Saham MMLP Diborong Boy Thohir Hingga Dilirik ASII, Begini Prospeknya
Saham MMLP meroket dalam dua hari perdagangan terakhir setelah ada kabar ASII terkait untuk akuisisi. Terlepas dari kabarnya benar atau tidak, seberapa menarik saham MMLP ini?

Mikirduit – Ada kabar menyebutkan ASII berencana mengambilalih sebagian saham MMLP. Meski belum ada angka detailnya, kabarnya ASII akan mengambil porsi mayoritas yang saat ini dikendalikan oleh PALM. Lalu, apa spesialnya saham MMLP ini?
Highlight
- ASII dikabarkan tertarik mengakuisisi mayoritas saham MMLP yang saat ini dikuasai PALM, meskipun belum ada kepastian kesepakatan.
- MMLP memiliki bisnis pergudangan dengan pendapatan berulang dari penyewa besar seperti Lazada dan DHL, namun laba bersihnya turun 30 persen pada kuartal I/2025.
- Valuasi saham MMLP saat ini dinilai mahal karena kinerja laba yang menurun, sehingga investor disarankan berhati-hati menanti kejelasan rumor akuisisi oleh ASII.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
MMLP adalah emiten pergudangan yang IPO pada 2015. Saat IPO, pengendali akhir dari MMLP adalah Hungkang Sutedja, yang kini masih menjabat sebagai Presiden Direktur perseroan.
Hungkang Sutedja mengendalikan MMLP melalui PT Mega Mandiri Properti. Namun, Mega Mandiri Properti sudah melepas seluruh saham MMLP pada akhir 2024 dengan harga transaksi Rp443 per saham.
Kini, MMLP pun sudah dikuasai oleh PT Suwarna Arta Mandiri, yang merupakan anak usaha dari PALM. Suwarna masuk ke MMLP melalui tender offer senilai Rp350 per saham dengan opsi mengambil saham sebanyak-banyaknya 40,2 persen dari total saham beredar.
Suwarna pun menjadi pengendali MMLP setelah memegang 49,23 persen saham tersebut.
Di sisi lain, MMLP juga sempat dikaitkan dengan ekosistem GOTO pada 2022. Isu itu beredar karena sejumlah saham MMLP dimiliki oleh Provident Capital milik Boy Thohir yang kala itu masih menjabat sebagai komisaris GOTO.
Namun, rumor tersebut hanya berhembus tanpa ada realisasi lebih lanjut hingga saat ini. Sampai akhirnya, muncul kabar ASII yang juga punya investasi di GOTO, dikabarkan tertarik mengakuisisi MMLP.
Pertanyaannya, memang seberapa menarik MMLP ini hingga jadi banyak yang melirik untuk diakuisisi?
Bisnis MMLP
Hingga kuartal I/2025, MMLP mengelola 13 aset pergudangan yang tersebar di Jabodetabek dan Jawa Timur. Total area yang disewakan oleh MMLP itu mencapai 546.000 meter persegi.
MMLP juga masih memiliki 60 hektar landbank yang tersebar di berbagai lokasi seperti, kawasan industri MM2100 Industrial Estate seluas 21 hektar, Delta Silicon seluas 24 hektar, Bandara Soekarno Hatta seluas 8 hektar, Gresik seluas 8 hektar.
Beberapa klien MMLP antara lain, mulai dari UNVR, Lazada, DHL, LF Logistick, Yamaha, Havi, Maersk, Syngenta, KLBF, HMSP, hingga Shopee.
Secara model bisnis, MMLP ini juga cukup menarik karena bisnisnya menghasilkan pendapatan berulang. Dengan begitu potensi pertumbuhan kinerja akan tergantung dari ekspansi penambahan gudang serta kenaikan okupansi penyewa gudangnya.
Namun, hingga kuartal I/2025, MMLP mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 30,34 persen menjadi Rp20,66 miliar. Penurunan laba bersih itu didorong dari penurunan pendapatan 0,99 persen menjadi Rp86,24 miliar dengan kondisi ebban operasional naik 7,31 persen menajdi Rp26,72 miliar. Sehingga laba usaha turun 4,32 persen menjadi Rp59 miliar.
Serta, adanya kenaikan beban keuangan sebesar 0,54 persen menjadi Rp36,53 miliar sehingga laba bersih MMLP tertekan.
Dari segi pendapatan, tekanan kinerja MMLP datang dari hampir seluruh sektor. Tercatat hanya permintaan dari pihak berelasi dan lain-lain yang mencatatkan kenaikan tipis. Sementara itu, sumber pendapatan utama MMLP dari sewa gudang turun tipis 0,81 persen menjadi Rp77,2 miliar.
Dua penyewa utamanya, yakni PT Lastana Express Indonesia yang merupakan afiliasi Lazada, serta DHL memang mencatatkan penurunan kontribusi ke pendapatan MMLP masing-masing sebesar 0,01 persen.
Rencana dan Target MMLP 2025
Manajemen MMLP menargetkan pertumbuhan kinerja pendapatan dan EBITDA yang cenderung moderat sepanjang 2025, yakni sekitar 3-5 persen. Namun, untuk laba bersih, manajemen tidak memasang target khusus karena akan tergantung dengan faktor non-operasional seperti penyesuaian nilai wajar properti investasi dan biaya keuangan.
Untuk 2025, perseroan juga mengalokasikan belanja modal Rp100 miliar. Belanja modal itu akan digunakan untuk dua proyek, yakni pembangunan kawasan Blok H di MM2100 dan Proyek untuk PT Expro Indonesia, perusahaan penunjang migas hingga energi baru terbarukan seperti Panas Bumi.
Terkait kerja sama antara MMLP dengan Expro yang berada di bisnis migas, perseroan menargetkan akan merampungkan gudang migas pada 2026. Dari segi potensi pendapatan dinilai cukup signifikan karena dengan ukuran lahan 15.000 meter persegi, pendapatannya bisa mencapai setengah dari pendapatan yang diperoleh dari gudang-gudang ukuran 30.000 meter persegi.
Di sisi lain, MMLP mengungkapkan memiliki beberapa calon klien baru dan dalam penjajakan, termasuk dari China. Targetnya realisasi kerja sama tersebut bisa rampung hingga akhir 2025.

Kesimpulan
Harga saham MMLP per 21 Juli 2025 berada di level Rp585 per saham, yang sama dengan harga IPO pada 2015. Apakah berarti setelah hampir 10 tahun IPO, kini harga itu sudah murah?
Jawabannya tentu tidak juga. MMLP mencatatkan laba bersih hingga Rp342 miliar pada 2016. Sementara itu, mereka mencatatkan laba bersih sekitar Rp242 miliar pada 2024. Artinya, jika tren laba bersih terus turun, valuasi MMLP dengan harga per 21 Juli 2025 masih sangat tinggi.
Kecuali, dengan asumsi proyeksi ke depan seperti ada tambahan pendapatan dari kerja sama dengan Expro Indonesia serta calon klien dari China yang membuat laba bersih MMLP tumbuh ke Rp300 miliar hingga Rp500 miliar. Bukan tidak mungkin harga saham MMLP bisa kembali ke Rp800 - Rp900 per saham saat beberapa bulan pasca IPO di 2015 silam.
Untuk saat ini, fluktuasi saham MMLP terkait dengan rumor ASII yang tertarik akuisisi MMLP. Namun, itu baru bersifat rumor, dan harga saat ini sudah di harga yang lebih tinggi dari transaksi jual-beli PALM serta setara IPO.
Kami menilai untuk saat ini posisi harga sudah cukup tinggi dengan menggunakan asumsi volatilitas yang tinggi. Dengan proyeksi laba bersih MMLP di 2025 masih koreksi, kami menilai ada peluang saham MMLP untuk konsolidasi di harga yang lebih murah terlebih dulu setelah story dengan ASII berakhir dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan.
Terkait bisnis pergudangan, ASII punya perusahaan patungan bersama Hong Kong Land dan LOGOS SE Asia Pte. Ltd yang didirikan pada 2022.
Perusahaan patungan itu dibangun untuk mengelola dan mengembangkan fasilitas pergudangan logistik yang modern.Dalam perusahaan patungan itu ASII bersama Hong kong Land dan Logos memiliki porsi kepemilikan masing-masing 50 persen.
LOGOS disebut memiliki beberapa portofolio gudang seperti di Cibitung, Cileungsi, Cikarang, dan Pondok Ungu. Lalu, apakah jika MMLP diakuisisi ASII akan dimasukkan dalam proyek pergudangan Grup Astra tersebut?
Bagi Grup ASII, konsolidasi bisnis MMLP tidak terlalu signifikan sehingga kami menilai pengaruhnya ke fundamental ASII tidak begitu besar.
Kami sudah merekap 14 saham yang masih belum berfluktuasi tinggi, tapi punya potensi mencatatkan kinerja kuartal II/2025 yang menarik di Mikirsaham.com
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan-nya. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini