Harga Minyak Naik, Pilih Saham ELSA atau RUIS?

Ada dua saham kontraktor migas yang juga bisa garap panas bumi, yakni ELSA dan RUIS. Kira-kira, dari dua saham kontraktor migas ini, mana yang terbaik?

Harga Minyak Naik, Pilih Saham ELSA atau RUIS?

Mikirduit.com – Mumpung lagi tren harga minyak yang naik, ada beberapa saham kontraktor migas di Indonesia. Untuk itu, kami akan mencoba membandingkan, dua kontraktor migas yang juga menjadi vendor PT Pertamina (Persero), yakni PT Elnusa Tbk. (ELSA), dan PT Radiant Utama Interinsco Tbk. (RUIS). Mana yang terbaik?

Harga saham RUIS sempat mendapatkan perhatian setelah dalam 3 bulan terakhir naik 63,73 persen menjadi Rp316 per saham. Kira-kira, jika dibandingkan dengan ELSA, dalam konteks sesama penunjang sektor migas, mana yang terbaik?

Kami akan adu RUIS dan ELSA dalam beberapa tahap, yakni pendapatan - laba bersih (termasuk margin keuntungan), sumber pendapatan, tingkat cashflow, tingkat utang, dividen, dan valuasi.

BACA JUGA: Begini Penyebab Harga Minyak Dunia Bisa Menuju 100 dolar AS per barel

Perbandingan Pendapatan - Laba Bersih ELSA vs RUIS

Secara skala bisnis, ELSA jauh lebih besar daripada RUIS. Namun, kami tidak melihat dari skala bisnis, melainkan pertumbuhannya.

Sampai semester I/2023, ELSA memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang lebih ciamik dibandingkan dengan RUIS.

ELSA mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 8,11 persen menjadi Rp5,86 triliun. Lalu, mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,5 persen menjadi Rp250 miliar.

Di sisi lain, pertumbuhan pendapatan RUIS hanya naik tipis 1 persen menjadi Rp833 miliar. Lalu,laba bersihnya turun 41 persen menjadi Rp9,22 miliar.

Kinerja RUIS mengalami penurunan karena dari segi beban pokok pendapatan ada kenaikan beban gaji sebesar 2,1 persen alias lebih besar daripada pendapatan. Apalagi, beban gaji itu juga berkontribusi terbesar kepada beban pokok pendapatan.

Lalu, laba bersih RUIS sangat terpuruk disebabkan oleh kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 5 persen menjadi Rp57 miliar. Lalu, perseroan juga mencatatkan beban lain-lain senilai Rp1,34 miliar dibandingkan dengan positif Rp588 juta pada periode sama tahun lalu.

Kerugian selisih kurs RUIS juga naik 25,13 persen menjadi Rp2,16 miliar dibandingkan dengan Rp1,72 miliar.

Overall, kinerja pendapatan-laba bersih ELSA lebih positif dibandingkan dengan RUIS.

Meski dari segi gross profit margin ELSA masih kalah dibandingkan RUIS. (ELSA: 9,44 persen vs RUIS 12,37 persen), tapi net profit marginnya unggu. [ELSA: 4,26 persen vs RUIS: 1,1 persen].

Perbandingan Sumber Pendapatan ELSA vs RUIS

Jika dilihat sumber pendapatan ELSA vs RUIS, bisa dibilang pendapatan RUIS lebih terdiversifikasi ke lebih banyak konsumen. Sehingga jika ada masalah dari satu klien bisa lebih ter-manage risikonya.

Sampai semester I/2023, RUIS memiliki beberapa klien yang punya kontribusi lebih dari 10 persen dari total pendapatan. Klien tersebut antara lain, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Mahakam dan PT Pertamina Hulu Rokan yang berkontribusi sebesar 25 persen terhadap pendapatan RUIS.

Lalu, Medco Energi (Madura Offshore) Pty. Ltd. berkontribusi sebesar 17,75 persen terhadap pendapatan RUIS.

Terakhir, Schlumberger Group yang berkontribusi sebesar 6,51 persen dari total pendapatan RUIS.

Di sisi lain, ELSA, yang juga sebagai salah satu anak usaha Pertamina mencatatkan sekitar 49 persen pendapatannya berasal dari induk usahanya tersebut. Total pendapatan itu didapatkan dari PT Pertamina Patra Niaga dan PT Pertamina Hulu Indonesia.

Meski begitu, sumber pendapatan RUIS ini adalah pemain migas besar milik negara di Indonesia, yakni Pertamina. Sehingga secara risiko harusnya lebih aman juga dari pemutusan kontrak.

Adapun, jika dilihat dari kedua emiten, peformanya memang sedang menanjak.

Misalnya, ELSA mencatatkan pendapatan jasa distribusi logistik dan energi naik sebesar 2,62 persen menjadi Rp3,22 triliun.

Lalu, ELSA juga mendapatkan pendapatan dari Jasa hulu migas terintegrasi yang naik 8,67 persen menjadi Rp1,91 triliin.  Kemudian, ELSA juga mencatatkan kenaikan jasa penunjang migas yang naik 39 persen menjadi Rp719 miliar.

Di sisi lain, sumber pendapatan RUIS berasal dari Jasa pendukung operasi yang naik 6,31 persen menjadi Rp524 miliar. Lalu, pendapatan dari jasa agensi dan kegiatan lepas pantai yang tumbuh 8,51 persen menjadi Rp207 miliar. Jasa inspeksi yang naik 18,62 persen menjadi Rp87 miliar. Terakhir, jasa lainnya yang turun 79 persen menjadi Rp13,45 miliar.

Dari sisi ini, RUIS memiliki klien yang lebih diversifikasi, tapi pendapatan ELSA tetap berasal klien BUMN migas terbesar yang juga punya afiliasi dengan ELSA, yakni Pertamina.

Sebagai catatan, 51 persen saham ELSA dipegang oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina di bidang hulu migas.

Tingkat Cashflow ELSA vs RUIS

Jika membandingkan tingkat cashflow ELSA dan RUIS, jelas ELSA lebih unggul. Meski, arus kas operasional ELSA susut 48 persen menjadi Rp332 miliar sampai semester I/2023. Namun, setidaknya free cash flow ELSA masih positif di level Rp141 miliar.

Di sisi lain, RUIS mencatatkan arus kas operasional yang negatif Rp14 miliar dengan free cashflow yang juga negatif. Secara risiko, RUIS lebih tinggi dibandingkan dengan ELSA.

Tingkat Utang Berbunga ELSA vs RUIS

Sementara itu, dari segi utang jangka pendek jika dibandingkan dengan ekuitas, ELSA lebih baik dibandingkan dengan RUIS.

ELSA memiliki total utang berbunga Rp954 miliar dengan ekuitas Rp4,17 triliun. Sehingga tingkat debt to equity ratio-nya menjadi 0,22 kali.

Jika dibandingkan dengan RUIS, perseroan memang hanya punya utang jangka pendek Rp468 miliar. Namun, dengan ekuitas yang hanya Rp524 miliar. Tingkat debt to equity ratio-nya sebesar 0,88 kali.

Ditambah, dengan free cashflow negatif, jika ada kejadian tidak terduga bisa membuat RUIS menjadi lebih berisiko dari sisi keuangan.

Adu Dividen ELSA vs RUIS

Sebenarnya, dari segi dividen, ELSA dan RUIS bisa dibilang hampir sama jika melihat rata-rata dividen yield-nya.

Namun, ELSA lebih unggul karena dalam beberapa waktu, cucu usaha Pertamina itu kerap membagikan dividen dengan nilai yang lumayan.

Seperti, saat pemnbagian dividen 2023, ELSA membagikan dividen Rp25,9 per saham dengan tingkat dividen yield 7,53 persen. Meski, ELSA hanya membagikan dividen Rp7,45 per saham dengan dividen yield 2,42 persen pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, rata-rata dividen yield  RUIS sekitar 2-3 persen per tahun. Tingkat dividen yield tertinggi RUIS terjadi pada 2010, kala itu perseroan membagikan dividen senilai Rp12 per saham.

Terakhir, pada 2023, RUIS bagi dividen senilai Rp3,5 per saham atau dengan dividen yield 1,81 persen.

Adu Valuasi ELSA vs RUIS

Kedua saham ini memiliki price to book value yang kurang dari 1. RUIS menjadi yang terendah dengan price to book value 0,45 kali. Angka itu bisa dibilang sudah tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata historisnya dalam 5 tahun terakhir sebesar 0,39 kali.

Sementara itu, ELSA memiliki price to book value lebih tinggi sebesar 0,72 kali. Secara historis, price to book value ELSA juga sudah tinggi karena rata-rata 5 tahunnya sekitar 0,62 kali.

Dari sini, jika ingin ambil yang murah, bisa melirik RUIS.

Kesimpulan

Dengan skala bisnisnya yang lebih besar dan dukungan afiliasi dengan Pertamina, ELSA menjadi salah satu pilihan yang lebih menarik dibandingkan dengan RUIS. Namun, RUIS melalui anak usahanya PT Supraco Indonesia membuat perusahaan patungan dengan OTP Geothermal Power yang dimiliki KS ORKA Group untuk pengembangan konsesi panas bumi di Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Panas Bumi Sorik Marapi ini menjadi proyek panas bumi terbesar kelima di Indonesia.

Menurut data Kementerian ESDM, konsesi panas bumi di Sorik Merapi itu mayoritas sebesar 95 persen dimiliki KS ORKA Group, sehingga peran RUIS di sana cukup kecil. Bahkan, porsi pendapatan dari panas bumi baik melalui entitas asosiasi maupun pendapatan segmen operasi juga tidak tertera di laporan keuangan.

Meski kecil, RUIS bisa dapat kontrak konstruksi eksploitasi kawasan tersebut. Meski, ELSA juga tidak akan kalah karena punya PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO yang juga punya skala wilayah panas bumi paling besar.

Nah, kalau disuruh pilih, kamu lebih suka pilih yang mana?

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini