Bisnis Ketiga Elon Musk: Jatuh Bangun Menuju Mars

Bisnis ketiga elon musk lebih gila dari sekadar mengejar mimpi jadi Amazon di sektor keuangan karena dia bermimpi membangun koloni di Mars. Gimana hasilnya?

Bisnis Ketiga Elon Musk: Jatuh Bangun Menuju Mars

Mikirduit – Elon Musk memulai bisnis ketiganya setelah mendapatkan modal dari penjualan Paypal senilai 250 juta dolar AS. Bisnis ketiga Elon Musk ini sangat berbeda dibandingkan sebelumnya, yakni merambah eksplorasi luar angkasa, yakni SpaceX. 

Elon Musk mulai tertarik dengan eksplorasi ruang angkasa setelah dikudeta oleh Peter Thiel dari posisi CEO Paypal pada akhir 2000. Kala itu, seorang pengusaha bernama Adeo Ressi bertanya kepada  Elon terkait rencananya setelah Paypal. 

Dalam publikasi berjudul  Liftoff: Elon Musk and the Desperate Early Days That Launched SpaceX pada 2 Maret 2021, Elon Musk menyebutkan rencananya terkait dengan eksplorasi luar angkasa. Hal itu terpikirkannya setelah Elon melihat website NASA, dan mereka tidak memiliki rencana misi manusia ke Mars. Di sini, Elon memiliki rencana besar untuk eksplorasi luar angkasa dan menggagas misi manusia ke Mars.

Dalam mencapai tujuannya, Elon mulai menghadiri konferensi luar angkasa hingga menyediakan dana untuk proyek terkait bidang tersebut. Beberapa diantaranya adalah, The Planetary Society's Solar Sail dan The Ansari X Price yang juga membuat kompetisi penerbangan luar angkasa berawak. 

Lalu, Elon menjanjikan sekitar 100.000 dolar AS kepada Mars Society hingga diangkat menjadi dewan direksi di komunitas tersebut pada 2000. Namun, pada Agustus 2001, Elon mengundurkan diri dari posisinya di Mars Society tersebut.  

Meski mundur dari Mars Society, Elon mendapatkan koneksi dengan insinyur luar angkasa dari pendiri Mars Society, yakni Jim Cantrell. Sosok itu juga menjadi penasehat teknis untuk proyek Mars Gravity Biosatellite milik publik. 

Pertemuan Elon dengan Jim serta beberapa rekannya itu melahirkan sebuah proyek besar, yakni Mars Oasis. Proyek itu bertujuan untuk menanam tanaman di tanah mars sebagai kampanye menarik minat terhadap misi manusia ke Mars. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, Elon bersama timnya dua kali mengunjungi Rusia untuk bernegosiasi terkait roket untuk ke Mars. Namun, dalam proses negosiasi ke Rusia, Elon Musk dan pihak Rusia tidak deal. Alasan resmi, kabarnya harga roket Rusia terlalu mahal senilai 8 juta dolar AS (dalam hitungan 2002) per roket. Tim Elon pun khawatir harga roket itu bisa naik hingga kesepakatan selesai. 

Di luar itu, ada cerita unik yang melahirkan SpaceX sebagai perusahaan roket dari pertemuan di Rusia tersebut. Jadi, ketika dalam negosiasi roket itu, ada kejadian seorang perancang roket Rusia meludahi sepatu Elon Musk. Gara-gara itu Elon langsung pulang kembali ke Amerika Serikat dengan penuh kekesalan.

"Kejadian itu sangat menyinggung perasaan Elon hingga dia memutuskan untuk terbang pulang dan memulai perusahaan roketnya sendiri untuk bersaing dengan mereka [Rusia]," tulis mantan wakil administrator NASA Lori Garver dalam buku tentang Komersialisasi Ruang Angkasa seperti dikutip dari Business Insider.

Lahirnya SpaceX

Setelah kegagalan negosiasi roket dengan Rusia itu, Elon Musk mempertimbangkan untuk membuat roket sendiri. Apalagi, setelah dia mempertimbangkan program misi ke Mars akan menjadi tidak berkelanjutan jika tidak didukung biaya peluncuran roket yang terjangkau.

Di sini, Elon sempat bertemu beberapa insinyur dirgantara di Los Angeles untuk membahas pendirian perusahaan peluncuran roket luar angkasa. Sayangnya, ide Elon dicemooh, tapi itu tidak mematahkan semangatnya. 

Elon tetap mendirikan perusahaan peluncuran roket luar angkasa itu dengan mengundang lima orang yang bergabung sebagai karyawan awal, yakni Jim Cantrell, Michael Griffin, John Garvey,Tom Mueller, dan Chris Thompson. Sayangnya, Griffin, Cantrell, dan Garvey menolak undangan tersebut, sehingga karyawan pertama dan kedua perusahaan itu adalah Mueller dan Thompson. 

Dalam tahap awal, Elon menyimbang sekitar 90 juta hingga 100 juta dolar AS untuk modal awal perusahaan peluncuran roket tersebut. Modal itu diambil dari hasil penjualan Paypal kepada eBay jatah Elon senilai 250 juta dolar AS. Modal awal itu termasuk untuk menggaji dua karyawannya selama dua tahun. 

Perusahaan peluncuran roket itu pun dinamakan Space Exploration Technologies Corporation disingkat menjadi SET. Namun, Elon memiliki ambisi cukup tinggi dengan huruf X sehingga namanya diubah menjadi SpaceX. Di sini, SpaceX didirikan pada 14 Maret 2002.

Bisnis Pertama Elon Musk, Harus Irit Hingga Kudeta CEO
Kini memang Elon Musk jadi salah satu orang terkaya, tapi mau tau bagaimana caranya dia mulai? selama beberapa pekan ke depan kita akan membahas sosok elon musk secara detail di sini ya

Roket Pertama SpaceX

Proyek pertama SpaceX adalah Roket Falcon I. Nama Falcon diambil dari Millenium Falcon dalam film Star Wars. 

Dalam proses pembuatan roket pertamanya, Elon membagi tugas dengan dua karyawannya, Elon mengambil peran sebagai Chief Engineer, sedangkan Mueller mengembangkan mesin roket, tangki propelan, dan pipa. Lalu Thompson fokus untuk membuat badan roket dan koplingnya. Lalu, ada satu mitra yang direkomendasikan Thompson ke Elon, yakni Hans Koenigsmann yang fokus membuat sistem elektronik roket. Serta ada Gwynne Shotwell yang fokus sebagai Kepala Sales SpaceX. 

Sesuai misinya, Elon Musk membuat roket SpaceX ini dengan biaya peluncuran yang murah, yakni sekitar 6 juta dolar AS per peluncuran dibandingkan dengn Rusia yang menawarkan 8 juta dolar AS. 

Proses pembuatan roket pun memakan waktu hingga 1 tahun. Elon berharap roket ini bisa terbang pada akhir 2003. Namun, pada Desember 2005 roket SpaceX itu siap terbang untuk pertama kalinya.

Proses penerbangan Falcon I yang memakan waktu dua tahun disebabkan oleh mencari posisi tempat peluncuran yang terbaik. Awalnya, SpaceX ingin meluncurkan roket pertamanya di Vandenberg, dekat kantor pusatnya. Namun, setelah mendapatkan pesanan peluncuran roket RazakSAT dengan target orbit dekat khatulistiwa dari pemerintah Malaysia pada 2003, mereka mengetahui kalau Vandenberg bukan yang terbaik untuk peluncuran roket. 

Ditambah, angkatan udara AS juga menunda pemberian izin untuk peluncuran SpaceX. Alasannya, ada juga rencana peluncuran satelit pengintai Titan IV. Akhirnya, SpaceX meninggalkan peralatan senilai 7 juta dolar AS di Vandenberg, kawasan dekat kantor pusat mereka milik angkatan udara tersebut. 

Alasannya, menunggu peluncuran Titan IV atau menggugat angkatan udara bukan opsi yang bagus juga bagi SpaceX kala itu. Akhirnya, SpaceX memilih Pulau Omelek, Atol Kwajelein untuk peluncuran Falcon, tempat peluncuran roket satelit Malaysia sebelumnya. Apalagi, beberapa infrastruktur juga sudah ada di sana.

Sayangnya, hal itu bukan berarti peluncuran roket pertama akan berjalan lancar. Roket pertama SpaceX gagal total setelah adanya kebocoran bahan bakar sehingga roket meledak pada awal 2006. Penyebabnya, mur saluran bahan bakar berkarat akibat kena cipratan air sehingga Elon mengganti bahan bakunya dari aluminium menjadi baja tahan karat. 

Begitu juga dengan dua peluncuran roket SpaceX selanjutnya yang gagal total setelah ada masalah proses pemisahan roket dengan pesawat ruang angkasa untuk mencapai orbit. 

Saat itu, dengan permodalan sekitar 100 juta dolar AS dari Elon Musk ditambah pendanaan sekitar 278 juta dolar AS dari NASA hampir ludes. SpaceX pun terancam bangkrut, apalagi ELon menghadapi masalah keuangan di Tesla, salah satu investasi Elon bersamaan saat mengembangkan SpaceX.

Bisnis Kedua: Elon Musk Ingin Buat Amazon di Sektor Keuangan
Setelah mendapatkan dana segar 22 juta dolar AS dari penjualan bisnis pertamanya. Elon Musk mulai bangun bisnis baru yang sebenarnya platformnya masih eksis sampai sekarang. Apa itu? cek selengkapnya di sini

Diselamatkan Eks Partner

Untuk melakukan peluncuran roket keempat, Elon terpaksa membutuhkan pendanaan eksternal. Elon sempat bernegosiasi dengan Perusahaan Kedirgantaraan Northrop Grumman untuk investasi, tapi tidak ada kata sepakat. 

Akhirnya, The Founders Fund, yang didirikan oleh eks rekan Elon di Paypal seperti Peter Thiel, Luke Nosek, dan Ken Howery bersedia investasi di sana senilai 20 juta dolar AS. 

Dengan pendanaan eksternal Peter Thiel dan kawan-kawan, roket Falcon-1 milik SpaceX resmi meluncur dengan sukses pada 28 September 2008 dari Pulau Omelek, Kepulauan Marshall. Ini menjadi rekor baru, bukan cuma kesuksesan pertama SpaceX, tapi kesuksesan perusahaan swasta pertama yang berhasil meluncurkan roket.

Dalam proses peluncuran keempat ini, SpaceX hanya menambah waktu antara pemadaman tahap pertama dengan pemisahan tahap kedua. Soalnya, kegagalan di peluncuran ketiga hanya terkait masalah waktu tersebut. 

Setelah sukses meluncurkan roket pertamanya, Elon Musk mengatakan dirinya mengacaukan tiga peluncuran pertama yang gagal. "Itu adalah uang terakhir yang kami miliki untuk Falcon 1. Takdir mempertemukan kami di peluncuran keempat dan itu berhasil," ujarnya. 

Setelah berhasil meluncurkan roket tersebut, SpaceX pun mendapatkan pendanaan lebih banyak dari NASA serta beberapa investor swasta. 

Adapun menurut Investopedia dan Craft.co, komposisi pemegang saham di SpaceX hingga 2023 terdiri dari: 

  • Elon Musk: 54 persen
  • The Founders Fund: 10,4 persen
  • Fidelity Investment: 10,2 persen
  • Google (Google Ventures): 7,5 persen
  • Baillie Gifford and Valor Equity Partners: nominal persentase tidak diketahui

Pencapaian SpaceX Setelah Kesuksesan Pertamanya

Setelah keberhasilan yang pertama, langkah SpaceX selanjutnya terbilang lebih lancar. Meski, sempat ada kejadian roket Falcon 9 SpaceX meledak dua menit setelah penerbangan pada 2015 dan juga ledakan kedua pada 2016 saat uji api statis jelang peluncuran. Namun, masalah itu bisa diatasi bahkan dengan biaya yang lebih hemat sekitar 30 persen. Roket Falcon 9 kembali digunakan pada 2017. 

Di luar itu, ada sekitar 6 pencapaian SpaceX setelah keberhasilan pertamanya seperti:

Pertama, Pesawat Ruang Angkasa Dragon Space X mencapai stasiun luar angkasa internasional pada 2012. Ini adalah pesawat ruang angkasa komersial pertama yang mengirimkan kargo ke International Space Station (ISS) pada 2012. Aksi itu membuat SpaceX mendapatkan kontrak kerja sama baru dengan NASA. Dragon 1 telah menerbangkan 23 misi kargo ke ISS hingga 2020. Setelah itu SpaceX mengembangkan Dragon 2 yang bisa membawa kargo serta astronot. 

Kedua, SpaceX meluncurkan Tesla Roadster ke luar angkasa menggunakan roket Falcon Heavy pada 2018. Jadi, Tesla Roadster denngan manekin pakaian astronot itu digunakan sebagai uji beban roket. 

Ketiga, SpaceX menerbangkan pesawat ruang angkasa dengan awak  pada 2020. Pesawat ruang angkasa Crew Dragon yang membawa dua astronot Doug Hurley dan Bob Henken lepas landas dengan roket Falcon 9 pada 30 Mei 2020. Ini menjadi pertama kalinya AS meluncurkan astronot ke orbit dengan pesawat ruang angkasa baru sejak peluncuran perdana pesawat ulang-alik pada 1981. 

Keempat, SpaceX melakukan uji terbang suborbital Starship untuk membangun pemukiman di Mars tanpa meledak pertama kalinya di Mei 2021.

Kelima, SpaceX meluncurkan Starship ke orbit untuk pertama kalinya pada April 2023. Sayangnya, kurang sukses karena Starship meledak di udara. 

Keenam, SpaceX meluncurkan penerbangan luar angkasa sipil pertamanya, Insipiration4 pada 2021. Miliarder Jared Issacman menyewa penerbangan luar angkasa bersama tiga penumpang lainnya selama tiga hari di luar angkasa. Ini menjadi penerbangan luar angkasa berawak pertama mencapai orbit tanpa ada astronot profesional di dalamnya.

Kesimpulan

Pelajaran dari kisah bisnis ketiga Elon Musk adalah kamu pasti ingat kisah di bisnis kedua ketika Elon dikudeta oleh Peter Thiel. Saat itu Elon memang kesal, tapi dia tetap menjaga hubungan baik dengan para partner-nya tersebut. Hasilnya, para partnernya itu juga yang membantunya saat SpaceX kesulitan. 

Selain itu, saat ini menulis ini, saya pikir salah satu yang membuat Elon Musk bisa mencapai semuanya adalah kerja keras dan berani merealisasikan ide gila. Hal yang mungkin tidak terpikirkan membangun bisnis eksplorasi luar angkasa yang ternyata sejauh ini masih bisa bertahan hingga saat ini dan bersaing dengan perusahaan yang lebih besar seperti Boeing, Lockheed Martin, dan lainnya. 

Bahkan, SpaceX sudah mulai mencatatkan laba bersih senilai 55 juta dolar AS pada kuartal I/2023 dengan net profit margin sebesar 3,7 persen. Posisi margin keuntungan bersih SpaceX dinilai masih lebih baik dibandingkan dengan bisnis luar angkasa Boeing yang masih merugi. Meski, tidak lebih baik dibandingkan dengan Lockheed Martin Space yang punya margin 8,8 persen dan Northrop Grumman Space System sebesar 9,4 persen. Namun, balik lagi, SpaceX sudah mencatatkan keuntungan, setidaknya lebih cuan daripada GOTO. 

Mau dapat guideline saham dividen 2024-2025?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini