Perjuangan Taylor Swift Menjadi Triliuner, Bisa Kita Ikuti?

Salah satu yang spesial dari Taylor Swift adalah dia menjadi triliuner dengan karyanya. Dari sini, kita akan pelajari bagaimana cara untuk bisa jadi kaya dengan passion kita

Perjuangan Taylor Swift Menjadi Triliuner, Bisa Kita Ikuti?

Mikirduit – Taylor Swift, memang menjadi salah satu musisi terkaya di dunia. Namun, satu hal yang menarik dari cara Mbak Taylor jadi kaya ini adalah dengan mengoptimalkan pendapatan dari musik. Berbeda dengan musisi lain, yang beberapa ada diversifikasi aset hingga bisnis untuk meningkatkan kekayaannya. Di sini, kita akan mempelajari bagaimana kunci untuk menjadi kaya.

Tur Eras Taylor Swift menjadi salah satu fenomena menarik karena disebut mampu menjadi penggerak ekonomi negara-negara kecil. Sementara, versi filmnya mampu menguasai box office. Di luar itu, rekaman barunya daru album saat dirinya berusia 9 tahun, 1989, juga diprediksi bisa jadi album terlaris di 2023. 

Deretan pencapaian itu menjadi titik sukses Taylor yang membuatnya jadi musisi paling kaya di muka bumi dengan basis produk musiknya. Hal itu terefleksi ketika tur Eras Taylor Swift memecahkan rekor penonton dan disebut menjadi salah satu pendorong kekayaan Mbak Taylor mencapai Rp15,5 triliun alias 1 miliar dolar AS. 

Di sini, Swift Inc., perusahaan Taylor Swift, disebut menjadi perusahaan dengan basis pelanggan paling setiap di dunia. Bahkan, aktivitas bisnis  Taylor Swift yang terdiri dari 53 konser itu disebut berkontribusi senilai Rp66 triliun ke perekonomian Amerika Serikat. 

Pertanyaannya, bagaimana cara Taylor Swift bisa menjadi kaya hanya dari musik? 

Menganalisis Sumber Uang Taylor Swift

Ada 5 sumber kekayaan Taylor Swift, di mana keseluruhannya berasal dari dunia musik.

Pertama, kekayaan terbesar Taylor Swift berasal dari Catalog, yakni kepemilikan hak atas album dan musiknya sendiri. Taylor diperkirakan memiliki nominal kekayaan bersih dari hak cipta atas lagunya sendiri sekitar 400 juta dolar AS atau Rp6,2 triliun. Angka itu berasal dari deretan lagu yang dirilisnya sejak 2019. Namun, nominal ini bukan menjadi uang tunai saat ini, tapi jika diasumsikan Taylor  Swift menjual seluruh hak atas musiknya tersebut.

Nominal kekayaan bersih itu sudah dipotong dengan pertimbangan pendapatan lainnya dari mitra penerbitan rekaman, Universal Music Grup selaku label, serta Agen, penasehat, dan pengacaranya. 

Bahkan, nominal itu bisa menjadi lebih besar jika dihitung dari albumnya sejak 2006 hingga 2017. Namun, hak cipta atas albumnya terdahulu sudah dilepas oleh eks labelnya, Big Machine Label Group tanpa sepengetahuan sang penyanyi. Di mana, Taylor memutuskan keluar dari label musik itu pada 2018 setelah mengetahui hak master atas lagunya dilepas ke Disney.

Sang label sempat mengelak, tapi Taylor Swift pun berkeras untuk melakukan rekaman ulang atas lagu-lagu lamanya untuk bisa memiliki hak dan master dari lagu tersebut. 

Sebagai musisi, Taylor pun paham hal terpenting yang harus dimilikinya adalah hak master atas lagunya alias katalog musik tersebut. Hal itu bisa jadi aset alternatif berharga bagi para musisi. Seperti, Brice Springteen dan Justin Bieber bisa mendapatkan modal besar dari penjualan sebagian hingga seluruh hak musiknya kepada perusahaan swasta atau dana investasi khusus, yakni Hipgnosis. Para investor pun tertarik memiliki hak musik tersebut karena berpotensi mendapatkan keuntungan dari royalti musiknya.

BACA JUGA: Cara Investor Individu Raih Cuan Besarnya, Bukan dari Saham? 

Kedua, dari konser. Bloomberg mengestimasikan pendapatan bersih Taylor Swift dari konser itu mencapai sekitar 35 persen dari total pendapatan tiket dan merchandise. Kekayaan Taylor dari tiket konser dan merchandise diestimasikan sekitar 370 juta dolar AS.

Jumlah ini masih berpotensi bertambah mengingat Taylor Swift masih punya sekitar 89 konser lagi. Pendapatan Swift dari konser bisa dibilang dibangun dari proses mengembangkan jumlah penggemarnya. Tanpa para penggemar, Swift tidak akan mendapatkan omzet besar dari setiap konser dan merchandisenya tersebut. 

Swift telah membangun komunikasi yang sangat dekat dengan para  penggemarnya lewat media sosial. Dengan tingkat engagement yang dibangun bukan sekadar kuantitas, tapi juga kualitas ini membuatnya lebih mudah memasarkan produk seperti tiket konser hingga merchandise. 

Seperti dikutip dari Bloomberg, Alice Enders Kepala Penelitian di Enders Analysis dan eks ekonom senior WTO menilai Taylor Swift telah membangun ekosistem yang kini sangat menguntungkan baginya. "Setiap merchandise yang dirilisinya jadi ingin selalu dibeli oleh para penggemar," ujarnya.

Bahkan daya pengaruh Taylor Swift juga mempengaruhi orang terdekatnya, yakni atlet NFL Travis Kelce, yang diduga ada hubungan spesial, meski keduanya belum mengakui. Gara-gara kedekatannya dengan Swift, peringkat game NFL melonjak hingga mendorong penjualan jersey Travis Kelce naik 400 persen. 

Namun, bagi artis, menjaga antusias penggemar itu cukup sulit. Pasalnya, saat antusias lagi tinggi-tingginya, ada saja risiko sentimen negatif yang membuat seorang mega bintang dihujat. Swift hampir mengalami itu saat adanya drama kisah cinta dan perseteruan dengan Kanye West.

Namun, ternyata penggemar tetap berada di sisinya bahkan meningkat lebih tinggi, serta membawa Swift menjadi salah satu selebritas terkenal di dunia.

BACA JUGA: Pelajaran dari Kegagalan Fresh Graduate Dapat Kerja Gara-gara Bi Checking 

Ketiga, pendapatan dari Spotify dan Youtube.  Taylor Swift diestimasikan memiliki pendapatan sekitar 120 juta dolar AS dari hak streaming di Spotify dan Youtube. 

Di sini, dengan ekosistem yang telah dimilikinya,Taylor Swift punya kekuatan bargaining untuk bernegosiasi bagi hasil pendapatan dengan beberapa platform streaming, salah satunya Spotify. 

Taylor Swift sempat melarang musiknya diputar di Spotify pada 2014 dengan alasan layanan streaming itu tidak memberikan bayaran yang sangat kecil atas karyanya yang diputar di platform tersebut. Bahkan, dalam beberapa kejadian, kala itu lagu Taylor Swift diputar dengan gratis alias tidak ada bagi hasil pendapatan dengan si pemilik lagunya. 

Di sini, Taylor Swift memperjuangkan keadilan nilai dari sebuah karyanya atas tren digital. Swift menilai seharusnya setiap lagu yang diputarkan, meski itu layanan streaming juga memberikan potensi pendapatan yang adil bagi musisi. 

Setelah Spotify sepakat dengan Swift soal pendapatan dari streaming, sang bintang pun bersedia kembali ke layanan tersebut.

BACA JUGA: Pilih Dikasih Rp1 miliar di Awal atau Rp4 juta per bulan Selama 30 Tahun?

Keempat, Taylor Swift juga memiliki kekayaan senilai 110 juta dolar AS dari lima aset properti yang dimilikinya. 

Kelima, sumber kekayaan lainnya adalah dari royalti musiknya yang diestimasikan sekitar 80 juta dolar AS.

Kesimpulan

Hal yang bisa dipelajari dari strategi Taylor Swift untuk bisa mengumpulkan pundi-pundi kekayaannya adalah fokus dan konsisten, serta mengevaluasi untuk bisa menjadi lebih baik. 

Kita bisa melihat bagaimana Swift bisa berinvestasi bukan sekadar membuat musik yang menarik, tapi juga membangun ekosistem penggemar yang bisa menjadi sumber monetisasi produknya yang terbesar. Bahkan, Swift juga melakukan evaluasi secara berkala terkait asetnya, seperti pendapatan dari layanan streaming hingga nasib hak cipta albumnya, meski yang terakhir diketahuinya agak terlambat. 

Lalu, apakah hal itu juga akan bekerja untuk masyarakat biasa non-mega bintang seperti kita? Menurut kami sih tetap akan bekerja, hanya tinggal kesabaran dan penentuan langkah ke depan yang tepat akan menentukan hasilnya. 

Misalnya, dalam investasi saham, kita sudah punya keyakinan diri untuk berinvestasi jangka panjang di saham fundamental bagus. Di mana, kita sudah mejalaninya, tapi langkah itu bisa berubah ketika kita mulai melakukan investasi di waktu yang kurang tepat, seperti saat era suku bunga tinggi saat ini. 

Di sini, waktu kurang tepat bisa membuat kita goyah dari pendirian. Misalnya, saat sudah yakin mau investasi saham jangka panjang di saham fundamental bagus dan murah, tapi ternyata market kurang bagus. Justru, teman-teman yang investasi di saham gorengan bisa cuan lebih cepat. Secara psikologis, hati kita pasti bergejolak, apakah kita juga beli saham gorengan aja biar nggak ketinggalan kayak teman kita? 

Nah, di momen ini, kita harus tetap pada pattern yang sudah diyakini sejak awal dengan tujuan. Hal itu juga terlihat dalam diri Taylor Swift, yang menekankan dia adalah musisi, dan industri itu yang membuatnya menjadi kaya. Sehingga dia konsisten untuk mengembangkan diri dan citranya untuk industri tersebut. 

Siap mulai menuju kesuksesan dengan konsisten dan terus melakukan evaluasi hingga sampai tujuan?

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Referensi