Saham TGUK Ke Gocap, Begini Tips Investasi Saham Third Liner

Saham TGUK bikin ramai setelah kisah trader dikhianati di saham tersebut, sampai ada yang bilang kok bisa saham yang baru mau kerja sama dengan AICE ini malah dibanting bandar. Apakah saham small cap gak layak diinvestasikan? simak selengkapnya di sini

Saham TGUK Ke Gocap, Begini Tips Investasi Saham Third Liner

Mikirduit – Saham TGUK dianggap punya fundamental cukup bagus, tapi dalam dua hari terakhir harga sahamnya dibanting. Pertanyaannya, kenapa saham yang dianggap punya fundamental bagus ini justru turun menuju Rp50 dalam dua hari? jadi apakah analisis fundamental sudah tidak berlaku?

Jelang setahunan IPO, saham TGUK malah terjun ke gocap, aroma bandar melakukan aksi jual jadi sorotan. Turunnya harga TGUK terjadi setelah perseroan sepakat bekerja sama dengan AICE, salah satu produsen es krim, dengan nilai investasi sekitar Rp700 miliar. 

Sementara itu, dari segi fundamental, saham TGUK dianggap cukup bagus. Sampai kuartal I/2024, TGUK yang punya tingkat debt to equity ratio (DER) hampir 0 kali ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 83,56 persen menjadi Rp1,08 miliar. 

Kenaikan laba bersih itu didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 16,84 persen menjadi Rp34,64 miliar. Ditambah beban pokok pendapatan yang lebih efisien sehingga gross profit margin TGUK naik menjadi 56,41 persen dibandingkan dengan 53,1 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Lalu, pengelolaan biaya operasional yang bisa lebih rendah dari kenaikan pendapatan telah mengerek laba bersih tumbuh 83 persen. Tingkat arus kas operasional juga positif Rp5,35 miliar, meski jika dilihat free cashflow TGUK masih negatif sekitar Rp30 miliar. 

Lalu, kenapa saham TGUK dibanting? apakah kini sudah tidak ada lagi with fundamental in trust?

Mengulas Saham Market Cap Kecil dengan Fundamental Oke, tapi Harga Jeblok

Saham TGUK ini baru IPO kurang dari 1 tahun. Secara data-data yang tersedia (sejak 2020). Artinya, dari awal listing sampai sekarang, TGUK masih proses pembentukkan harga sehingga berisiko untuk langsung masuk dalam jangka panjang sebagai investasi. 

Apalagi, data-data keuangan TGUK juga cenderung terbatas, dan terpenting skala bisnis TGUK bisa dibilang tidak terlalu besar. Untuk itu, kami sendiri menilai beli saham IPO bukan untuk investasi, tapi sekadar mengejar fluktuasi jangka pendek. Soalnya, sulit menilai prospek saham IPO dalam periode 1-3 tahun setelah listing, bahkan saham seperti BREN bisa naik karena ada pengaturan jumlah saham yang diperdagangkan ritel dan pihak ketiga hanya sekitar 3 persen dari total saham, bukan karena prospek dan fundamentalnya. 

Salah satu masalah dari saham TGUK adalah kapitalisasi pasarnya masih dalam skala third liner di bawah Rp1 triliun. Biasanya, saham third liner ini memang jadi makanan bandar menengah kecil, karena hanya butuh modal yang tidak terlalu besar untuk menggerakkannya. Jadi, jangan kaget ketika saham TGUK dibanting seperti saat ini. 

Beberapa saham kecil lainnya yang kerap digadang-gadang punya fundamental oke antara lain, RAFI. 

Saham RAFI pun kini sudah di harga Rp50 per saham, meski kinerja kuartal I/2024 cukup oke dengan kenaikan laba bersih sebesar 64,58 persen menjadi Rp5,4 miliar. Dengan posisi debt to equity ratio (DER) yang rendah dan pertumbuhan bisnis yang masih positif, banyak menilai valuasi PBV RAFI sebesar 0,51 kali sudah murah. Tapi, tetap saja saham ini nyenyak tidur di level gocap. 

Di sini, yang perlu dipertegas adalah, fundamental sebuah saham bagus atau tidak bukan hanya bicara kinerja laba bersih hari ini naik tinggi saja, serta valuasi murah, tapi bagaimana tren dalam 5-10 tahun terakhir. Dalam periode itu, emiten akan melewati siklus bisnis dari posisi suku bunga rendah hingga tinggi, ekonomi ekspansif dan juga kontraksi. Dari situ terlihat bagaimana daya tahan emiten dalam menghadapi risiko ekonomi secara eksternal, serta strategi bisnis perusahaan secara internal untuk mencatatkan pertumbuhan bisnis yang konsisten. 

Lagipula, salah satu syarat lainnya dari investasi saham di fundamental bagus adalah, emiten itu harus menjadi minimal top three leaders di pasarnya. Saham yang punya market share kecil bisa menarik, asal dia punya strategi penetrasi kuat untuk menguasai pangsa pasar, seperti CMRY yang mencoba disrupsi market susu kemasan melawan ULTJ dan ICBP. 

Terakhir balik lagi, saham TGUK maupun RAFI adalah emiten skala kecil yang levelnya third liner, sangat mudah digoreng oleh bandar menengah kecil dengan modal yang tidak terlalu besar. Kalau begitu, apakah saham kecil tidak layak untuk investasi?

Jurus Warren Buffet Pilih Saham, Economic Moat
Warren Buffett punya jurus cari saham terbaik untuk jangka panjang, yakni mencari saham yang punya economic moat. Apa itu? dan bagaimana cara menemukannya?

Tips Investasi Saham di Emiten Market Cap Kecil

Salah satu ekspektasi investasi saham di emiten dengan market cap kecil antara lain, modal yang dibutuhkan kecil serta potensi capital gain lebih besar. Namun, tingkat risikonya juga besar, seperti rentan kesulitan membayar utang karena skala bisnisnya yang masih kecil, hingga masalah lainnya. 

Namun, bukan berarti tidak ada cara untuk investasi saham di market cap kecil. Salah satu tips investasi saham di market cap kecil di bawah Rp1 triliun adalah pilih yang rutin bagi dividen dan setidaknya sudah listing minimal 5 tahun terakhir. Dengan begitu, kita sudah bisa analisis risiko bisnis untuk melihat risiko kenaikan dan penurunan pembagian dividen. Lalu, jika sudah rutin membagikan dividen dalam 5 tahun terakhir dengan nominal yang tidak fluktuasi, bisa jadi perhitungan peluang dan risiko untuk hold saham tersebut dalam jangka panjang. 

Jadi, meski sahamnya berpotensi tidur terus, tapi setidaknya kita mendapatkan dividen yang sudah konsisten. Jika suatu saat sahamnya naik, ya itu menjadi bonus untuk kita. Beberapa saham skala kecil yang rutin bagi dividen antara lain: 

Dalam screeningan ringkas (jadi kalau mau coba, kamu perlu analisis lebih dalam lagi sendiri ya), ada beberapa saham skala kecil dengan market cap di bawah Rp1 triliun yang rutin bagi dividen seperti, BLUE, ASDM, NRCA, PBSA, dan TEBE. 

Selain itu, disarankan kamu harus masuk ke deretan saham skala kecil itu saat posisi murah. Pasalnya, jika masuk di harga tertingginya, risiko floating loss dalam jangka panjang akan sangat besar dan berlangsung cukup lama. 

Tips terakhir, kamu yang investasi di saham market cap kecil ini disarankan hanya melihat posisi portofolio 3 - 6 bulan sekali saja biar nggak terlalu panik. Lalu, alokasi modal juga diatur tidak terlalu besar.

Memahami Cara Cuan dari Investasi Saham di Harga Murah
Tips cuan dari investasi saham adalah beli saat harganya murah. Namun, banyak yang kaget saat beli harga saham yang lagi murah malah mengalami floating loss dalam beberapa hari setelahnya. Jadi, apakah bisa cuan kalau beli saham di harga murah?

Kesimpulan 

Fundamental saham yang bagus bukan bicara laba bersih naik turun saat ini, tetapi secara keseluruhan mulai dari risiko kredit, prospek pertumbuhan bisnis perusahaan (jika sudah besar bagaimana cara dia mempertahankan pangsa pasar, jika masih kecil bagaimana dia bisa meningkatkan pangsa pasar), hingga margin keuntungan (untuk mendapatkan gambaran efisiensi operasional untuk terus mencatatkan pertumbuhan bisnis, serta potensi risiko hukum, kualitas manajemen, dan hal lainnya yang bisa berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan.

Lalu, apakah saham yang fundamental bagus pasti naik? secara teori saham fundamental bagus pasti diburu oleh investor karena tergiur dengan prospek bisnisnya di masa depan. Namun, prakteknya, saham fundamental bagus belum tentu naik. 

Perlu lihat lagi, skala kapitalisasi pasar saham tersebut, jika itu saham dengan market cap besar, ada potensi naik jika kualitas fundamentalnya didukung oleh momentum untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Sehingga big fund seperti investor asing, fund manager, pun tertarik masuk ke sana dan diikuti ritel yang menggunakan strategi follow the big fish. 

Kelebihan saham big caps adalah sulit digoreng dengan modal menengah kecil sehingga naik dan turunnya akan tergantung pergerakan big fund, salah satunya investor asing. Meski, hal itu membuat pergerakan saham big caps cenderung lebih lambat dibandingkan dengan skala bisnis emiten. 

Sementara itu, saham small caps, terutama third liner ini yang rentang digoreng dengan modal menengah besar. Jadi, terlepas bagus atau tidak fundamental sahamnya, risiko naik-turun karena digoreng lebih tinggi karena jumlah pihak yang bisa melakukannya lebih banyak dibandingkan di saham big caps. 

Untuk itu, jika kamu tertarik untuk investasi di saham small caps, disarankan masuk saat posisi rendah atau dollar cost averaging 2-3 tahun sambil menikmati dividen dan momentum saham tersebut diangkat. Tertarik coba? kami akan siapkan Mikirdividen 2024 dengan pembagian skala saham dividen dari saham menengah besar dan saham kecil sebagai pilihan untuk investasi jangka panjang. Bagi kamu yang belum join, yuk join sekarang dengan klik link di bawah ini.

Mau dapat info saham dividen jumbo serta strategi investasi dan outlook publikasi bulanan?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini