Prospek 12 Calon Saham IPO yang Bisa ARA, Siapa yang Oke?

Lagi banjir saham IPO nih, total ada 15 saham yang siap IPO meski mayoritas saham kecil-kecil, paling besar adalah CNMA. Kira-kira mana yang bisa ARA hari pertama ya? simak reviewnya di sini

Prospek 12 Calon Saham IPO yang Bisa ARA, Siapa yang Oke?

Mikir Duit – Jelang akhir Juli 2023, ada banyak saham yang masuk waiting list untuk listing di Bursa Efek Indonesia nih. Dari catatan kami, ada sekitar 15 calon emiten IPO yang lagi proses book building, yang artinya kita masih bisa beli. Kira-kira, ada yang menarik nggak ya?

Lini bisnis yang IPO pun beragam, mulai dari peer to peer lending, bioskop, holding company yang membawahi media populer, jasa sertifikasi, jasa cybersecurity, hingga penjual oli. Namun, yang paling banyak, tetap sektor real estate, total ada 3 dari 15 saham IPO yang bisnisnya jualan properti tersebut.

Kenapa kami tidak terlalu suka dengan emiten real estate IPO? alasannya ya banyak kasus saham properti yang IPO hanya karena butuh dana untuk beli lahan. Dalam beberapa kasus pernah ada perusahaan yang ngakunya perusahaan properti, tapi belum punya properti. Jadi, dia gunakan dana IPO untuk beli lahan dan jualan. Sebelumnya, bisnisnya adalah jasa manajemen hotel atau apa gitu. (kami tidak ingin sebut emitennya ya)

Dalam beberapa kasus lagi, ada juga emiten real estate yang IPO dan menggunakan dana IPO-nya untuk beli lahan. Menariknya, lahan yang dibeli itu milik pihak terafiliasinya, ya muter-muter dong uangnya?

Untuk itu, kami akan ulas saham IPO non-real estate ya.

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO)

  • Harga IPO: Rp350-Rp450 per saham
  • Target dana: maks Rp112 miliar
  • Bonus waran: tidak ada
  • Penjamin Emisi: Victoria Securities

Calon emiten IPO ini bergerak di bidang jasa penambangan dan sewa alat berat. RMKO terafiliasi dengan salah satu emiten energi di BEI, yakni PT RMK Energy Tbk.

Target dana IPO senilai paling banyak Rp112 miliar itu akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Secara kinerja, RMKO mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan dari segi laba bersih yang disebabkan adanya lonjakan pendapatan dari satu pos pendapatan, yakni jasa penambangan. Kenaikan pendapatan itu berasal dari 1 klien senilai Rp140 miliar. Jumlah pendapatan dari satu klien itu sudah setara beberapa kali lipat dari pendapatan perseroan biasanya yang sekitar Rp20 miliar.

Namun, pendapatan itu mungkin tidak terulang di 2023 karena sumber pendapatan itu dari klien tambang batu bara. Artinya, ada risiko penurunan kinerja di 2023, yang belum dilaporkan oleh perseroan.

Apakah RMKO menarik? menurut kami tidak begitu menarik untuk jangka pendek maupun panjang. Secara model bisnis juga lagi tidak ada pendorongnya. Kecuali, sang penjamin emisi berani jagain hingga bisa auto reject atas di harga pertama.

PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU)

  • Harga IPO: Rp105-Rp110 per saham
  • Target dana: maks Rp103 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin Emisi: Trimegah Sekuritas

Saham mutu ini memiliki lini bisnis yang menarik, yakni jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.

Bisnis perseroan mencakup jasa sertifikasi untuk sertifikasi produk, sistem manajemen mutu, HACCP, sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen keamanan pangan, ekolabel sistem manajemen keamanan informasi, sistem manajemen keselamatan, dan kesehatan kerja, sistem sertifikasi pangan organik, sistem pengolahan hutan produksi lestari, sistem validasi dan verifikasi termasuk verifikasi legalitas kayu, dan lain-lain. Termasuk penilaian kesesuaian sistem manajemen mutu sistem resi gudang, dan sertifikasi industri hijau.

Lalu, perseroan juga punya jasa pengujian laboratorium untuk berbagai sektor bisnis seperti, kesehatan makanan, kontraktor seperti uji kekuatan, ketebalan, daya tahan sebuah bahan baku, uji kinerja mesin motor, mobil, elektronik, telekomunikasi, dan lainnya.

Saham berkode MUTU ini IPO dengan penawaran harga Rp105-Rp110 dengan waran dan penjamin emisinya adalah Trimegah Sekuritas. Dari IPO ini, MUTU menargetkan potensi dana paling besarnya sekitar Rp103 miliar. Nantinya, MUTU akan menggunakan 66 persen dana IPO  untuk belanja modal bikin laboratorium baru, dan 34 persen sisanya untuk operasional.

Secara bisnis, MUTU juga punya bisnis sampingan lainnya, yakni perkebunan kelapa sawit, meski secara kontribusi pendapatan mayoritas dari hasil uji laboratorium dan verifikasi.

Apakah MUTU menarik? secara model bisnis menarik, kami belum menelisik siapa pemimpin pasar dari industri ini, jika MUTU masuk ke dalam big 5 pemain besar maka bisnisnya berpotensi tumbuh konsisten.

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA)

  • Harga IPO: Rp270-Rp288 per saham
  • Target dana: maks Rp2,4 triliun
  • Bonus waran: tidak ada
  • Penjamin Emisi: Indopremier, JP Morgan, Mandiri Sekuritas, dan UBS Indonesia

CNMA akan menjadi emiten bioskop kedua di BEI, setelah sebelumnya CGV sudah melantai di bursa efek dengan kode saham BLTZ. Target nilai IPO CNMA menjadi salah satu yang terbesar dalam angkatan IPO pada Juli-Agustus 2023. CNMA menargetkan paling banyak, bisa menghimpun dana IPO sekitar Rp2,4 triliun.

CNMA melakukan IPO dengan harga penawaran Rp270 per saham sampai Rp288 per saham dan penjamin emisinya ada Indopremier, JP Morgan, Mandiri Sekuritas, dan UBS Indonesia.

Nantinya, dana IPO senilai Rp2,4 triliun akan digunakan untuk 65 persen ekspansi studio bioskop tambahan maupun buka jaringan baru, sisanya 20 persen untuk bayar utang, dan 15 persen untuk operasionalnya.

Jika melihat kinerja keuangan CNMA, perseroan memang akhirnya bisa kembali mencatatkan laba bersih senilai Rp460 miliar pada 2022 setelah berdarah-darah di 2020-2021 akibat pandemi Covid-19. Namun, pencapaian di 2022 masih jauh dari periode sebelum pandemi Covid-19 yang bisa mencapai Rp1,2 triliun.

Artinya, untuk jangka menengah, pertumbuhan kinerja keuangan CNMA masih bisa tumbuh positif lebih jauh agar bisa kembali normalisasi ke era sebelum covid-19.

CNMA bisa menjadi pilihan menarik tapi dengan porsi yang terukur ya, jangan all in. Soalnya, kita tidak tahu apakah setelah IPO langsung naik atau malah sideways dulu. Namun, kalau lihat sentimennya, prospek kinerja di 2023 bakal lebih oke sehingga harga sahamnya oke ya.

Permasalahan CNMA lebih lanjut adalah mereka melepas sekitar 8,33 miliar lembar saham yang jumlahnya cukup banyak. Hal itu akan sulit untuk menaikkan hingga ARA. Kecuali penjamin emisi ada ketentuan khusus hingga bisa membuat CNMA ARA.

PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI)

  • Harga IPO: Rp100-Rp150 per saham
  • Target dana: Maks Rp270 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin Emisi: Reliance Sekuritas

HUMI menjadi calon emiten IPO yang terafiliasi dengan PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS). Bisnis HUMI sendiri adalah jasa sewa kapal.

Seluruh dana IPO digunakan untuk modal kerja dan perkuat permodalan anak usaha. Ya, artinya perusahaan mau ambil modal eksternal untuk jalanin bisnis anak usahanya.

Salah satu yang menarik dari HUMI adalah kontributor pendapatan terbesarnya berasal dari jasa sewa kapal untuk gas alam cair. Biasanya, kalau membawah gas alam cair ini bentuk kontraknya cenderung jangka panjang. Klien HUMI di sewa kapal untuk gas alam cair ini berasal dari BP Berau Ltd. dan PT PLN Gas dan Geothermal.

Selain itu, sumber pendapatan terbesar kedua dan ketiga ada di jasa sewa kapal penunjang kegiatan lepas pantai dan minyak mentah serta bahan bakar minyak. Dalam dua bisnis itu, salah satu klien besarnya adalah PT Pertamina International Shipping.

Apakah HUMI menarik? kalau melihat sekilas bisnisnya mungkin tidak akan seramai di sektor batu bara. Sektor migas Indonesia lagi slowdown. Serta, bisnis migas di Indonesia cenderung dikuasai satu pemain, yakni PT Pertamina (Persero). Ya, HUMI hanya bisa bermain dengan mereka, selain itu paling ada pemain swasta seperti BP Berau Ltd. yang jumlahnya kini bisa dihitung dengan jari. Untuk BP Berau Ltd yang mengelola wilayah kerja Tangguh masih punya kontrak jangka panjang hingga 2055, jika BP Berau terus menjadi klien HUMI, dari segi bisnis akan stabil. Nmaun, untuk pertumbuhan eksponensial tampaknya masih sulit.

PT Zeus Kimiatama Indonesia Tbk. (ZEUS)

  • Harga IPO: Rp100-Rp105 per saham
  • Target dana: Rp110 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin Emisi: NH Korindo

Saham ZEUS memiliki lini bisnis yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan kimia khusus asal Cikarang, Bekasi.

Modal dari IPO itu akan digunakan ZEUS untuk ekspansi beli lahan pabrik, mesin, dan riset serta pengembangan.

Kinerja ZEUS pada 2022 dari sisi pendapatan memang mencatakan kenaika signifikan dari Rp62 miliar menjadi Rp115 miliar. Namun, jika ditelisik lebih dalam lagi, pendapatan itu didorong dari penjualan minyak dan gas senilai Rp56 miliar dan industri pengolahan air Rp40 miliar.

Selain itu, perseroan juga mulai dapat omzet dari beberapa lini bisnis kimia seperti sugar & bioethanol, paint and coating, mineral processing, dan pertambangan, meski jumlahnya jauh lebih kecil dari penjualan minyak dan gas, serta industri pengolahan air.

Apakah ZEUS menarik? jujur melihat model dan skala bisnisnya kami tidak tertarik.

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk. (AKSL)

  • Harga IPO: Rp100-Rp120
  • Target dana: maksimal Rp358 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin emisi: BCA Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas

Kami sudah mengulas secara keseluruhan tentang AKSL di konten [BACA JUGA: P2P Lending Pertama yang IPO di BEI, Gimana Prospeknya]

Secara umum AKSL memang masih merugi. Namun, mereka mau ekspansi dengan akuisisi multifinance. Dengan begitu, mereka bisa lebih ekspansif dalam menyalurkan pembiayaan dan mendapatkan dukungan pendanaan via surat utang maupun perbankan.

Namun, kami menyangsikan kalau prospek itu cukup untuk mengerek harga saham. Belum lagi investor awal yang pasti ingin exit yang berpotensi menekan harga saham perseroan.

Jadi, overall kami tidak terlalu tertarik dengan saham AKSL ini sampai nanti bukti pertumbuhan kinerja setelah akuisisi multifinance bisa benar-benar mulai terlihat.

PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK)

  • Harga IPO: Rp100-Rp105
  • Target Dana: Maks Rp59 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin emisi: KGI sekuritas dan Samuel Sekuritas

FOLK menjadi salah satu saham yang diperbincangkan dalam artian mereka memang memiliki channeling yang lumayan besar di Finfolk. Meski begitu, model bisnisnya bukan sekadar media via Finfolk serta rencana akuisisi USS feeds. Melainkan, dari jualan sepatu dan kosmetik. Justru kedua sumber penjualan itu lebih besar dibandingkan dari medianya.

Penggunaan dana IPO sendiri untuk membangun bisnis agency Finfolk serta akuisisi USS feeds tersebut.

Dengan melihat model bisnisnya, mereka sudah untung, tapi skala bisnisnya masih sangat kecil. Beberapa media massa yang IPO nasibnya berujung tidak likuid seperti Suara.com dan Tempo.co.

Kinerja keuangan dari perusahaan media massa akan tergantung dari iklan. Sedangkan, iklan akan tergantung dari pertumbuhan ekonomi. Kini, saat suku bunga tinggi, risiko pendapatan iklan turun. Seperti Finfolk boleh jadi dapat omzet Rp8 miliar pada 2022. Namun, kinerjanya berpotensi koreksi di 2023.

Kunci dari bisnis media adalah mampu menjaga operasional dengan mereka memiliki berbagai jenis media, bagaimana cost-nya?

Jadi, kami menilai saham FOLK tidak begitu menarik untuk dikejar dalam jangka panjang. Namun, untuk jangka pendek bisa jadi saham ini akan di auto reject atas beberapa kali. [bukan berarti pasti bakal ARA berjilid-jilid hanya perkiraan]

Alasannya, skala saham yang dilepas sedikit, cuma 570 juta lembar doang. harga saham juga murah. Selain itu, ada lagi bukti yang memperkuatnya, yakni historis saham TRIN dan TRUE yang setelah IPO cenderung melejit. kedua saham itu memiliki hubungan secara tidak langsung dengan FOLK, karena ada sosok Bong Chandra. Namun, kini keduanya lesu, TRIN dari sempat di Rp700-an per saham, kini tinggal di Rp200-an. Lalu, TRUE lagi tidur di Rp50-an per saham.

PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI)

  • Harga IPO: Rp130-Rp150 per saham
  • Target dana: maks Rp41,25 miliar
  • Bonus waran: Ada
  • Penjamin Emisi: Indocapital Sekuritas

PPRI ini adalah emiten yang modelnya business to business dalam penjualan kertas dan karton. Sepele ya? tapi salah satu kliennya adalah Grup Salim, tercatat ada tiga emiten yang terkait Grup Salim yang berkontribusi atas pendapatan perseroan di atas 10 persen, seperti Indomaret, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), dan PT Fastfood Indonesia Tbk. (FAST) alias KFC-nya Indonesia.

Namun, sayangnya, sampai 2022, bagian dari Grup Salim yang masih mencatatkan kontribusi penjualan di atas 10 persen tinggal Indomaret sebesar 20,27 persen. Namun, hal itu bisa jadi diimbangi dengan kenaikan porsi penjualan dari klien lainnya. [hal ini perlu diperjelas ke pihak manajemen terlebih dulu]

Nah kekurangan dari saham ini adalah margin keuntungannya masih tipis. Sampai 2022, margin keuntungan kotornya cuma 14 persen, sedangkan margin keuntungan bersihnya tidak lebih dari 3 persen.

Pertanyaan selanjutnya, dengan modal dari dana IPO hanya untuk persediaan, apakah PPRI mampu menaikkan tingkat margin keuntungannya? apakah persediaan yang dibeli sudah ada kliennya? atau yang penting hanya menyediakan saja.

Untuk yang kejar ARA di hari pertama lebih baik skip saham ini. Kecuali yang yakin ini punya prospek jangka panjang. Namun, untuk menyakinkan diri, mending belinya pas setelah IPO sih.

PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR)

  • Harga IPO: Rp100 - Rp110
  • Target dana: maks Rp110 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin emisi: Mirae Asset Sekuritas

Saham CYBR ini seolah menjadi salah satu jawaban dari keresahan banyak bisnis, yakni serangan siber. Apalagi, setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) terkena serangan cyber.

Menariknya lagi, CYBER ini punya beberapa klien yang berkontribusi ke pendapatan lebih dari 10 persen seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. hingga 3 Hutchinson.

Hanya saja, meski bisnisnya seolah menjadi jawaban masalah besar dari pebisnis saat ini, kinerja keuangannya masih rugi.

Apalagi, hasil dana IPO yang digunakan untuk ekspansi menambah tim dan kantor di Indonesia, Singapura, dan Australia. Artinya, setelah IPO bukan berarti kinerjanya membaik, tapi ada potensi mencatatkan kenaikan cost jika jumlah klien yang datang tidak lebih besar lagi dari sebelum IPO.

Kami tidak terlalu tertarik dengan saham jasa konsultasi keamanan siber ini untuk saat IPO, tapi perlu dipantau. Hanya saja, rata-rata saham yang bersinggungan dengan teknologi di Indonesia itu memberikan jasa konsultasi tok yang persaingannya cukup sengit, ujung-ujungnya juga jadi kurang likuid sahamnya.

PT Berkah Mulia Mandiri Tbk. (BITU)

  • Harga IPO: Rp131-Rp140
  • Target dana: maks: Rp77 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin Emisi: NH Korindo

Saham BITU ini adalah penjual aspal dan juga mengelola terminal bahan baku aspal. Sebenarnya, oke banget nih dari segi bisnis karena kebutuhan aspal tidak akan ada habisnya.

Hanya saja, skala perusahaan aspal yang IPO ini masih kecil. Ditambah, dana IPO yang digunakan sebenarnya untuk bayar utang beli tanah, meski disebutnya untuk belanja modal. Artinya, tidak akan ada dana IPO yang bisa digunakan untuk meningkatkan skala bisnis perusahaan.

Jadi, kami memilih tidak tertarik di saham ini. Kecuali jika setelah IPO kinerja keuangannya oke dan sahamnya juga cukup likuid. Mengingat, skala bisnis dan kapitalisasi pasarnya, saham ini termasuk third liner.

PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL)

  • Harga IPO: Rp370-Rp410
  • Target dana: Maks Rp425 miliar
  • Bonus waran: tidak ada
  • Penjamin emisi: Mirae Asset Sekuritas dan BNI sekuritas

ERAL ini adalah calon emiten yang terafiliasi dengan PT Era Swasembada Tbk. (ERAA). Jika ERAA fokus ke bisnis jual gadget smartphone, ERAL ini merupakan bisnis yang fokus di penjualan komputer dan aksesorisnya, serta fashion, termasuk alat olahraga.

Menariknya, dari 5 anak usaha secara langsung, dua anak usaha belum melakukan kegiatan usaha apapun. Dan kedua anak usaha yang belum ngapa-ngapain ini akan baru bergerak setelah dapat dana IPO. Nantinya, PT Master Selam Nusantara akan jualan produk menyelam, sedangkan PT Era Gaya Indonesia akan menjual produk fashion.

Selain itu, ERAL juga menjadi anak usaha ERAA yang melakukan kerja sama bikin perusahaan patungan untuk JD Sports di Indonesia.

Namun, bisnis ERAL ini pesaingnya cukup banyak, serta ada yang sangat spesifik sehingga potensi pertumbuhannya berpotensi terbatas.

Kami tidak tertarik untuk masuk ke ERAL saat atau setelah IPO.

PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk. (LMAX)

  • Harga IPO: Rp160-Rp200 per saham
  • Target Dana: maks Rp17,55 miliar
  • Bonus waran: ada
  • Penjamin emisi: Shinhan sekuritas Indonesia

LMAX adalah produsen oli dengan merek sesuai nama perusahaannya, yakni Lupromax. Brand Oli ini baru didirikan pada 2017. Namun, tidak jelas seberapa besar market share-nya. Pastinya persaingan oli masih dikuasai dari brand yang terafiliasi dengan merek kendaraan, milik SPBU seperti Pertamina dan Shell, serta Federal Oil yang juga dikuasai Exxon Mobil.

Jadi, kami juga menilai saham LMAX tidak cukup menarik bahkan untuk mengincar ARA di hari pertama sekalipun.

Kesimpulan

Sebelumnya, kami sempat menganalisis saham IPO yang berpotensi ARA dari segi pemberian bonus waran dan penjamin emisi sepanjang 2023. Kamu bisa baca aritkelnya di sini sebelum baca lebih jauh kesimpulannya agar konteksnya bisa sesuai.

Nah, dari ke-12 saham IPO ini [di luar saham IPO real estate yang dikesampingkan], kami menilai ada yang menarik. Seperti, saham FOLK yang dijamin emisi oleh KGI Sekuritas yang punya hasil kurang bagus dengan saham IPO-nya, tapi dikombinasi dengan Samuel Sekuritas yang justru punya kinerja tidak ada saham IPO di bawahnya yang anjlok ke bawah IPO dalam jangka pendek.

siapa yang diuntungkan dari saham IPO?

Jadi, apa nih saham IPO yang berpotensi ARA dalam jangka pendek?

Sebenarnya, perlu dilihat lagi detail waktu mereka listing apakah berbarengan atau tidak. Soalnya, semakin banyak saham IPO yang listing barengan, berarti yang ARA juga semakin dikit. Namun, ada beberapa saham yang kami nilai berpotensi ARA di hari pertama [setidaknya hari pertama dulu ya], yakni  MUTU, FOLK, dan ERAL.

Apa alasannya? mereka dijagain oleh penjamin emisi yang lumayan besar dan punya kinerja lumayan. Lalu, kelima saham itu juga tidak melepas sahamnya dalam jumlah yang besar. Sehingga, ada peluang kelima saham itu setidaknya ARA di hari pertama, minimal naik lah.

Bagaimana dengan CNMA? ya CNMA adalah saham IPO dengan perolehan dana terbesar dari angkatan ini. Jumlah saham yang diterbitkan juga banyak. Cukup berat untuk mengerek saham CNMA ARA, jadi kami ekspektasikan paling bagus dia akan naik, tapi nggak sampai ARA.

Lalu, bagaimana dengan saham IPO lainnya? dari skala bisnisnya yang masih kecil peluang ARA ada, tapi jika bersinggungan alias listing bareng dengan kelima saham proyeksi ARA lainnya, ya mereka akan susah naik.

Beberapa yang bisa ARA di luar ketiga saham itu antara lain BITU, CYBR, dan HUMI.

Namun, ini bukan ajakan yuk beli saham IPO tersebut ya, ini hanya opini jangka pendek yang bukan merupakan rekomendasi.

Untuk jangka panjang, kami melihat ada beberapa yang menarik dipantau setelah IPO seperti, PPRI dan BITU, sedangkan untuk jangka menengah bisa memantau CNMA yang berpotensi turnaround story, yakni kinerja keuangannya bangkit lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi.

Kalau ini opini kami, bagaimana dengan proyeksi kamu?

💡
Disclaimer: kami tidak ada masuk ke saham-saham IPO tersebut. Jadi, ini bukan rekomendasi beli atau jual, hanya mengungkapkan opini dari analisis prospektus masing-masing saham IPO.