Deretan Grup Saham Konglo yang Lagi Cuan dan Boncos Sepanjang Paruh Pertama 2025

Saham konglo masih menjadi primadona sepanjang tahun ini. Kami mengelaborasi flow saham konglo yang lagi cuan dan rugi. Berikut ulasannya.

saham konglo

Mikirduit – Tahun ini (2025) masih menjadi tahunnya saham konglomerat. Kami mencatat ada tiga grup konglomerat yang secara akumulasi mencatatkan keuntungan besar dari saham-sahamnya sepanjang 2025 (hingga 21 Juli 2025). Namun, ada juga beberapa grup konglo yang lesu. Kami merangkumnya di sini.

Highlight
  • Saham konglomerat seperti milik Hashim Djojohadikusumo, Happy Hapsoro, dan Prajogo Pangestu mencatatkan cuan besar sepanjang 2025 meski banyak dinilai tak punya fundamental kuat.
  • Di sisi lain, saham-saham konglo seperti Grup Panin, Low Tuck Kwong, dan MNC justru merugi karena kinerja harga sahamnya banyak yang turun tajam.
  • Fenomena ini menunjukkan investor lebih tergoda mengejar saham konglo yang naik ekstrem ketimbang saham fundamental, terutama di tengah kebijakan pasar yang semakin ketat.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Sejak pasar saham mencatatkan sideways selaras dengan tren suku bunga tinggi, kebijakan yang lebih ketat dari IDX seperti, penutupan kode broker real-time dan domisili, hingga kebijakan full call auction, serta kebijakan MSCI dan beberapa indeks global menurunkan bobot pasar saham Indonesia, saham para konglomerat dianggap menjadi pilihan menarik ketimbang saham fundamental bagus.

Saham konglo ini juga digambarkan sebagai saham-saham dengan valuasi super tinggi, tapi dari segi fundamental tidak terlalu menarik seperti BREN, CUAN, PTRO, hingga WIFI. Namun, ada juga saham corporate action yang membuat valuasinya menjadi anomalis seperti PANI.

Lalu, siapa saja saham grup konglo yang paling cuan sepanjang tahun berjalan (awal 2025 hingga 21 Juli 2025)? 

Pemilihan ini dengan perhitungan simulasi investasi Rp10 juta ke setiap saham konglo dan dihitung dari segi akumulasi keuntungannya sepanjang tahun.

Saham Grup Barito (Prajogo Pangestu)

Kami mencatat ada sekitar 7 saham Prajogo Pangestu yang utama, yakni BRPT, TPIA, BREN, CUAN, PTRO, CDIA, dan SSIA. Lalu, ada satu saham yang masih sering dianggap Proxy dari Prajogo, yakni GZCO. 

Untuk GZCO, secara historis, Prajogo sering keluar masuk saham ini sejak 2017. Terakhir, nama Prajogo tercatat sebagai pembelinya pada 20 April 2020 dengan total kepemilikan 7,84 persen.

Namun, nama Prajogo Pangestu sudah tidak tercantum dalam pemegang saham di atas lima persen GZCO sejak akhir 2023. Kemungkinannya ada dua, Prajogo menjual atau memindahkan seluruh sahamnya ke pihak lain atau Prajogo menurunkan kepemilikan sahamnya ke bawah 5 persen.

Sementara itu, status kepemilikan Prajogo Pangestu di SSIA adalah melalui Saham TPIA dengan kepemilikan 6,05 persen, serta Reksa dana Pengelolaan Dana Nasabah Individu (PDNI) Henan Putihrai Aset Management dengan kepemilikan 5,75 persen.

Selain itu, BRPT, TPIA, BREN, CUAN, PTRO, dan CDIA adalah bisnis utama milik Prajogo. 

Dengan simulasi masing-masing di saham itu memiliki modal sekitar Rp10 juta hingga totalnya Rp80 juta. Artinya, sepanjang 2025 hingga 21 Juli 2025, tingkat keuntungan sudah mencapai Rp94 juta sehingga total aset menajdi Rp174 juta atau floating profit 118 persen. Tingkat keuntungan ini menjadi yang terbesar ketiga dari total sekitar 20 konglomerat individu atau keluarga yang kami catat.

Dari 8 saham Prajogo Pangestu, tercatat hanya BREN yang turun paling dalam sebesar 16,09 persen, serta GZCO turun 3,48 persen. Sisanya, CDIA menjadi saham Prajogo yang naik tertinggi 539 persen sepanjang IPO, disusul SSIA naik 162 persen, dan BRPT naik 147 persen.

Saham Happy Hapsoro

Peringkat kedua ada saham Happy Hapsoro. Kami mencatat, Happy Hapsoro memiliki 9 saham yang terafiliasi, seperti PSKT, RATU, RAJA, BUVA, MINA, ARCI, PTRO, SINI, dan CBRE. 

Secara rinci, Hapsoro hanya memiliki minoritas di beberapa saham, seperti SINI hanya punya 9 persen secara langsung, ARCI memiliki 6,17 persen secara tidak langsung melalui PT Basis Utama Prima, PTRO memiliki 29,56 persen melalui PT Cakra Reksa Optima (Hapsoro salah satu pemegang saham di Cakra Reksa optima). 

Sementara itu, posisi Hapsoro di saham RATU, RAJA, BUVA, dan MINA adalah mayoritas dan pengendali, sedangkan di saham PSKT Hapsoro melalui Basis Utama Prima juga mayoritas sebesar 40 persen, tapi bukan pengendali.

Di sisi lain, afiliasi Hapsoro di CBRE muncul karena pengendali akhir dari emiten kapal tersebut adalah Suganto GUnawan yang merupakan relasi Happy Hapsoro di PSKT.

Dari total 9 saham Hapsoro tersebut serta asumsi masuk masing-masing Rp10 juta di saham tersebut, artinya total modal Rp90 juta. Dengan begitu, total keuntungan mencapai Rp120 juta sehingga total aset naik menjadi Rp210 juta atau bertumbuh 133 persen.

Dari 9 saham Hapsoro tersebut, tercatat 2 saham yang turun sepanjang tahun ini, yakni SINI turun 34 persen, dan RAJA turun 8,39 persen. Dari segi kenaikan, harga saham CBRE naik paling tinggi sebesar 268 persen, sedangkan ARCI naik 203 persen.

Saham Terafiliasi Hashim Djojohadikusumo

Salah satu sosok yang jadi sorotan dalam satu tahun terakhir adalah adik Presiden Indonesia Hashim Djojohadikusumo. Apalagi, setelah PT Arsari Sentra Data mengakuisisi 45 persen saham PT Investasi Sukses Bersama yang menjadi pengendali WIFI. Namun, dari aksi akuisisi tersebut, Hashim belum bisa dikatakan pengendali secara langsung karena 55 persen saham Investasi Sukses Bersama masih dipegang Tinawati yang menjadi pengendali WIFI saat ini. 

Selain WIFI, WIRG menjadi salah satu yang dihubungkan memiliki afiliasi dengan Hashim. Hal itu disebabkan adanya transaksi Aryo P.S Djojohadikusumo, yang merupakan putra Hashim, memiliki saham WIRG lewat PT Karunia Tidar Abadi sebesar 0,78 persen. Sebelumnya, jelang IPO, Karunia Tidar Abadi pegang sekitar 1 persen saham WIRG setara 93,48 juta lembar.

Namun, apakah PT Karunia Tidar Abadi masih pegang WIRG, jawabannya tidak bisa diketahui karena kepemilikannya di bawah 5 persen sehingga transaksi jual-beli tidak harus dilaporkan.

Selain WIFI dan WIRG, AADI juga dikaitkan dengan sosok Hashim. Kabar Hashim masuk AADI mencuat selaras dengan aksi spin-off ADRO melepas bisnis batu bara thermal-nya tersebut.

Hashim memang pernah memiliki ADRO dalam bentuk bisnis tambang batu bara thermal (AADI saat ini) 2 dekade silam. Kala itu, Hashim menjadi pemegang saham melalui perusahaan kongsi dengan taipan Sukanto Tanoto, yakni Beckkett Pte. Ltd.

Beckkett melalui PT Asminco Bara Utama menjadi pemilik 40 persen saham ADRO pada 1989. Saat krisi 1998 terjadi, Asminco gagal memenuhi kewajibannya ke Deutsche Bank AG senilai 100 juta dolar AS pada Agustus 1998. Akrhinya, Deutsche Bank memutuskan untuk melakukan eksekusi atas seluruh gadai saham yang dipegangnya.

Ada kabar beredar Beckkett ini siap akuisisi 40-45 persen saham AADI lagi setelah spin-off. Namun, hingga saat ini, pemegang saham pengendali AADI adalah PT Adaro Strategic Investment sebesar 41 persen. Selain itu, ada ADRO yang memegang 15,37 persen, Boy Thohir yang memegang 5,8 persen, afiliasi (yang tidak disebutkan secara detail) memegang 15,8 persen,dan publik sebesar 21,83 persen.

Dengan asumsi Hashim memiliki saham-saham tersebut dalam porsi minoritas, jika investasi kepada tiga saham tersebut dengan modal masing-masing Rp10 juta, berarti total Rp30 juta. Berarti keuntungannya mencapai Rp60,7 juta sehingga total aset menjadi Rp90,72 juta alias naik 202 persen.

Kenaikan saham konglomerasi Hashim didorong oleh WIFI yang naik 612 persen, sedangkan WIRG hanya naik 14,7 persen dan AADI turun 19,76 persen.

Saham Konglo yang Tidak Perform

Di sisi lain, tidak semua saham konglo lagi naik daun. Ada beberapa saham konglo yang secara keseluruhan lagi bernasib kurang bagus sepanjang 2025. Berikut 3 grup konglo yang kinerja sepanjang 2025 lagi turun.

Grup Panin

Saham Grup Panin menjadi salah satu saham konglo yang memiliki peforma kurang memuaskan tahun ini.

kami mencatat ada 10 saham yang berhubungan dengan Grup Panin, termasuk Ali Mumin Gunawan. Ke-10 saham tersebut antara lain konglomerasi Grup Panin seperti, PNLF, PNBN, PNBS, PANS, PNIN, CFIN, AMAG, dan VRNA. Di luar itu, Mumin Ali Gunawan juga masuk di saham KIJA dan BBHI.

Mumin Ali Gunawan memegang 21,08 persen saham KIJA, sedangkan untuk saham BBHI sebanyak 10,16 juta lembar setara 0,046 persen sejak 28 Februari 2025.

Jika menginvestasikan ke-10 saham tersebut masing-masing Rp10 juta berarti total Rp100 juta. Dari situ, nilai aset menjadi Rp94 juta atau turun Rp5,91 juta alias sebesar 5,91 persen.

Dari sisi kinerja harga, saham PNLF turun paling dalam sebesar 40,37 persen, disusul PNBN turun 37,22 persen. Adapun, 6 dari 10 saham mengalami koreksi, 2 stagnan. Tercatat yang naik hanya AMAG dan BBHI. 

Saham BBHI menjadi saham yang terafiliasi Grup Panin dengan cuan terbesar, yakni 49,66 persen.

Di sisi lain, untuk saham Grup Panin ceritanya masih tidak jauh dari rencana divestasi PNBN yang sudah tersiar sejak lebih dari 1 dekade silam.

Saham Terkait Low Tuck Kwong

Saham konglo Low Tuck Kwong juga mencatatkan kinerja yang kurang oke sepanjang tahun ini. 

Menurut penelusuran kami, ada 3 saham yang terkait dengan Low Tuck Kwong, yakni, BYAN, MYOH, dan TRJA. Hubungan antara Low Tuck Kwong dengan TRJA adalah aksi akusisi 75 persen saham TRJA oleh MYOH pada akhir 2023. Total nilai transaksi saat itu sekitar Rp307 miliar. 

Sebenarnya ada satu lagi saham Low Tuck Kwong lainnya, yakni VOKS, perusahaan kabel listrik, telekomunikasi, dan serta optik. Namun, saham tersebut sudah dilepas Low Tuck Kwong ke Hengtong Optic-Electric Internasional Co. Ltd senilai Rp403 miliar pada awal 2024.

Dengan tiga saham yang terkait Low Tuck Kwong ini, jika berinvestasi senilai Rp10 juta per sahamnya, berarti nilai aset turun Rp2,76 juta sehingga total aset menjadi Rp27,3 juta atau turun 9,22 persen.

Saham terkait Low Tuck Kwong yang paling underperform dalah TRJA turun 25 persen, serta BYAN turun 7,98 persen. Sementara itu, MYOH masih naik 5,59 persen.

5 Fakta Terkait Lonjakan IHSG, Lanjut Naik atau Koreksi Lagi?
IHSG sudah naik 7 persen dalam sebulan. Namun, apakah ini akan menjadi sinyal IHSG akan selalu naik atau ada risiko yang menghantui? simak 5 faktanya di sini

Saham Grup MNC

Saham konglomerasi dengan kinerja terburuk sepanjang 2025 adalah saham Grup MNC. Sebenarnya, saham Grup MNC sempat bersinar di 2024 setelah saham MSIN dan KPIG naik signifikan, tapi performa di 2025 sangat buruk.

Kami mencatat ada 11 saham yang terafiliasi dengan Grup MNC. Ke-11 saham tersebut antara lain, BABP, BHIT, MNCN, BMTR, IPTV, MSIN, MSKY, BCAP, KPIG, IATA, dan NOBU. Untuk NOBU, Grup MNC memiliki sebagian kecil sahamnya yang dikabarkan terkait rencana akuisisi-merger dengan BABP. Begitu juga dengan Grup Lippo yang juga punya sebagian kecil saham BABP.

Mirisnya, 3 dari 11 saham terkait MNC masuk ke papan notasi khusus, yakni BHIT, IPTV, dan IATA. Ketiga saham itu masuk papan notasi khusus karena harga rata-rata saham di pasar reguler di bawah Rp50 per saham, serta likuiditas rendah dengan rata-rata harian kurang dari Rp5 juta dan volume kurang dari 10.000 dalam 3 bulan terakhir sebelum masuk papan notasi khusus.

Ditambah, 8 dari 11 saham terkait MNC Grup itu mencatatkan penurunan sepanjang 2025. Tercatat, yang paling dalam adalah MSIN turun 40 persen, BMTR turun 27 persen, dan BHIT turun 26 persen.

Dengan 1 saham mencatatkan stagnan, artinya hanya 2 saham di Grup MNC yang naik, yakni KPIG naik 9,46 persen dan IPTV naik 18 persen.

Jika berinvestasi di 11 saham tersebut masing-masing Rp10 juta, berarti total aset senilai Rp110 juta mengalami penurunan Rp11 juta menjadi Rp98 juta atau turun 10,34 persen.

Jadi, Lebih Baik Kejar Saham Konglo yang Lagi Perform atau Underperform?

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini