Laba Saham ELSA Naik, Tapi Harga Turun, Menarik Diborong?

Saham ELSA jadi sorotan dalam perdagangan 1 Maret 2024. Pasalnya, laba bersih 2023-nya naik 33 persen, tapi harga sahamnya turun 4,93 persen. Apa yang terjadi dengan saham ELSA?

Laba Saham ELSA Naik, Tapi Harga Turun, Menarik Diborong?

Mikirduit – Saham PT Elnusa Tbk. atau ELSA menjadi sorotan setelah merilis laporan keuangan yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih 33 persen, tapi harga sahamnya pada 1 Maret 2024 malah ditutup turun 4,93 persen. Apa yang salah dengan ELSA? apalagi di saat yang sama, saham yang berhubungan dengan minyak malah lagi naik. 

Untuk itu, kami akan mencoba mengulas kinerja saham ELSA di 2023 lebih detail. Ada beberapa yang harus diperhatikan dari kinerja saham ELSA: 

Pertama, lonjakan laba bersih ELSA bukan didukung oleh pertumbuhan pendapatan perseroan yang solid. Sepanjang 2023, pendapatan perseroan hanya tumbuh 2,1 persen menjadi Rp12,56 triliun. Lalu apa yang membuat laba bersih ELSA melejit? 

  • Beban pokok pendapatan tumbuh stagnan 0,01 persen saat pendapatan naik 2,1 persen. Hasilnya, gross profit margin ELSA naik menjadi 9,31 persen dibandingkan dengan 7,41 persen pada periode tahun sebelumnya. 
  • Kenaikan pendapatan keuangan sebesar 158,62 persen menjadi Rp75 miliar dibandingkan dengan Rp29 miliar pada tahun sebelumnya. 
  • Penurunan beban keuangan sebesar 19,58 persen menjadi Rp115 miliar dibandingkan dengan Rp143 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan beban keuangan didorong oleh penurunan bunga liabilitas sewa, amortisasi biaya pinjaman, dan keuntungan selisih kurs atas pinjaman. 
  • Dengan penurunan beban dan tambahan pendapatan keuangan tersebut, net profit margin ELSA naik menjadi 4 persen dibandingkan dengan 3,07 persen pada periode sebelumnya.

Kedua, tren kinerja ELSA sejak kuartal kedua hingga keempat mencatatkan perlambatan dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Kinerja ELSA terselamatkan oleh pencapaian cemerlang perseroan di kuartal I/2023. Pendapatan tumbuh 28,53 persen menjadi Rp3,14 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh 53,35 persen menjadi Rp114,91 miliar. 

Masalahnya, setelah itu kinerja tiga bulanan ELSA cenderung mencatatkan penurunan jika dibandingkan dengan periode sama dari tahun sebelumnya. 

Misalnya pada periode April-Juni 2023, ELSA mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 8,66 persen, sedangkan laba bersih turun 10,71 persen. 

Namun, di periode Juli-September 2023, kinerja ELSA mulai membaik dengan pendapatan hanya turun 0,94 persen, sedangkan laba bersih meroket 143 persen. Sayangnya, di kuartal IV/2023, kinerja ELSA kembali melambat setelah pendapatan turun 4,06 persen dan laba bersih naik 10,35 persen. 

Tantangannya, dengan basis pertumbuhan kinerja ELSA di kuartal I/2023 cukup tinggi, ada kemungkinan kinerja perseroan di kuartal I/2024 juga melambat. Meski, setelah itu ada potensi kembali tumbuh mengingat basis pertumbuhan setelah kuartal I/2023 cenderung turun.

Kinerja Laba Hulu Migas ELSA di Kuartal IV/2023 Merugi, Apakah Ini Tanda Buruk?

Salah satu sorotan adalah kinerja laba bersih di segmen hulu migas ELSA yang mencatatkan kerugian Rp20,54 miliar di kuartal IV/2023. Apakah ini pertanda buruk?

Untuk memahami itu, kami akan ulas lini bisnis ELSA. Jadi, saham yang memiliki afiliasi dengan PT Pertamina (Persero) ini memiliki tiga lini usaha, yakni Jasa Hulu Migas Terintegrasi, Jasa Penunjang Migas, serta Jasa Distribusi dan Logistik Energi. 

Jasa hulu migas terintegrasi adalah menyediakan jasa data geofisika atau seismik hingga jasa pengeboran migas dan jasa oilfield, atau pengelolaan ladang migas. 

Jasa penunjang migas itu menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk aktivitas hulu migas. Sehingga, lini bisnis kedua ini punya keterkaitan dengan lini bisnis pertama. 

Jasa distribusi dan logistik energi menyediakan jasa penyimpanan, perdagangan, pendistribusian, dan pemasaran produk migas di Indonesia. Di mana, jasa ini juga ada kaitannya dengan segmen bisnis pertama terkait hulu migas terintegrasi. 

Secara historis, bisnis jasa hulu migas ELSA memang memiliki margin keuntungan yang kurang bagus, bahkan sering negatif. Secara tahunan, lini bisnis hulu migas itu mengalami kerugian di periode 2018, 2020, dan 2021. 

Sementara itu, dua lini bisnis lainnya bisa mencatatkan net profit margin dari 3 persen hingga 9 persen. Bisnis penunjang migas yang memiliki margin keuntungan bersih terbesar. 

Pertanyaannya, kalau begitu kenapa ELSA nggak fokus di dunia lini bisnis yang punya margin keuntungan lebih bagus itu aja? 

Nah, masalahnya dua bisnis yang menguntungkan itu bisa oke karena ada bisnis hulu migas yang marginnya kurang bagus. Jika bisnis hulu migas itu dihapuskan, berarti bisa jadi pendapatan dua lini bisnis lainnya juga mandek. 

Untuk itu, kami menilai posisi rugi di bisnis hulu migas terintegrasi ELSA secara kuartalan negatif itu bukan sebuah masalah. 

Jika dilihat per kuartal, mayoritas penekan kinerja ELSA adalah catatan keuntungan bisnis hulu migas terintegrasi yang merosot cukup dalam di periode kuartal ketiga dan keempat tahun lalu. Meski, segmen penunjang migas dan distribusi sempat turun pada kuartal II/2023, tapi itu lebih disebabkan kepada keberadaan libur panjang saat periode lebaran sehingga mengurangi aktivitas operasional tambang migas.

Prospek Saham AKRA di Tengah Risiko Harga Minyak Meroket
Harga minyak sempat tersulut naik lagi sejak 5 Oktober 2023. Kira-kira, gimana nasib saham AKRA yang merupakan distributor BBM ya?

Prospek Saham ELSA

Sebenarnya, jika melihat strategi bisnis ELSA, kinerja perseroan cukup aman. Ingat, ELSA ini adalah anak usaha Pertamina, di mana hampir 80 persen pendapatan perseroan berasal dari transaksi dengan induk usahanya tersebut.

Artinya, selama aktivitas pengeboran migas Pertamina terus dilakukan, berarti pendapatan ELSA akan mengalir terus tanpa perlu sulit mencari omzet besar. Meski, ELSA juga mencari pendapatan dari pihak ketiga walaupun porsinya masih minim. 

Selain itu, dengan status sebagai anak usaha BUMN, ELSA juga dituntut memberikan dividen yang tinggi. Untuk itu, ELSA rutin membagikan dividen dengan tawaran dividen yield menarik. 

Untuk 2024, jika ELSA kembali memutuskan pembagian dividen sebesar 50 persen dari laba bersih, berarti dividen per sahamnya akan senilai Rp34,5 per saham. Jika dihitung dengan harga penutupan saham ELSA pada 1 Maret 2024, tingkat dividen yield-nya sekitar 8,93 persen. 

Pertanyaannya, setelah harga saham ELSA turun pada 1 Maret 2024, apakah posisinya kini sudah murah?

Jika menggunakan metriks price to earning ratio (PE), saham ELSA saat ini sudah cukup murah dengan PE sebesar 5,6 kali. Posisi itu sudah berada di bawah standard deviasi minus 1 historisnya dalam 10 tahun terakhir yang sebesar 5,79 kali. 

Jika harga wajar ELSA dianggap berada di PE rata-rata dalam 10 tahun terakhir, yakni di 9,8 kali. Dengan laba bersih per saham 2023 di Rp69, berarti harga wajarnya ada di Rp676 per saham. 

Dengan kondisi begitu, apakah saham ELSA menarik dikoleksi jangka panjang untuk mengejar dividen jumbo-nya?

MEMBURU DIVIDEN DI MUSIM RUPS TAHUNAN? YUK BELAJAR DAN DAPATKAN PILIHAN SAHAM DIVIDEN TERBAIK DI MIKIRDIVIDEN

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi bundling ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini