Saham BUMN Karya Meroket, Bisa Jadi Jebakan Betmen!

Saham BUMN Karya kompak meroket, kalau ada yang dapat di harga lumayan atas mending hati-hati. Cek alasan lengkapnya di sini

Saham BUMN Karya Meroket, Bisa Jadi Jebakan Betmen!

Mikir Duit – Saham BUMN Karya kompak melejit tinggi pada 6 Juni 2023. Namun, di tengah kenaikan yang melejit itu, kita mesti waspada dengan risiko sahamnya ambruk lagi. Untuk itu, kita bongkar penyebab saham BUMN karya melejit serta prospeknya dan risikonya.

Kenaikan harga saham BUMN karya ini bertepatan dengan usulan kementerian BUMN untuk penyertaan modal negara atau PMN ke beberapa BUMN, beberapa diantaranya BUMN Karya.

Adapun, BUMN karya yang mendapatkan PMN itu seperti, PT Hutama Karya (Persero) mendapatkan Rp12,5 triliun dan PT Wijaya Karya mendapatkan Rp8 triliun.

Sebenarnya, kedua BUMN karya itu diusulkan mendapatkan PMN pada 2023, tapi akhirnya diundur dan baru cair pada 2024.

Menariknya, saham BUMN seperti PT Adhi Karya (Persero) tidak mendapatkan PMN juga ikut melejit. Hal ini langsung mengindikasikan adanya kesepakatan rencana merger BUMN karya akan terealisasi.

Hal itu bisa jadi jika beberapa BUMN karya bisa mendapatkan tambahan PMN untuk menyehatkan diri dan menjadi induk dari deretan BUMN karya besar untuk menjadi satu.

BACA JUGA: Begini Skema Detail Jika BUMN Karya Merger

Namun, hal itu jelas masih menjadi story yang cukup panjang. Aksi merger beberapa perusahaan terbuka akan membutuhkan waktu panjang dalam proses RUPS dan birokrasi lainnya. Belum lagi, deretan BUMN karya terkait ada yang masih dalam tahap restrukturisasi.

Fundamental keuangan pasca merger juga belum tentu langsung sehat. Malah makin menantang karena ada beberapa BUMN yang secara model bisnis sulit mencatatkan profit. Apalagi ada beberapa risiko BUMN karya dalam jangka pendek.

Risiko Saham BUMN Karya

Di tengah euforia dua BUMN karya mendapatkan PMN, datang kabar buruk, yakni dugaan manipulasi laporan keuangan oleh dua BUMN karya, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan WSKT dan WIKA diduga melaporkan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi riilnya. Artinya, dilaporkan seolah-olah untung selama bertahun-tahun, padahal arus kasnya tidak pernah positif.

Gara-gara itu, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan langsung melakukan investigasi.

Pihak WIKA langsung memberikan respons normatif yang menyebutkan setiap pelaporan keuangannya sudah sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Prospek Saham WIKA Jika Dapat PMN Rp8 triliun

Dana segar dari pemerintah senilai Rp8 triliun untuk WIKA ini berpotensi hanya untuk menutup utang jangka pendek WIKA yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Sampai kuartal I/2023, WIKA memiliki utang jangka pendek dengan total sekitar Rp14 triliun. Serta utang jangka menengah dan panjang yang jatuh tempo sekitar Rp300 miliar.

Dengan uang itu setidaknya, WIKA bisa membayar utang jangka pendek ke pihak ketiga yang senilai Rp4,85 triliun. Sisanya, pinjaman dari pihak berelasi seperti Bank BUMN bisa direstrukturisasi dengan mudah jika terjadi keadaan darurat. Total utang WIKA ke bank BUMN senilai Rp9,66 triliun.

BACA JUGA: Nasib Bank BUMN Jika WSKT dan kawan-kawan Gagal bayar

Dengan begitu, efek WIKA ini tidak berpengaruh signifikan kepada kinerja perseroan. Hanya menyelamatkannya untuk hadapi utang jangka pendek.

Jangan lupa juga, WIKA ini masih punya utang jangka panjang sekitar Rp50 triliun dari bank maupun non-bank. Ya, memang masih jangka panjang, tapi jumlah utang jumbo ini akan menghantui prospek fundamental perseroan ke depannya.

Sebenarnya, kinerja WIKA yang merugi cukup disayangkan. Soalnya, perseroan adalah satu-satunya BUMN karya yang pendapatannya cukup terdiversifikasi dibandingkan dengan WSKT maupun ADHI.

Keterangan grafis: Sumber pendapatan WIKA paling terdiversifikasi dibandingkan dengan ADHI, WSKT, maupun Hutama Karya.

Kesimpulan

Saham BUMN Karya tetap menjadi yang tidak menarik untuk dikoleksi. Alasannya, risiko utang yang terlalu besar masih menghantui. Belum lagi good corporate governance yang tidak begitu bagus.

Lalu, BUMN karya berpotensi mendapatkan tekanan besar dari pola bisnis dalam 10 tahun terakhir, di mana BUMN karya ini ditugaskan mengerjakan proyek-proyek yang mungkin kurang menguntungkan. Untuk itu, akhirnya WSKT terlilit utang besar hingga harus jual aset-aset jalan tolnya untuk mendapatkan dana segar.

BACA JUGA: Jika WSKT Jual Seluruh Tol, Begini Prospek Ke Depannya

Jadi, daripada pusing memburu saham BUMN karya yang naik sesaat, mending cari saham yang lainnya saja.