10 Hal yang Wajib Dipahami Dari Kinerja Keuangan BBCA di 2023

Saham BBCA disebut capai laba bersih 2023 tertinggi sepanjang masa. Tapi, gimana daleman kinerjanya? beneran bagus nggak ya?

10 Hal yang Wajib Dipahami Dari Kinerja Keuangan BBCA di 2023

Mikirduit – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah mengumumkan kinerja sepanjang 2023. Namun, sebagus apa kinerja BBCA selain gambaran dari laba bersih yang berada di level tertinggi sepanjang masa?

Ada beberapa poin yang bisa kita pahami dari kinerja BBCA sepanjang 2023. 

Pertama, BBCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,9 persen menjadi Rp810 triliun di 2023. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan 2022 yang tumbuh 11,7 persen. Hal itu mendorong pendapatan bunga naik 20,5 persen menjadi Rp82 triliun. Kenaikan pendapatan bunga ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2022 yang hanya naik 9,77 persen. 

Kedua, sayangnya dari sisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) mencatatkan perlambatan yang sangat tipis. DPK BBCA hanya tumbuh 6 persen menjadi Rp1.101 triliun pada 2023. Padahal, sepanjang 2022, DPK BBCA bisa tumbuh 6,5 persen. Di tengah perlambatan itu, rasio dana murah BBCA turun tipis menjadi 80,29 persen dibandingkan dengan 81,52 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Artinya, ada kenaikan permintaan deposito, sedangkan tabungan dan giro tumbuh lebih lambat. Hasilnya, beban bunga BBCA naik 4,85 persen menjadi Rp12,35 triliun. Padahal, di periode 2022 masih turun 12,5 persen. 

Ketiga, di sini spesialnya BBCA, meski ada kenaikan beban bunga, tapi kinerja pendapatan bunga bersihnya tetap tumbuh agresif sebesar 17,5 persen menjadi Rp75,4 triliun. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode 2022 yang sebesar 13,6 persen. Hal itu didorong oleh ekspansi kredit yang cukup ekspansi sehingga kenaikan beban bunga tidak menghambat laju pertumbuhan pendapatan bunga bersih. 

Keempat, pendapatan komisi BBCA melambat cukup signifikan setelah hanya tumbuh 3,4 persen menjadi Rp22,3 triliun. Sebelumnya, di periode 2022, pertumbuhan pendapatan komisi itu mencapai 13 persen. Meski begitu, perlambatan ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja perseroan karena secara nominal masih terus bertumbuh. 

Kelima, dari segi pencadangan atau impairment (persiapan antisipasi jika ada potensi kredit macet), BBCA masih melanjutkan tren penurunan pencadangan sebesar 50 persen di 2023 menjadi Rp2,26 triliun. Sebelumnya di 2022, BBCA juga menurunkan pencadangan sebesar 51 persen menjadi Rp4,52 triliun. Tren ini di luar ekspektasi kami, di mana kami perkirakan ada potensi kenaikan pencadangan dengan kondisi ekonomi melambat saat suku bunga tinggi. 

Keenam, meski begitu, pertumbuhan laba bersih BBCA cenderung lebih lambat di 2023 setelah hanya tumbuh 19,4 persen menjadi Rp48,6 triliun. Sebelumnya, di 2022 dengan kondisi hampir mirip saat pendapatan bunga bersih tumbuh plus penurunan pencadangan, laba bersih BBCA mampu tumbuh 29,6 persen. 

Jika ditelisik lebih jauh, penyebabnya ada kenaikan beban manpower yang lebih tinggi di 2023 setelah naik 18,7 persen menjadi Rp16,2 triliun. Sebelumnya, di 2023, beban manpower hanya naik 1,2 persen menjadi Rp13,65 triliun.

Value Saham BBCA Secara Rasio Keuangan

Selain itu, kami melihat dari rasio keuangan BBCA pun cukup menarik di 2023. Hal ini disebabkan status BBCA sebagai bank transaksi dengan rasio dana murah cukup tinggi, serta salah satu penguasa pangsa pasar kredit bank di Indonesia. Hal itu terlihat dari: 

Pertama, tingkat net interest margin tetap terjaga naik menjadi 5,5 persen dibandingkan dengan 5,3 persen pada periode tahun sebelumnya. Hal ini menarik, saat beban bunga mulai naik, BBCA meningkatkan kuantitas kredit sehingga tumbuh agresif. Bagi BBCA dengan loan to deposit ratio (LDR) di bawah 80 persen, meningkatkan penyaluran kredit cukup mudah untuk menjaga kinerja, meski sulitnya mencari debitur dengan risiko terukur. Hal itu terlihat, di 2023 BBCA mencatatkan kenaikan LDR menjadi sebesar 70,2 persen dibadndingkan dengan 65,2 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Kedua, cost to income ratio BBCA tetap terjaga efisien setelah turun 33,8 persen dibandingkan dengan 33,9 persen pada tahun sebelumnya. Padahal, operasional man power BBCA mencatatkan kenaikan signifikan di tahun ini, tapi perseroan masih mampu menjaga tingkat cost to income ratio-nya makin efisien. 

Ketiga, BBCA mencatatkan tren return on equity (ROE) yang terus bertumbuh. Di 2023, tingkat ROE BBCA tembus 23,5 persen. Posisi itu lebih tinggi dibandingkan dengan 2022 sebesar 21,7 persen, maupun 2021 sebesar 18,3 persen. Artinya, dengan  modal yang ada, BBCA sangat efisien dan optimal dalam menghasilkan laba bersih setiap tahunnya. 

Keempat, tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) gross BBCA terjaga di bawah 2 persen. Meski, ada kenaikan menjadi 1,9 persen dibandingkan dengan 1,7 persen pada periode tahun sebelumnya. 

Posisi NPL Coverage saat ini memang masih 234,1 persen sehingga BBCA masih berani menurunkan pencadangan. Namun, jika di 2024 tingkat NPL Coverage turun di bawah 200 persen, bukan tidak mungkin BBCA mulai kembali meningkatka pencadangan yang bisa berimbas terhadap laba bersih.

Saham Bank Paling Cuan Saat Suku Bunga Tinggi? Jawabannya TIDAK
Apakah saham bank yang paling cuan saat suku bunga tinggi? jawabannya tidak, baca penjelasan komprehensifnya di sini.

Kesimpulan

Secara umum, kinerja 2023 BBCA cukup ciamik, meski dalam kondisi suku bunga tinggi. Di mana, beberapa bank, termasuk bank besar mencatatkan kenaikan beban bunga yang signifikan hingga mempengaruhi kinerja pendapatan bunga bersih dan laba bersihnya. 

Bahkan, dalam kondisi suku bunga tinggi ini BBCA masih mampu menjaga kenaikan tingkat NIM hingga CIR tetap efisien. Rasio kredit bermasalah BBCA juga masih di-maintain di bawah 2 persen dengan tingkat NPL coverage di atas 200 persen. 

Tantangannya mungkin ada di 2024 jika NPL berpotensi naik hingga 2 persen sehingga berpotensi menurunkan NPL  Coverage di bawah 200 persen. Jika itu terjadi BBCA mungkin akan kembali menaikkan pencadangan yang bisa membuat pertumbuhan laba bersih BBCA lebih lambat. 

Hal itu sejalan dengan proyeksi konsensus analis yang memperkirakan laba bersih BBCA di 2024 hanya akan tumbuh 10 persen menjadi Rp53,55 triliun, dan tumbuh 8,1 persen menjadi Rp57,89 triliun di 2025. 

Meski begitu,penurunan tingkat suku bunga bank sentral bisa membantu BBCA menjaga pertumbuhan kinerja keuangannya. Namun, transisi efek penurunan suku bunga ke kinerja bank memakan agak delay sekitar 3-6 bulan. Kami prediksi penurunan suku bunga terjadi setelah kuartal II/2024 sehingga efek dari penurunan suku bunga mulai terasa di kuartal IV/2024. 

Dalam konsensus 35 analis, target price untuk saham BBCA bisa di level Rp10.515 per saham. Artinya, ada potensi saham BBCA mencapai level all time high barunya. 

Gimana, kamu berencana tambah muatan di saham BBCA saat ini?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini