Rumor Aksi Korporasi TGUK Jadi Kenyataan, Begini Prospeknya
Akhirnya rencana aksi korporasi saham TGUK mencuat. Ada sosok bernama Visionary Capital Global Pte. Ltd yang mengakuisisi. Kira-kira, bagaimana prospek saham TGUK ya?

Mikirduit – TGUK mengumumkan tengah melakukan negosiasi rencana pengambilalihan dengan Visionary Capital Global Pte. Ltd. Kabarnya, pembeli berasal dari Singapura itu akan mengambil alih 69,34 persen saham TGUK. Apakah ini backdoor listing atau menjadi jalan TGUK melakukan ekspansi?
Jika dilihat Visionary Capital Global Pte. Ltd. ini adalah perusahaan holding yang didirikan di Singapura. Kabarnya, perusahaan ini juga baru didirikan pada 30 April 2025. Artinya, perusahaan ini dibuat khusus sebagai entitas holding mengakuisisi TGUK. Dengan begitu, identitas kepemilikannya belum akan ketahuan hingga transaksi deal.
Selain itu, bisa jadi, perusahaan itu didirikan oleh konsorsium tertentu untuk bisa mengakuisisi saham TGUK.
Adapun, proses transaksi TGUK ini baru mencapai tahap negosiasi. Tahapan selanjutnya menunggu penandatanganan kesepakatan jual-beli. Setelah, resmi diakuisisi, baru mulai masuk tahap mandatory tender offer dan rencana aksi korporasi selanjutnya seperti right issue atau lainnya.
Terkait potensi harga tender offer, dengan melihat pergerakan harga saham TGUK 3 bulan terakhir hingga pengumuman negosiasi akuisisi pada 23 Mei 2025, potensi harga mandatory tender offer saham TGUK antara lain:
- Sekitar Rp90 - Rp114 per saham sesuai perhitungan harga rata-rata tertinggi dalam 3 bulan terakhir.
- Jika harga beli di atas Rp114 per saham, berarti harga mandatory tender offer akan menggunakan harga beli. (ekspektasi kami, harga beli agak rendah di bawah Rp100 mengingat kondisi bisnis yang lagi kurang bagus dan ada tunggakan utang usaha yang harus diselesaikan, serta dengan book value share Rp51, berarti ada potensi harga beli di bawah Rp50)
Di sisi lain, salah satu risiko dari saham TGUK adalah potensi salah satu investor ritel terbesar yang hold saham TGUK melakukan distribusi.
Pemegang saham itu adalah Antony Lesmana yang hold 361,59 juta lembar saham TGUK. Pemegang saham tersebut harus melakukan distribusi bertahap karena skala kepemilikannya cukup besar dengan kondisi likuiditas TGUK yang terbatas.
Sehingga jika Antony Lesmana keluar bertahap, kenaikan saham TGUK akan cenderung terbatas.
Indikasi Backdoor Listing atau Ekspansi Bisnis?
Pertanyaan selanjutnya, aksi TGUK ini ada kecenderungan backdoor listing atau melanjutkan bisnisnya?
Kami akan melihat dari dua sisi. TGUK sempat memaparkan berbagai rencana perseroan di 2025.
Perseroan memiliki tiga rencana untuk menghadapi 2025 seperti:
- Belanja modal untuk biaya operasional 26 gerai, 8 Island, dan 1 Internasional store. Island berarti gerai yang bersifat sementara dan skala kecil atau mudah dipindahkan.
- meningkatkan produktivitas Channel penjualan sebesar 40 eprsen
- Menambah 2 kali lipat dari jumlah gerai existing menjadi 50
- Mendorong pertumbuhan Island dari 8 menjadi 60
- Mendorong pertumbuhan outlet pasar Australia dengan model franchise sebanyak 4 kali
- menyusun prioritas penghapusan utang usaha untuk vendor bahan baku demi bisa membuka jalur Supply bahan baku yang terhenti
- Pengajuan restrukturisasi utang usaha
- Mendorong pemulihan kontribusi Channel Online dari 27 persen menjadi 55 persen
Dari rencana tersebut, salah satu masalah terbesar TGUK saat ini adalah terkait utang usaha.
Sampai kuartal III/2024, TGUK memiliki utang usaha Rp15 miliar, yang sebenarnya mayoritas masih dalam tahap terlambat dalam 1-30 hari (pada saat laporan keuangan September 2024 diterbitkan). Namun, jika sampai saat ini (Mei 2025) masih belum dibayarkan berarti sudah lebih dari 90 hari yang menjadi sinyal macet.
3 besar utang usaha TGUK ada di PT Gojek Indonesia Rp5,8 miliar, PT Aozora Karya Makmur Rp1,2 miliar, dan PT Grab Indonesia Rp715 juta.
Sementara itu, pada periode September 2024, TGUK hanya memiliki cash sekitar Rp2,18 miliar. Dengan kondisi pendapatan lagi menurun dan perseroan lagi merugi Rp20 miliar.
Namun, manajemen TGUK sempat menegaskan pada akhir 2024 kalau belum berencana melakukan debt to Equity swap terkait masalah utang usaha tersebut. Perseroan cenderung melakukan pendekatan ke vendor untuk melakukan restrukturisasi utang yang diharapkan selesai pada 2025.
Hingga akhirnya kabar TGUK (yang sempat beredar rumornya) mau diakuisisi pun muncul pada 23 Mei 2025. Dengan kondisi ini, kami menilai keberadaan dari investor baru ini akan membantu likuiditas TGUK dalam menyelesaikan kewajiban. Namun, dengan pengendali baru, apakah TGUK akan melanjutkan bisnisnya saat ini atau akan di-backdoor listing?
Jika melihat kondisi bisnis TGUK dengan karyawan tetap hanya 3 orang, dan terjadi penurunan outlet yang signifikan menjadi tersisa 35 outlet (per Oktober 2024) dibandingkan dengan 145 outlet saat IPO pada Juli 2023, ada arah lebih ke-backdoor listing.
Alasannya, secara bisnis sudah sulit untuk bertumbuh kecuali yang mengakuisisi punya bisnis serupa yang lebih besar, atau merupakan vendor bahan baku yang bisa memutar produknya menjadi satu ekosistem.
Apalagi, dengan karyawan tetap hanya 3 orang, serta jumlah outlet yang menurun, untuk me-restrukturisasi bisnisnya lebih mudah. Mungkin yang menjadi tantangan adalah membuat kesepakatan dengan para mitra franchise terkait pemasokan bahan baku dan sebagainya. Namun, kami pikir itu bisa diselesaikan.
Ditambah, kabarnya rencana akuisisi itu memang dilakukan untuk pengembangan dan ekspansi bisnis grup pihak pembeli. Dengan kondisi bisnis TGUK yang tertekan, artinya arah backdoor listing menguat.

Kesimpulan
TGUK adalah saham anyar di BEI yang baru IPO sejak Juli 2023. TGUK memiliki pengendali Dinasti Kreatif Indonesia yang memiliki beberapa brnad seperti, Teguk Indonesia, Beantown, Zhandoe, dan Cita Pangan Nusantara Berkah.
Dengan aksi korporasi ini, hal yang terpenting untuk diketahui adalah sosok Visionary yang mengakuisisi perseroan.
Jika ingin masuk ke saham TGUK sifatnya spekulatif dengan harapan kenaikan harga saham. Namun, ingat ada ritel dengan hold kepemilikan besar yang butuh keluar secara bertahap. Sehingga ada risiko kenaikan harga cenderung terbatas (mungkin paling optimisnya bisa 2 kali ARA lagi, tapi bisa jadi langsung distribusi).
Soalnya, semakin lama HOLD dan jika harga saham TGUK ARA terus bisa masuk kandang full call auction yang membuat holder jumbo susah keluar. Apalagi, holder jumbonya hold di harga bawah.
Kalau menurutmu apakah saham TGUK menarik dikejar?
Butuh diskusi saham real time bersama ratusan investor hingga pilihan saham murah menarik setiap bulan?
Kamu bisa diskusi dan tanyakan dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini