Saham yang Cuan dan Rungkad Jelang Realisasi Kesepakatan AS-Indonesia 1 Agustus 2025
Jelang 1 Agustus 2025, ada beberapa detail kesepakatan antara Prabowo dengan Trump. Kira-kira, apa saja saham yang diuntungkan dan dirugikan? simak selengkapnya di sini

Mikirduit – Indonesia dan Amerika Serikat sudah membuat beberapa kesepakatan yang berujung dengan turunnya tarif dagang ekspor Indonesia ke AS menjadi 19 persen, meski harus dibayar dengan beberapa poin yang cukup mahal. Lalu, apa saja saham yang berpotensi didorong sentimen positif ini?
Highlight
- Indonesia dan AS menyepakati penurunan tarif impor untuk produk-produk tertentu dan penghapusan hambatan non-tarif, yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral.
- Kesepakatan ini berpotensi menguntungkan saham-saham di sektor pakan ternak dan distribusi teknologi karena penurunan bea masuk bahan baku serta produk digital dari AS.
- Di sisi lain, kesepakatan ini berpotensi merugikan produsen domestik di sektor pertanian dan gadget karena persaingan yang lebih ketat dengan produk impor AS.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Perundingan antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) menghasilkan penurunan tarif menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen. Presiden AS Donald Trump pun menjaga porsi negosiasi di batas bawah 15 persen.
Saat ini, posisi Indonesia menjadi negara dengan tarif dagang terendah dibandingkan yang sudah sepakat. Namun, ada potensi negara lain yang dianggap memberikan value lebih bisa diberikan batas bawah 15 persen oleh Trump.
Berikut ini ringkasan dari kesepakatan antara Indonesia dengan AS:
- Penghapusan Tarif dan Akses Pasar untuk Amerika Serikat. Jadi, Indonesia akan menghapus 99 persen hambatan tarif untuk produk industri dan pangan, serta pertanian asal Amerika Serikat (AS). Lalu, AS akan menurunkan tarif impor dari Indonesia menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen. AS mempertimbangkan penurunan tarif lebih lanjut bagi komoditas Indonesia yang tidak diproduksi di AS. Salah satunya terkait tembaga.
- Aturan Asal Barang dan Hambatan non-Tarif. Kedua negara siap berunding terkait aturan asal barang yang memprioritaskan manfaat bagi AS dan Indonesia. Lalu, Indonesia akan menangani beberapa hambatan non-tarif seperti, kandungan lokal untuk barang asal Amerika, penerimaan kendaraan sesuai dengan standar keselamatan dan emisi Amerika Serikat, pengakuan sertifikat FDA untuk alat kesehatan dan obat-obatan asal AS, penghapusan ketentuan pelabelan tertentu dan inspeksi pra-pengapalan, penyelesaian isu hak kekayaan intelektual, serta penghapusan pembatasan impor produk rekondisi dan persyaratan lisensi impor.
- Komitmen di Sektor Pangan. Indonesia akan membebaskan produk pangan dan pertanian AS dari skema lisensi impor dan kewajiban keseimbangan komoditas, memberikan status Fresh Food of Plant Origin permanen untuk produk tanaman asal AS, mengakui sistem pengawasan regulatori AS termasuk sertifikasi produk daging, susu, dan unggas.
- Reformasi Ekonomi Digital dan Investasi. Indonesia sepakat mengizinkan transfer data pribadi ke Amerika Serikat, menghapus pos tarif untuk produk digital, mendukung moratorium permanen WTO atas bea masuk untuk transmisi elektronik, serta melaksanakan komitmen reformasi regulasi jasa sesuai inisiatif WTO.
- Komitmen Lingkungan Buruh dan Bahan Baku Industri seperti, Indonesia akan bergabung dalam Global Forum on Steel Excess Capacity, melarang impor barang hasil kerja paksa, memperkuat kebebasan berserikat, serta perundingan kolektif, meningkatkan hukum lingkungan dan meemrangi perdagangan kayu ilegal, subsidi perikanan ilegal, serta perdagangan satwa liar ilegal, serta menghapus pembatasan ekspor mineral penting dan komoditas industri ke Amerika Serikat.
- Kerja Sama Keamanan Ekonomi Rantai Pasok. Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama keamanan ekonomi termasuk pengendalian ekspor, keamanan investasi, dan penanggulangan penghindaran bea masuk.
- Kesepakatan Dagang Perusahaan Swasta. Indonesia akan membeli pesawat dari AS senilai 3,2 miliar dolar AS, membeli produk pertanian seperti kedelai,tepung kedelai, gandum, dan kapas senilai 4,5 miliar dolar AS, serta pembelian energi seperti LPG, minyak mentah, dan bensin senilai 15 miliar dolar AS.
Jadi, apa saja saham-saham yang berpotensi diuntungkan dari kesepakatan antara Indonesia dengan AS tersebut?

Deretan Saham yang Diuntungkan
Jika merujuk deretan 10 produk impor terbesar Indonesia dari AS pada periode Januari - Mei 2025 antara lain terkait LPG, Kacang Kedelai, Mesin dan Perlengkapan elektrik, batu bara bitumen, minyak mentah, perangkat komputer residu dan sisa industri makanan termasuk olahan hewan, bahan kimia anorganik, dan tepung hingga pelet.
Dari sini, beberapa saham yang berpotensi diuntungkan antara lain, saham-saham yang membutuhkan bahan baku atau distribusi produk impor asal AS tersebut.
Kami mencatat beberapa saham itu antara lain sektor pakan ternak hingga perdagangan teknologi.
Untuk pakan ternak serta produsen tepung terigu seperti CPIN, JPFA, MAIN, SIPD, dan INDF akan diuntungkan karena bea masuk produk pertanian impor dari AS akan dikenakan 0 persen. Sebelumnya, tarif bea masuk produk-produk pertanian itu berkisar 5-19 persen (sesuai dengan bentuk produknya).
Dengan begitu, Kelima saham itu berpotensi bisa mendapatkan bahan baku dengan harga lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan begitu, tingkat margin keuntungan bisa menjadi lebih baik. Namun, ini baru catatan di atas kertas yang belum jelas nanti realisasinya seperti apa.
Selain itu, MTDL menjadi distribusi beberapa produk yang memiliki basis utama di AS mulai dari Cisco, Dell, IBM, Oracle, Microsoft, hingga Nvidia. Apalagi, salah satu kesepakatan juga mencakup produk digital seperti software. Dengan begitu, ada potensi produk elektronik dari AS akan memiliki harga lebih terjangkau dan bisa menarik minat lebih bagus.
Di sisi lain, untuk ERAA dan MAPI akan tergantung bagaimana skema tarif ini berlaku. Pasalnya, banyak produk gadget brand AS yang diproduksi di China. Lalu, apakah kesepakatan tarif 0 persen akan berlaku untuk produk AS yang dibuat di China atau tidak. Hal itu akan tergantung dengan hasil perundingan terkait aturan asal barang yang memprioritaskan manfaat bagi AS dan Indonesia.
Selain itu, IMAS juga berpotensi diuntungkan karena menjadi distributor kendaraan brand AS seperti Jeep. Namun,mungkin skalanya tidak begitu besar.
Terakhir, GIAA bisa diuntungkan jika nantinya dibantu Danantara untuk membeli tambahan armada pesawat. Sehingga nantinya bisa mengurangi biaya sewa dan membuat restrukturisasi keuangan berjalan lebih lancar.
Deretan Saham yang Dirugikan
Di sisi lain, kesepakatan antara Indonesia dengan AS itu juga bisa berujung dengan merugikan perusahaan domestik. Misalnya, dengan potensi banjir impor produk pertanian AS bisa mempengaruhi produksi dan kinerja penjualan produk pertanian lokal. Dalam hal ini, BISI menjadi yang paling terdampak karena menjual benih tanaman, terutama jagung.
Jika ada penurunan minat ekspansi lahan jagung bisa membuat kinerja emiten pertanian tersebut menjadi melambat. Apalagi, produk pertanian dalam negeri harus bersaing dengan produk AS yang mendapatkan insentif tarif 0 persen.
Di sisi lain, produk gadget domestik seperti AXIO atau ZYRX juga akan bersaing ketat dengan produk AS yang bisa lebih murah karena penurunan pajak. Terutama, produk gadget yang yang dibuat di AS. Beberapa produk laptop yang diproduksi di AS seperti HP dan Dell.
Lalu, ada beberapa saham yang sifatnya masih netral karena belum jelas bagaimana skemanya. Misalnya, tarif hingga 0 persen untuk tembaga dari Indonesia yang belum tercantum secara tertulis di kesepakatan. Dalam hal ini, emiten tembaga seperti AMMN dan MDKA harusnya bisa diuntungkan jika negara lain yang ekspor tembaga dapat tarif 50 persen, sedangkan mereka 0 persen.
Namun, yang perlu diperjelas adalah bentuk tembaga yang bisa dapat tarif 0 persen seperti apa. Pasalnya, jika berbentuk bijih akan jadi pedang bermata dua untuk AMMN yang baru saja merampungkan smelter-nya di akhir 2024. Apalagi, ekspor bijih tembaga juga terlarang.
Begitu juga terkait ekspor mineral kritis, yang dalam hal ini seperti nikel, kobalt, dan lithium. Ini jadi pertanyaan juga, ekspor mineral kritis ini dalam bentuk bijih atau olahan setengah jadi seperti nickel pig iron hingga nickel matte. Jika dalam bentuk nikel setengah jadi, berarti saham-saham nikel yang punya smelter seperti INCO, HRUM, ANTM, NCKL, hingga MBMA akan diuntungkan.
Namun, jika nanti skemanya ekspor bijih mentah, saham yang dinilai paling diuntungkan adalah DKFT, NICL, dan IFSH yang tidak memiliki smelter. ANTM, NCKL, dan MBMA bisa saja mengekspor bijih juga, tapi investasi smelter yang telah dilakukan sebelumnya sia-sia; Untuk INCO di luar itu karena penjualannya dilakukan kepada shareholdernya mulai dari Vale hingga Sumitomo.
Terakhir, salah satu saham yang akan dianggap netral adalah PGAS. Ada kemungkinan PGAS bersama Pertamina memborong LPG dari komoditas energi dari AS. Sifatnya netral karena ini hanya membeli persediaan. Kecuali, harga pembelian lebih murah ini baru menarik.
Kesimpulan
Apakah saham yang diuntungkan langsung meroket dan dirugikan akan rungkad? jawabannya juga belum tentu. Kita masih perlu menunggu bagaimana implementasinya dan dampak dalam periode transisi kesepakatan yang telah dibuat.
Strategi jual-beli sahamnya seperti biasa, beli saat harganya masih murah dengan potensi prospek yang tetap menarik.
Mau Belajar sambil Praktek Langsung Investasi Saham Bersama Ahlinya?
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini