Saham Bluechip Turun Terus, Averaging Down atau Skip?

Saham bluechip terus turun dan siapa yang galau serta bingung berapa nih harga bottomnya? simak alasan kenapa mereka terus turun dan apa yang harus dilakukan?

Saham Bluechip Turun Terus, Averaging Down atau Skip?

Mikirduit – Siapa yang makin resah karena portofolio-nya turun makin dalam? secara teori penurunan dalam ini jadi momen untuk serok, tapi setelah serok ternyata makin dalam. Sebenarnya, kenapa bisa begini dan apa yang sebaiknya dilakukan? kami akan ulas strategi manajemen cash dan serok untuk saham fundamental oke yang lagi turun. 

Sebenarnya, salah satu tekanan pasar terjadi saat long weekend 23-24 Mei 2024. Saat itu rilis skrip rapat FOMC pada awal Mei 2024.Hasilnya, sebenarnya tidak ada yang mengejutkan, tapi lebih mengarah kepada penurunan suku bunga mungkin tidak akan turun pada 2024. Soalnya, posisi inflasi AS dinilai tidak mencatatkan perkembangan mendekati target 2 persen dalam beberapa bulan terakhir. 

Bahkan, salah satu pernyataan yang bikin gempar adalah sebagian kecil pejabat The Fed menilai perlunya kenaikan suku bunga sekali lagi. Hal itu lantas sempat membuat pasar saham Amerika Serikat (AS) juga berdarah-darah. Namun, sentimen itu baru masuk ke Indonesia pada 27 Mei 2024. 

Selain itu, penopang kenaikan pasar saham Indonesia sepanjang 2024 berasal dari segelintir saham yang naiknya anomali. Misalnya, di sektor bahan baku ada AMMN, infrastruktur ada BREN, kesehatan ada SRAJ, dan energi ada DSSA. Keempat saham itu membuat sektornya menguat sepanjang 2024, sedangkan 7 sektor lainnya merah merona. 

Artinya, likuiditas di pasar semakin kecil dan yang naik adalah saham yang bergerak dengan basis bukan fundamental. Dengan begitu, peluang penurunan saham fundamental bagus masih akan sangat besar saat risiko ekonomi meningkat karena posisi suku bunga masih tinggi. 

Lalu, apa yang bisa dilakukan? 

Mengatur Alokasi Averaging Down dan Cash

Kalau melihat forum, banyak yang menyebutkan telah serok saham yang dinilai memiliki fundamental bagus seperti BBRI dan ASII, tapi bukannya naik malah turun. Pertanyaannya, bagaimana strategi averaging down yang tepat saat market belum kondusif seperti saat ini? 

Sebenarnya, kami sudah membuat beberapa strategi averaging down, seperti menggunakan titik support kuat yang jaraknya agak berjauhan agar modal gak keluar terus untuk averaging down, serta menghitung averaging down dari persentase kerugian. Lalu, modal averaging down juga bisa dibagi maksimal 3 kali. Pembagiannya bisa dengan cara piramida, yakni kecil di awal dan besar di akhir, tujuannya agar average harganya bisa menyesuaikan lebih bagus.

Misalnya, kamu punya dana untuk averaging down di satu saham senilai Rp100 juta. Berarti masuk dulu, Rp20 juta di target averaging down pertama. Lalu, masuk Rp30 juta jika menyentuh target averaging down kedua. Serta, Rp50 juta untuk menyentuh target averaging down terakhir. Kalau setelah itu harga saham lanjut turun gimana? yaudah cuekin aja, jangan averaging down terus, semakin besar modalmu, semakin sulit nurunin harga rata-rata. Terpenting, saham yang kamu beli punya fundamental dan prospek bisnis bagus ke depannya.

Strategi averaging down bertahap dengan alokasi modal yang disiapkan ini akan membantumu untuk: 

  • Mengatur alur cash keluar secara bertahap tidak langsung all in karena risiko ekonomi saat suku bunga tinggi masih besar
  • Membatasi modal yang akan digunakan untuk averaging down. Teori saat harga saham turun itu diserok benar, tapi bukan berarti diserok terus. Sayang cash-nya. 

Pertanyaannya, jika sudah melakukan semuanya dan masih turun, apa yang sebaiknya dilakukan? cuekin aja jangan diserok lagi. Jika masih ada modal, pilih saham yang fundamental oke dan masih murah. Jika kamu sudah terbiasa trading, sisa modal juga bisa buat mantau saham-saham aktif untuk peluang cuan jangka pendek.

Prospek Saham KLBF yang Harganya Sudah Turun 30 persen
Saham KLBF salah satu emiten yang memiliki fundamental cukup oke dan risiko kredit rendah. Pertanyaannya, setelah harga sahamnya turun 30 persen, apakah sudah cukup murah untuk diserok?

Apakah Pasar Saham Sudah Tidak Menarik?

Tren pertumbuhan investor ritel setelah pandemi Covid-19 meningkat drastis, kejadian di 2023-2024 ini bisa jadi salah satu kondisi market bearish pertamanya, meski tidak separah market crash di 2020 ketika saat itu bukan saham yang bergerak anomali saja yang disuspensi, tapi pasar saham keseluruhan diberhentikan agar nggak turun lebih dalam alias trading halt. 

Lalu, ada apa pasar saham saat ini? apakah kalah saing dengan crypto? sebenarnya, nggak ada kaitannya juga sama crypto. Toh, kondisi market crypto juga tidak lagi bullish. Permasalahan saat ini adalah karena posisi suku bunga lagi tinggi. Secara teori, kondisi suku bunga tinggi membuat laju ekonomi lebih lambat. Lalu, posisinya saat ini Federal Reserve (The Fed) belum memberikan titik terang kapan suku bunga diturunkan. 

Sementara itu, basis utama pasar saham adalah kinerja bisnis. Saat prospek kinerja bisnis melambat, big fund dengan basis fundamental seperti investor asing akan menahan diri untuk masukkin dana ke pasar saham Indonesia. Bahkan, mereka melakukan taking profit untuk mengamankan modal dulu dengan prospek ekonomi dan bisnis yang cenderung melambat karena suku bunga tinggi. 

Hasilnya, dalam 3 bulan terakhir, investor asing mencatatkan net sell di pasar reguler senilai Rp16,45 triliun. Kemana perginya? ya bisa ke aset yang lebih rendah risiko seperti obligasi US, emas, bahkan mungkin ada yang nyelip ke crypto atau pasar saham AS yang lagi booming NVIDIA, serta pasar saham negara lain yang prospek cerah dengan risiko ekonomi makro lebih rendah. 

Jadi, apa yang harus dilakukan investor ritel lokal? jawabannya adalah mencari saham murah yang fundamental oke dan masuk secara bertahap untuk menjaga rasio cash dingin. Kenapa cash dingin tersedia? untuk masuk saat momen yang tepat seperti beberapa saham bluechip mencapai harga terendahnya. (meski tidak ada yang tahu sedalam apa bottom market ya!)

So, kesimpulannya, jika ingin averaging down, kamu harus atur modalnya berapa banyak. Sisakan modal cash dingin untuk masuk ke saham bagus yang lagi murah. Bisa dibuat 50 persen untuk averaging down dan 50 persen untuk masuk ke saham baru. Bahkan, jika kamu rela, bisa juga mengabaikan averaging down, dan 100 persen dana bisa digunakan untuk masuk ke saham bagus yang lagi murah dan kamu belum punya. 

Jadi, masih perlu galau pas market merah?

Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024

Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:

  • Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
  • Event online bulanan

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini