ULTJ Diskusi dengan Friesland, Berpotensi Jadi Penguasa 50% Market Share UHT Indonesia?
Saham ULTJ sempat bikin kejutan setelah dikabarkan lagi berdiskusi dengan Friesland Campina,yang mana perusahaan Belanda itu punya bisnis Frisian Flag di Indonesia. Lalu, bagaimana persaingan bisnis emiten susu di Indonesia?

Mikirduit – Persaingan bisnis susu makin sengit, ULTJ sebagai salah satu pemain besar di dunia per-susuan dikabarkan tengah memulai pembicaraan dengan koperasi susu Belanda Friesland Campina. Lalu, bagaimana persaingan bisnis susu jika transaksi strategis ULTJ dengan pemilik Frisian Flag itu terjadi.
Highlight
- ULTJ dan Friesland Campina tengah menjajaki potensi kolaborasi strategis yang bisa menggabungkan kekuatan mereka di pasar susu UHT dan memperbesar efisiensi operasional.
- Bisnis susu di Indonesia menghadapi tekanan margin yang cukup besar, dengan ULTJ, ICBP, dan DMND mencatatkan penurunan pendapatan dan profitabilitas, sementara CMRY masih mampu menjaga margin tinggi di atas 30 persen.
- Persaingan bisnis susu semakin ketat seiring rencana ekspansi investor asal China dan Vietnam ke Indonesia, yang berpotensi menambah jumlah pemain dan menekan kinerja industri.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Menurut Deal Street Asia, ULTJ dan Friesland Campina lagi berdiskusi terkait potensi transaksi saham minoritas dan berkolaborasi bisnis yang lebih luas. Sifat diskusi masih dalam tahap eksplorasi dan tidak mengikat (ibaratnya lagi mencari ruang peluang dan kecocokan satu sama lain)
Diskusi kedua pemilik bisnis susu cukup besar di Indonesia ini dilakukan setelah adanya tekanan penjualan untuk merek-merek tersebut. Hal itu disebabkan oleh pergeseran konsumsi pasca pandemi Covid-19 hingga persaingan bisnis susu yang cukup sengit.
Beberapa aksi investasi bisnis susu di Indonesia antara lain, Greenfields JAPFA oleh TPG Capital dan Northstar Group senilai 236juta dolar AS pada 2020, serta investasi General Atlantic senilai 130 juta dolar AS di CMRY pada 2023 hingga kemitraan Growtheum dengan KIN Dairy dan Mitsui & Co pada 2023.
Di luar itu, para pebisnis susu lokal lainnya ada dari Grup Salim dengan Indomilk, Grup Wings dengan Milku, GOOD (Garuda Food) dengan Clevo, Blue Bell dan Collagena dari MYOR, hingga ROTI (yang juga terafiliasi dengan Grup Salim).
Di luar itu, BEEF juga berencana masuk ke bisnis susu untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).
Penurunan Margin Bisnis Susu
Ada empat saham yang sudah punya bisnis susu yang cukup besar dan berjalan lama, yakni ULTJ, ICBP, CMRY, dan DMND. Tantangan dari bisnis susu adalah adanya tekanan penjualan dan hasil segmennya. Jika dilihat 3 dari 4 saham tersebut mencatatkan penurunan pendapatan dan laba segmen bisnis susu-nya.
Penurunan terdalam ada di ULTJ dan ICBP. ULTJ mencatatkan penurunan pendapatan 7,45 persen menjadi Rp4,3 triliun di semester I/2025. Lalu, laba segmennya turun 23 persen menjadi Rp685 miliar.
Begitu juga dengan ICBP yang mencatatkan penurunan pendapatan 2,86 persen menjadi Rp4,89 triliun di bisnis susunya. Lalu, laba segmen-nya turun 36 persen menjadi Rp360 miliar.
CMRY juga mencatatkan penurunan pendapatan bisnis susu sebesar 4,08 persen menjadi Rp1,79 triliun. Namun, laba segmennya turun masih di angka 2 persen menjadi Rp672 miliar. Artinya, CMRY mampu menjaga biaya operasional lebih efisien di tengah penurunan pendapatan.
Sementara itu, DMND yang menjual susu non-brand dan brand ini mencatatkan kenaikan pendapatan 8,97 persen menajdi Rp5,16 triliun. Namun, laba operasionalnya turun 8,49 persen menjadi Rp154 miliar.
Selain itu, kami menilai salah satu risiko bisnis susu adalah adanya indikasi tren penurunan margin segmen yang cukup signifikan.
Misalnya, ULTJ yang memiliki margin segmen susu sekitar 18-19 persen, mulai turun ke 15 persen pada 2022-2023 dan menyusut ke 14,39 persen di 2024. Jika dihitung per semester I/2025, margin susu ULTJ juga susut menjadi 15,89 persen dibandingkan dengan 19,24 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Artinya, jika ada siklus tekanan margin lebih besar di semester kedua, tingkat margin bisnis susu ULTJ bisa di bawah 14 persen di akhir tahun ini.
Begitu juga dengan ICBP. Dengan margin segmen susu pada pre-covid sekitar 14 persen, hingga kinerja tahunan 2024 tersisa 9 persen. Meski sempat naik dari level 7 persen pada 2022-2023, tapi angka 9 persen ini sudah turun signifikan dari periode pre-covid. Apalagi, jika merujuk kinerja semester I/2025, margin segmen susu kembali turun ke 7,37 persen dibandingkan dengan 11,28 persen pada periode sama sebelumnya.
Hal serupa juga dialami oleh DMND yang mencatatkan penurunan margin operasional dari 7 persen pada 2019 menjadi hanya tersisa 4,53 persen pada 2024. Bahkan, hingga semester I/2025, margin operasional DMND hanya 2,99 persen dibandingkan dengan 3,56 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Posisi margin yang masih cukup bagus ada di CMRY. Meski, bisnis susunya juga lagi mencatatkan perlambatan, tapi tingkat margin segmen susunya masih cukup tebal, yakni di atas 30 persen. Jika dihitung pre-covid, tren margin oeprasionalnya masih terus naik.
Dengan per semester I/2025 ada di 37,42 persen (lebih tinggi dari 36,66 persen pada periode sama tahun sebelumnya), kami menilai ada potensi margin segmen susu CMRY bisa tembus 34-35 persen di 2025.
Secara rata-rata pertumbuhan tahunan dari segi pendapatan dan laba segmen bisnis susu keempat saham tersebut, CMRY juga yang mencatatkan pertumbuhan double digit dengan masing-masing 21 persen, sedangkan yang lainnya sudah di kisaran 3-6 persen. Bahkan, tren pertumbuhan laba segmen susu ICBP dan DMND turun masing-masing 3,37 persen dan 1,65 persen.

Jika Transaksi Friesland Campina dengan ULTJ Terjadi
Seiring dengan tanda tangan CEPA antara Indonesia dengan Eropa, beberapa perusahaan asal Benua Biru mulai melirik bisnis-bisnis di Indonesia, terutama terkait Consumer goods. Sebelumnya, KEJU, yang dimiliki oleh GOOD, juga berkolaborasi dengan Bel S.A dari Prancis. Hingga teranyar ada diskusi antara ULTJ dengan Friesland Campina. Meski, dalam kondisi Friesland ini, sebenarnya mereka sudah punya bisnis Frisian Flag di Indonesia.
Menariknya, jika Friesland dan ULTJ mengkonsolidasikan bisnis susu mereka di Indonesia bisa membuat ULTJ bersama Frisian Flag menguasai market susu UHT lebih kokoh lagi. Dengan harapan tingkat margin keuntungan yang lebih bagus karena operasional dan penjualan bisa lebih efisien.
Jika mengacu ke data per September 2024, pangsa pasar UHT menurut volumenya, ULTJ masih memimpin dengan pangsa pasar 36 persen disusul dengan Frisian Flag sebesar 16 persen. Jika keduanya berkolaborasi bisa menguasai 52 persen pasar UHT.
Sementara itu, pesaing lainnya yang cukup besar ada Indomilk (ICBP) dengan pangsa pasar 12 persen, Milku milik Wings Group dengan pangsa pasar 10 persen, CMRY dengan pangsa pasar 8 persen, Milo (Nestle) pangsa pasar 3 persen, Greenfields 3 persen.
ULTJ pun lagi berencana membangun pabrik yang sempat tertunda pada pandemi Covid-19 di kawasan MM2100. Pabrik tersebut seluas 20 hektare dengan bangunan seluas 51.000 meter persegi untuk distribution center dan produksi perseroan.
Kabarnya, pabrik baru ULTJ itu akan beroperasi pada kuartal III/2025 sehingga kapasitas produksi bisa bertambah 200.000 ton, dan meningkatkan efisiensi perseroan. Dengan begitu, harapannya margin keuntungan juga bisa menjadi lebih baik.
Investor China dan Vietnam Tertarik Bisnis Susu di Indonesia
Sementara itu, persaingan bisnis susu di Indonesia bisa semakin ketat setelah beberapa negara Asia berencana ekspansi ke Indonesia seperti China dan Vietnam.
Seperti, di pertengahan tahun, China berencana berinvestasi di bidang pengolahan susu hingga membangun peternakan sapi susu di Indonesia. Begitu juga Thai Huong, Chairman TH Grup dari Vietnam menjajaki peluang investasi di sektor peternakan susu di Indonesia. TH Group yang memiliki merek susu TH True Milk ini pun menjanjikan insentif mulai dari pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu hingga skema pendanaan dengan bunga kompetitif.
Rencana ini bisa berdampak negatif jika masing-masing investor membuat produk sendiri sehingga dari segi pemain menjadi semakin ramai. Hal ini sudah terjadi di bisnis es krim saat brand China mulai muncul seperti Joyday hingga Aice. Hal itu membuat bisnis es krim tertekan.
Namun, jika investor baru masuk untuk bermain sekadar di hulu hingga pengolahan dan produk hilirnya bekerja sama dengan pemain yang sudah ada (seperti memiliki saham minoritas di saham produsen produk hilir). Ini bisa menjadi lebih baik dengan harapan biaya operasional bisa lebih murah.
Kesimpulan
Terkait rencana ULTJ bekerja sama dengan Friesland bisa menjadi sentimen jangka pendek hingga obrolan non-formal itu bisa terealisasi. Di sisi lain, bisnis susu di Indonesia juga dihadapi tantangan persaingan yang makin ketat antar konglomerasi pemilik bisnis susu hingga kedatangan pemain baru dari Vietnam maupun China.
Namun, di tengah tantangan itu, kami menilai saham-saham consumer goods terkait bisnis susu bisa mendapatkan sentimen positif jika ekonomi mulai membaik. Penurunan kinerja saat ini yang dianggap sudah low base bisa mencatatkan pertumbuhan sementara hingga tantangan selanjutnya (persaingan yang paling ketat) itu hadir kembali.
Kami Berikan Action Strategi Untuk Saham Per-Susuan di Mikirsaham.com
Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.
Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Benefit Stockverse:
- Video edukasi Lifetime
- Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)
Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini