INET Dapat Restu Right Issue dari OJK, Ini Dua Perubahan dalam Prospektusnya

Akhirnya, INET mendapatkan lampu hijau untuk melakukan right issue dari OJK. Namun, ada 2 perubahan dalam prospektus terbaru INET, apa saja yang mengalami perubahan?

saham INET

Mikirduit – Akhirnya INET sudah mendapatkan lampu hijau dari OJK terkait rencana right issue Rp3,2 triliun-nya. Kami menemukan 2 perbedaan signifikan dari rencana right issue INET ini. Berikut perbedaan antara prospektus yang dirlis pada September 2025 dengan Desember 2025.

Highlight

  • OJK telah memberikan lampu hijau atas right issue INET senilai Rp3,2 triliun dengan skema utama tetap menerbitkan 12,8 miliar saham baru di harga Rp250 per saham dan pembeli siaga yang tidak berubah.
  • Perubahan signifikan pertama ada pada skema waran, di mana jumlah waran dikurangi, rasio diubah, serta jadwal pelaksanaan mundur sehingga jumlah waran yang diterima investor menjadi lebih sedikit dibandingkan prospektus awal.
  • Perubahan kedua terdapat pada penggunaan dana, di mana pendanaan untuk pembangunan FTTH milik anak usaha WIFI di Jawa dihilangkan, sehingga dana right issue kini lebih terfokus pada PT Garuda Prima Internetindo dan pelunasan kewajiban ke grup KETR.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Secara umum, tidak ada perubahan signifikan dalam target dana dan jumlah saham yang baru diterbitkan oleh INET. Status pembeli siaga dari pengendali INET juga tidak mengalami perubahan.

INET tetap right issue dengan menerbitkan 12,8 miliar lembar saham baru di harga Rp250 per saham. Sehingga, total dana yang dihimpun ditargetkan mencapai Rp3,2 triliun.

Lalu, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara juga tetap berstatus sebagai pembeli siaga dalam aksi korporasi ini. Lalu, apa dua perbedaan dengan aksi right issue INET yang baru diumumkan?

Pertama, Perubahan Waran

Pertama, perbedaannya ada di skema warannya. Dalam prospektus pertama, INET bakal menerbitkan 3,07 miliar waran dengan rasio 25 lembar saham baru yang dieksekusi mendapatkan 6 waran. Lalu, harga pelaksanaan di Rp300 per saham, sehingga jika waran dieksekusi bisa mendapatkan dana sekitar Rp921 miliar.

Lalu dalam prospektus yang terbaru, INET menurunkan jumlah penerbitan waran baru menjadi hanya 2,3 miliar lembar waran dengan rasio 50 lembar saham baru yang dieksekusi mendapatkan 9 waran. Harga pelaksanaan tetap di Rp300 per saham.

Hasilnya, dengan skema waran right issue yang baru, jika kamu memiliki 30 lot saham INET, berarti akan mendapatkan 40 lot hak saham baru. Dari situ, kamu akan mendapatkan 720 waran seri 2 INET. Jumlah waran yang didapatkan menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan skema sebelumnya yang bisa mendapatkan 960 waran seri 2.

Selain itu, perubahan dalam skema waran seri 2 INET terjadi dalam jadwal pelaksanaannya sesuai dengan revisi jadwal right issue.

Jadi, jika sebelumnya waran sudah bisa mulai dilaksanakan pada 3 Juni 2026-2028, sedangkan di skema yang baru pada 13 Juli 2026-2028.

Right Issue INET masih Nyangkut di OJK, Begini Peluang dan Risiko Ke Depannya
Saham INET mengakui rencana right issuenya masih nyangkut di OJK. Lalu, perseroan membeberkan rencana besar untuk mendorong kinerjanya dalam public expose pada 1 Desember 2025. Berikut, rencana besarnya

Kedua, Perubahan Penggunaan Dana

Kedua, ada perubahan dalam detail penggunaan dana right issue senilai Rp3,2 triliun. Dalam prospektus awal, rincian penggunaan dana sebagai berikut:

  • Sekitar Rp2,8 triliun digunakan untuk setoran modal ke anak usaha perseroan bernama PT Garuda Prima Internetindo. Dana itu akan digunakan untuk pembangunan jaringan fiber to the home dengan teknologi WIFI 7 sebesar 2 juta home pass di Bali dan Lombok. Nantinya, pembangunan FTTH ini akan digunakan untuk produk langganan perseroan dengan WIFI 7 seharga Rp299.000 per bulan dengan speed hingga 2 Gbps. Lalu, pembangunan akan selesai pada akhir 2026.
  • Rp213 miliar digunakan untuk penyetoran ke anak usaha PT Pusat Fiber Indonesia yang dananya digunakan untuk pelunasan biaya indefeasible right of use kepada PT Jejaring Mitra Persada, anak usaha KETR senilai Rp204 miliar, serta pembayaran serupa untuk periode lainnya kepada anak usaha KETR senilai Rp9,25 miliar.
  • Rp135 miliar untuk penyetoran modal ke anak usaha PT Internet Anak Bangsa yang digunakan untuk modal kerja pembangunan FTTH di Jawa milik PT Integrasi Jaringan Ekosistem, anak usaha WIFI.

* Sisanya (ekspektasi sisa Rp100 miliar) digunakan utnuk modal kerja perseroan.

Namun, angka itu mengalami perubahan dalam prospektus terbaru menjadi:

  • Rp2,93 triliun penyetoran ke PT Garuda Prima Internetindo yang digunakan Rp2,8 triliun sesuai dengan prospektus awal dan Rp135 miliar untuk modal kerja GPI
  • Rp215 miliar digunakan untuk penyetoran ke anak usaha PT Pusat Fiber Indonesia dengan kebutuhan pelunasan kepada anak usaha KETR
  • Sisanya digunakan untuk modal kerja perseroan

Sehingga yang hilang dari penggunaan dana right issue INET yang terbaru adlalah pendanaan untuk modal kerja pembangunan infrastruktur milik anak usaha WIFI.

💡
Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Kesimpulan

Dalam perubahan prospektus yang terjadi di INET ini tidak terlalu signifikan. Ada potensi, perubahan terjadi karena faktor pergerseran jadwal right issue (terutama untuk waran). Sementara itu, untuk hilangnya penggunaan dana untuk pengerjaan FTTH di Jawa milik anak usaha WIFI, mungkin sudah menggunakan sumber dana lainnya.

Dari jadwal terbaru, cum-right INET terjadi pada 2 Januari 2026, serta ex-right INET terjadi pada 5 Januari 2026. Nantinya, pada periode 5 Januari 2025 ada potensi perubahan harga INET sesuai dengan harga teoritisnya.

Dengan menggunakan asumsi harga saham terakhir pada ex-right senilai Rp675 per saham, berarti harga teoritis INET bisa ke Rp423 per saham. Jika harga saham INET makin turun dari angka Rp675 per saham, berarti harga teoritis akan semakin rendah dari proyeksi kami. Sebaliknya, jika harga INET naik berarti harga teoritis juga naik di atas proyeksi.

Jika dirata-rata harga teoritis INET di ex-right akan mencapai 60 persen dari harga pasar.

Kalau mau mendapatkan insight saham sambil diskusi secara real time bersama founder Mikirduit, yuk join Mikirsaham

Kamu bisa mendapatkan insightnya dengan join Mikirsaham Pro.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini