasa JD Sports sehingga ERAA bisa mendapatkan akses ke merek populer seperti, Nike, Adidas, dan New Balance. Lalu, ERAL juga memiliki toko ritel sendiri, yakni Urban Republic.

Trimegah ekspektasi ERAL mampu buka sekitar 500 gerai baru dalam 5 tahun ke depan. Dari situ, ERAL diproyeksikan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan penjualan per tahun sebesar 35 persen per tahun dan laba bersih 25 persen per tahun.

BACA JUGA: Pelajaran Berharga dari orang Ketiga di Berkshire Hathaway yang juga Sobi-nya Warren Buffett

Ekspektasi Laba ERAA 2023 Dipangkas

Sementara itu, Ciptadana Sekuritas memangkas perkiraan laba bersih ERAA hingga 23,5 persen lebih rendah dibandingkan estimasi sebelumnya senilai Rp910 miliar. Dengan begitu, ERAA diestimasikan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 10 persen di 2023.

Penurunan estimasi laba bersih ERAA itu dengan asumsi Ciptadana kalau ERAA hanya mampu ekspansi jaringan 550 gerai baru, meski dari manajemen bakal pangkas lebih rendah menjadi 400 gerai. Dengan asumsi Ciptadana itu, ERAA berpotensi mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 10,36 persen menjadi Rp54,6 triliun.

Ditambah, ada risiko perlambatan penjualan smartphone menjadi cuma tumbuh 2,2 persen dibandingkan 4,2 persen dalam estimasi sebelumnya. Hal itu muncul dari ekspektasi masyarakat cenderung membeli gadget yang harganya lebih terjangkau.

Lalu, Saham ERAA Bakal Ke Mana?

Ketiga sekuritas, Trimegah, Ciptadana, dan Panin Sekuritas kompak masih pasang rekomendasi BELI untuk saham ERAA. Alasannya, saat ini harga saham ERAA dinilai sudah undervalue di level 6,8 kali dengan rata-rata PE lima tahunnya di 8,8 kali, serta kompetitor ERAA rata-rata memiliki PE di 11 kali.

Panin Sekuritas menjadi yang pasang target konservatif untuk ERAA di harga Rp630 per saham. Nilai itu lebih tinggi 26 persen dari posisi harga 9 Agustus 2023. Panin mengasumsikan price to earning ratio (P/E) ERAA bisa menjadi 8,6 kali di akhir 2023.

Alasan P/E ERAA bisa jadi 8,6 kali dari posisi saat ini 6,8 kali antara lain, diversifikasi bisnis ERAA serta keberadaan omnichannel yang terintegrasi berpotensi meningkatkan margin keuntungan dalam jangka panjang. Lalu, ada peluang perbaikan daya beli serta perubahan perilaku masyarakat untuk membeli smartphone resmi karena pemerintah lagi gencar blokir IMEI Ilegal.

Ciptadana malah merevisi target menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Setelah rilis laporan keuangan semester I/2023, Ciptadana menaikkan lagi target price ERAA sebesar 12 persen menjadi Rp740 per saham. Jika dihitung dengan harga saham ERAA per 9 Agustus 2023, berarti ada ruang kenaikan hingga 48 persen.

Meski, Ciptadana mewanti-wanti beberapa tantangan untuk saham ERAA seperti, pola hidup lebih hemat, preferensi beli gadget yang harganya lebih terjangkau, dan kurangnya inovasi dari para produsen gadget.

Lalu, Trimegah memasang target paling optimistis untuk ERAA dengan target price di Rp770 per saham atau dengan asumsi bisa mencapai P/E hingga 10 kali. Trimegah memasang target 54 persen lebih tinggi dari harga saham ERAA per 9 Agustus 2023. Meski, Trimegah juga mewanti-wanti ada risiko untuk saham ERAA seperti jika daya beli masyarakat melemah dan juga risiko fluktuasi kurs rupiah.

Kesimpulan

Secara umum, prospek saham ERAA masih cukup bagus dalam jangka panjang, terutama beberapa ekspansi yang dilakukannya dalam dua tahun terakhir. Mulai dari ekspansi ke bisnis makanan dan minuman [btw dia investasi di Sushi Tei juga], hingga ke produk lifestyle, dan beberapa kerja sama perusahaan patungan.

Namun, ada beberapa risiko terkait saham ERAA, dari sisi kami melihat beban utang yang tinggi ini berisiko menghambat kinerja perseroan untuk tumbuh lebih cepat, setidak di 2023. Soalnya, ketika di 2024 nanti semuanya sudah menyesuaikan dan kinerja ERAA berpotensi kembali menguat.

Di luar hal teknis itu, ERAA masih bergantung terhadap faktor yang tidak bisa dikendalikan perusahaan, yakni daya beli masyarakat. Jika di masa ekspansi ini, daya beli masyarakat bisa terus tumbuh, ERAA bisa mulai menuainya di tahun depan. Namun, jika ada hadangan daya beli melambat, mungkin saham ERAA butuh waktu satu tahun lagi untuk sideways.

Meski begitu, dengan valuasi yang saat ini sudah cukup murah, cicil beli saham ERAA sudah menarik sih. Kamu tertarik atau sudah koleksi saham ERAA?

Referensi

  • Trimegah Sekuritas, 7 Agustus 2023, Erajaya Swasembada Limber Enought to Run Long Miles
  • Ciptadana Sekuritas, 2 Agustus 2023, Erajaya Swasembada Lackluster Peformance 1H23
  • Panin Sekuritas, 1 Agustus 2023, ERAA Lower Earnings, but Still in-line