Jurus Warren Buffet Pilih Saham, Economic Moat

Warren Buffett punya jurus cari saham terbaik untuk jangka panjang, yakni mencari saham yang punya economic moat. Apa itu? dan bagaimana cara menemukannya?

Jurus Warren Buffet Pilih Saham, Economic Moat

Economic Moat sudah menjadi strategi Warren Buffett untuk memilih saham investasi selama beberapa dekade. Strategi ini pertama kali diungkapkan dalam pertemuan tahunan Berkshire Hathaway pada 1995.

Dalam pertemuan itu, Buffett mengungkapkan kepada pemegang saham Berkshire Hathaway terkait apa saham yang lagi coba ditemukan oleh mereka.

"Kami mencoba menemukan bisnis dengan moat atau parit yang luas dan tahan lama, sehingga bisa melindungi benteng bisnis dengan sangat hebat," ujarnya.

Economic Moat adalah keunggulan kompetitif dalam menjalankan bisnis yang sulit ditiru oleh kompetitor. Dengan begitu, perusahaan yang memiliki economic moat dianggap bisa mempertahankan posisinya dalam jangka panjang.

Buffett membuat istilah Economic Moat dengan menganalogikan sebuah kerajaan yang memiliki parit di sekitarnya. Dengan memiliki parit di sekitarnya, kerajaan itu akan lebih aman dari serangan musuh. Semakin dalam paritnya, akan semakin susah ditembus benteng kerajaan tersebut.

Dengan keunggulan kompetitif yang kuat itu, Warren Buffett menilai perusahaan tidak perlu berinvestasi yang cukup banyak untuk mempertahankan keunggulannya. Sehingga setiap keuntungan yang ada bisa dioptimalkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen secara konsisten.

Dalam hal ini, Buffett mengecualikan perusahaan di bisnis komoditas yang dinilainya tidak memiliki economic moat.

BACA JUGA: Menelisik Economic Moat dalam saham BBRI

Tahapan Investasi di Saham yang Memiliki Economic Moat?

Warren Buffett dan Charlie Munger pernah mengungkapkan bagaimana cara menemukan saham yang punya economic moat hingga memutuskan untuk investasi di sana. Ada tiga tahapan yang harus dilakukan.

Pertama, mencari saham yang punya economic moat dengan ciri-ciri, memiliki bisnis dengan biaya produksi yang rendah di beberapa area, secara alami diwaralabakan dengan kekuatan kapabilitasnya, branding yang kuat, keunggulan teknologi, atau alasan apapun yang membentuk parit di sekitarnya dan sulit dimasuki oleh kompetitor.

Kedua, mencari tahu bagaimana cara perusahaan menjaga agar economic moatnya tidak bisa ditembus kompetitor. Dalam analogi sebuah kerajaan, kita harus menganalisis mengapa kerajaan itu masih berdiri hingga sekarang dengan economic moatnya? Apa yang akan mereka lakukan untuk mempertahankan keunggulannya dalam 5-20 tahun ke d epan? seberapa permanen keunggulan yang mereka miliki? Serta besar mereka bergantung terhadap kejeniusan manajemen kerajaan tersebut?

Ketiga, setelah kita menemukan kenyamanan dengan economic moat sebuah saham, pertanyaan selanjutnya apakah manajemen berpotensi melakukan hal keliru karena terlalu jumawa dengan keunggulannya?

Ketiga tahap itu adalah cara Buffett mengevaluasi bisnis sebuah saham yang ingin dibeli. Jika dilihat, Buffett diperkirakan tidak mengubah caranya memilih saham dengan ecobomic moat selama beberapa dekade terakhir.

Setelah Buffett menilai ketiga tahap itu hasilnya positif, maka mereka akan mempertimbangkan untuk berinvestasi di bisnis itu saat harga sahamnya terdiskon atau valuasinya lagi murah.

Namun, harus diketahui, strategi investasi saham dengan mencari economic moat ini tidak mudah. Butuh banyak kerja dan usaha serta hasilnya baru terlihat dalam jangka panjang.

Memaknai Saham dengan Economic Moat

Saham yang memiliki economic moat tidak langsung menarik begitu saja. Untuk itu, Buffett menciptakan 3 tahap pembelian saham economic moat. Soalnya, cukup memiliki economic moat saja belum tentu bagus.

Untuk itu, ada indikator yang menentukan apakah economic moatnya bagus atau tidak, yakni seberapa luas dan sempit economic moat sebuah bisnis perusahaan. Apa perbedaannya? mana yang bagus? kita ulas di sini.

Economic Moat Luas

Economic Moat Luas ibarat kerajaan yang punya parit sangat luas sekali sehingga kerajaan lain sulit untuk menyerang masuk.

Dalam konteks saham, economic moat menandakan bisnis perusahaan itu sulit ditiru kompetitor, bahkan hampir pasti mustahil. Beberapa ciri penyebab economic moat melebar dan sulit dimasukki kompetitor antara lain, branding yang sangat kuat dan melekat di masyarakat hingga memiliki banyak hak paten yang tidak bisa dicomot oleh sembarang orang.

Saham yang memiliki economic moat yang luas ini cenderung bagus dan berpotensi memberikan keuntungan jangka panjang. Soalnya, secara bisnis, pangsa pasarnya bakal terus terjaga dalam jangka menengah panjang.

Economic Moat Sempit

Sebaliknya, economic moat sempit ibarat kerajaan yang parit sempit sehingga kerajaan lain bisa berpeluang menyerang masuk.

Dalam konteks saham, economic moat menandakan bisnis perusahaan itu masih bisa disaingi oleh kompetitor karena sifat keunggulan yang dimilikinya tidak terlalu kuat. Beberapa penyebab keunggulan bisnisnya kecil antara lain, beberapa sektor bisnis ada yang tidak mengizinkan adanya perlindungan kekayaan hak intelektual yang ketat sehingga kompetitor lain bisa saja masuk. Lalu, ada juga sektor bisnis yang memiliki hambatan masuk tidak begitu sulit. Sehingga pemilik economic moat berpotensi sulit menjaga dominasinya di pasar.

Saham yang punya economic moat sempit masih berpotensi tumbuh bagus, tapi dengan akan sulit untuk mendominasi pasar. Jadi, ada risiko sedikit fluktuatif lah.

Kesimpulan

Inti dari economic moat ala Warren Buffett ini menjelaskan kalau investasi saham adalah membeli bisnis. Jika bisnis suatu saham punya keunggulan kompetitif yang kuat, efeknya kinerja keuangan bakal bagus dan tidak perlu modal banyak untuk menjaga dominasi.

Dengan begitu, setiap kelebihan uang dari keuntungan berpotensi dikembalikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Semua itu akan menjadi nilai tambah sebuah saham yang bisa membuat harga rata-rata per tahunnya bisa terus naik.

Kira-kira, apa saja ya saham di Indonesia yang punya economic moat?