6 Fakta Saham MDLA, Menyala Dalam Sunyi, Diborong IFC hingga Masuk FTSE

Saham MDLA berada di luar hingar bingar maniak saham bervolatil tinggi, tapi diam-diam harganya stabil hingga menembus indeks global dalam kurang dari 1 tahun setelah IPO. Berikut 6 fakta saham MDLA

saham MDLA

Mikirduit – Ada salah satu saham baru IPO di 2025 yang masuk indeks global tanpa suara dan hingar bingar harapan dari pelaku pasar. Saham tersebut adalah PT Medela Potentia Tbk. (MDLA). Lalu, apa spesialnya saham tersebut?

Highlight
  • MDLA menjadi satu-satunya saham IPO 2025 yang masuk indeks global FTSE micro cap secara senyap, dengan valuasi IPO relatif murah dan dukungan pemegang saham asing sejak hari pertama listing.
  • Kinerja MDLA hingga kuartal III/2025 menunjukkan laba bersih tumbuh 13,95 persen berkat efisiensi operasional, neraca tanpa utang berbunga, serta pembagian dividen perdana dengan yield sekitar 4,9 persen.
  • Meski valuasi masih menarik dan ada katalis kerja sama dengan MERK, tantangan utama MDLA ke depan adalah menjaga pertumbuhan yang konsisten agar mampu menarik minat investor asing di tengah risiko volatilitas saham IPO.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Dalam rebalancing FTSE periode Desember 2025 yang dirilis pada 24 November 2025, MDLA masuk indeks FTSE kategori micro cap. Saat itu, hanya MDLA yang masuk ke indeks FTSE, tidak ada saham konglomerat lainnya. Memang seberapa menarik saham MDLA ini?

MDLA resmi listing perdana di IDX pada gelombang April 2025. Kala itu, harga IPO MDLA ditetapkan senilai Rp188 per saham. Posisi harganya berada di rentang batas bawah senilai Rp180 per saham. Padahal, dengan menggunakan rentang tertinggi saja, valuasi IPO MDLA tidak terlalu berlebihan. Asumsi PE dengan harga Rp230 per saham kala itu hanya 7,09 kali dengan PBV 1,14 kali.

MDLA bergerak di bidang distribusi dan pemasaran produk farmasi dan alat kesehatan. Teranyar, perseroan juga sudah bangun fasilitas manufaktur perlengkapan kesehatan, yakni alat kesehatan pembalut luka.

Saat listing perdana, harga saham MDLA hanya sempat naik 3 persen. Namun, pada penutupan perdagangan ditutup turun 0,05 persen. Tren kenaikan harga saham MDLA baru mulai terlihat dalam perdagangan hari ke-13. Dari situ, saham MDLA mencapai level tertinggi pertamanya sejak IPO di harga Rp224 per saham pada 15 Mei 2025.

Adapun, kenaikan harga tertinggi MDLA terjadi pada 25 Agustus 2025, kala itu saham milik Grup Dexa ini terbang hingga Rp316 per saham. Meski per 24 Desember 2025, harga sahamnya sudah di Rp262 per saham.

Kami akan membahas berbagai momentum MDLA sejak IPO hingga perkembangan kinerja keuangan per kuartal III/2025.

Perkembangan Penggunaan Dana IPO

MDLA IPO dengan melepas 3,5 miliar lembar saham baru yang setara 25 persen jumlah lembar saham perseroan. Harga IPO yang ditawarkan Rp188 per saham dengan begitu maksimal dana yang bisa dihimpun sekitar Rp635 miliar.

Dana Rp635 miliar sebanyak 86 persen akan digunakan untuk pembayaran utang anak usaha PT Anugrah Argon Medica, yang bergerak di bidang distribusi obat, serta pembelian tanah dan bangunan milik Sarana Titan Manunggal, yang saat ini statusnya masih sewa. 

Lalu, 10 persen dana IPO akan digunakan untuk percepat pembayaran utang pokok anak usaha PT Deca Metric Medica, bisnis manufaktur perseroan. Sisa dana IPO akan digunakan untuk anak usaha PT Karsa Inti Tuju Askara, yang memiliki bisnis digital platform Go Apotik.

Hingga Juni 2025, realisasi penggunaan dana untuk pembayaran utang dan pembelian tanah anak usaha PT Anugrah Argon Medica telah rampung senilai Rp178 miliar. Lalu, untuk modal kerja senilai Rp364 miliar baru digunakan senilai Rp100 miliar.

Lalu, untuk penggunaan dana IPO kepada dua anak usahanya di PT Deca Metric Medica baru digunakan sekitar Rp34 miliar dari total sekitar Rp68 miliar. Sementara itu, penggunaan dana untuk PT Karsa Inti Tuju Askara senilai Rp25 miliar masih belum ada yang di-realisasikan.

Jika dilihat, penggunaan dana IPO yang tersisa rata-rata hanya untuk modal kerja sehingga dampaknya ke ruang pertumbuhan kinerja tidak begitu besar.

Hadirnya Pemegang Saham Badan Usaha Asing 18 persen

Dalam komposisi pemegang saham MDLA per Oktober 2025, ada catatan badan usaha asing memegang sekitar 2,65 miliar lembar saham perseroan atau setara 18,94 persen. Kami pun melakukan pengecekan terhadap laporan bulanan registrasi efek perseroan sebulan setelah IPO, ternyata keberadaan pemegang saham badan usaha asing sebesar 18,94 persen itu sudah muncul.

Jika melihat komposisi pemegang saham MDLA, memang ada sosok di atas 5 persen dari pihak asing, yakni International Finance Corporation yang memegang 7,49 persen saham perseroan.

Merujuk informasi resmi dari International Finance Corporation (IFC), perseroan memang berinvestasi senilai Rp197 miliar dalam IPO MDLA. Sehingga lembaga keuangan bagian dari World Bank itu sudah masuk lewat jalur IPO.

Lalu, siapa pemegang saham badan usaha asing sekitar 9 persen lagi? kami belum menemukan namanya. Hanya ada satu badan usaha lagi yang pegang saham MDLA, yakni European Space Agency, SA. Tapi porsinya hanya kecil sekitar 0,016 persen.

Adapun, keberadaan pemegang saham badan usaha asing sebesar 18 persen sejak hari pertama listing ini menandakan mereka masuk lewat IPO.

Dejavu Semangat Pangkas Produksi Nikel Indonesia, Begini Nasib Sahamnya di 2026
Saham nikel mendapatkan angin segar setelah Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar berencana memangkas produksi.Lalu, apa saja saham yang menarik terkait kabar ini?

Bagikan Dividen Perdana Yield 4,9 persen

MDLA memutuskan pembagian dividen dari tahun buku 2024 sebesar 40 persen dari laba bersih tahu sekitar Rp9,8 per saham. Jika merujuk ke periode pengumuman dividen pada 25 Juni 2025, tingkat dividend yield yang diberikan dari dividen tersebut sekitar 4,9 persen.

Adapun, rasio dividen MDLA tersebut sesuai dengan guidance dari prospektus IPO, yakni minimal 40 persen dari laba bersih. 

Kinerja Kuartal III/2025, Laba Bersih MDLA Naik 13,95 persen Karena Operasional yang Efisien

Kinerja keuangan MDLA sepanjang kuartal III/2025 juga cukup positif. Laba bersih perseroan mencatatkan kenaikan 13,95 persen menjadi Rp289 miliar, meski pendapatan hanya tumbuh 2,83 persen.

Kinerja pendapatan MDLA ditopang oleh pertumbuhan produk farmasi yang naik 12,5 persen menjadi Rp8,39 triliun. Namun, penjualan produk kesehatan turun 30,22 persen menjadi Rp1,44 triliun, serta penjualan alat kesehatan stagnan setelah hanya naik 0,47 persen menjadi Rp1,26 triliun.

Untungnya dari segi operasional juga masih cukup efisien, setidaknya kenaikan biaya tidak lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan. Hasilnya, gross profit margin MDLA masih mampu naik menjadi 9,67 persen dibandingkan dengan 9,41 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Hingga net profit margin menjadi 2,61 persen dibandingkan dengan 2,36 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Lalu, dari tingkat risiko kredit, MDLA sudah tidak punya utang berbunga lagi. 

Target Kinerja MDLA di 2025

Manajemen MDLA menargetkan laba bersih perseroan bisa tumbuh Rp375 miliar hingga Rp385 miliar pada 2025. Dengan menggunakan data laba bersih MDLA di 2024 sekitar Rp345 miliar, berarti tingkat pertumbuhan laba bersih di 2025 berpotensi sekitar 8-11 persen. Manajemen MDLA memang menargetkan pertumbuhan medium-high single digit.

Jika realisasi laba bersih 2025 sekitar Rp375 miliar - Rp385 miliar, berarti tingkat PE sekitar 9,53 - 9,79 kali. Sebenarnya secara valuasi masih cukup menarik.

Dengan menggunakan asumsi laba bersih full year 2025 tersebut, serta asumsi dividend payout rasio sebesar 40 persen, kami menilai potensi dividen MDLA di 2026 sekitar Rp10,7 sampai Rp10,98 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 24 Desember 2025, tingkat dividend yield-nya sekitar 4,09 persen sampai 4,19 persen.

💡
Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Kerja Sama dengan MERK per 1 Desember 2025

MDLA lewat anak usahanya PT Anugrah Argon Medica baru saja mengumumkan kerja sama menjadi distributor produk obat resep PT Merck Tbk. (MERK) di Indonesia. Kerja sama akan langsung dimulai sejak 1 Desember 2025 sehingga sudah ada catatan kontribusi ke pendapatan selama 1 bulan di full year 2025.

Dengan kerja sama ini, pertumbuhan pendapatan bisnis farmasi perseroan berpotensi tumbuh lebih agresif di 2026.

Kesimpulan

Probabilitas saham IPO menarik sejak listing hari pertama sebagai saham investasi sangat rendah. Jika mengacu tanpa embel-embel konglo yang sahamnya rutin naik seperti Prajogo Pangestu, tercatat hanya CLEO dan CMRY yang bisa diukur selaras dengan fundamental pertumbuhan bisnis yang menarik minat investor. (CMRY yang digandrungi investor asing sejak IPO menjadi pendorong harga sahamnya).

MDLA dari segi valuasi memang masih murah, tapi tantangan ke depannya bagaimana strategi perseroan bisa bertumbuh lebih konsisten sehingga bisa menarik minat investor asing yang menjadi daya tarik untuk pergerakan harga sahamnya ke depannya.

Dengan posisi bisnis yang menguntungkan, MDLA bakal bersaing ketat dengan grup KLBF. Sementara jika dibandingkan dengan narasinya, MDLA bisa bersaing dengan PYFA dengan daya tarik volatilitas sahamnya.

Risiko terburuk adalah normalisasi pergerakan harga saham pasca IPO. Pasalnya, saham IPO belum membentuk harga yang paten sesuai supply and demand setidaknya 1 tahun ke depan. Sehingga tingkat volatilitasnya cukup tinggi. Namun, jika ada ruang ekspansi yang tidak terduga dari MDLA, bukan tidak mungkin saham ini bisa tumbuh cukup agresif dengan skala market cap-nya saat ini.

Kalau mau mendapatkan insight saham sambil diskusi secara real time bersama founder Mikirduit, yuk join Mikirsaham

Kamu bisa mendapatkan insightnya dengan join Mikirsaham Pro.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini