Saham Potensi Dividen Jumbo dengan Harga yang Lagi Diskon
Ada salah satu saham pilihan mikirdividen yang kami nilai dalam posisi menarik beli dengan potensi dividen yang menarik. Mungkin bisa cocok untuk jangka menengah. Berikut ulasannya
Mikirduit – Salah satu saham mikirdividen yang diproyeksikan bisa kembali membagikan dividen paling jumbo adalah DMAS. Asumsi ini mengecualikan ADRO yang bakal bagi dividen jumbo spesial. Lalu, seberapa prospek saham DMAS ke depannya dan proyeksi dividen pada tahun buku 2024?
DMAS mencatatkan kinerja yang cukup sensasional pada kuartal III/2024 dengan kenaikan laba bersih sebesar 84,7 persen menjadi Rp1,12 triliun. Kenaikan laba bersih itu ditopang dengan pertumbuhan pendapatan yang sangat solid naik sebesar 71,79 persen menjadi Rp1,68 triliun.
Kenaikan pendapatan DMAS ditopang oleh penjualan lahan industri kepada Microsoft senilai Rp810 miliar. Penjualan kepada Microsoft itu mencapai 48 persen dari total pendapatan. Kebutuhan penjualan kepada Microsoft ini adalah untuk pembangunan data center.
Selain Microsoft, DMAS mencatatkan penjualan jumbo lagi kepada PT Princeton Digital Group senilai Rp171 miliar. Adapun, Princeton Digital Group juga perusahaan data center.
Untuk kinerja sepanjang 2024, kami proyeksikan kinerja laba bersih DMAS naik 42,56 persen menjadi Rp1,72 triliun.
Dengan proyeksi kinerja yang sensasional itu, kami ekspektasikan DMAS kembali membagikan dividen dengan rasio besar. Kami memproyeksikan dengan cukup konservatif dengan asumsi dividend payout ratio sebesar 90 persen sehingga total dividen DMAS sekitar Rp32 per saham yang dibagi menjadi dua periode masing-masing 50 persen. Artinya, interim dan final masing-masing Rp16 per saham. Dengan menggunakan asumsi harga penutupan 1 November 2024 di Rp163 per saham, berarti total dividend yield DMAS hampir mencapai 20 persen. (atau masing-masing periode interim dan final sebesar 9,88 persen)
Tapi seberapa besar peluang DMAS kembali bagi dividen dua periode seperti sebelum tahun 2023 kemarin?
Menakar Prospek Saham DMAS
Sejak IPO, ada beberapa periode DMAS membagikan dividen hanya satu kali selain di 2023 kemarin, yakni 2015,2016, dan 2018. Dalam kasus 2015 dan 2016, kala itu DMAS juga baru IPO, sedangkan dalam kasus 2018, DMAS mencatatkan penurunan kinerja.
Artinya, dengan kinerja DMAS yang kembali naik, pemegang saham pengendali akan mengambil momentum untuk mengajukan pembagian dividen saham jumbo. Apalagi, kenaikan kinerja saham DMAS bersamaan dengan momentum permintaan lahan dari data center yang meningkat.
Dengan posisi kas per kuartal III/2024 yang cukup mumpuni untuk membagikan 90 persen proyeksi laba bersih menjadi dividen, kami menilai peluang pembagian dividen jumbo bisa terjadi lagi di 2024 ini.
Apalagi, DMAS juga telah mendapatkan pinjaman dari BMRI senilai Rp1,5 triliun dengan tenor 5 tahun pada 1 November 2024. Kabarnya, dana pinjaman dari BMRI itu akan digunakan untuk pengembangan di kawasan Deltamas. Kredit dari BMRI itu dijamin dengan aset tanah di Kota Deltamas.
Artinya, rencana penambahan persediaan landbank tidak akan mengotak-atik dari hasil laba yang bisa dioptimalkan dari dividen. Walaupun, tetap ada kemungkinan kredit ini menjadi penambah modal untuk akuisisi landbank dari hasil keuntungan bisnis.
Pertanyaannya, DMAS yang dikenal sebagai salah satu emiten zero debt, apakah akan terbebani dengan utang hingga Rp1,5 triliun ini?
Dengan tambahan utang Rp1,5 triliun ini, rasio debt to Equity ratio (DER) DMAS masih cukup terkendali di 0,21 kali. Untuk beban keuangannya perlu dipantau dengan tingkat bunga kredit yang diberikan oleh BMRI.
Namun, setidaknya dengan adanya pinjaman ini menjadi tambahan angin segar adanya potensi penambahan land bank yang menjadi salah satu concern terkait prospek saham DMAS tersebut. Apalagi, sejauh ini manajemen DMAS berkukuh untuk mencari lahan yang masih di dekat area Deltamas tersebut ketimbang membuka area baru.
Catatan untuk prospek DMAS ke depannya, perseroan masih mencatatkan kontribusi pendapatan dari recurring income yang sangat rendah hanya Rp24 miliar dari total pendapatan Tp1,68 triliun.
Dalam public expose pada Akhir Agustus 2024, manajemen DMAS mengungkapkan, perseroan berencana membangun pendapatan berulang (recurring income) yang lebih besar.
Sumber Recurring income DMAS antara lain berasal dari suplai air bersih, pengelolaan air limbang, maintenance fee, serta pendapatan dari service apartemen hingga rental gudang kepada tenant yang masuk area Deltamas. Perseroan menargetkan ke depannya recurring income itu bisa menutup seluruh biaya operasional perseroan.
Perkembangan Landbank DMAS
Dari data laporan keuangan DMAS per kuartal III/2024, luas landbank perseroan yang belum dikembangkan mencapai 2,4 juta meter persegi.Jumlah itu turun 300.000 meter persegi dibandingkan dengan 2,71 juta meter persegi pada akhir 2023.
Sementara itu, DMAS memiliki nilai tanah dan bangunan yang sedang dikembangkan mencapai Rp3,26 triliun, sedangkan yang siap dijual sekitar Rp144 miliar.
Dari data laporan keuangan DMAS per kuartal III/2024, luas landbank perseroan yang belum dikembangkan mencapai 2,4 juta meter persegi.Jumlah itu turun 300.000 meter persegi dibandingkan dengan 2,71 juta meter persegi pada akhir 2023.
Sementara itu, DMAS memiliki nilai tanah dan bangunan yang sedang dikembangkan mencapai Rp3,26 triliun, sedangkan yang siap dijual sekitar Rp144 miliar.
Sebelumnya, manajemen DMAS mengungkapkan perseroan juga fokus untuk penambahan landbank sebagai raw material perseroan yang berada di sektor real estate dalam public expose pada akhir 2023. Saat itu, manajemen mengungkapkan perseroan tengah melakukan pembebasan lahan di area yang berdekatan dengan kota Deltamas. Namun, detail lahan tersebut belum diungkap lebih detail dengan alasan masih confidential hingga transaksi terjadi.
Kesimpulan
Jadi, semenarik apa saham DMAS? jawabannya cukup menarik jika proyeksi dividen kembali normal dan sesuai perkiraan kami. Pasalnya, dengan begitu tingkat dividend yield cukup optimal, apalagi harga saham DMAS masih cukup murah.
Dari perhitungan kami dengan menggunakan PBV band, harga wajar DMAS berada di area Rp180 per saham, sedangkan dengan PBV Justified serta proyeksi kinerja 2024 dari hitungan kami, harga wajar DMAS ada di Rp312 per saham.
Secara historis, harga saham DMAS sempat berada di Rp300-an per saham pada akhir 2019.
Menurutmu, seberapa menarik saham DMAS saat ini? (yang pasti saham ini kurang menarik untuk jangka pendek karena harga sahamnya cuma sering naik jelang pembagian dividen).
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini