Pendiri Tokopedia Jual Saham GOTO, Tanda Exit Strategy?

Ketika pendiri Tokoepdia jual saham GOTO, tiba-tiba pada panik. Lalu, marah ke akun Instagram sang pendiri. Namun, apakah yang dilakukan sang pendiri ini salah?

Pendiri Tokopedia Jual Saham GOTO, Tanda Exit Strategy?

Mikirduit – Jumat 13 oktober 2023 kemarin, harga saham PT GojekTokopedia Tbk. (GOTO) turun 8,22 persen menjadi Rp67 per saham. Di balik penurunan harga saham GOTO tersebut, ada nama William Tanuwijaya, Founder Tokopedia, yang jadi sorotan karena menjual saham GOTO. Namun, apakah saham GOTO turun semata-mata karena William jualan? dan apakah itu tanda exit strategy?

Dalam keterbukaan informasi IDX pada 13 Oktober 2023, GOTO merilis keterbukaan informasi kalau pendiri Tokopedia William Tanuwijaya menjual sekitar 332 juta lembar saham GOTO di harga Rp78,89 per saham. Artinya, total nilai uang yang didapatkan William sekitar Rp26 miliar. 

Apakah William untung? pastinya karena dia adalah pendiri yang harga rata-rata dipegangnya sangat jauh dari posisi saat ini. Namun, apakah itu jadi tanda exit strategy? perlukah kita merujak William. 

Dalam keterbukaan informasi itu disebutkan tujuan penjualan saham itu karena ada kebutuhan pribadi yang penting. Lalu, apakah itu jadi tanda William mau exit strategi bertahap? 

BACA JUGA: 23 Digest September Sempat Bahas Apakah Akan Ada Kejutan di Saham GOTO? Ternyata Kejutannya Menuju All Time Low Baru

Menurut kami, dengan porsi yang dijual hanya sebesar 1,5 persen dari total kepemilikan William di saham tersebut. Kami nilai aksi jual sebagian kecil sahamnya ini adalah hal wajar, bukan sesuatu pertanda exit strategy. 

Beberapa direksi dan juga pendiri perusahaan yang kini sudah menjadi terbuka juga sering melakukan penjualan saham sebagian kecil miliknya seperti yang dilakukan oleh William tersebut. 

Misalnya, direksi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sempat kompak menjual sebagian kecil saham BBCA miliknya pada September 2022. Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja 

Apakah itu menjadi pertanda kalau saham BBCA tidak menarik lagi? menjual 500.000 saham BBCA setara Rp4,36 miliar saat itu untuk renovasi rumah. Lalu, menjual lagi sekitar 500.000 lembar saham senilai Rp4,37 miliar untuk investasi. Begitu juga, dua direksi lainnya, yakni Subur Tan juga menjual Rp4,35 miliar untuk niat memang ingin jual. Lalu, Rudy Susanto menjual sekitar 404.600 lembar saham di harga Rp8.800 per saham setara Rp3,56 miliar dengan tujuan investasi. 

Apakah saham BBCA menjadi tidak menarik gara-gara direksinya jualan? malah harga sahamnya kini tembus Rp9.000-an per saham. 

Selain itu, sosok Prajogo Pangestu yang lagi disorot karena dua perusahaannya IPO di BEI pada tahun ini, yakni CUAN dan BREN juga sering jual-beli saham miliknya. 

Prajogo bisa dibilang rutin melakukan penjualan saham miliknya seperti, BRPT, TPIA, dan GZCO setiap tahun. 

Seperti di BRPT, dalam lima tahun terakhir Prajogo biasa jual di kisaran Maret hingga Juli. Namun, setelah dijual ya dibeli lagi, seperti pada Maret-April 2019 dia menjual sekitar 800 juta lembar saham BRPT. Lalu, 2,1 juta lembar pada Mei-Juni 2020, 833 juta lembar pada 31 Mei 2021, 8,19 juta lembar pada April 2022, tapi dia belum melakukannya di tahun ini. Mungkin karena harga sahamnya lagi naik terus ya. Soalnya, karakter Prajogo ini setelah jual, dia akan cicil beli lagi secara bertahap. (ini akan dibahas di artikel selanjutnya, terkait strategi investasi saham Prjaogo)

Artinya, aksi jual sebagian kecil jika ada keperluan atau mau pindah aset investasi oleh stakeholder direksi maupun pendiri bukan hal yang besar. Masalahnya adalah jika pendiri atau pemegang saham pengendali cabut dalam jumlah besar seperti yang terjadi di HKMU maupun SUGI. 

BACA JUGA: Ikut Beli GOTO Gara-gara MSCI, Fund Manager Global Boncos Parah?

Lalu, Kenapa Harga Saham GOTO Turun?

Jika melihat broker summary GOTO dalam sebulan terakhir, ada tiga sekuritas yang rutin mencatatkan jual bersih di saham tersebut. Ketiga sekuritas itu antara lain berkode AK (UBS Sekuritas), KZ (CLSA Sekuritas), dan YU (CGS-CIMB Sekuritas). 

Dari tiga sekuritas itu, dua sekuritas adalah penjamin emisi saat GOTO IPO 2022 silam, yakni KZ dan YU. Namun, transaksi aksi jual bersih terbesar justru dari AK. Di mana, dalam sebulan terakhir, GOTO juga mencatatkan aksi jual bersih asing sekitar Rp95 miliar. 

Transaksi William Tanuwijaya diperkirakan menggunakan sekuritas KZ atau YU yang berkaitan dengan penjamin emisi perseroan, di mana kami perkirakan cenderung menggunakan YU karena sekuritas itu juga yang bertanggung jawab atas Greenshoe GOTO waktu itu.

Sementara itu, kami menilai penurunan saham GOTO bukan akibat panic selling investor ritel karena William Tanuwijaya jualan. Soalnya, sekuritas ritel yang paling besar adalah Stockbit dan itu pun diurutan ketujuh dengan aksi jual lebih kecil dibandingkan dengan lainnya. Adapun, kami menilai ada aksi jual beberapa big fund dari fund manager maupun pemilik dana besar lokal serta asing yang cabut dari GOTO dengan melihat transaksi sekuritas terbesar dalam sebulan terakhir. 

Bukan cuma ASII dan TLKM yang boncos di GOTO, saham ini juga sempat rugi di GOTO, tapi sekarang sudah di cut loss. Dalam hatinya, untung sudah di cut loss ya.

Lalu, kenapa saham GOTO turun dan ada dugaan big fund lokal cabut? aksi jual bisa terjadi karena adanya pembagian ESOP saham GOTO yang ditebus mulai dari harga Rp2 per saham sampai Rp67 per saham. 

Untuk tahap terbaru yang terjadi di akhir September dan awal Oktober 2023, Goto Peopleverse Fund (GPF) mengalihkan sekitar 916 juta lembar saham perseroan di harga terkait. Transaksi terjadi di 22 September sampai 5 Oktober 2023.  

Di sini, kami asumsikan beberapa pihak yang mendapatkan ESOP tersebut langsung menjual sehingga meningkatkan permintaan jual saham perusahaan teknologi terbesar di Indonesia tersebut. Ditambah, pada 9-13 Oktober 2023, William Tanuwijaya juga melakukan aksi jual yang meningkatkan permintaan jual saham GOTO. 

Di sisi lain, jika melihat perubahan komposisi pemegang saham GOTO dari Januari 2023 sampai akhir September2023, ada beberapa perubahan signifikan. Seperti, GIC sudah tidak ada di daftar pemegang saham di atas 5 persen GOTO. Sementara, jumlah kepemilikan Softbank turun 11,21 persen menjadi 91,55 miliar lembar saham, sedangkan Alibaba via Taobao masih setia dengan kepemilikan sebesar 104,73 miliar lembar. 

Sementara itu, kepemilikan direksi dan founder ada perubahan kecil. Seperti, nama Kevin Aluwi sudah tidak ada karena mengundurkan diri dari GOTO. Sebelumnya, di Januari 2023, Kevin memegang sekitar 9,06 miliar saham GOTO. 

Lalu, ada beberapa penambahan saham seperti Wei Jei mencatatkan kenaikan harga saham 57 persen menjadi 493 juta lembar saham. Hans Putowo, Thomas Christian, Patrick Walujo dan Pablo Malay juga jadi nama baru yang masuk ke jajaran direksi dan komisaris yang pegang saham GOTO. 

BACA JUGA: Prospek Saham GOTO Setelah Patrick Walujo Turun Gunung

Kesimpulan

Sebenarnya, investor ritel tidak perlu sampai menghujat William Tanuwijaya karena jual saham GOTO. Kita tidak pernah tau kalau ternyata memang William lagi butuh uangnya untuk kepentingan pribadi. Lagipula, itu saham dia kok, masa dia mau jualan tidak boleh? dan sepertinya aksi jual kali ini bukan menjadi pertanda exit strateginya dia.

Lagipula, masalahnya di sini bukanlah William Tanuwijaya jualan, melainkan alasan kita dulu kenapa masuk GOTO? apakah sekadar kena jebakan betmen Decacorn tanpa memikirkan kondisi rugi dan model bisnis yang susah cuan?

Di luar itu, kita bisa bayangkan perasaan Bhinneka Holdings yang beli 17,04 miliar lembar saham GOTO di harga Rp90 per saham. Setelah membeli via private placement itu, posisi Bhinneka langsung floating loss Rp392 miliar. 

Namun, transaksi private placement sendiri memang wajar dipasang lebih tinggi dari harga pasar. Tujuannya ya agar investor eksisting tidak nyesek kalau dipasang di harga bawah pasar. 

Lalu, apakah saham GOTO akan ke gocap? ya semua bisa saja terjadi. Namun, tampaknya GOTO harus hold dulu pembagian saham ESOP atau membuat aturan larangan menjual dalam jangka dekat. Pasalnya, kalau itu terjadi permintaan jual makin tinggi bisa memancing kepanikan di pasar sehingga harga saham bisa menjadi gocap. 

Belum lagi, di akhir 2023 ada sentimen target GOTO bisa mencatatkan EBITDA adjusted kuartal IV/2023 atau dari Oktober-Desember 2023 bisa positif. Jika target gagal tercapai, bisa jadi harga saham GOTO makin tertekan lebih dalam. Untuk itu, beberapa pihak banyak yang menantikan hasil kinerja GOTO di kuartal III/2023.

Kamu ada holder atau malah sudah taking profit atau cut loss di saham GOTO? coba ceritain suka duka kamu hold atau ketika pegang saham GOTO di kolom komentar.

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

Tertarik? yuk langsung join Mikirdividen + pakai kode kupon MIKIRWINDRES untuk dapat diskon Rp100.000 dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini