Rilis Kinerja Kuartal II/2025, MBMA Meroket, MDKA Pasang Surut
Saham MBMA bikin kejutan, setelah rilis laporan keuangan, harga sahamnya meroket signifikan. Meski, realisasi kinerja keuangannya tidak terlalu bagus. Lalu, seberapa menarik MBMA dan MDKA saat ini?

Mikirduit – Grup MDKA (bersama MBMA) telah merilis kinerja keuangan kuartal II/2025. Setelah merilis laporan keuangan kuartal kedia, harga saham MDKA dan MBMA naik tinggi, bahkan MBMA mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA). Memang seberapa menarik prospek kedua saham tersebut?
Highlight
- MDKA mencatat margin yang membaik, tetapi tetap merugi karena pendapatan turun tajam dan porsi laba besar jatuh ke kepentingan non-pengendali.
- MBMA juga mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih signifikan akibat maintenance smelter, meski margin operasional menunjukkan perbaikan.
- Prospek saham MDKA lebih menarik di level harga rendah sekitar Rp1.400, sedangkan MBMA dinilai kurang menarik untuk investasi jangka panjang dan lebih cocok untuk trading jangka pendek.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Jika melihat laporan kuartal II/2025 MDKA, ada dua sisi positif dan negatif.
Dari segi positif, tingkat gross dan operating margin MDKA mencatatkan kenaikan. Gross profit margin naik 12,4 persen dibandingkan dengan 8,11 persen, sedangkan operating profit margin naik menjadi 9,23 persen dibandingkan dengan 5,68 persen.
Namun, dari segi negatif, tingkat pendapatan turun 21,87 persen menjadi 854 juta dolar AS dengan posisi rugi meningkat jadi 15,8 juta dolar AS.
Penurunan pendapatan MDKA didorong oleh penurunan pendapatan dari seluruh sektor bisnisnya mulai dari proyek tujuh bukit (turun 30 persen), proyek wetar (turun 66 persen), dan nikel (MBMA) turun 65 persen. Meski, dari segi bottom line, proyek tujuh bukut mencatatkan kenaikan laba sebelum pajak sebesar 36 persen menjadi 58 juta dolar AS.
Adapun, posisi rugi MDKA disebabkan komposisi kepentingan non-pengendali yang cukup besar. Dengan laba periode berjalan 8,29 juta dolar AS, laba yang diatribusikan untuk kepentingan no-pengendali tembus 24,09 juta dolar AS, sehingga laba untuk pemilik entitas induk menjadi tercatat rugi 15,8 juta dolar AS.
Dua entitas yang memiliki porsi kepentingan non-pengendali cukup besar adalah dari MBMA dan PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS).
Di sisi lain, MDKA akan mendapatkan tambahan cash segar dari pembayaran utang usaha oleh EMAS via dana right issue dengan total Rp3,8 triliun. Meski, kami belum mendapatkan informasi detail target penggunaan dana cash Rp3,8 triliun hasil pembayaran utan usaha dari EMAS ke MDKA tersebut.
Sementara itu, tantangan besar dari MDKA adalah penambangan emas di Tujuh Bukit sudah mulai masuk ke tahap yang kurang ekonomis. Pasalnya, kandungan emas mulai berkurang dan lebih banyak tembaga.
Untuk menggali emas, MDKA harus mengeluarkan biaya lebih besar karena lokasinya semakin dalam. Pembukaan area tambang harus dilakukan semakin lebar. Risikonya, jika open pit semakin lebar itu bisa berdampak terhadap risiko produksi maupun lingkungan.
Kandungan emas di tambang perseroan per 2024 itu rata-rata sekitar 0,6 gram - 0,8 gram per ton bijih. Angka ini sudah jauh lebih rendah dari awal pembukaan lahan pada 2017 yang mencapai 3-4 gram per ton bijih.
MDKA juga akan melirik kemungkinan bangun proyek tambang bawah tanah di Tujuh Bukit. Namun, baru sampai pada tahap feasibility study. Saat ini, masih dalam proses pengajuan izin analisa mengenai dampak Amdal.
Untuk smelter, MDKA disebut tidak akan membangun smelter tembaga dan cenderung memanfaatkan fasilitas smelter dari Freeport yang ada di Jawa Timur juga.
Saham MBMA
Sementara itu, MBMA juga mencatatkan kenaikan harga yang signifikan setelah merilis laporan keuangan kuartal kedua. Meski, realita laporan keuangan MBMA juga lagi turun signifikan.
Pendapatan MBMA turun 31,89 persen menjadi 627 juta dolar AS yang disebabkan oleh adanya maintenance smelter sepanjang kuartal kedua sehingga pendapatan menjadi kurang optimal. Lalu, dari segi laba bersih turun 71 persen menjadi 5,72 juta dolar AS.
Seperti MDKA, meski pendapatan turun, ada beberapa poin positif dari kinerja MBMA, yakni dari gross dan operating margin yang membaik.
Gross profit margin MBMA naik menjadi 7,86 persen dibandingkan dengan 6,86 persen, serta operating profit margin juga membaik menjadi 5,71 persen dibandingkan dengan 5,36 persen.
Selain itu, salah satu yang positif bagi MBMA lainnya adalah pemulihan laba bersih kepada entitas induk dari rugi 3 juta dolar AS pada kuartal I/2025 menjadi laba 5,85 juta dolar AS. Meski begitu, hal ini lebih kepada catatan kepentingan non-pengendali saja.
Laba bersih MBMA turun 71 persen karena adanya kontribusi kepentingan non-pengendali yang cukup besar hingga 22 juta dolar AS, sehingga dari total laba senilai 28 juta dolar AS, sisa laba bersih untuk entitas induk hanya 5,85 juta dolar AS.
MBMA sendiri mulai mengoperasikan beberapa smelter sepanjang 2025:
- Smelter HPAL milik PT ESG New Energi Material Train B diproyeksikan bisa produksi 10.000 ton nikel dalam MHP (kuartal I/2025 sudah produksi 4.569 ton nikel dalam MHP)
- Smelter HPAL kedua milik PT Meiming New Energi Material yang masuk tahap commisioning (dalam 4-9 bulan harusnya bisa beroperasi komersial). Terakhir, di April 2025, smelter ini baru dapat izin usaha industri.
- Smelter HPAL ketiga milik PT Sulawesi Nickel Cobalt di IMIP dengan target bisa comissioning pada pertengahan 2026

Seberapa Menarik Kedua Saham Ini?
Kami menilai MDKA menarik dilirik jika berada di Rp1400-an per saham, sedangkan MBMA dengan posisi pendapatan turun karena maintenance menjadi kurang menarik karena saat turnaround, posisi harganya sudah cukup tinggi.
Untuk saham nikel dengan basis smelter HPAL masih diuntungkan dari harga produk MHP yang naik (apalagi porsi harga MHP terhadap harga nikel induknya naik hingga 85 persen). Sehingga, posisi sekarang belum menjadi posisi best price untuk melirik MBMA kecuali untuk trading.
Mau Belajar Cara Pilih Saham yang Cuan Secara Mandiri?
Mikirduit menyelenggarakan Bootcamp Short Course Stockverse: Cara Pilih Saham Cuan Secara Mandiri yang memiliki beberapa rangkaian seperti:
- Video edukasi dasar (akses Lifetime untuk bagian video edukasinya di Mikirsaham.com )
- Mengombinasikan Psikologis vs Hasil Analisis untuk Cuan Optimal + Praktek Analisis Saham ala Mikirduit
- Belajar analisis teknikal bersama tim trader Mikirduit
- Praktek analisis saham secara mandiri dan dievaluasi serta diskusi dengan Founder Mikirduit
- Market Outlook 2026
Akses video edukasi akan dibuka mulai 1 Oktober 2025, serta acara online akan diadakan dalam 3 pertemuan, yakni pada:
- Sabtu, 1 November 2025, Pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai
- Sabtu, 8 November 2025, Pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai
- Minggu, 9 November 2025, Pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai
Untuk tahap awal, kami membuka pendaftaran inden (sebelum materi video edukasi dibuka) sebagai pre-sale tahap 1 dengan diskon lebih dari 60% menjadi Rp1,5 juta Rp350.000 hanya berlaku hingga 30 September 2025 (Kuota Sisa 15 Lagi).
Daftar Sekarang dengan Klik di Sini
Harga pendaftaran setelah 30 September 2025:
- Harga pre-sale 2: Rp750.000 (Berlaku 1-15 Oktober) -> Kuota 100 peserta
- Harga Pre-sale 3: Rp1 juta (16-25 Oktober) -> Kuota 100 Peserta
- Harga Normal: Rp1,5 juta (26 - 31 Oktober 2025)