Rencana Kontrak Gross Split Direvisi Lagi, Begini Nasib Saham Migas

Dalam acara tahunan IPA, SKK Migas membocorkan ada rencana kembali merevisi kontrak gross split. Lalu, apa saham yang diuntungkan dari rencana tersebut?

lapangan migas

Mikirduit – SKK Migas membocorkan rencana revisi aturan perpajakan untuk kontrak gross split yang diharapakan bisa mendorong aktivitas investasi sektor hulu migas. Kira-kira, emiten sektor migas apa yang akan diuntungkan?

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto belum merinci secara detail, tapi beberapa yang akan direvisi antara lain indirect tax hingga harga jual minyak DMO," ujarnya seperti dikutip dari Dunia Energi saat acara Plenary Session IPA Convex 2025.

Dalam dunia migas, ada dua tipe kontrak, yakni gross split dan cost recovery. 

Kontrak yang digunakan sejak lama adalah cost recovery, yakni skema kontrak yang mana kontraktor bisa menagih biaya operasional kepada pemerintah sebelum bagi hasil produksi. Dalam kontrak ini, pemerintah juga memiliki hak untuk mengambil bagian hasil produksi sesuai dengan ketentuan.

Dengan skema kontrak cost recovery, pemerintah mendapatkan bagi hasil yang jauh lebih besar hingga 85 persen, sedangkan kontraktor hanya 15 persen.

Sementara itu, gross split mulai berlaku pada 2018. Dalam skema gross split ini, kontraktor menanggung seluruh biaya operasional dari eksplorasi, eksploitasi, dan produksi.

Adapun, untuk bagi hasil dengan skema gross split, kontraktor bisa mendapatkan bagian lebih besar. Namun, memang biaya operasional dari eksplorasi hingga produksi tidak ada yang ditanggung oleh negara. 

Lalu, skema kontrak gross split juga baru saja direvisi pada Oktober 2024 silam. Salah satu revisi terbesarnya adalah kepastian bagi hasil yang diterima kontraktor mencapai 75-95 persen. Sebelumnya, dalam kontrak gross split lama, bagi hasil kontraktor sangat variatif, bisa sangat rendah bahkan menjadi nol persen dalam kondisi tertentu.

Rencana Lelang Wilayah Kerja Migas 2025-2026 dan Prospek Investasi di Sektor Migas

Dalam rencana revisi kontrak gross split tersebut, Kementerian ESDM juga bakal melelang sebanyak 60 wilayah kerja atau blok migas pada 2025-2026. Lelang pertama 2025 pun sudah mulai diumumkan pada 20 Mei 2025. 

Kementerian ESDM melelang 3 blok migas, yakni Gagah, Perkasa, dan Lavender. Nantinya, beberapa fleksibilitas bagi calon investor antara lain bisa memilih skema kontrak antara cost recovery atau gross split hingga meningkatkan porsi bagi hasil untuk kontraktor.

Di sisi lain, tren investasi hulu migas sejak muncul skema kontrak gross split pada 2018 tidak berkembang signifikan. Rata-rata tren investasi migas Indonesia berkisar antara 10 miliar - 13 miliar dolar AS. 

Sebenarnya, realisasi investasi migas pada 2024 mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 30 persen menjadi 17 miliar dolar AS. Namun, angka itu jauh di bawah target senilai 19,62 miliar dolar AS.

Di sisi lain, tren investasi hulu migas sejak muncul skema kontrak gross split pada 2018 tidak berkembang signifikan. Rata-rata tren investasi migas Indonesia berkisar antara 10 miliar - 13 miliar dolar AS. 

Sebenarnya, realisasi investasi migas pada 2024 mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 30 persen menjadi 17 miliar dolar AS. Namun, angka itu jauh di bawah target senilai 19,62 milliar dolar AS.

Pemerintah Indonesia pun menargetkan bisa mencatatkan lifting migas sebanyak 1,61 juta barel setara minyak per hari. Target tersebut terdiri dari 605.000 barel per hari untuk minyak dan 1,01 juta barel ekuivalen minyak per hari untuk gas. Target itu cenderung stagnan dari realisasi tahun lalu yang sebesar 1,6 juta barel.

Nantinya, dalam mengejar target lifting tersebut, akan ada 15 proyek hulu migas yang on-stream (atau siap produksi), yakni:

  • Terubuk (MEDC): produksi minyak 6.654 barel per hari, gas 60 mmscfd. (sudah produksi per 24 April 2025)
  • Bentu Production Line (ENRG): produksi gas 8 mmscfd. Target on-stream kuartal IV/2025
  • Balam GS Upgrade (Pertamina) dengan produksi minyak 31.921 barel per hari (sudah on stream pada 16 Mei 2025)
  • CEOR Minas (Pertamina) dengan produksi minyak 1.566 barel per hari. Target on-stream kuartal IV/2025.
  • SKN New Train (Pertamina): produksi gas 8 mmscfd. Target on stream kuartal IV/2025
  • Karamba (Indo Sino Oil & Gas) produksi gas 7 mmscfd. Target on stream kuartal III/2025
  • Sisi NubI AOl 1,3,5 (Pertamina): produksi gas 60 mmscfd. Target on stream IV/2025
  • NDD A14 Stage-2 (Pertamina): produksi migas 2.814 barel per hari. Target on-stream kuartal III/2025
  • Sonoro Selatan (Joint Operation Body antara Pertamina dengan MEDC): Produksi gas 110 mmscfd, target on stream kuartal IV/2025
  • A 24 (Premier Oil): produksi gas 6,6 mmscfd target on-stream kuartal IV/2025
  • Letang Tengah Rawa Expansion (MEDC): produksi gas 70 mmscfd. Sudah on stream 14 Maret 2025
  • Suban Future Facitlity Optimization (MEDC): target produksi minyak sebesar 4.878 barel per hari. Target on-stream kuartal IV/2025
  • OPL LES (Pertamina): target produksi minyak 130 barel per hari dan gas 15,7 mmscfd. Target on stream kuartal IV/2025
  • BUIC-C14 (ExxonMobil):  produksi 9.700 barel per hari. Target on-stream kuartal III/2025.
Cara Mempersiapkan Dana Pensiun dengan Mudah Bersama Ajaib
Kamu yang Gen-Z dan Milenial memang masih lama untuk pensiun, tapi dana untuk kehidupan setelah pensiun harus disiapkan dari sekarang. Bagaimana strateginya?

Prospek Saham Migas

Tantangan dari saham migas antara lain, harga minyak dunia yang masih cukup rendah. Apalagi dengan Outlook OPEC meningkatkan produksi, dan rencana Amerika Serikat juga menggenjot produksinya. Dua faktor itu yang membuat harga minyak dunia sulit terbang lebih tinggi. 

Di Indonesia, jika bicara saham migas ada beberapa kategorinya, yakni:

  • Hulu migas: MEDC, ENRG, RATU
  • Penunjang hulu migas: ELSA, RUIS, WINS, dan LEAD
  • Infrastruktur mid-stream dan down-stream: PGAS, RAJA
  • Downstream: AKRA

Dalam konteks rencana pemerintah membuat kontrak gross split baru yang lebih fleksibel itu cenderung menguntungkan emiten di hulu migas dan penunjang migas. 

Namun, secara khusus, emiten hulu migas bisa diuntungkan jika dapat skema kontrak baru kecuali dari kementerian ESDM mau merevisi kontrak yang sudah ditanda tangani. Lalu, jika revisi kontrak gross split itu membuat investasi migas meningkat, saham penunjang migas bisa diuntungkan karena ada tambahan permintaan layanan. 

Dalam kondisi saat ini, bagaimana kondisi masing-masing saham di hulu migas dan penunjangnya? kami akan mengulas ringkas 3 saham, yakni MEDC, ENRG, dan ELSA. 

Saham MEDC

Saham MEDC menjadi perusahaan migas swasta terintegrasi (dengan bisnis pembangkit listrik EBT dan memiliki porsi saham di AMMN) yang terbesar.Jika dilihat dari timeline produksi migas yang on-stream tahun ini, MEDC berpotensi menambah produksi minyak sebesar 11.500 barel per hari dan gas sebesar 240 mmscfd. Apakah itu angka yang besar?

Jika dilihat dari realisasi 2024, MEDC mencatatkan produksi minyak dan gas setara 150 juta barel per hari. Artinya, dengan tambah 11.500 barel minyak per hari dan 240 mmscfd yang setara 10.200 barel ekuivalen minyak per hari, total tambahan produksi hanya 21.500 barel per hari. Angka itu belum dipangkas dengan proyek yang statusnya JOB dengan Pertamina. 

Dalam beberapa waktu terakhir, ada beberapa hal yang tengah dilakukan oleh MEDC, yakni: 

Pertama, MEDC mengumumkan hasil tender atas pemeelian tunai seluruh obligasi yang diterbitkan Medco Oak Tree Pte. Ltd dan Medco Bell Ltd. dengan nilai pokok utang sekitar 600 juta dolar AS yang jatuh tempo pada 2026-2027. 

Kedua, MEDC menerbitkan surat utang senilai 400 juta dolar AS dengan tingkat kupon 8,62 persen melalui anak usahanya, Medco Cypress Tree Pte. Ltd.

Ketiga, MEDC baru saja menandatangani perjanjian swap gas domestik Multi Pihak. Melalui, anak usahanya Medco E&P Natuna Ltd dan Medco E&P Grissik Ltd. sepakat untuk menandatangani penjualan gas domestik dengan PGAS. Nantinya, gas itu akan dikirim ke Singapura dan kebutuhan pembeli gas domestik PGAS. 

Saham ENRG

ENRG juga mendapatkan tambahan potensi produksi gas sebesar 8 mmscfd di blok Bentu. Angka ini juga tergolong kecil, mengingat produksi gas MEDC mencapai sekitar 200-an mmscfd. 

Selain itu, ada tiga lagi momentum yang lagi dilakukan oleh ENRG. 

Pertama, ENRG melepas 50 persen saham hak partisipasi Blok Gebang kepada Japan Petroleum Exploration. Harapannya, lewat kolaborasi dengan perusahaan Jepang tersebut, ENRG bisa merealisasikan produksi gas di lapangan Secanggang, Blok Gebang yang ditargetkan pada 2027.

Kedua, ENRG mengakuisisi 25 persen saham partisipasi tambahan di Blok Kangean dari Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. Dengan transaksi itu, ENRG akan menjadi pengendali tunggal di blok Kangean.

Sayangnya, tidak ada nilai detail dari transaksi jual beli saham hak partisipasi di Blok Gebang dan Kangean antara ENRG dan Japan Petroleum. Sehingga, kami belum bisa mengukur transaksi ini hanya pertukaran kepemilikan atau ada cash yang didapatkan oleh ENRG. (atau malah ENRG yang keluar cash)

Ketiga, ENRG juga lagi berencana melakukan private placement sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor atau setara 2,48 miliar lembar. Untuk tujuan detail masih belum diketahui. 

Saham ELSA

ELSA sebagai penunjang migas akan diuntungkan jika tingkat investasi hulu migas meningkat drastis. 

Jika melihat kinerja kuartal I/2025 ELSA memang terlihat adanya kenaikan biaya umum dan administrasi yang sebesar 30 persen sehingga membuat laba bersihnya hanya tumbuh 1,89 persen menjadi Rp186 miliar. Padahal, dari segi pendapatan masih tumbuh 19 persen menjadi Rp3,72 triliun. 

Lalu, yang menjadi kontributor terbesar ke pendapatan ELSA adalah penjualan barang dan jasa distribusi logistik energi. Bisnis ini termasuk jasa penyimpanan, perdagangan, dan pendistribusian produk migas dan turunannya. Mayoritas pendapatan ELSA dari segmen tersebut berasal dari PT Pertamina Patra Niaga terkait distribusi BBM. 

Jika tren jasa penunjang hulu migas juga meningkat bisa membuat pertumbuhan kinerja ELSA di 2025 bisa menjadi lebih menarik. 

ELSA baru saja membagikan dividen Rp39 per saham. Dengan harga per 23 Mei 2025, tingkat dividend yield-nya sekitar 7,9 persen. 

Dengan fakta-fakta ini, apa saja saham Migas yang Menarik?

Kamu bisa diskusi dan tanyakan dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini