Mitos November Rain di IHSG, Begini Proyeksi untuk Bulan Ini

November memang jadi momen kelam bagi IHSG, tapi justru jadi momen cerah bagi pasar saham AS. Lalu, bagaimana strategi untuk investor ritel?

november rain

Mikirduit – Pasar saham itu unik, ketika harga sudah naik tinggi, yang diharapkan justru kapan turunnya. Apalagi, memasuki periode November yang sering disebut periode yang kurang bagus untuk pergerakan harga saham di Indonesia. Lalu, apakah akan ada penurunan tajam di periode tersebut?

Highlight
  • Secara historis, November menjadi bulan terburuk bagi IHSG dengan probabilitas penurunan hingga 57%, meski penurunan tajam di tahun sebelumnya kadang diikuti rebound kuat di tahun berikutnya.
  • Pasar saham AS justru berkebalikan dengan IHSG, di mana November sering menjadi bulan terbaik S&P 500 dengan probabilitas kenaikan 59% dan rata-rata kenaikan sekitar 1%.
  • Investor ritel disarankan fokus pada strategi dan timing, bukan sekadar ikut euforia — manfaatkan potensi koreksi untuk akumulasi saham fundamental kuat, sementara waspadai risiko bubble di pasar saham AS.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Jika dilihat dalam 28 tahun terakhir, November menjadi bulan terburuk bagi IHSG dengan probabilitas penurunan hingga 57 persen. Dua bulan terburuk lainnya antara lain, Agustus dan September dengan probabilitas penurunan hingga 12 persen.

Jika dilihat siklusnya, jika di tahun sebelumnya tren harga saham November mengalami penurunan tajam, ada probabilitas di tahun selanjutnya mencatatkan kenaikan yang cukup tinggi juga. Meski, pola ini disanggah pada periode 2011-2013 (ketika IHSG terus mencatatkan koreksi selama 4 tahun berturut-turut di November).

Lalu, 2016-2017 juga membantah pola ini setelah IHSG turun di November selama 3 tahun berturut-turut sejak 2015.

Selebihnya, pola penurunan yang dalam pada November tahun sebelumnya bisa berdampak positif pada November tahun berikutnya masih berlaku. Menariknya, IHSG memang babak belur pada November 2024 dengan penurunan sebesar 6 persen. Lalu, apakah artinya November 2025 tidak akan ada penurunan yang tajam? Ini masih teka-teki karena pola ini pernah dibantah 2 kali dalam periode yang berdekatan.

Untuk itu, jika sudah ada cash bisa wait and see menanti peluang, sedangkan jika masih ada barang bisa dipantau lebih rutin di bulan ini untuk memanfaatkan berbagai peluang untuk take profit maupun pembelian baru.

Siklus bulanan IHSG sejak 1997
Siklus bulanan IHSG sejak 1997

Perbandingan Terbalik dengan Pasar Saham US

Berbeda dengan IHSG, indeks S&P 500 justru bergerak berlawanan dengan siklus IHSG. November justru menjadi momen terbaik mereka. Dalam 15 tahun terakhir November menjadi bulan terindah karena probabilitas kenaikan tertinggi dengan rata-rata kenaikan juga paling tinggi.

Bank of America pun menuturkan kalau investor saham AS disebut harus bertaruh besar pada sektor tertentu. Mereka proyeksikan pasar saham AS akan cukup bullish dan menjadi return bulanan terbesar pada 2025. Dari timeframe yang lebih panjang, indeks S&P 500 memiliki probabilitas kenaikan hingga 59 persen dengan rata-rata kenaikan sekitar 1 persen.

💡
Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Nah, indeks S&P 500 juga memiliki pola jika Oktober dicatat dengan kenaikan, berarti peluang lanjut naik di November bisa semakin besar. Hingga akhir Oktober 2025, indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan hingga 2,27 persen. Dengan begitu, ada potensi tren tersebut lanjut naik di November 2025.

Beberapa analis di saham AS mengungkapkan, ada beberapa sektor yang bisa jadi rujukan ketika ada potensi kenaikan pasar saham di November seperti, kosumer diskresioner (jika di Indonesia seperti konsumer cyclical dengan subsektor seperti ritel dan sebagainya), Kesehatan, dan Teknologi.

Namun, dengan laju positif di pasar saham AS, hal itu pula yang bisa memicu outflow sementara dari Indonesia untuk mengambil peluang jangka pendek di pasar saham AS. Dengan asumsi yang potensi outflow rata-rata investor aktif.

Siklus indeks SP500 sejak 2010
Siklus indeks SP500 sejak 2010

Untuk mulai investasi saham AS:

  • XTB Indonesia, platform yang sudah mendunia terutama di Eropa, daftar jadi nasabahnya sekarang dengan klik link di sini
  • Gotrade Indonesia, platform yang juga memudahkan investasi saham AS di Indonesia. Jadi Nasabahnya sekarang dan dapatkan free tradingview jika gabung per Oktober 2025 dengan klik link di sini

Hal yang Bisa Dilakukan Investor Ritel

Jika melihat ini bisa terlihat jika ikut pindah ke saham AS langsung menarik? jawabannya tentu tidak.

Kita perlu melakukan action sesuai dengan rencana bukan membabi buta mencari kenaikan harga saham.

Beberapa strategi action:

Jika memiliki cash saat ini, kita bisa pantau potensi penurunan di pasar saham Indonesia. Jika ada saham-saham dengan fundamental menarik dan mengalami penurunan, kita bisa melakukan pembelian untuk jangka menengah dengan target jika cuan lebih dari 50 persen dalam 3 - 6 bulan dan momentumnya terbatas bisa take profit terlebih dulu.

Sementara itu, dengan kondisi tidak ada cash sama sekali. Namun, kamu ingin bertaruh ada peluang nyerok di harga rendah dan ada saham jangka pendek dan menengah yang siap take profit, kamu bisa jual untung dulu untuk jadi cadangan cash. Nantinya bisa serok saham-saham Indonesia di harga lebih murah.

Memahami Bahaya Saham dengan Free Float Jumbo di atas 60 persen
Kejadian WIRG dan DADA ketika pengendali keluar secara bertahap hingga free float sangat besar membuat tekanan harga yang cukup signifikan. Lalu, bagaimana nasib saham-saham dengan free float jumbo ini?

Lalu, bagaimana dengan pasar saham AS? kami menilai posisi pasar saham AS saat ini sudah sampai tingkat euforia, jika ingin mengejar karena belum punya barangnya malah agak berisiko. Kita perlu melihat perkembangan terbaru juga dan menunggu konsolidasi terlebih dulu. Pasalnya, banyak kekhawatiran bubble saham AI karena kenaikan indeks S&P 500 cenderung kurang sehat (didorong lonjakan saham terkait AI dibandingkan yang berbobot besar ke indeks). Kondisi serupa yang dialami pasar saham Indonesia yang naik disokong oleh saham konglo ketimbang bobot besar ke indeks.

Intinya, segala proyeksi terjadi dengan melihat kejadian di masa lalu. Namun, dengan data-data probabilitas tersebut, kita bisa membuat action dari BUY, SELL, hingga wait and see. Meski belum benar, tapi market tidak akan selalu naik maupun turun. Sehingga, kita bisa sabar menanti momen yang tepat untuk BUY maupun SELL.

Mikirsaham Baru Rilis Saham-saham yang Sudah Ready to BUY untuk November 2025 di Member Area

kamu bisa mendapatkan insight untuk mempermudah investasi saham-mu dengan join Mikirsaham Pro.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini