Kisah Ray Dalio 'Bangkrut' Akibat Prediksi Ekonomi Hancur

Ray Dalio memang pernah beruntung banget, tapi dia juga pernah sial setelah proyeksinya soal depresi ekonomi dunia ternyata meleset. Lalu, bagaimana nasibnya bisa bangkit?

Kisah Ray Dalio 'Bangkrut' Akibat Prediksi Ekonomi Hancur

Mikir Duit – Ray Dalio memang menjadi salah satu investor terkemuka dan menjadi pendiri salah satu hedge fund dengan dana kelolaan terbesar dunia. Namun, percayakah kamu, Dalio pernah bangkrut karena terlalu yakin dengan prediksinya?

BACA JUGA: Inspirasi Ray Dalio Part Pertama

Menariknya, setelah lulus dari Harvard Business School, Dalio mendapatkan pekerjaan di Wall Street, tapi bukan untuk saham, melainkan perdagangan berjangka. Dalio bekerja di perusahaan bernama Shearson Hayden Stone sebagai konsultan komoditas pertanian berjangka. Tugasnya saat itu antara lain mengajarkan kepada para peternak sapi untuk melakukan lindung nilai atas risiko bisnisnya.

Namun, Dalio berseteru dengan atasannya pada 1974. Entah apa masalahnya, setelah kejadian itu Dalio dipecat dari Seharson. Setelah tanpa pekerjaan, Dalio menyakinkan beberapa klien pertaniannya untuk mempekerjakannya sebagai konsultan, dan dia mendirikan firma Bridgewater Associates.

Konsep awal Bridgewater adalah untuk memperdagangkan komoditas global, untuk itu namanya dibuat seperti jembatan dan air. Sebagai konsultan pertanian, Dalio  memusatkan perhatian kepada jumlah hewan dan berapa banyak daging yang akan masuk kepasar, serta berapa banyak ternak yang dimakan. Lalu, dia kolaborasikan dengan data berapa  banyak konsumsi jagung dan kedelai.

Bukan cuma memperkirakan supply and demand dari hulu ke hilir, Dalio juga melihat prakiraan cuaca yang memungkinkan berpengaruh terhadap supply dan demand di sektor pertanian. Dari situ, Dalio bisa menumbuhkan Brdigewater hanya dari kamar apartemennya yang kecil.

Petaka Sebuah Ramalan Depresi di AS Pada 1982

Dalio melihat volatilitas pasar saham pada akhir 1970-an dengan memberikan kesimpulan kalau ekonomi global berpotensi mengalami depresi pada 1982.

Ya, pada periode itu memang sedang terjadi anomali ekonomi global setelah dolar AS tidak lagi dijamin oleh emas pada akhir 1969. Hingga akhirnya, terjadi stagflasi di 1970-an.

BACA JUGA: Kisah Kebijakan AS yang Merusak Ekonomi Dunia di 1970-an

Sayangnya, Dalio terlalu percaya diri dengan ramalannya tersebut dan mempublikasikkan prediksinya.

Lalu, strategi pengelolaan dana Dalio juga disesuaikan dengan prediksinya tersebut, seperti memasang posisi short atau prediksi kalau harga saham dan sebagainya berpotensi turun.

Hasilnya justru sebaliknya, pasar saham malah mulai masuk tren bullish dalam jangka panjang.  Dalio mengakui hampir kehilangan segalanya.

Dalio mengatakan saya telah melakukan kesalahan besar. Pasar saham mulai mencatatkan kenaikan besar. Gara-gara kejadian itu, Dalio terpaksa memberhentikan seluruh karyawannya.

"Saya kehilangan banyak uang sehingga tidak mampu untuk membayar orang yang bekerja dengan saya, terpaksa saya melepas mereka. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya harus meminjam 4.000 dolar AS dari ayah, sampai kami juga terpaksa menjual mobil," ceritanya.

Kesimpulan

Meski mengalami kerugian besar, Ray Dalio merasa kegagalannya di 1982 itu justru menjadi salah satu hal terbaik yang pernah terjadi kepadanya.

Dalio menilai kegagalannya itu menyadarkan saya untuk tetap menjaga kerendahan hati agar bisa menyeimbangkan agresivitasnya.  

"Saya belajar rasa takut yang besar akan kesalahan dan mengubah pola pikir dari saya benar menjadi bertanya pada diri sendiri, 'Bagaimana saya tahua saya benar?' dan saya melihat dengan jelas bahwa cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan menemukan pemikir independen lain yang memiliki misi sama dengan saya, serta mampu melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda dari saya," ujarnya.

Dari kegagalan itu, Dalio mengungkapkan dirinya mengembangkan perspektif baru yang disebut sebagai "Berpikiran terbuka secara radikal." Hal itu membantu mengubah Bridgewater hingga menjadi salah satu hedgefund dengan dana kelolaan terbesar di dunia.

Setelah mengalami kegagalan dan menemukan cara berpikir baru itu. Dalio memutuskan mengembangkan produk baru di Bridgewater, yakni Pure Alpha, yang disebut menjadi reksa dana tersukses di Amerika Serikat.

Reksa dana itu menggabungkan beberapa strategi investasi yang tidak berhubungan untuk memaksimalkan keuntungan dan meredam risiko.