Strategi Investasi Saat Market Sepi, Berikut 6 Pilihan Saham Diskon

Sepekan terakhir, pasar saham cukup sepi. Saham-saham big caps juga tumbang, termasuk 4 saham big bank. Lalu, bagaimana strategi investasi saham saat ini?

strategi investasi saham saat market lagi sepi

Mikirduit – IHSG bergerak sideways sepekan terakhir, transaksi pun cenderung sepi. Asing mencatatkan net sell asing dalam 12 hari perdagangan berturut-turut. Saham big caps dengan bobot besar ke IHSG seperti big bank terus mengalami koreksi. Bagaimana strategi investasi saham saat market sepi seperti ini?

Highlight
  • IHSG sedang sideways dengan transaksi sepi akibat faktor ekonomi, negosiasi internasional, dan maraknya IPO yang menyerap dana ritel.
  • Saat pasar sepi, strategi "beli saat bau" bisa jadi peluang dengan analisis fundamental kuat dan perencanaan modal yang matang.
  • Ada peluang menarik di saham big bank, HRUM, dan ASRI yang dinilai murah, tetapi tetap perlu kesabaran dan manajemen risiko yang tepat.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Pasar saham Indonesia mengalami fase sideways dan transaksi yang cenderung sepi, beberapa faktor penyebabnya sebagai berikut:

  • Data-data ekonomi Indonesia, terutama PMI manufacturing yang tidak begitu bagus setelah mengalami kontraksi 3 bulan berturut-turut dengan nilai indeks yang cukup rendah hingga mendekati level Agustus 2021. 
  • Negosiasi Indonesia dengan AS yang disebutkan Menteri Koordinator Ekonomi bakal ditandatangani pada 7 Juli 2025 dengan deadline pada 9 Juli 2025. Hal ini memicu investor asing wait and see di pasar saham Indonesia
  • IPO serentak sekitar 8 saham yang menyerap dana ritel untuk berebut masuk ke saham tersebut. Apalagi, beberapa saham IPO dinilai menarik seperti CDIA yang terafiliasi Grup PP, BLOG milik Grup Alfamart, COIN sebagai bursa kripto di Indonesia, hingga IPO kecil seperti PSAT hingga MERI yang dinilai potensial untuk spekulasi beberapa hari pertama IPO. 

Dari sisi risiko fundamental, secara ekonomi Indonesia, kami perkirakan data ekonomi Gross Domestic Product kuartal II/2025 mungkin tidak begitu oke. Pasalnya, secara siklus, kuartal kedua tahun lalu masih ada bagian dorong periode lebaran, sedangkan saat ini sama sekali tidak ada. Ditambah, secara ekonomi riil juga belum terlihat lebih baik. Data GDP akan rilis pada Agustus 2025. 

Selain itu, hal yang dinantikan selanjutnya adalah rilis nota keuangan pada 16 Agustus 2025 yang menggambarkan kondisi ekonomi saat ini dan proyeksi ke depannya, berikut dengan kebijakan pemerintah.

Jadi, apakah saham saat ini tidak menarik? kami memiliki teori masuklah ke saham saat lagi bau-baunya, dan panen saat lagi wangi-wanginya. Dengan catatan, beli saham dengan analisis dan alasan yang kuat, bukan asal beli karena FOMO. Biasanya, teori ini berlaku dalam periode 2-3 tahun, bahkan hingga 5 tahun. Namun, dinamika ekonomi sangat agresif terutama setelah pandemi Covid-19 sehingga perputarannya menjadi lebih cepat bisa dalam 1-2 tahun, bahkan sejak pasar saham Indonesia tertekan karena aksi jual asing seperti penurunan bobot di MSCI, perputaran bisa 3-6 bulan. 

Sehingga saat ini bisa jadi momentum masuk ke saham-saham yang memang terbilang murah dengan fundamental solid. Lalu, bagaimana strateginya?

Strategi Masuk Saat Pasar Saham Lagi ‘Bau’

Masuk saham yang lagi Bau bisa diartikan masuk sebelum atau bersamaan dengan akumulasi dari big fund atau bandar. Apakah mungkin? ya mungkin saja, tapi memang risikonya bisa menunggu cukup lama. Paling cepat tunggu sekitar 3 bulan, paling lama dari perhitungan terburuk kami ada di 2 tahun, kecuali ada kejadian tidak terduga yang berpengaruh signifikan ke fundamental. 

Sejak kami pilihan saham bulanan untuk value investing hingga growth investing di member area Mikirsaham sejak Januari 2025, periode itu adalah titik awal memasuki periode ter’bau’ saham Indonesia setelah di Februari-Maret 2025 mengalami penurunan signifikan. Namun, jika mengikuti area BUY dari best-buy hingga max-buy yang kami berikan, saat Mei bisa mencatatkan keuntungan 10-70 persen. 

Namun, memang dalam masuk ke saham yang Bau ini, kamu butuh keyakinan yang lebih kuat dengan prospeknya dan siap dengan risikonya. Untuk peluang dan risikonya, kamu bisa tanya lebih detail saham yang dinilai menarik ke founder Mikirduit di grup diskusi Mikirsaham. 

Lalu, bagaimana strategi masuknya? 

Pertama, siapkan plan berapa modal yang ditargetkan untuk masuk ke sebuah saham. Misalnya, masuk ke saham BMRI sekitar Rp100 juta. Tapi, kalau uangnya belum ada gimana? nanti kami akan berikan tips-nya dengan uang yang tersedia maupun yang belum ada. 

Kedua, tentukan strategi masuk dengan lump sum bertahap atau dollar cost averaging (cicil dengan modal yang sama dalam periode tertentu). 

Lump sum bertahap adalah strategi beli dengan modal yang sudah ada dan siap masuk ke saham, tapi masuknya dibagi secara bertahap sebanyak 2-5 kali. 

Dollar cost averaging (DCA) adalah strategi beli dengan cicil setiap bulan atau tahun (disarankan tidak tiap minggu hingga hari atau kurang dari 1 bulan karena akan mengurangi manfaat dari strategi DCA ini). Manfaat dari DCA adalah, kamu bisa membeli tanpa pusing menunggu harga murah karena kamu bisa mendapatkan posisi harga yang beragam. Namun, sarannya memulai DCA jika harga sahamnya lagi murah. Jika mulai saat harga tinggi risiko floating loss juga cukup tinggi. Cicilan dilakukan hingga target modal tercapai (misal target Rp100 juta dan cicil Rp5 juta per bulan berarti butuh cicil sekitar 1,5 tahun) atau saat harga saham berfluktuasi naik signifikan disarankan stop DCA terlebih dulu.

Apa perbedaan lump sum bertahap dengan DCA, kan sama-sama dicicil? bedanya dari segi periode cicilan. Lump Sum bertahap menargetkan masuk dalam satu waktu saat harga masih murah. Namun, dilakukan bertahap untuk manajemen risiko jika harga saham mengalami penurunan lagi sehingga bisa mendapatkan posisi harga lebih baik. Risikonya, jika harga terlanjur meroket, berarti seluruh modal belum masuk. 

Sementara itu, DCA digunakan untuk kamu yang belum punya modal besar dan membutuhkan periode cicil minimal 1 tahun.

💡
Dalam strategi lump sum bertahap, kami selalu menyarankan untuk menyisakan minimal 1 peluru untuk risiko tidak terduga seperti ada resesi ekonomi dan sebagainya. Sehingga saat risiko ekonomi terjadi, kita masih punya peluru untuk menambah muatan di harga super murah.

Ketiga, jangan ragu menjual saham saat sudah cuan meski baru 3-6 bulan dengan catatan risiko ekonomi masih ada, tapi harga saham sudah naik tinggi. Perubahan fundamental yang positif karena periode normalisasi dan ada risiko penurunan lagi karena belum membaiknya kondisi ekonomi. Ini berlaku dalam kondisi saat ini, tapi tidak berlaku jika suku bunga sudah sangat rendah dan ekonomi bertumbuh agresif.

Hubungan 3 Saham Ini dengan Pendanaan ACWA Power ke Danantara
Danantara dikabarkan mendapatkan dana dari ACWA Power dengan fokus untuk proyek EBT. Lalu, apa saja saham-saham yang berpotensi terkait dengan proyek ini?

Bocoran Pilihan Saham Value Investing Mikirsaham

 Untuk periode Juli, kami memberikan pilihan 36 saham value investing Mikirsaham dalam tiga tiering, large, middle, dan small caps. Jumlah saham murah untuk Juli 2025 lebih banyak dibandingkan dengan Juni 2025 ketika iHSG lagi di pucuk. Sehingga kami menilai momentum IHSG lagi turun ini bisa digunakan untuk strategi beli saat harga saham-nya lagi Bau. 

Kami akan bocorkan 3 saham murah dari pilihan value investing Mikirsaham untuk Juli 2025 khusus untuk kamu pembaca Mikirduit:

Saham Large Caps

Untuk saham large caps, posisi harga saham keempat saham big bank sudah cukup murah. Rata-rata PBV band keempat saham big bank sudah di bawah standard deviasi -1 dalam 5 tahun terakhir. Bahkan, BBNI sudah di bawah PBV standard deviasi -2. 

Penurunan saham big bank biasanya disebabkan oleh faktor kondisi ekonomi makro atau faktor lainnya yang membuat daya tarik investor asing lesu. Akhirnya, ada kencenderungan tekanan terhadap harga, meski jika melihat lebih detail saham BMRI dan BBNI sudah dilirik asing.

Lalu, mana pilihan menarik? keempatnya memiliki daya tarik yang hampir sama dengan skala bisnis yang besar. Namun, jika mengasumsikan potensi upside bisa kembali naik mendekati level tertinggi di Mei 2025 jika ada sentimen penurunan suku bunga, berikut ini potensi kenaikan yang terbesar dari harga penutupan 4 Juli 2025:

  • BBRI: 21% menjadi  Rp4430
  • BMRI: 15,22% menjadi  Rp5475
  • BBNI: 13,33% menjadi Rp4530
  • BBCA: 12,33% menjadi Rp9725

Saham Middle Caps

Untuk saham Middle caps, salah satu yang menjadi pilihan kami adalah HRUM, emiten yang memiliki dua bisnis komoditas, yakni batu bara dan nikel. Kami mengasumsikan harga wajar HRUM sekitar Rp1.301 per saham (dengan kondisi konservatif).

Jika dilihat secara PBV band historis (rata-rata kami menggunakan data PBV band historis untuk saham tambang), posisi saham juga sudah berada di bawah PBV standard deviasi -1. Apalagi secara kinerja keuangan, HRUM mulai kembali mencatatkan hasil yang positif per kuartal I/2025. Dari segi pendapatan, HRUM mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,45 persen menjadi 298 juta dolar AS, sedangkan dari segi laba bersih naik 374 persen menjadi 4,68 juta dolar AS. 

Kenaikan pendapatan HRUM didorong dari kenaikan pendapatan ekspor dan domestik nikel, sedangkan dari segi batu bara masih mencatatkan penurunan dari segi ekspor, meski dari domestik mencatatkan kenaikan. 

Sementara itu, dari segi laba bersih meroket karena ada perubahan struktur pencatatan laba bersih terhadap pemilik entitas induk dengan kepentingan non-pengendali yang membuat pertumbuhan laba bersih terhadap entitas induk mencatatkan kenaikan signifikan. 

Tantangannya, dari segi industri nikel saat ini memang dalam tantangan dari segi permintaan. Namun, jika ada penurunan suku bunga dari The Fed akan mendorong ekspektasi pemulihan demand dan persepsi terhadap saham komoditas.

Sehingga risiko terburuk jika ada penundaan penurunan suku bunga yang akan mempengaruhi ruang penurunan suku bunga di beberapa negara lain, termasuk Indonesia sehingga mempengaruhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan permintaan nikel secara global. Untuk itu, kami selalu mengingatkan jika ingin masuk ke saham komoditas seperti HRUM harus siap punya toleransi hold minimal selama 2 tahun. 

Namun, bukan berarti hold selama dua tahun, tapi manajemen risiko ekspektasi jika kenaikan harga tidak terjadi karena faktor eksternal. Namun, jika harga saham naik dalam 3-6 bulan bisa di-take profit dengan menyesuaikan momentumnya.

Saham Small Caps

Dari kategori small caps, salah satu pilihan kami adalah ASRI, saham sektor properti. Kinerja laba bersih saham ASRI menurun signifikan pada 2024 sebesar 91 persen. Penurunan laba bersih ASRI sepanjang 2024 didorong oleh kenaikan beban lindung nilai dan kerugian selisih kurs yang jika dihitung hampir Rp300 miliar dibandingkan sebelumnya masih untung selisih kurs.

Konsensus analis memproyeksikan kinerja laba bersih ASRI berpotensi kembali ke Rp31 per saham pada 2025 sehingga ada potensi kenaikan laba bersih hingga 1000 persen.

Meski secara kinerja hingga kuartal I/2025, laba bersih ASRI masih turun 23 persen menjadi Rp32 miliar. Penurunan itu lebih disebabkan oleh penurunan pendapatan yang juga cukup signifikan sebesar 40 persen. Namun, penurunan kinerja ASRI di kuartal pertama bisa dimaklumi karena ada perubahan siklus lebaran yang ada di kuartal pertama.

Jika kinerja kuartal kedua masih tidak terlalu optimal berarti ada potensi ASRI sulit mencapai konsensus analis.

Meski begitu, harga saham ASRI sudah cukup murah dengan berada di bawah PBV standard deviasi -1. Kami menilai asumsi wajar ASRI yang paling konservatif ada di Rp148 per saham. 

ASRI pun akan cukup sensitif dengan kebijakan suku bunga. Jika ada penurunan suku bunga bisa menjadi momentum besar untuk ASRI meski belum berdampak langsung ke kinerja keuangannya dalam jangka pendek.

Kami Sudah Pilihkan 32 Saham Value Investing Lainnya yang Lagi ‘Bau’ dan Siap Dipanen Jika Market Kembali Bullish

Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini

Btw, kami juga lagi buat kalkulator mencari nilai intrinsik dengan metode DCF, tapi masih versi BETA ya, monggo dicoba dan berikan input ke kami:

Kalkulator DCF

Kalkulator DCF