Tren Bullish Tembaga, Saham MDKA vs AMMN, Pilih Mana?
Harga tembaga dunia lagi naik kenceng banget ke level tertinggi Maret 2022. Kira-kira gimana efeknya ke saham tembaga, mana pilihan saham tembaga Indonesia yang oke? simak ulasannya di sini
Mikirduit – Komoditas tembaga sedang menjadi sorotan setelah harganya meroket 28 persen sepanjang 2024 ke level tertinggi Maret 2022 hingga 15 Mei 2024 di Commodity Exchange (Comex) Amerika Serikat. Lalu, apakah ini menjadi tanda positif untuk saham tembaga di Indonesia? untuk itu, kami akan bandingkan dua saham tembaga besar di Indonesia, kira-kira siapa yang terbaik?
Meski, harga tembaga mencatatkan kenaikan yang cukup tajam. Namun, kenaikan itu masih bersifat spekulatif. Beberapa faktornya antara lain ekspektasi permintaan tembaga di AS akan meningkat, sinyal pemulihan ekonomi China, dan negara barat yang serius melakukan investasi ke negara produsen tembaga. Apalagi, tembaga menjadi salah satu bahan baku utama dalam industri militer.
Hal itu disebut membuat permintaan tembaga untuk pengiriman Juli mencatatkan kenaikan harga yang lebih tinggi di seluruh market, termasuk China.
Secara rinci, beberapa momen terkait kenaikan harga tembaga antara lain tawaran BHP untuk mengakuisisi Anglo American Plc. Tawaran tersebut disebut menarik atensi dunia karena sebagai strategi BHP melakukan diversifikasi bisnis menuju energi hijau seperti produksi mobil listrik yang bisa meningkatkan permintaan tembaga.
Lalu, pemerintah China juga memberikan stimulasi perekonomian berupa penerbitan obligasi ultra panjang senilai 1 triliun yuan untuk investasi di bidang infrastruktur. Hal itu diasumsikan ada potensi kenaikan permintaan tembaga dari China karena negara tersebut adalah importir tembaga terbesar dunia.
Dengan kondisi begitu, kami akan coba membandingkan dua saham tembaga besar di Indonesia, yakni MDKA dengan AMMN. Kira-kira, mana yang terbaik ya?
Saham MDKA
MDKA menjadi salah satu emiten tambang mineral yang cukup komplit dari tembaga, emas, dan nikel. Sepanjang 2023, MDKA mencatatkan produksi tembaga sebanyak 12.076 ton. Lalu, perseroan menargetkan kenaikan pendapatan tembaga sebesar 15-30 persen menjadi 14.000 - 16.000 ton di 2024.
Namun, kinerja tambang tembaga Wetar MDKA memang lagi kurang oke sepanjang 2023. Pendapatan MDKA dari tambang tembaga Wetar turun sebesar 37 persen menjadi 114,55 juta dolar AS. Bahkan, posisi bottom line sebelum pajaknya mencatatkan kerugian 36,05 juta dolar AS dibandingkan dengan laba 9,88 juta dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya.
Adapun, jika menggunakan asumsi riset dari Indopremier pada 28 Maret 2024, dengan mengambil nilai tengah dari proyeksi volume penjualan tembaga MDKA di 15.500 ton, serta asumsi rata-rata harga tembaga di 8.500 dolar AS per ton. Berarti, MDKA berpotensi mencatatkan kenaikan pendapatan tembaga sebesar 15 persen menjadi 131,75 juta dolar AS.
Di sisi lain, harga tembaga per 16 Mei 2024 sudah mendekati level 11.000 dolar AS per ton (harga di Comex yang dikonversi ke ton). Dengan menggunakan asumsi harga rata-rata sedikit di bawah market, yakni di 10.000 dolar AS per ton, ada potensi MDKA mencatatkan kenaikan pendapatan tembaga sebesar 35,37 persen.
Dalam riset Indopremier tersebut, MDKA juga diperkirakan kembali mencatatkan laba bersih senilai 22 juta dolar AS pada 2024. Posisi itu menjadi pembalikan arah setelah di 2023 mengalami kerugian senilai 21 juta dolar AS.
Untuk terkait bisnis tembaganya, MDKA lagi melakukan eksplorasi proyek tembaga di Tujuh Bukit. Sepanjang 2023, perseroan disebut telah menggelontorkan dana 44 juta dolar AS untuk melakukan eksplorasi tersebut. Namun, kami menilai tambang tembaga di Tujuh Bukit itu belum akan menghasilkan dalam jangka pendek sepanjang tahun ini.
Selain tembaga, MDKA juga tengah mengembangkan beberapa proyek lainnya seperti:
- Proyek tambang emas PANI yang masih dalam tahap eksplorasi.
- Proyek AIM terkait pengolahan nikel yang diperkirakan bakal mencapai kapasitas penuh di kuartal II/2024
Saham AMMN
AMMN menjadi emiten tembaga dan emas pendatang baru di BEI pada 2023 silam. Namun, skala tambang AMMN yang mengelola wilayah kerja eks Newmont ini cukup besar.
Secara umum, mayoritas pendapatan AMMN berasal dari tembaga. Hingga kuartal I/2024, kontribusi penjualan tembaga ke AMMN sebesar 51,59 persen. Meski, pendapatan tembaga tengah mengalami penurunan sebesar 14,65 persen menjadi 310,37 juta dolar AS. Kondisi itu memicu penurunan laba bersih sebesar 26,99 persen menjadi 129,05 juta dolar AS.
Sebenarnya, volume penjualan tembaga AMMN di kuartal pertama naik 5 persen menjadi 80 juta pon. Namun, manajemen menyebutkan posisi harga tembaga yang lebih rendah dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya membuat pendapatan dari tembaga turun.
Jika merujuk ke harga tembaga di Comex, rata-rata harga tembaga di kuartal pertama 2024 memang sekitar 3,8 dolar AS per pon, sedangkan rata-rata harga tembaga di periode sama tahun sebelumnya sekitar 4,5 dolar AS per pon.
AMMN sendiri menargetkan produksi tembaga di 2024 sekitar 456 juta pon.
Jika menggunakan asumsi penjualan tembaga AMMN di 2024 setara dengan 80 persen produksi. Berarti, total volume penjualan sekitar 364,8 juta pon. Dengan asumsi harga rata-rata tembaga menjadi 4,5 dolar AS per pon, berarti penjualan tembaga AMMN di 2024 bisa naik sebesar 43 persen menjadi 1,64 miliar dolar AS.
Namun, tantangannya AMMN bakal mendapatkan larangan ekspor Juni 2024. Hal itu bisa membuat kondisi kinerja keuangan tidak sesuai ekspektasi di atas.
Beberapa rencana AMMN yang terdekat terkait pembangunan smelter tembaga yang diperkirakan rampung Mei 2024 dan masuk tahap komisioning sebelum mulai beroperasi pada Juni 2024. Produksi katoda tembaga pertama dari smelter disebut akan terjadi di semester II/2024. Rencana ini bisa menambah tambahan sumber pendapatan untuk AMMN jika terkena larangan ekspor tembaga mentah.
Secara umum, sepanjang 2024 ini, AMMN telah menyiapkan belanja modal senilai 2 miliar dolar AS, yang penggunaan rinciannya antara lain:
- 415 juta dolar AS untuk smelter
- 438 juta dolar AS untuk PLTGU, LNG, dan fasilitas T&D
- 530 juta dolar AS untuk ekspansi pabrik konsetrator
- 205 juta dolar AS untuk infrastruktur pendukung
- 114 juta dolar AS untuk desainulang ekspansi pabrik konsetrator
- 303 juta dolar AS untuk sustaining capex
Jadi Pilih MDKA atau AMMN?
Jika bicara skala bisnis tambang tembaga, AMMN jelas lebih besar daripada MDKA. Bahkan, dari skala bisnis perusahaan secara keseluruhan pun perbedaannya cukup signifikan. Kelebihan MDKA adalah memiliki diversifikasi juga ke sektor nikel.
Dari segi valuasi saham, harga AMMN sudah cukup tinggi dan super mahal. Meski, kami lihat masih ada ruang kenaikan hingga ke Rp11.599 per saham, tapi risikonya juga tinggi.
Tingkat price to book value AMMN sebesar 10,12 kali. Kami menilai harga wajar AMMN yang konservatif di Rp5.498 per saham, sedangkan yang moderat di Rp7.532 per saham.
Sementara itu, saham MDKA masih lebih murah dengan tingkat PBV sebesar 5,33 kali. Kami menilai harga wajar saham MDKA ada di Rp3.428 per saham. Dengan catatan menggunakan asumsi proyeksi kinerja keuangan membaik dan kembali mencatatkan laba bersih.
Meski posisi saham MDKA lebih murah, tapi dari sisi risiko kredit, MDKA juga lebih tinggi. Debt to Equity rasio MDKA dalam periode 2022-2023 konsisten di atas 1 kali. Terakhir, di 2023, tingkat DER MDKA sudah 1,63 kali. Untuk AMMN, posisi DER-nya masih cukup terjaga di 0,8 kali.
Posisi DER MDKA yang tinggi masih bisa ditoleransi karena tengah melakukan eksplorasi tambang tembaga dan emas. Walaupun begitu, tingkat utang yang tinggi ini jelas jadi risiko sendiri.
Selaras dengan kondisi utang yang tinggi, MDKA berencana melakukan private placement yang jika dihitung dengan asumsi harga 16 Mei 2024, total nilainya mencapai Rp6,8 triliun. Meski tujuan penggunaan dana dalam pengumuman tahap awal akan digunakan untuk potensi ekspansi. Rencana aksi private placement ini kemungkinan baru berjalan di semester II/2024.
Jadi, lebih baik pilih AMMN atau MDKA?
Menurut kami, AMMN itu oke secara skala bisnisnya, tapi memang posisi harga saat ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan posisi fundamental bisnisnya. Sehingga memaksakan masuk di harga sekarang terlampaui berisiko. MDKA bisa jadi opsi untuk trading jangka menengah pendek sampai nanti saham milik Grup Saratoga ini mencapai level harga yang sudah cukup tinggi. Hanya saja, kamu juga harus siap kalau ternyata saham MDKA malah berbalik turun bukan lanjut naik. Soalnya, tingkat risiko kredit MDKA jauh lebih tinggi juga daripada AMMN.
Butuh mentor dan diskusi untuk membangun aset saham dividen yang kokoh, tapi nggak bosenin?
Yuk, join Mikirdividen periode Full Year 2024 dan pas banget di 18 Mei 2024 Pukul 13:00 WIB nanti ada event khusus member bertajuk Screening Wonderful Stock from Financial Statement. Kalau kamu mau mendapatkan manfaat dari fitur Mikirdividen dan ikutan event tersebut, yuk join sekarang juga dengan klik di sini
Kalau kamu join Mikirdividen, kamu akan mendapatkan semua ini:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan, topik sesuai kebutuhan member
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini