Strategi Cuan dari Saham Dividen Tanpa Dapat Dividen

Banyak yang takut masuk saham dividen nanti kena dividen trap. Untuk itu, banyak juga yang cari jalan alternatif dengan cara trading saham dividen sebelum periode cum-dividen. Apakah bisa cuan?

Strategi Cuan dari Saham Dividen Tanpa Dapat Dividen

Mikirduit – Bicara saham dividen, cara termudah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara hold keras dan menikmati dividennya. Namun, ada juga beberapa trader yang memanfaatkan fluktuasi harga saham dividen 1-3 bulan sebelum pengumuman dividen untuk mencari potensi kenaikan harga. Kira-kira, bagaimana peluang dan risiko dari strategi trading saham dividen dengan pola ini?

Jika melihat polanya, secara teori saham dividen akan mencatatkan kenaikan harga saat pengumuman dividen. Tingkat kenaikan harga sering diasosiasikan akan setara bahkan lebih dari tingkat dividen yield saat dividen dibagikan. Namun, setelah periode ex-dividen, harga saham juga bisa turun lebih dalam dari tingkat dividen yield sejak pengumuman. Untuk itu, ada istilah dividen trap gara-gara keuntungan dari hasil dividen lebih rendah dibandingkan kerugian akibat penurunan harga. 

Namun, secara realita tidak semua saham dividen mencatatkan kenaikan signifikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti tingkat konsistensi pembagian dividen, di mana bukan cuma sering saja, tapi juga dilihat tren pertumbuhan nominal dividen per saham. Lalu, tingkat dividend payout ratio, jika ada satu momen dividend payout ratio tembus di atas 100 persen, berarti ada risiko di tahun selanjutnya kenaikan sahamnya tidak terlalu tinggi. 

Pertanyaannya, bagaimana dengan strategi beli saham dividen 1-3 bulan sebelum pengumuman dan menjualnya saat periode cum-dividen? Kami akan mengulas dengan menggunakan beberapa sampel karakter saham, yakni rutin dividen, non-cyclical, dan likuid,  rutin dividen dan cyclical, serta saham rutin dividen, tapi tidak likuid.

Tren Saham Rutin Dividen, Non-cyclilcal, dan Likuid

Dalam karakter saham ini, kami mengambil contoh dari sisi BJBR dan ASII. Ketiganya cukup rutin dan tidak terlalu cyclical, meski BJBR sangat sensitif dengan perubahan suku bunga bank sentral. Lalu, bagaimana trennya dalam periode 1-3 bulan sebelum pembagian dividen. 

Kami melakukan perhitungan menggunakan trading view, jadi titik yang dihitung adalah potensi untung dalam kisaran 1-3 bulan sampai cum-dividen. 

Dengan pola itu, BJBR cukup rutin mencatatkan kenaikan harga sekitar 3 persen sampai 7 persen setiap 1-3 bulan sebelum pembagian dividen. Rata-rata kenaikan saham BJBR terjadi sebulan sebelum pembagian dividen. 

Namun, ada kenaikan yang sangat tipis dalam periode 1 bulan sebelum cum-dividen pada 2017, setelah cuma naik sekitar 0,39 persen, meski dari segi dividen yield sekitar 4,41 persen kala itu. Ini menjadi anomali, dan kami pikir ada hubungannya dengan volatilitas saham BJBR sebelumnya. 

Pasalnya, pada periode tersebut tingkat dividen per sahamnya senilai Rp89 per saham dibandingkan dengan Rp84,8 per saham pada 2016. Artinya ada kenaikan dividen per saham, tapi dari segi dividen yield turun menjadi 4 persen dibandingkan dengan 8,79 persen pada sebelumnya. Saat itu, harga saham BJBR memang tengah tinggi-tingginya hingga tembus Rp2.000 per saham. 

Selaras dengan BJBR, tingkat kenaikan harga saham ASII dalam periode 1-3 bulan sebelum cum-dividen juga dipengaruhi tingkat dividen yield. Sejatinya, dalam setahun tingkat dividen yield ASII tembus sekitar 5-7 persen. Hanya saja, dividen ASII dibagi menjadi dua periode interim dan final sehingga rata-rata per periode dividen sekitar 2-4 persen. 

Namun, pola saham ASII di dividen interim 2023 mengalami penurunan sebesar 18,13 persen. Meski saat dividen final naik 13,29 persen. Kenaikan itu juga dipicu oleh tingkat dividen ASII yang jumbo karena kinerja UNTR yang cukup signifikan. 

Sejak pandemi Covid-19 di 2020, tren saham ASII bergerak lebih agresif jelang pembagian dividen. Rentang kenaikannya bisa 8-20-an persen dalam periode 3 bulan jelang pembagian dividen. 

Sebelumnya, tren kenaikan harga saham ASII pada periode 1-3 bulan itu sekitar 3 persen saja. Pernah tembus 11-12 persen di periode final 2017 dan interim 2018.

Ramalan Dividen 4 Saham Big Bank, Siapa yang Terbesar?
Keempat bank besar sudah rilis laporan keuangan 2023, kira-kira siapa yang membagikan dividen dengan jumlah terbesar? simak proyeksinya di sini

Tren Saham Rutin Dividen dan Cyclical

Untuk saham rutin dividen dan cyclical, kami akan mencoba analisis saham PTBA dan ITMG. 

Hasilnya, jika melihat tren pergerakan harga saham PTBA saat 1-3 bulan sebelum pembagian dividen. Naik atau turunnya bukan sekadar ditentukan oleh berapa nominal dividen yang dibagikan, tapi juga kondisi harga batu bara dunia. 

Jika dividen PTBA cukup besar dan diikuti kenaikan harga batu bara dunia, kenaikan harga saham PTBA sebelum cum-dividen bisa mencapai 30-an persen, bahkan 40-an persen dalam 3 bulan. Namun, saat harga batu bara sedang turun, harga sahamnya juga turun jelang pembagian dividen hingga 20-an persen.

Ada anomali terjadi di 2021, harga saham PTBA turun sekitar 20-an persen dalam periode 3 bulan sebelum pembagian dividen. Hal itu disebabkan oleh turunnya dividen per saham PTBA secara signifikan menjadi Rp74 per saham dibandingkan dengan Rp326 pada periode sama tahun sebelumnya. 

Hal itu terjadi karena PTBA menurunkan dividen payout ratio menjadi hanya 36 persen. Apalagi, waktu itu juga ada efek pandemi Covid-19. 

Untuk ITMG, rata-rata fluktuasi harga sahamnya saat pembagian dividen konsisten naik dari belasan persen hingga 30-an persen selama 3 bulan. Bahkan, dalam kondisi harga batu bara lagi lesu, saham ITMG masih bisa merespons dividen dengan kenaikan belasan persen. 

Namun, pola dari saham ITMG ini harus beli 3 bulan sebelum dan jual H-1 sebelum cum-dividen.

Cara Lapor Dividen Saham Agar Dapat Insentif Pajak 0 Persen
Banyak investor yang masih bingung bagaimana cara lapor pajak dividen saham agar dapat insentif pajak 0 persen. Simak caranya di sini

Tren Saham Rutin Dividen, Non-cyclical maupun cyclical, tapi Tidak Likuid

Untuk jenis saham ini, kami akan mencoba analisis dua saham, yakni HEXA dan GEMS. HEXA mewakilkan saham non-cyclical, dan GEMS mewakilkan saham cyclical. 

Jika melihat pola saham HEXA dari 2015-2023. Tren kenaikan tinggi jelang dividen baru rutin terjadi setelah 2020. Hal itu beriringan dengan tren dividen per saham yang cukup tinggi hingga di atas Rp500 per saham. Rata-rata kenaikan saham HEXA sekitar 11 persen hingga 35 persen.

Sementara itu, sebelum pandemi, pergerakan harga saham HEXA 1-3 bulan sebelum pembagian dividen cenderung berada di kisaran 3-5 persen. Namun, sempat saham HEXA naik 125 persen pada 2016 saat 3 bulan sebelum pembagian dividen. Hal itu didorong oleh tingkat dividen per saham yang sempat melejit pada periode tersebut menjadi Rp1.641 per saham. Padahal, sebelumnya rata-rata pembagian dividen hanya di bawah Rp300 per saham. 

Untuk saham GEMS, jika ingin ambil keuntungan sebelum dividen diperlukan waktu sekitar 1 bulan sebelum untuk dividen interim, dan 3 bulan sebelum untuk dividen final. Potensi kenaikannya cukup agresif bisa di atas 50 persen. Namun, satu kelemahan saham GEMS, saham ini sangat tidak likuid. Artinya, kamu juga tidak bisa masuk dengan modal besar. Bisa masuk dengan modal besar, tapi nanti susah untuk keluarnya.

Investor Saham Dividen Ini Sulap Rp60 juta Jadi Rp150 miliar
Investor saham dividen ini bisa menyulap modal Rp60 juta jadi Rp150 miliar. Gimana caranya? simak di sini ya.

Kesimpulan

Ada beberapa yang harus diperhatikan jika ingin mengambil keuntungan dari fluktuasi harga saham dividen: 

  • Proyeksi kinerja keuangan saham terkait sehingga bisa mendapatkan gambaran prospeknya bakal bagikan dividen lebih tinggi atau tidak, serta memperkirakan potensi dividen yield untuk melihat proyeksi kenaikan
  • Valuasi saham jika terlalu tinggi bisa jadi bukan kenaikan, tapi malah penurunan seperti terjadi di saham BJBR di 2016. Sehingga bisa menentukan masuk 1 bulan sebelum atau 3 bulan sebelum
  • Tingkat likuiditas saham, jika plan-nya trading sebaiknya mencari saham yang likuid. Pasalnya, risiko masuk saham yang tidak terlalu likuid bisa membuat bisa masuk, tapi tidak bisa keluar. 

Di luar itu, kami menilai jika kamu tertarik mengejar fluktuasi harga saham dividen saat jelang pembagian dividen, pastikan porsinya juga tidak terlalu besar. Paling agresif 30 persen dari total modal-mu di saham. Sisanya, masukkan ke saham dividen untuk hold jangka panjang. 

Adapun, modal dalam skema ini diharapkan tetap stabil di porsi 30 persen. Jika ada kelebihan keuntungan dari kenaikan harga bisa dioper ke aset jangka panjang. 

Kenapa begitu? untuk meredam potensi risiko jika ada spekulasi kenaikan harga saham jelang pembagian dividen yang tidak tepat sasaran. Lalu, kenapa harus simpan jangka panjang di saham dividen?

Alasannya karena saham dividen memberikan tambahan modal bukan sekadar peluang kenaikan harga. Penambahan modal dari dividen itu bersifat pasti, dalam arti nilai yang telah diberikan tidak akan berkurang. Sedangkan, potensi dari kenaikan harga masih ada risiko ketidakpastian yang bisa membuat nilainya turun. 

Kamu tertarik coba strategi ini?

DISKON UNTUK PEMBURU SAHAM DIVIDEN DI BULAN PENUH CINTA

Kami berikan promo untuk member baru dengan potongan harga hingga Rp200.000 langsung hingga Akhir Februari 2024. (kuota promo terbatas siapa cepat dia dapat)

baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini