Bisnis Pertama Elon Musk, Harus Irit Hingga Kudeta CEO
Kini memang Elon Musk jadi salah satu orang terkaya, tapi mau tau bagaimana caranya dia mulai? selama beberapa pekan ke depan kita akan membahas sosok elon musk secara detail di sini ya
Mikirduit – Elon Musk kembali merebut tahta sebagai orang terkaya pertama di dunia setelah beberapa kali disalip oleh pemilik produk gaya hidup branded Louis Vitton, Bernard Arnault. Dalam rubrik inspirasi ini, kami akan mengulas series kisah Elon Musk menjadi kaya.
Salah satu kabar yang beredar, Elon Musk disebut anak dari pemilik tambang zamrud di Afrika Selatan. Namun, Musk memberikan klarifikasi terkait fakta tersebut pada September 2022 yang dikutip dari The Street.
Elon mengaku marah karena eks menteri tenaga kerja AS era Bill Clinton, Robert Reich menyebutkan Elon bisa menjadi kaya karena memiliki privilege keuangan untuk memulai bisnis, sehingga klaimnya sebagai perintis kekayaannya sendiri itu tidak valid.
Elon pun mengungkapkan dirinya dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Bahkan, saat muda, dia sudah membantu keuangan ayahnya.
"Errol Musk telah kehabisan uang di 1990-an. Akhirnya, kakakku dan aku memberikan bantuan finansial kepada keluarga besar di Afrika Selatan. Bantuan itu sebagai syarat agar Errol tidak melakukan hal yang buruk, tapi sayangnya dia tetap melakukan hal yang buruk," ujarnya.
Perjalanan karier seorang Elon Musk pun juga bukan semulus jalan tol. Elon datang ke California, Amerika Serikat (AS) pada 1990-an. Lalu, Musk juga sempat pindah ke Sillicon Valley untuk ke sekolah pascasarjana Stanford dan berharap bisa mulai terlibat dalam internet.
Seperti dikutip dari CNBC.com pada 2018, Elon bilang dirinya tidak terlalu yakin dengan apa yang dilakukannya di masa depan. "Namun, aku pikir menciptakan sesuatu akan menjadi hal yang keren untuk dilakukan. Namun, aku tidak yakin menciptakan sesuatu itu dalam hal membangun perusahaan sendiri atau bekerja di perusahaan yang bisa membuat hal keren," ujarnya.
Akhirnya, dia sempat mencoba melamar pekerjaan di Netscape Communication, sebuah perusahaan yang menciptakan browser web pertama kali, yakni Netscape Navigator pada 1995 (Netscape jadi salah satu perusahaan disruptor dunia saat itu dengan inovasinya). Sayangnya, Musk tidak diterima di perusahaan tersebut.
Seperti bukan takdir, kegagalan Elon menjadi karyawan Netscape justru membuatnya untuk membangun salah satu bisnis yang mengubah hidupnya.
Membuat Buku Yellow Page di Website
Kamu yang anak 1980-1990-an pasti tahu dengan buku Yellowpage yang sangat tebal dan berisi berbagai nomor telepon dan direktori orang-orang serta toko di satu wilayah. Membuat direktori di website, jika melihat zaman ini mungkin menjadi salah satu hal yang biasa, tapi di 1995, itu menjadi hal yang luar biasa. Di mana, kita bisa mencari kedai makanan terdekat lewat website.
Ide Elon membuat direktori secara online lahir saat dia magang di Sillicon Valley. Jadi, waktu itu tanpa sengaja Musk mendengar sales Yellowpages menawarkan daftar list internal yang sudah dibuat secara online juga dicetak dalam bentuk buku.
Sebenarnya, ketika mendengarnya itu seperti memproses urusan administrasi dengan e-KTP, tapi masih wajib bawa fotokopian KTP-nya kan?
Dari sini, Elon mendapatkan inspirasi membuat direktori web yang bisa dicari lebih cepat dan mudah secara online. Di sini, Elon bersama Kimbal dan seorang mitra Greg Kouri, seorang profesional dan investor keturunan Lebanon, pun memulai perjalanan Zip2 si Yellowpages online.
Ketiga orang itu pun patungan untuk bisa mendirikan perusahaan yang dinamakan Zip2 tersebut (sebelumnya sempat dinamakan Global link Information Network).
Elon mengungkapkan, mereka patungan dengan komposisi:
- Elon Musk: 2.000 dolar AS + PC
- Kimbal Musk: 5.000 dolar AS
- Greg Kouri: 8.000 dolar AS
Elon mengakui dirinya juga mendapatkan uang dari ayahnya sekitar 10 persen dari total pendanaan angel investor selanjutnya sekitar 200.000 dolar AS. Artinya, Elon mendapatkan bantuan dari ayahnya kurang dari 20.000 dolar AS. Total dana yang didapatkan pada awalnya sekitar 28.000 dolar AS artinya, ayahnya hanya menyumbang sekitar 12.000 dolar AS.
Mereka pun menyewa sebuah kantor kecil di 430 Sherman Avenue di Palo Alto, California. Kantor itu seukuran apartemen studio dengan lokasi yang tidak strategis. Di sini, ELon dan Kimbal membagi tugas, Elon mengurus coding, sedangkan Kimbal di bagian penjualan.
Hal pertama yang dilakukan dalam pengembangan Zip2 itu adalah membeli direktori bisnis lokal senilai ratusan dolar AS. Lalu, mereka bernegosiasi dengan salah satu perusahaan GPS saat itu, yakni Navteq untuk bisa memberikan akses gratis via Zip2.
"Kami cukup menuliskan kode yang diperlukan dan menggabungkan dengan database Navteq. Lalu, setiap orang bisa menemukan tempat pizza terdekat dan mencari cara untuk bisa ke sana," ujar Elon saat itu.
Namun, teknolgi Zip2 ini juga sebuah kejutan di masa itu. Tidak semua orang bisa menggunakan Zip2. Bahkan, banyak juga yang tidak percaya dengan ide bisnis Musk bersaudara tersebut.
Tantangan Bisnis Pertama Elon Musk
Salah satu tantangan bisnis pertama Elon Musk adalah keterbatasan dana. Mereka memang punya dana sekitar 28.000 dolar AS, tapi itu menjadi cashflow terakhir mereka juga. Apalagi, Elon dan Kimbal sudah menyertakan seluruh tabungan.
Akhirnya, untuk menjalankan itu, mereka harus menghemat biaya operasional juga seperti:
- Mereka tidak menyewa apartemen untuk tinggal, jadi tidurnya di sofa kantor.
- Komputer digunakan bergantian, siang hari untuk server, sedangkan malam hari digunakan Elon untuk coding. Alasannya, internet di malam hari bisa lebih cepat sehingga proses coding lebih efektif dan efisien.
- Internet menggunakan koneksi modem dial-up yang paling murah. Hingga akhirnya, mereka berhasil negosiasi dengan startup di kantor bawah mereka untuk menyambungkan kabel internet lewat lubang dinding antar lantai tersebut. Sehingga, mereka bisa mendapatkan koneksi internet yang lebih bagus.
- Bahkan, Elon dan Kimbal mandi di kamar mandi karang taruna gereja setempat yang jaraknya cukup jauh
Setelah websitenya aktif, Elon memperkerjakan tiga tenaga penjualan dengan basis komisi. Jadi, para tenaga penjual itu akan mencari sponsor yang namanya bisa ditulis di direktori website mereka. Di sini, cashflow Zip2 mulai masuk meski masih tipis. Untuk itu, mereka terus berupaya menjaga pengeluaran agar cashflow bisa tetap positif dan bisa menarik investor.
Hingga akhirnya, Zip2 mendapatkan investor pertamanya setahun kemudian setelah didirkan, yakni pada 1996. Perusahaan modal ventura Mohr Davidow Ventures berinvestasi sektiar 3 juta dolar AS ke perusahaan tersebut, dengan syarat Elon menyerahkan sebagian besar sahamnya dan kendali operasional kepada eksekutif teknologi bernama Rich Sorkin.
Elon pun dicopot jabatannya dari posisi Chief Technology Officer perusahaannya sendiri. Di sini, Elon sungguh benci melihat perusahaannya dijalankan oleh orang lain, tapi tidak dipungkiri dia juga butuh uang untuk membawa Zip2 bisa mencapai level yang lebih tinggi.
Sebagai profesional, Sorkin pun mengalihkan fokus bisnis Zip2 dari lokal regional kota, menjadi Amerika Serikat. Skala cakupan kliennya pun berubah dari toko buma dan dealer mobil, Sorkin menawarkan layanan Zip2 ke surat kabar di seluruh Amerika Serikat.
Strategi Sorkin pun cukup mengesankan. The New York Times Company mendaftar untuk situs web pertamanya dengan Zip2 bersama dengan Chicago Tribune dan media properti besar seperti, Knight Ridder dan Hearst Corporation. Saat itu, bisnis media memang masih punya cashflow tebal dan cukup menguntungkan.
Di sini, Sorkin menilai perusahaan media cetak itu membutuhkan sesuatu untuk membuat bisnisnya berkembang dan tidak bangkrut. Zip2 pun membantu para media cetak itu bernapas lebih panjang dengan direktori onlinenya tersebut.
Dengan pendapatan yang terus bertambah, Zip2 mulai merekrut software enginer terbaik di Silicon Valley. Nah, di sini masalah berlanjut, di mana codingan Musk tidak cukup rapi sehingga tidak bisa dilepas ke orang lain begitu saja.
Di sini, konflik mulai terjadi, ketika para software engineer memperbaiki kode tersebut. Elon pun menulis ulang kode programnya setelah para karyawannya pulang. Di sini, konflik internal mulai terjadi.
Puncaknya, ketika Elon menuduh Sorkin menggunakan strategi bisnis yang salah dengan tidak menjangkau konsumen secara langsung, melainkan melalui media cetak. Meski, faktanya strategi Sorkin membuat Zip2 menjadi salah satu perusahaan yang menguntungkan. Elon sendiri punya pendapat hal-hal yang membantu sistem lama mempertahankan diri dari disrupsi internet tidak akan membuat internet menjadi lebih baik.
Masalah pun terjadi setelah Sorkin mencoba merger Zip2 dengan Citysearch, perusahaan kompetitor yang lebih besar, pada 1998. Merger antara Citysearch dan Zip2 ditenggarai sebagai salah satu potensi merger paling sukses di Amerika Serikat.
Pasalnya, kedua perusahaan itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti:
- CitySearch memiliki fokus bisnis terkait seni dan hiburan lokal, sedangkan Zip2 berorientasi ke bioskop, restoran, dan lainnya
- Citysearch punya posisi branding dan pemasaran lebih baik, sedangkan Zip2 memiliki teknologi yang lebih canggih seperti kemampuannya memberikan arahan kepada pengguna dari tempatnya berada hingga ke tujuan
Adapun, jika sepakat, nilai transaksi merger diperkirakan bisa mencapai 300 juta dolar AS. Setelah merger, CEO Citysearch Charles Conn akan menjadi Chairman, sedangkan Sorkin akan menjadi CEO perusahaan tersebut. Elon akan menjadi Vice Chairman dan Vice President Executive Product and Technology.
Awalnya, Elon sempat sepakat, tapi transaksi itu batal dengan alasan adanya perbedaan teknologi, strategi produk, dan model bisnis.
Di sini, Elon juga mengatur strategi untuk mengkudeta Richard Sorkin dan mengambil alih jabatan CEO lagi. Sayangnya, setelah Sorkin dicopot, dewan pemegang saham Zip2 saat itu sepakat menjual Zip2 ke Compaq pada 1999 senilai 307 juta dolar AS. Dari sini, Elon dapat bagian 22 juta dolar AS.
Kesimpulan
Perjalanan bisnis pertama Elon Musk memang tidak terlalu mulus diakhir. Apalagi, beberapa karyawan mengeluhkan sikap Elon yang tidak terlalu manusiawi dan memiliki ekspektasi terlalu tinggi.
Namun, setidaknya dari bisnis ini juga Elon memiliki dana segar senilai 22 juta dolar AS, yang jika dihitung dengan akumulasi inflasi, nilai itu setara dengan Rp620 miliar. Dari hasil ini juga, Elon bisa membangun bisnis lainnya yang akan kita bahas di kemudian hari.
Dari kisah Elon ini, sebagai pebisnis, terkadang kita juga harus memutuskan bagaimana mengembangkan perusahaan dalam dua pilihan seperti:
- Tumbuh pelan, tapi dipegang sendiri
- Tumbuh lebih cepat, tapi ada potensi kita kehilangannya
Di sini, sebagai pebisnis, kita bisa menilai ingin mengambil posisi yang mana dan harus siap dengan risikonya di kemudian hari.
Mau dapat guideline saham dividen 2024-2025?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini