Prospek NOBU dari Sinyal Harga MTO hingga Nasib Hubungan dengan BABP

Hanwha Life disebut telah menyelesaikan pembayaran akuisisi NOBU, yang jika ditaksir perkiraan harga di Rp1.100 per saham. Lalu, bagaimana prospek NOBU dan rencana merger dengan BABP?

saham NOBU

Mikirduit – Setelah berlarut-larut rencana akuisisi merger NOBU-BABP yang mandek. Akhirnya, Hanwha Life Insurance dari Korea Selatan mengakuisisi 40 persen saham NOBU. Lalu, bagaimana prospek ke depannya saham NOBU?

Highlight
  • Hanwha Life Korea Selatan resmi mengakuisisi 40% saham NOBU dengan harga premium sekitar Rp1.100 per saham, memicu potensi mandatory tender offer.
  • Kinerja NOBU melonjak dengan laba bersih naik 133% pada 2024, tapi agresivitas kredit berisiko meningkatkan NPL dan memicu ketidakstabilan.
  • Prospek merger NOBU-BABP masih terbuka, namun tingkat NPL tinggi di BABP bisa menambah risiko dan ketidakpastian kelanjutan aksi korporasi.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Harga saham NOBU sempat naik 33 persen dalam sepekan setelah ada transaksi crossing di pasar nego sekitar Rp3,3 triliun dengan menggunakan broker Ciptadana Sekuritas pada 26 Juni 2025. Transaksi itu disebut selaras dengan periode penyelesaian pembayaran Hanwha Life yang mengakuisisi 40 persen saham NOBU.

Jika transaksi itu adalah pembayaran transaksi oleh Hanwha Life, berarti harga beli saham NOBU cukup premium di PBV 2 kali sekitar Rp1.100 per saham, dengan posisi book to value per share saat ini sekitar Rp500 per saham.

Lalu, apakah ada mandatory tender offer? jika terjadi perubahan pengendali berarti wajib dilakukan mandatory tender offer.

Dalam keterangan resminya, Hanwha Life Insurance mengakuisisi NOBU dengan mengambil kepemilikan dari tujuh pemegang saham yang terkait Grup Lippo seperti, PT Putera Mulia Indonesia, PT Prima Cakrawala Sentosa, PT  Star Pacific Tbk., PT Inti Anugerah Pratama, PT Ciptadana Capital, PT Lenox Pasifik Investama Tbk., dan PT Multipolar Tbk. 

Dengan asumsi harga beli Hanwha di Rp1.100 per saham, berarti harga mandatory tender offer akan mengikuti harga tertinggi, yakni harga transaksi Hanwha tersebut. Pasalnya, harga rata-rata tertinggi dalam 3 bulan sejak pengumuman aksi korporasi pada 31 Januari 2025 sekitar Rp660 per saham.

Dengan begini, bagaimana prospek NOBU ke depannya serta kabar rencana merger dengan BABP?

Jika melihat transaksi ini, KPG sebagai bagian Grup MNC masih memegang saham NOBU sekitar 9,9 persen, sedangkan Grup Lippo melalui Prima Cakrawala Sentosa juga memegang 9,9 persen saham BABP. 

Sebelumnya, NOBU dan BABP sempat menjajaki rencana merger pada 2023 untuk memenuhi ketentuan minimal modal inti Rp3 triliun dari OJK. Namun, dalam perjalanannya, posisi modal inti kedua bank tersebut sudah mencapai batas minimal dari OJK.

Dari sisi OJK mengungkapkan, rencana merger antara NOBU dan BABP sejauh ini masih berlangsung. Belum ada sikap resmi dari kedua belah pihak untuk memutus rencana sebelumnya. 

Seperti dikutip dari IDN Finansial, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, kehadiran investor baru NOBU menunjukkan proses merger masih dalam pertimbangan, meski keterlibatan pihak yang lama belum sepenuhnya ditutup. 

"Secara prinsip, konsolidasi antara BABP dengan NOBU masih berlangsung, terutama sudah terjadi kepemilikan silang antar kedua bank tersebut," ujarnya.

Kebijakan Konsolidasi Bank

Sebelum pandemi Covid-19, ada aturan OJK yang mewajibkan investor asing mengakuisisi minimal dua bank di Indonesia. Hal itu terlihat dari aksi akuisisi merger bank yang terjadi pada periode 2016-2019 seperti:

  • CCB (China) akuisisi Bank Windu (MCOR) dan Bank Antar Daerah
  • APRO Financial (Korea Selatan) akuisisi Bank Andara dan Bank Dinar (DNAR)
  • IBK Bank (Korea Selatan) akuisisi Bank Agris (AGRS) dan Bank Mitraniaga (NAGA)
  • Shinhan Bank (Korea  Selatan) akuisisi Bank Metro Express dan Centratama National Bank

Selain itu, ada juga kebijakan single presence policy, yakni pengendali satu bank yang ingin mengakuisisi bank lainnya harus melakukan konsolidasi. Jika tidak ingin konsolidasi bisa melakukan akuisisi 2 bank untuk dikonsolidasi. Untuk poin ini berlaku ke investor asing maupun lokal. Beberapa bank yang mengalami konsolidasi karena kebijakan ini antara lain:

  • MUFG: merger Bank Danamon dengan Bank Nusantara Parahyangan
  • Sumitomo: merger Bank BTPN dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
  • BCA: merger bank Royal dengan Rabobank Indonesia
  • Bangkok Bank: kantor cabang Bangkok Bank di Indonesia dilebur dengan Bank Permata

Di sisi lain, ada kasus spesial seperti yang terjadi di BBKP. Kookmin Bank hanya mengakuisisi BBKP tanpa ada akuisisi bank lainnya, serta jumlah kepemilikannya di atas 40 persen alias 67 persen. Sebelumnya, OJK menerbitkan aturan batas kepemilikan bank dan lembaga keuangan non-bank atas saham bank itu maksimal 40 persen.

Namun, jika dalam kasus khusus seperti bank dalam kondisi pengawasan khusus ada pelonggaran. Misalnya, bisa beli di atas 40 persen, tapi dalam 15 tahun harus disesuaikan lagi. Lalu, minimal akuisisi 2 bank pun tidak berlaku lagi. Hal itu terjadi di BBKP yang memang sejak sebelum pandemi Covid-19 sudah mulai sakit, dan kini memasuki periode pemulihan.

Dari kondisi ini, kami belum mendapatkan update apakah dorongan untuk akuisisi minimal 2 bank ini masih berlaku atau tidak. Jika masih berlaku, ada potensi transaksi akuisisi-merger NOBU-BABP berlanjut. Namun, memang belum ada detail skema terkait ini. (Hanya sekadar melihat peluang transaksi itu tetap terbuka).

Adu Kinerja 12 Saham Bank yang Rilis Laporan Mei 2025
Saham bank mana yang cuan? Intip kinerja 12 bank besar & peluang cuan jelang potensi penurunan suku bunga tahun ini!

Prospek Saham NOBU

Perkembangan saham NOBU di bawah Grup Lippo memang cenderung tenang dari hingar bingar aksi korporasi. Beberapa aksi korporasinya pun cukup unik seperti right issue untuk membeli gedung pada 2021. Dari sisi kinerja juga cenderung stagnan hingga pada 2024 mencatatkan hasil laba yang cukup agresif.

Jelang diakuisisi Hanwha Life, kinerja keuangan NOBU melesat dengan mencatatkan kenaikan laba bersih 133 persen menjadi Rp329 miliar. Kenaikan laba bersih itu didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 34,97 persen menjadi Rp992 miliar.

Kenaikan laba bersih NOBU itu didorong oleh efisiensi operasional perseroan yang terlihat dari penurunan cost to income rasio (CIR) yang susut menjadi 58,12 persen dibandingkan dengan 75,21 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Dari segi rasio kredit bermasalah pun tercatat masih di bawah 1 persen. Untuk gross sekitar 0,47 persen, serta net-nya sekitar 0,35 persen.

Tren pertumbuhan kinerja NOBU juga berlanjut ke kuartal I/2025. Laba bersih NOBU naik 115 persen menjadi Rp110 miliar dengan penopang dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 32 persen menjadi Rp284 miliar, serta operasional yang efisien terlihat dari CIR yang terjadi di 52 persen.

Namun, agresivitas penyaluran kredit NOBU yang terlihat di 2024 naik sebesar 33 persen menjadi Rp20 triliun berpotensi jadi pedang bermata dua. Hingga kuartal I/2025, tingkat NPL gross NOBU naik menjadi 0,6 persen dibandingkan dengan 0,47 persen pada akhir 2024. 

Jika mayoritas penyaluran kredit baru yang cukup besar di 2024 itu berisiko bermasalah bisa menciptakan ketidakstabilan terhadap peluang ekspansi selanjutnya. Apalagi, agresivitas ekspansi kredit dilakukan jelang pergantian pengendali. 

Apalagi, jika aksi merger NOBU-BABP terus berlanjut. Kondisinya dari segi NPL, BABP cukup tinggi sekitar 4 persen. Hal ini membuat nantinya pengendali kedua bank baru tersebut butuh periode pemulihan kinerja bank hasil merger. 

Meski, ada potensi peluang akuisisi merger tidak jadi mengingat tingkat NPL yang cukup tinggi tersebut.

Kesimpulan

Lalu, apakah saham NOBU menarik? kami menilai jika asumsi harga beli NOBU oleh Hanwha benar di Rp1.100 per saham, berarti ada potensi jelang mandatory tender offer ke arah sana. Namun tingkat ketidakpastiannya cukup tinggi, serta volatilitas harga saham NOBU juga sangat tinggi. Bisa dibilang risikonya cukup tinggi.

Momentum saham NOBU antara lain:

  • Pengumuman MTO yang bisa jadi di atas harga pasar saat ini jika transaksi Grup Lippo dengan Hanwha benar di Rp1.100 per saham
  • Pengumuman rencana merger dengan BABP dan NOBU berlanjut atau stop. Kami menilai jika stop itu efeknya netral ke NOBU, jika lanjut bisa ada fluktuasi yang menarik untuk kedua bank.

Telah Rilis Stock Digest Juni 2025 dengan 36 Saham Value Investing Pilihan untuk Jangka Menengah, Dapatkan dengan Join Mikirsaham Sekarang Juga!

Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini