Danantara Dikabarkan Lirik Investasi ke 4 Sektor Saham Ini

Ada beberapa sektor yang dirumorkan hingga disebutkan bakal jadi target investasi Danantara. Total ada 4 sektor yang ada kaitannya dengan emiten di IDX. Siapa saja ini?

saham yang dilirik Danantara

Mikirduit – Danantara sudah mendapatkan tambahan dana dividen dari beberapa emiten seperti TLKM dan SMGR. Lalu, mulai ada kisi-kisi apa saja tujuan investasi Danantara. Jadi, apa saja saham yang bisa terdampak dari aksi investasi Danantara?

Secara total, Danantara sudah mengantongi dana sekitar Rp61 triliun dari BBNI, BBRI, BMRI, BBTN, TLKM, dan SMGR (saham BUMN induk yang langsung dipegang oleh Danantara). Dari sini, banyak yang bertanya, apakah Danantara akan masuk ke pasar saham?

Sebelumnya, Danantara memang mengungkapkan bakal menjadi liquidity provider di pasar saham. Pas banget, BEI juga lagi buka pendaftaran liquidity provider, meski saat ini belum ada kabar siapa saja para liquidity provider tersebut. (Bisa jadi memang tidak diumumkan juga sih)

Secara umum, arah Danantara lebih ke direct investment ke proyek-proyek yang dianggap bisa mendukung perekonomian. Misalnya, Danantara jadi entitas yang berinvestasi di salah satu proyek emiten seperti smelter, wilayah kerja panas bumi, dan lainnya. Jadi, Danantara ada kepemilikan di proyek tersebut. Dari situ, Danantara bisa mendapatkan uangnya kembali jika melepas proyek tersebut ke investor strategis lainnya dengan harga lebih tinggi dari investasi. Dengan syarat, proyek tersebut telah menghasilkan sehingga lebih mudah dilepas. 

Pertanyaanya, kira-kira, kemana saja rencana investasi Danantara?

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir seperti dikutip dari Bisnis.com mengungkapkan rencana investasinya terkait sektor hilirisasi (ketahanan energi), ketahanan pangan, data center hingga, kesehatan.

"Kami juga akan mengumumkan investasi ke sektor kesehatan dalam beberapa pekan ke depan," ujar Pandu seperti dikutip dari Bisnis.com pada 25 Mei 2025.

Di luar itu, ada beberapa samar-samar spekulasi BUMN yang berpotensi hingga sedang dinegosiasi untuk investasi Danantara. Berikut ini saham-saham yang bisa terkait dengan Danantara.

Saham ANTM

Seperti ulasan kami sebelumnya, Danantara mengumumkan rencana masuk ke proyek Titan dan Dragon (terkait hilirisasi ekosistem kendaraan listrik) dari konsorsium ANTM bersama beberapa investor asal China dan BUMN seperti Pertamina hingga PLN. 

Dalam proyek itu, status Danantara ingin masuk untuk meningkatkan porsi Indonesia. Saat ini, Danantara lagi bernegosiasi dengan investor asing terkait seperti Huayou (yang baru masuk ke Proyek Titan menggantikan LG) hingga CATL di proyek Dragon. 

Di sisi lain, harga saham ANTM sudah cukup mahal dengan PBV sebesar 2,26 kali. Angka itu sudah di atas rata-rata 5 tahunnya. Ditambah, dengan harga saat ini, tingkat dividen ANTM hingga payout ratio 100 persen juga sudah kurang menarik hanya 4-5 persen.

Apalagi, jika menggunakan asumsi PBV 3 tahunnya, harga saham ANTM sudah agak pucuk dengan asumsi puncak tertinggi ada di standard deviasi +1 PBV 3 tahunnya senilai Rp2.998 per saham.

valuasi ANTM Investing Pro
Jika kamu ingin menggunakan Tools Investing Pro, kamu bisa dapatkan Diskon Khusus tambahan 15% dengan klik link di sini

Sinyal posisi puncak ini juga sudah diberikan sinyal lewat metriks EV/Ebitda Multiple yang bisa dilihat di investing.com pro sekitar Rp3.114 per saham. EV Ebitda Multiple ini adalah metrik rata-rata sektoral dengan EV/Ebitda. Jadi dari EV/Ebitda rata-rata sektoral itu dijadikan asumsi wajar. EV/Ebitda biasanya menjadi metriks yang lebih lazim digunakan untuk emiten tambang serta emiten dengan capital intensive lainnya seperti telekomunikasi.

Danantara Masuk ke Proyek Titan dan Dragon, Sejauh Apa ANTM Bisa Terbang?
Isu danantara masuk ke proyek Titan dan Dragon disebut menjadi penyebab harga saham ANTM terbang. Lalu, seberapa bagus prospek ANTM dengan masuknya Danantara ke proyeknya mereka?

Saham GIAA

Saham GIAA juga mulai dapat sorotan setelah muncul kabar Danantara kan menyuntikkan modal. GIAA pun bakal melakukan RUPS tahunan pada 28 Mei 2025 dan RUPS Luar Biasa pada 30 Juni 2025. Untuk mata acara RUPS Luar Biasa belum diumumkan oleh perseroan. 

Rencana penyertaan modal Danantara ke GIAA pun menjadi sorotan karena kondisi secara kinerja keuangan, maskapai nomor satu di Indonesia itu tengah mengalami posisi ekuitas negatif per kuartal I/2025 hingga 1,39 miliar dolar AS. (Tingkat ekuitas negatif meningkat dari akhir 2024 senilai 1,31 miliar dolar AS)

Pertanyaannya, kenapa dulu GIAA bisa mengalami ekuitas negatif? apakah bisa dipulihkan?

Pertama, secara teknis, GIAA mulai mengalami ekuitas negatif sejak pandemi Covid-19. Saat itu, mobilitas masyarakat yang terbatas membuat operasional GIAA juga tidak beroperasi optimal.

Akhirnya, GIAA mencatatkan ekuitas negatif 1,94 miliar dolar AS pada  2020. Posisi ekuitas negatif itu selaras dengan kerugian jumbo GIAA mencapai 2,44 miliar dolar AS pada 2020. Tingkat kerugian terus membengkak pada 2021 menjadi 4,16 miliar dolar AS. 

GIAA sempat mengejutkan pasar setelah mencatatkan laba bersih 3,73 miliar dolar AS pada 2022. Namun, secara bisnis GIAA masih mengalami kerugian. Adapun, laba bersih pada 2022 didorong dari pendapatan restrukturisasi utang yang mencapai 2,85 miliar dolar AS. 

Lalu, GIAA sempat mencatatkan laba bersih 250 juta dolar AS pada 2023. Dalam kondisi kinerja keuangan 2023, secara teknis bisnis GIAA mulai menguntungkan, dari segi laba usaha sudah positif 310 juta dolar AS. Meski, jumlah itu masih lebih rendah dari beban keuangan (bayar utang) senilai 456 juta dolar AS.

Posisi laba GIAA di 2023 juga masih ada dorongan tambahan pendapatan lain-lain dan restrukturisasi utang yang mencapai 500 juta dolar AS. 

Kedua, secara bisnis GIAA memiliki tingkat operating profit margin yang sangat rendah hingga di bawah 10 persen. Jika dilihat dari 2009 hingga 2024, tingkat operating profit margin terbesar terjadi pada 2012 sebesar 4,84 persen. 

Artinya secara bisnis, GIAA kurang efisien. Sehingga ketika ada risiko ekonomi seperti pandemi Covid-19, kinerja GIAA langsung mengalami kerugian signifikan. 

Jika melihat, dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), ada beberapa utang usaha GIAA yang krusial, termasuk terkait sewa pesawat. Total sekitar Rp4,4 triliun kewajiban sewa pesawat jatuh tempo dalam kurang dari 1 tahun. Jika ditambah utang usaha lainnya bisa mencapai Rp6,2 triliun. 

Apabila Danantara menyuntik modal tersebut, hal itu bisa menjaga operasional GIAA tetap berjalan optimal untuk pemulihan kinerja di masa depan. Risiko dari bisnis GIAA adalah fluktuasi harga bahan bakar dan tingkat daya beli masyarakat. 

Saham PGEO

PGEO dinilai memiliki peluang kolaborasi dengan Danantara terbesar karena salah satu tujuan investasinya adalah Ketahanan Energi. 

Apalagi, PGEO tengah memiliki target ambisius untuk menambah 395 MW kapasitas listriknya dalam dua tahun ke depan.

Menariknya, Direktur Utama PGEO Julfi Hadi seperti dikutip Bisnis.com mengaku berharap Danantara melirik proyek pengembangan PGEO untuk target investasi ke depannya. 

Karakter bisnis PGEO memang capital intensive, yakni membutuhkan modal besar untuk menambah kapasitas. Jika wilayah kerja panas buminya sudah beroperasi, sebenarnya dari segi risiko bisnis cukup rendah dan akan mendapatkan recurring income yang cukup stabil. 

Harga saham PGEO pun sempat melonjak tinggi dalam beberapa pekan terakhir hingga di pucuknya sekitar Rp1.400-an per saham. 

Kenaikan saham PGEO berkaitan dengan berbagai kabar dari rencana pembagian dividen jelang RUPS tahunan, penambahan bisnis baru, hingga lelang wilayah kerja panas bumi oleh Kementerian ESDM. 

Kementerian ESDM bakal melelang 10 wilayah kerja panas bumi dan 11 wilayah penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi pada 2025. Beberapa contoh wilayah kerja panas bumi yang akan dilelang antara lain:

  • Danau Ranau cadangan status mungkin 42,6 MW dan pengembangan 20 MW (high)
  • Gunung Endut cadangan status mungkin 38 MW dan pegembangan 35 MW (medium)
  • Gunung Galunggung dengan cadangan status mungkin 110 MW dan pengembangan 110 MW (Medium)

Dengan karakter bisnis pembangkit panas bumi bisa bertumbuh jika ada ekspansi wilayah kerja baru, lelang dari kementerian ESDM ini memberikan ekspektasi ruang bertumbuh untuk PGEO jika memenangkan beberapa wilayah kerjanya. Meski, nantinya setelah memenangkan lelang wilayah kerja tidak langsung terepresentasi ke kinerja keuangan alias membutuhkan waktu. 

Sektor Kesehatan

Salah satu yang menarik adalah ketika Danantara mengungkapkan rencana investasi ke sektor kesehatan. Secara umum, jika bicara sektor kesehatan di bawah BUMN adalah entitas di bawah Biofarma seperti INAF dan KAEF yang kondisinya cukup memprihatinkan. 

Kondisinya, KAEF dalam 3 tahun terakhir mengalami kerugian. Bahkan, perseroan belum merilis laporan keuangan sejak kuartal III/2024 sehingga akhirnya masuk papan notasi khusus. 

Posisi KAEF juga tengah diujung tanduk dengan DER 1,31 kali, posisi kas terakhir Rp500 miliar, perseroan punya short term debt mencapai Rp5,18 triliun. 

Kondisi INAF lebih memprihatinkan. Perseroan sudah merugi sejak 2021 dan mencatatkan ekuitas negatif Rp789 miliar. Dalam kondisi memiliki utang Rp441 miliar dengan kas hanya ada Rp8 miliar. 

Jika nantinya Danantara investasi ke sektor kesehatan bagian farmasi seperti Biofarma, artinya ada aksi investasi ke bidang vaksin. Apalagi, sebelumnya Bill Gates sempat ke Indonesia dan akan uji coba di Indonesia. Vaksin milik Bill Gates itu sudah mencapai uji klinis tahap 3 dan melakukan uji coba untuk menilai tingkat kecocokan vaksin dengan gen di Indonesia.

Selain itu, peluang investasi di sektor kesehatan ada di holding rumah sakit BUMN. PT Pertamina Bina Medika menjadi Indonesia HealthCare Corporation yang membawahi rumah sakit di bawah BUMN. 

Holding rumah sakit BUMN ini berencana untuk melakukan digitalisasi layanan kesehatan. Nantinya, holding BUMN rumah sakit ini berharap layanan digital bisa dimanfaatkan untuk daerah terpencil di Indonesia serta efisiensi biaya operasional. 

Lalu, holding BUMN rumah sakit ini juga berencana menambah fasilitas baru seperti, Bali Internasional Hospital. Namun, tidak ada entitas yang sudah menjadi perusahan terbuka terkait holding BUMN rumah sakit ini.

Kabarnya, holding BUMN rumah sakit ini baru berencana IPO pada 2028 setelah integrasi dan transformasi bisnis telah selesai dilakukan.

Butuh diskusi saham real time bersama ratusan investor hingga pilihan saham murah menarik setiap bulan?

Kamu bisa diskusi dan tanyakan dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini