Prospek Saham BBCA, BBRI, BBNI, Mana yang Menarik Diborong

Sudah ada tiga bank besar yang rilis laporan keuangan. Kira-kira, mana yang paling layak diborong?

Prospek Saham BBCA, BBRI, BBNI, Mana yang Menarik  Diborong

Mikirduit –BBRI menjadi bank besar ketiga yang mengklaim kinerja keuangannya mencapai level tertinggi sepanjang masa. Memang sebagus apa kinerja BBRI? 

Kami akan breakdown apa saja faktor yang mendorong pertumbuhan kinerja BBRI.

Pertama, dari segi penyaluran kredit, BBRI mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,2 persen menjadi Rp1.266 triliun. Pencapaian ini tumbuh lebih agresif dibandingkan dengan 2022 yang hanya tumbuh 9,2 persen. Hal itu juga dibantu oleh kondisi likuiditas BBRI yang cukup longgar di akhir 2022 hanya 79,17 persen. Akhirnya, BBRI menggeber penyaluran kredit yang membuat posisi LDR-nya di 84,73 persen.

Kedua, dari sisi dana pihak ketiga, BBRI mencatatkan perlambatan pertumbuhan menjadi naik sekitar 3,9 persen menjadi Rp1.358 triliun. Sebelumnya, di 2022, BBRI mampu mencatatkan kenaikan DPK hingga 15,3 persen. 

Tekanan BBRI bertambah setelah rasio dana murahnya sedikit menyusut menjadi 64,35 persen dibandingkan dengan 66,74 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Hal ini akan berdampak terhadap beban bunga karena berarti pertumbuhan dana pihak ketiga didorong oleh deposito. 

Ketiga, dengan pertumbuhan kredit yang agresif, BBRI mampu mencatatkan pendapatan bunga sebesar 17,9 persen menjadi Rp178,99 triliun. Meski, dari sisi beban bunga naik sebesar 60,6 persen menjadi Rp43,81 triliun. Hal itu adalah efek dari penurunan rasio dana murah saat posisi suku bunga lagi tinggi. Hasilnya, pendapatan bunga bersih BBRI hanya tumbuh sebesar 8,5 persen menjadi Rp135 triliun dibandingkan dengan Rp124 triliun pada 2022. 

Keempat, BBRI mencatatkan pertumbuhan pendapatan komisi sebesar 16,67 persen menjadi Rp45,6 triliun. Kenaikan ini lebih agresif dibandingkan dengan 14,7 persen pada 2022. Pendapatan komisi BBRI meningkat didorong oleh trade finance dan investment banking yang naik 34,9 persen, komisi kredit naik 21,2 perse, dan non e-channel naik 19 persen. 

Kelima, pencadangan BBRI naik 8,5 persen menjadi Rp29,52 triliun. Hal itu seiring dengan kenaikan tingkat NPL gross BBRI menjadi 3,12 persen dibandingkan dengan 2,82 persen pada periode s ama tahun sebelumnya. Apalagi ditambah NPL coverage turun dari 300-an persen menjadi 229 persen. Ada potensi tren pencadangan BBRI naik di 2024 jika NPL Coverage turun ke bawah 200 persen. 

Keenam, Laba bersih BBRI tetap tumbuh 17,5 persen menjadi Rp60,42 triliun. Pertumbuhan laba bersih BBRI bisa lebih tinggi saat pertumbuhan pendapatan bunga bersih melambat maupun kenaikan pencadangan karena pendapatan komisi masih tumbuh agresif. Hal itu terlihat dari cost BBRI untuk mendapatkan pendapatan (CIR) menjadi lebih efisien, yakni sebesar 37,74 persen dibandingkan dengan 41,95 persen pada tahun sebelumnya. Ditambah, kenaikan Net Interest Margin (NIM) yang tipis menjadi 6,84 persen dibandingkan 6,8 persen pada 2022 turun menjaga pertumbuhan laba bersih BBRI.

Perbedaan Kinerja BBRI, BBNI, BBCA

Pola kinerja 2023 ketiga saham big bank ini saling berbeda satu sama lain. Seperti kondisi BBRI sebenarnya hampir standar dengan kondisi bank saat suku bunga tinggi seperti BBNI, tapi BBRI berhasil mendorong pertumbuhan kredit lebih tinggi karena ada kelonggaran likuiditas sepanjang tahun ini. Ditambah, BBRI mencatatkan kenaikan pendapatan komisi yang signifikan sehingga bisa membantu dorong laba bersih meski ada kenaikan tipis di pencadangan antisipasi NPL. 

Sementara itu, kinerja BBNI tertekan karena kondisi suku bunga tinggi dan perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit yang lebih moderat. Untung saja dari segi pencadangan masih bisa diturunkan sehingga laba bersih tetap oke. 

Di sisi lain, BBCA kondisinya seperti BBRI, masih mampu mendorong pertumbuhan kredit lebih tinggi sehingga kenaikan beban bunga tidak terdampak signifikan. Hanya saja, BBCA mencatatkan kenaikan di biaya man power. 

Dengan melihat hasil 2023, saham BBNI berpotensi bisa melanjutkan tren pertumbuhan laba bersih dengan posisi NPL coverage yang cukup tebal, yakni di atas 300-an persen. Dengan catatan, di 2024 tidak ada potensi kredit bermasalah yang besar sehingga membuat BBNI meningkatkan pencadangan.

10 Hal yang Wajib Dipahami Dari Kinerja Keuangan BBCA di 2023
Saham BBCA disebut capai laba bersih 2023 tertinggi sepanjang masa. Tapi, gimana daleman kinerjanya? beneran bagus nggak ya?

Posisi kedua yang oke adalah BBCA. Selama NPL coverage tidak turun di bawah 200 persen yang artinya tingkat NPL gross tidak naik lebih tinggi, BBCA masih berani pangkas pencadangan sehingga laba bersihnya cukup naik. Hanya saja, ada potensi BBCA sedikit menaikkan pencadangan di 2024 yang bisa berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan laba bersih perseroan. 

Posisi ketiga ada BBRI di mana ada potensi tren kenaikan pencadangan terjadi di 2024. Apalagi, insentif restrukturisasi kredit Covid-19 sudah selesai di Maret 2024. Berarti, jika ada kredit restruk karena Covid-19 yang belum beres akan tercatat sebagai NPL sehingga BBRI harus mencadangkan impairment lebih besar lagi. Hal itu akan berdampak terhada laju pertumbuhan laba bersih perseroan.

Kinerja Keuangan 2023, BBCA vs BBNI Mana yang Lebih Oke?
Rilis laporan keuangan 2023 dimulai, setelah BBCA kini BBNI rilis laporan keuangannya. Kira-kira, mana yang lebih oke, BBNI atau BBCA ya? simak jawabannya di sini

Jadi, Saham Big Bank Apa yang Menarik Dibeli? 

Di sini, kami mencoba ekspektasikan nominal book value per share BBCA, BBNI, dan BBRI dari kinerja 2023-nya. Saham big bank yang potensial naik paling tinggi dengan menggunakan data per 31 Januari 2023 adalah berikut ini.

Ketiga, BBNI memiliki rata-rata CAGR pertumbuha ekuitas sebesar 4,15 persen per tahun. Dengan asumsi kenaikan ekuitas sebesar 4,15 persen di 2024, artinya nilai buku per saham di tahun ini berpotensi menjadi Rp4.196 per saham. 

Jika berasumsi harga saham BBNI bakal ke rata-rata PBV 5 tahunnya yang sebesar 1,14 kali, berarti harga wajar BBNI ada di Rp4.784 per saham. Posisi itu turun 16 persen dari level harga 31 Januari 2024 sebesar Rp5.700 per saham. 

Lalu, jika kita berasumsi BBNI akan bertahan di level PBV 1,43 kali seperti saat ini, berarti harga sahamnya bisa ke Rp6.001 per saham, atau ada potensi naik 5,29 persen. Di sini, BBNI menjadi yang ketiga karena rentang fluktuasinya cukup tinggi dari risiko turun 16 persen hingga naik hanya 5,29 persen.

Kedua, BBRI memiliki rata-rata CAGR kenaikan nilai ekuitas sebesar 8,58 persen per tahun. Kenaikan CAGR ini paling besar dibandingkan dengan BBNI maupun BBCA. Dengan potensi kenaikan itu,nilai buku per saham BBRI di 2024 berpotensi di level Rp2.230 per saham. 

Jika kita berasumsi harga wajar BBRI berada di PBV rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 2,54 kali, berarti harga wajarnya di Rp5.665 per saham. Artinya, posisi itu lebih rendah 0,6 persen dari harga saham perseoran per 31 Januari 2024.

Apabila, kita berasumsi saham BBRI bisa tetap di level PBV saat ini, yakni 2,82 kali, berarti ada potensi harga wajarnya di Rp6.290 per saham. Artinya, sekitar 10,36 persen lebih tinggi dari harga per 31 Januari 2024. 

Sebenarnya, potensi kenaikan BBRI ini lebih tinggi dibandingkan dengan BBCA juga, tapi ada poin risiko penurunan di saham BBRI. 

Pertama, BBCA memiliki CAGR ekuitas dalam lima tahun terakhir sekitar 6,85 persen per tahun. Dengan begitu, kami berasumsi nilai buku per saham BBCA di 2024 bisa sekitar Rp2.100 per saham. 

Dengan asumsi, harga wajar saham BBCA itu ada di PBV rata-rata 5 tahunnya, berarti harga saham BBCA bisa ke Rp9.746 per saham. Nominal itu lebih tinggi 2,06 persen dari harga saham BBCA per 31 Januari 2024. 

Lalu, jika kita berasumsi harga saham BBCA bisa ada di PBV saat ini sekitar 4,86 kali, berarti harga wajarnya ada di Rp10.208 per saham. Aritnya, ada potensi kenaikan hingga 6,9 persen dari harga saat ini. 

Nah, kalau menurutmu saham bank besar mana yang lebih menarik? jika BMRI sudah rilis, kami akan update hasilnya juga di artikel yang baru ya.

Mau dapat info saham dividen jumbo serta strategi investasi dan outlook publikasi bulanan?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini